Pernikahan seharusnya menjadi momen yang paling membahagiakan dan ditunggu oleh pasangan yang saling mencintai. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Noami dan Gilang.
Pasalnya, pernikahan mereka terjadi secara mendadak dan tak mengenakkan akibat kesalahpahaman warga yang mendapati mereka berada di dalam rumah kontrakan Naomi dalam kondisi yang cukup intim.
Warga yang mengira kalau Naomi dan Gilang sudah melakukan tindakan tercela yang mencoreng nama baik desa mereka, memaksa mereka menikah saat itu juga. Tidak punya pilihan, Gilang dan Naomi terpaksa menuruti keinginan warga demi menyelamatkan naman baik mereka sebagai pendatang di sana.
“Meski kita sudah menikah, tapi kamu tidak boleh menuntut hak apapun kepadaku!” Kata Gilang setelah tak lama mereka menjadi pasangan suami istri.
Begitu banyak kesepakatan menyakitkan yang dibuat oleh Gilang ditambah sikap Gilang yang sering mengacuhkannya setelah mereka menikah, membuat Naomi merasa pernikahan yang dijalaninya hanya membuatnya terluka.
Apakah Naomi mampu bertahan dengan pernikahan yang hanya membuat luka untuk dirinya meski sebenarnya tanpa diketahui oleh Gilang jika Naomi sudah mencintai Gilang sejak lama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PML 13 - Menunggu Penjelasan
Gilang terlihat sudah kembali ke rumah setelah tadi sempat berdebat dengan Kala dan Verel. Saat memarkirkan mobil miliknya di garasi dan tak melihat mobil milik Naomi di sana, membuat dahi Gilang mengkerut.
“Kemana dia. Masa dia pergi dari rumah?” Gilang buru-buru masuk ke dalam rumah untuk memastikan kalau Naomi ada di dalam rumah. Namun, saat tubuhnya sudah berada di dalam kamar, Gilang tak menemukan keberadaan Naomi di sana. Sepertinya benar kalau Naomi pergi meninggalkan rumah.
Gilang berusaha untuk tidak memperdulikannya. Dia segera mengganti baju dan membaringkan tubuh di atas ranjang. Meski merasa tidak peduli dengan keberadaan Naomi, namun perasaan Gilang tidak bisa dibohongi. Dia tidak bisa tenang karena Naomi belum juga pulang ke rumah.
Pukul setengah sebelas malam, Naomi akhirnya menunjukkan batang hidungnya. Melihat Gilang yang saat ini berada di dalam kamar, membuat Naomi kaget. Tadinya Naomi pikir kalau Gilang tidak pulang ke rumah mereka malam ini.
“Dari mana saja?” Pertanyaan yang keluar dari mulut Gilang menghentikan pergerakan Naomi yang hendak mengganti baju ke dalam kamar mandi.
Naomi menoleh untuk melihat wajah Gilang yang saat ini menatap wajahnya. “Aku baru aja pulang dari kafe.” Balas Naomi seadanya.
Dahi Gilang mengkerut. “Ngapain kamu malam-malam begini ke kafe?”
Naomi menatap bingung wajah pria itu. Kenapa dia merasa kalai sekarang Gilang peduli pada dirinya. Bukannya sebelumnya Gilang sama sekali tidak peduli padanya?
“Aku bosan sendirian di rumah. Jadi aku memutuskan untuk nongkrong di kafe.”
Gilang tak lagi mengeluarkan suara. Membuat Naomi melanjutkan langkah menuju kamar mandi. “Aneh sekali. Sejak kapan dia peduli kemana pun aku pergi?” Gumam Naomi setelah berada di dalam kamar ma di.
“Dengan siapa dia pergi?” Di luar kamar, Gilang menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat sembari bertanya-tanya dalam hati. Karena terlalu penasaran, Gilang sampai membuka akun media sosialnya dan mencari profil Naomi. Rencananya Gilang ingin melihat postingan Naomi. Karena mungkin saja Naomi membagikan momen keberadaannya tadi di kafe di akun media sosialnya.
“Dia membatalkan pertemanan denganku?” Gilang terkesiap saat melihat akun media sosial Naomi. Selama lima tahun belakangan ini dia memang tidak begitu peduli dengan Naomi. Sampai tidak menyadari kalau sudah sejak lama Naomi membatalkan pertemanan media sosial mereka. Karena akun media sosial Naomi dikunci, membuat Gilang tidak bisa melihat apa saja yang Naomi posting di media sosialnya hari itu.
Tak lama berselang, Naomi sudah keluar dari dalam kamar mandi dengan wajah yang nampak segar karena habis mencuci muka. Gilang yang melihatnya hanya diam sambil menatap datar ke arah Naomi.
“Kenapa dia menatapku seperti itu?” Gumam Naomi dalam hati. Lagi-lagi Naomi dibuat bingung dengan arti tatapan mata Gilang.
Naomi pun berusaha untuk tidak terlalu memperdulikannya. Dia melangkah ke arah meja rias dan mengoleskan krim malam ke wajahnya di sana. Dari pantulan kaca meja rias, Naomi bisa melihat kalau sampai saat ini Gilang masih menatap ke arahnya.
“Ngapain sih dia masih menatapku seperti itu?” Gumam Naomi dalam hati. Lama-lama kesal juga dia melihat tatapan mata Gilang yang tidak bisa lepas dari dirinya.
Di atas tempat tidur, Gilang yang masih memperhatikan pergerakan Naomi entah mengapa merasa menunggu Naomi memberikan penjelasan pada dirinya dengan siapa wanita itu berada di kafe tadi.
“Apa dia berada di sana dengan pria itu?” Gumam Gilang dalam hati mengingat sosok dokter pria yang sering ia perhatikan dekat dengan Naomi.
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya. Terima kasih🌺
Sama-sama saling mencintai tapi juga sama-sama gengsi mengucap rasa mereka