Ketika seorang pria yang bernama Argani, tumbuh menjadi dewasa dan mulai jatuh cinta, ia mendapatkan cobaan yang tak mudah.
Padahal ia di besarkan oleh keluarga kaya, hidup seba mewah dan selalu di layani. Ia juga sebagai pecandu obat-obatan terlarang, bahkan ia juga mempunyai hobby balapan liar dan selalu di juluki singa jalanan.
Tidak salah memang jatuh cinta, tapi cintanya telah jatuh pada Farwa, seorang gadis sederhana, tapi sangat membenci dirinya.
Akankah cinta Argani mampu merubah rasa benci yang di miliki Farwa.
Yuk ikuti kisah mereka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gentra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Argani yang tadinya sedih sambil duduk dan melamun, ia menatap gambar Farwa.
Seketika mata nya membulat lalu tersenyum lebar, dipenuhi dengan kebahagiaan di saat ia menatap layar ponselnya dan ia tahu siapa yang menelpon dirinya.
Dan ternyata itu adalah Farwa betapa sangat bahagia ketika mengetahui itu semua.
Sang Mama kaget melihat perubahan anaknya tiba-tiba seperti itu.
Tanpa pikir panjang lagi Argani langsung menjawab panggilan dari Farwa.
" Halo calon istriku apakah kamu sangat merindukanku? sehingga kamu menghubungiku. Aku sangat bahagia saat ini " kata Argani .
"Aku hanya ingin memberitahu, bahwa aku bersedia menikah denganmu " jawab Farwa di telepon.
Sesaat Argani diam sejenak ia sungguh tidak percaya dengan perkataan Farwa untuk saat ini
" Coba katakan sekali lagi " Argani meminta Farwa untuk mengulangi pernyataannya.
" Aku bersedia menikah denganmu! " Jawab Farwa dengan nada bicara penuh penekan.
"Baiklah kita akan menikah lusa, saya tidak mau menundanya lagi jika ditunda bisa saja kamu berubah pikiran" kata Argani dengan raut wajah dipenuhi dengan kebahagiaan.
Sang Mama yang ada di sampingnya begitu terkejut, ketika anaknya berkata bahwa akan menikah lusa.
Sedangkan Papannya saja belum tentu menyetujui, permintaan anaknya untuk menikah lusa.
Akan tetapi mengapa Argani mengambil keputusan seperti, ini tanpa melibatkan orang tuanya terlebih dahulu.
" Baiklah terserah kamu, saya menunggu! " ucap Farwa lalu mengakhiri panggilan teleponnya.
Argani begitu bahagia saat sang pujaan hati bersedia menikah dengannya.
" Mengapa kamu mengambil keputusan seperti ini, Papamu saja belum tentu setuju kamu menikahi saat ini" kata sama Mama sambil menatap lekat wajah anaknya, yang terlihat sangat bahagia.
" Aku sudah lama menunggu, ketika ada kesempatan aku tidak akan pernah menundanya lagi kalian harus menyetujuinya" kata Argani dengan raut wajah dipenuhi dengan Kebahagiaan.
"Tidak semudah itu, menikah butuh persiapan dan persetujuan dari semuanya" kata Ambar sang Mama dari Argani memberi pengertian terhadap anaknya.
"Pokoknya Mama harus mempersiapkan semuanya, ayo kita pergi membeli barang-barang untuk seserahan dan persiapan pernikahan! " ajak Argani terhadap sang Mama.
Perempuan yang berstatus sebagai Mamanya, merasa kaget ia harus bagaimana.
Suaminya saja belum tentu menyetujui Argani akan menikah lusa sedangkan Argani memaksakan dirinya untuk membeli semua perlengkapan pernikahannya, ia sangat bingung dengan keadaan saat ini.
"Bicara dulu sama Papamu, jika dia setuju maka kita akan pergi membeli semua perlengkapan itu" jawab Ambar.
Ambar bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan Argani, yang masih berada di dalam kamarnya. Ambar sangat pusing dengan menyaksikan anaknya seperti ini, haruskah ia merestui atau menolaknya .
Argani dan Farwa sangat jauh dari status sosial nya bagi mereka adalah kasta sangat penting.
Harga diri mereka akan hancur ketika Argani menikah dengan Farwa hanyalah seorang gadis miskin, yang tidak memiliki kedudukan penting di negara ini.
Setelah kepergian sang Mama, Argani juga ikut menyusul dia rencananya ingin meminta izin terhadap sang Papa.
Setelah beberapa saat ia sudah berada di ruang tengah, di mana terdapat anggota keluarga sedang berkumpul termasuk juga Kakak dan kakak iparnya ada di sana. Padahal di jam segini biasanya sang Papa lagi berada di ruang kerja, kebetulan sekali semuanya sedang berkumpul.
Argani melangkahkan kaki dengan penuh semangat dengan dan senyuman.
"Pa...besok lusa aku akan menikah dengan Farwa" kata Argani tanpa basa-basi lagi.
Betapa terkejutnya sang papa dan juga kakaknya yang berada di sini.
" Tidak bisa seperti itu...Aku tidak setuju kamu harus menikah dengan perempuan itu" kata Adnan Kakak daripada Argani.
"Aku juga tidak setuju! kalau perempuan itu masuk ke rumah ini, maka aku akan pergi dari sini" ancam Starla istri dari Adnan. Starla yaitu menantu tertua di keluarga ini.
"Pergi saja jika kamu mau pergi, aku tidak akan melarangnya" kata Argani sambil tertawa,ia sangat tahu bahwa Kakak iparnya tidak serius dengan ancamannya.
"Kamu jangan egois seperti itu, keluarga kita itu adalah sangat terhormat tidak bisa keluarga kelas menengah masuk ke dalam keluarga kita " kata Adnan dengan tatapan tajam.
" Aku menginginkan Farwa menjadi istriku, itu artinya dia adalah kelasku" jawab Argani dengan nada bicara penuh penekanan.
Malik Ayah dari Argani belum berbicara sepatah kata pun, ia hanya diam sambil memijat pelipisnya yang terasa sangat pusing.
" Ayo katakan, Papa juga tidak menerima perempuan itu kan, masuk ke dalam rumah ini! " kata Starla.
"Jika kalian tidak merestui aku membawa Farwa ke rumah ini, maka aku akan pergi dari rumah ini. Kartu kredit, kunci mobil dan semua fasilitas yang telah diberikan oleh Papa. Aku sudah menyiapkannya akan mengembalikan kepada Papa " kata Argani.
"Tidak! kamu tidak akan pergi dari rumah ini, Ayolah Malik Bicaralah jangan diam seperti itu" kata Ambar.
Ia tidak rela jika anaknya harus pergi meninggalkan rumah ini.
Malik menarik nafas panjang, lalu membuangnya dengan perlahan.
" Baiklah aku akan merestui kamu menikah dengan Farwa, persiapkan pernikahannya" kata Malik.
Tanpa diduga laki-laki tua itu Merestui Pernikahan Argani dan juga Farwa.
Sontak membuat Adnan dan Starla merasa kecewa dengan keputusan sang Papa.
Starla langsung bangkit dari duduknya menghentakkan kaki lalu pergi begitu saja meninggalkan mertua dan suaminya yang masih berada di ruang tengah.
"Starla, tunggu jangan pergi!" kata Adnan sambil mengejar sang istri yang sudah tidak terlihat lagi.
Argani langsung memeluk sang ayah mengucapkan banyak terima kasih, karena sudah merestui dirinya menikah dengan Farwa.
" Terima kasih banyak Pa..sudah menerima Farwa menjadi bagian dari keluarga ini" kata Argani sambil memeluk sang Papa.
Ambar yang menyaksikan ini tidak percaya jika suaminya memberi Restu begitu saja, Ada apakah yang direncanakan suaminya ini sehingga begitu mudahnya mengucapkan kata iya kepada Argani.
"Ayo Ma..kita pergi untuk segera membeli perlengkapan acara pernikahan, Begitu juga dengan barang-barang akan menjadi seserahan nantinya " Argani mengajak sang Mama untuk pergi berbelanja.
Ambar tidak menjawab ajakan dari Argani, ia hanya diam lalu menatap wajah suaminya yang terlihat biasa saja.
"Pergilah berbelanja dengan anakmu!" kata Malik memberikan izin terhadap istrinya untuk berbelanja.
"Tapi, Malik...benar kamu merestui Argani menikah dengan Farwa?" tanya Ambar terhadap suaminya.
Ia belum percaya jika suaminya itu memberikan restu kepada anaknya untuk menikah dengan Farwa.
" kamu tahu aku dari dulu kan! kita menikah sudah lebih dari tiga puluh tahun, Seharusnya kamu tahu aku seperti apa" jawab Malik sambil menatap istrinya.
" Baiklah aku akan pergi bersama nya" kata Ambar sambil bangkit dari duduknya.
Ia akan mengambil tas terlebih dahulu.
Setelah kepergian Ambar, Malik juga ikut pergi meninggalkan Argani yang masih duduk di ruang tengah, menunggu sang Mama kembali.