NovelToon NovelToon
Cinta Sebening Embun

Cinta Sebening Embun

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Tamat
Popularitas:18.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Perjodohan adalah sebuah hal yang sangat
di benci oleh Abraham, seorang pengusaha
muda penerus kerajaan bisnis keluarga nya.

Dia adalah sosok yang sangat di puja dan di
damba oleh setiap wanita, dia merupakan
calon menantu yang sangat ideal dan di
impikan oleh setiap pengusaha dan para
bangsawan yang memiliki anak gadis, jadi
baginya hanya dengan menjentikkan jari
saja, wanita manapun akan dengan senang
hati memasrahkan dirinya untuk merangkak
di bawah kakinya.

Tapi..justru kakeknya, sang pemilik dan
penguasa serta pemegang kendali penuh
dari semua kekayaan keluarganya malah
memilihkan jodoh untuknya.

Dan sialnya lagi..wanita pilihan kakeknya
bukanlah wanita dengan kriteria dan tife
yang selama ini selalu menjadi standard nya.

Abraham sangat membenci keputusan sang
kakek. Namun demi warisan dan kendali penuh
atas segala kekuasaan yang telah di janjikan
padanya. Dengan terpaksa Aham menerima
semua keputusan kakeknya tersebut..

Dan bagi wanita yang juga terpaksa menerima
perjodohan ini..bagaimana kah dia akan bisa
menjalani hidupnya bersama seorang pria yang
sama sekali tidak menginginkan kehadirannya.?

Takdir seakan menjungkir balikan kehidupan
seorang gadis biasa terpaksa yang harus
masuk ke dalam kehidupan sebuah keluarga
yang di penuhi dengan keangkuhan dan
kesombongan akan dunia yang hanya
tergenggam sementara saja..


**Tetaplah untuk selalu di jalanNya..**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Ciuman Pertama

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

♥️♥️♥️♥️♥️

Tidak ada pembicaraan selama mereka berada

di perjalanan. Noah hanya sesekali melirik dan

menatap Naya yang memalingkan wajahnya ke

luar jendela.

Akhirnya mobil yang di bawa Noah sampai ke

halaman depan bersamaan dengan kedatangan

mobil Aham yang menyusulnya di belakang.

Tubuh Naya panas dingin seketika saat

menyadari kedatangan mobil pria dingin itu.

"Ayo turun dear..! tidak perlu takut.!"

Suara Noah membuat Naya melirik dan

mengangguk. Perlahan dia keluar dari dalam

mobil. Di belakang nya Aham terlihat muncul

baru saja keluar dari mobilnya. Keduanya

tampak saling tatap dari kejauhan.

Naya berdiri mematung saat Aham berjalan

kearah nya. Noah yang sudah turun segera menghampiri Naya dan berdiri santai di

sebelahnya seraya menyandarkan tubuhnya

ke badan mobil.

Aham berdiri di hadapan Naya, menatap tajam

penuh aura intimidasi yang kuat.

"Jadi begini cara kerja seorang pelayan pribadi.!

Berkeliaran sepanjang hari, baru kembali saat

malam hari.! "

Suara Aham terdengar berat, tatapannya semakin

menghujam mencecar seluruh diri Naya membuat

dia sedikit gemetar.

"Maaf..! hari ini aku sedikit sibuk.!"

"Setiap hari kamu pulang malam.! wanita macam

apa kamu.!"

Naya mengangkat wajah nya, mata mereka kini

beradu panas.

"Tuan..Aku punya kesibukan sendiri.!"

"Cepat siapkan air panas .!!"

Aham berlalu saat Naya masih ingin melontarkan

protes nya. Noah hanya terdiam seraya menghela

napas, tapi ada seringai tipis di sudut bibirnya.

Naya sekilas menatap Noah yang mengangkat

bahu nya. Tidak lama akhirnya Naya melangkah

menyusul Aham yang sudah lebih dulu masuk.

Tiba di dalam kamar, Naya menyimpan tas milik

nya di atas sofa. Entah kemana Aham karena

laki-laki itu tidak terlihat di sekitar ruangan.

Naya epat-cepat masuk kedalam kamar mandi. Menyalakan air mengisi bathub, kemudian menambahkan busa sabun dan aromatherapy

ke dalam bak tersebut.

Saat semua sudah di rasa siap, Naya berbalik,

namun dia terkesiap saat melihat sosok Aham

telah berdiri di belakang nya. Naya kembali

mundur sedikit menjauh.

"Air nya sudah siap Tuan.."

Lirih Naya seraya menunduk. Aham menatap

tajam wajah Naya yang kini menunduk di

hadapannya. Naya tampak bergerak ke

samping ingin menghindar mencari jalan

keluar.

"Bukakan pakaianku..!"

Naya tersentak, langsung membeku di tempat.

Dia menggigit kuat bibir nya.

"Cepat, apa yang kamu tunggu.!"

Dengan ragu Naya maju kehadapan Aham,

kemudian perlahan tangannya mulai bergerak

membuka kancing kemeja Aham yang tampak

menatap lurus wajah nya. Naya memejamkan

mata saat kancing kemeja itu mulai terbuka

satu persatu menampilkan dada kekar Aham

yang ada di baliknya.

Dalam ketegangan yang dirasakannya, tiba-tiba

Naya terperanjat saat tangan nya di cengkram

kuat oleh Aham membuat dia mendongak

dan membuka matanya dengan cepat.

"Apa begini kelakuan kamu sebenarnya.?

Naya mengernyitkan alis, menatap tidak mengerti akan ucapan Aham. Keduanya saling tatap kuat.

"A-apa maksudmu.?"

Suara Naya terdengar sedikit gemetar.

"Setiap hari kamu berinteraksi dengan sembarang

laki-laki.? pergi dengan sembarangan laki-laki.?"

"Ti-tidak.! itu tidak benar.!"

"Lalu kenapa kamu bisa dengan mudah pergi

dengan laki-laki berandalan itu.?!"

"Maksudmu.. Noah..?"

"Hahh..kau bahkan sudah sangat akrab

dengannya.!"

"Tidak begitu.! Aku tidak sengaja bertemu

dengannya.!"

"Cihh..! Jangan sok polos kamu..!"

Dengus Aham seraya memajukan badannya

membuat Naya reflek mundur. Naya berusaha

menarik tangannya dari cengkraman Aham.

"Dia sengaja mendatangimu..! Aku yakin

kamu tahu dia akan menjemputmu.!"

Naya menggeleng kuat, dia terus berusaha

melepaskan pegangan tangan Aham yang

terasa semakin kuat membuat Naya meringis.

"Tidak ! Aku benar-benar tidak tahu kalau dia

akan datang. Itu tidak disengaja."

Aham semakin menatap tajam dan merangsek

maju hingga kini tubuh mereka terpojok sampai

ke dinding kamar mandi di bagian shower.

"Aku tidak percaya pada wanita yang pandai

bermulut manis seperti mu.! Atau mungkin

kamu yang sengaja menghubungi nya heh..?!"

"Tidak.! Aku baru mengenalnya pagi ini. Mana mungkin berani menghubungi nya."

Suara Naya semakin tercekat. Dan tiba-tiba saja

tangan kiri Aham yang bebas memutar kran

shower hingga kini tubuh mereka berdua basah terkena guyuran air. Naya memekik kaget melihat perbuatan Aham tersebut.

"Apa yang kau lakukan ?"

Pekik Naya tidak tahan lagi. Dia berusaha

mendorong tubuh Aham dengan keras walau

tidak membuahkan hasil karena tubuh Aham

tidak bergeser sedikitpun.

"Aku bebas melakukan apapun, termasuk

padamu.!"

Keduanya kini bertatapan kuat, wajah Naya yang

putih mulus kini basah terguyur air yang tiada

henti terus menghujaninya.

"Minggir.! biarkan aku pergi.!"

Teriak Naya kalangkabut saat Aham semakin

memojokan dirinya ke dinding. Tangan Aham

bergerak cepat membuka kerudung yang di pakai

Naya hingga membuat gadis itu kembali berteriak.

Rambutnya yang hitam pekat bergelombang

sampai sebatas pinggang jatuh terurai begitu

saja membuat mata Aham langsung bengong

terpesona. Apalagi sekarang rambut indah itu

basah terkena guyuran air shower.

Entah apa yang ada dalam pikiran Aham, yang

jelas saat ini dia seolah sulit untuk mengontrol

dirinya ketika berdekatan dengan gadis ini.

"Kau benar-benar keterlaluan.! Apa maumu

sebenarnya.?"

Pekik Naya sambil memukuli dada bidang Aham

yang tampak diam saja menanggapinya.

Aham melempar kemejanya ke sembarang

arah hingga kini tubuh bagian atas nya polos.

Naya seketika terdiam dan menegang melihat

tubuh polos Aham yang kini basah, terlihat

begitu seksi dan menggiurkan membuat dia

seolah tidak tahan ingin menyentuh nya .

"Aku ingin membuktikan..apa kau wanita baik-

baik atau bukan.."

Suara Aham sedikit parau, dia semakin maju

dan kini Naya sudah tidak punya ruang lagi

untuk mundur atau menjauh karena kedua

tangan Aham sudah memerangkap di kedua

sisi bagian tubuhnya.

Baju yang di kenakannya sudah merekat erat

di badannya, membuat lekuk tubuhnya yang

indah kini terekspose sudah. Aham menelan

salivanya berat saat melihat bentuk tubuh Naya

yang tercetak jelas dibalik pakaian basah nya.

Dia menggeram saat juniornya langsung bereaksi,

terbangun tanpa ampun saat melihat bagaimana

indah nya tubuh wanita yang kini ada dalam kungkungannya tersebut. Bahkan keadaanya

saat ini masih tertutupi pakaian, tapi keindahan

yang terhalang itu sudah cukup membuat darah

Aham langsung terbakar seketika.

"Tolong..biarkan aku pergi."

Suara Naya bergetar dengan pandangan mata

yang sedikit memohon, tubuhnya mulai terlihat

menggigil, bibir nya tampak gemetar.

Tangan Aham bergerak mengelus lembut wajah

basah Naya, di pandangnya lekat wajah cantik

wanita itu, darah Naya berdesir dan bergejolak

saat napas hangat beraroma mint segar menerpa

wajahnya, dan kini tangan Aham berpindah

mengangkat dagu Naya membuat gadis itu

semakin menegang, dia memejamkan matanya.

Perlahan bibir Aham mendekat, kemudian dengan

sedikit gemetar dia mulai menempelkan bibirnya

di bibir merah alami Naya. Keduanya terhenyak

saat merasakan ada semacam sengatan dahsyat

yang membakar seluruh aliran darah mereka.

Ada tarikan alami yang membuat Aham tiba-

tiba ******* bibir ranum itu. Apa ini..? Aham merasakan bibir ini begitu lembut dan manis.

Owh shit ! Aham tidak ingin berhenti dan

melepaskan bibir lembut ini begitu saja.

Tanpa aba-aba lagi Aham langsung *******

kuat bibir Naya yang tampak membulatkan

matanya mendapat serangan tidak terduga ini.

Sial..!! ini adalah ciuman pertamanya Kanaya..

dan laki-laki ini telah mengambilnya.

Namun anehnya Naya seakan tidak kuasa untuk menolak, ini adalah sesuatu yang baru baginya. Dan..Ciuman ini terasa selembut kapas serta

semanis madu.

Naya merasakan Aham menciumnya dengan

sangat lembut dan membuai. Ini gila..!! siapa

yang rela melepaskan ciuman sehangat ini,

dia ingin terus menikmatinya. Laki-laki ini

benar-benar berbahaya, dia membuat Naya

tidak bisa memungkiri kalau ciuman ini begitu

nikmat, untuk pertama kalinya dia merasakan

tubuhnya seakan terbang melayang, dia merasa

begitu tidak berdaya.

Aham semakin memperdalam ciumannya, dia berusaha menekan untuk menjelajah seluruh

ruang dalam mulut manis wangi nya Kanaya.

Tapi dia merasakan kalau wanita ini masih

sangat kaku dan tidak berusaha membalasnya.

Aham masih terus mengecap kenikmatan dari

sensasi yang sangat berbeda ini, hingga akhirnya ciuman memabukan itu harus terhenti karena keduanya hampir kehabisan pasokan oksigen.

Mereka menempelkan kening dengan keadaan

saling menatap kuat. Mencoba mengatur

pernapasan dan mengambil udara sebanyak

banyaknya.

Sesaat kemudian Naya menemukan kesadaran

nya, dengan cepat dia mendorong tubuh Aham

dan meraih hijabnya yang tergeletak di atas lantai.

Dia mulai melangkah meninggalkan Aham.

"Apa kamu akan pergi dengan keadaan seperti

itu.?"

Deg !

Langkah Naya terhenti seketika. Dia terdiam

dalam kebingungan melihat keadaan dirinya

yang basah kuyup. Apa yang kini harus di

lakukannya ? Dia tidak mungkin kembali ke

rumah belakang dalam keadaan dirinya yang

seperti ini.

"Berendam lah..! setelah itu berganti pakaian

di sana.!"

Aham menunjuk kearah walk in closet. Setelah

itu dia meraih handuk putih yang ada di kamar

mandi, mengelap tubuh bagian atasnya, lalu

keluar dari dalam kamar mandi meninggalkan

Naya yang bengong sendiri.

Sekitar setengah jam Naya merendam tubuhnya

sembari mencoba menetralkan kembali aliran

darahnya yang tadi sempat bergejolak. Wajah

Naya masih menyisakan rona merah saat

mengingatkan ciuman panas yang baru saja

terjadi. Bagaimana bisa dirinya ikut terhanyut

dan tidak kuasa untuk menolak semua itu.

Ahh..ini benar-benar memalukan ! harus di

taruh di mana nanti mukanya saat berhadapan

dengan laki-laki itu.

Naya membungkus tubuhnya dengan handuk

kimono, kemudian berjalan kearah walk in closet.

Dia membuka lemari besar dan mencoba mencari

pakaian yang bisa di gunakannya sementara agar

dia bisa kembali ke kamarnya dengan aman.

Namun sesaat kemudian matanya tampak

terbelalak saat membuka lemari yang ada di

deretan sebelah lemari berisi pakaian Aham.

Di dalam lemari ini berisi semua pakaian wanita,

dan semuanya pakaian tertutup. Naya bengong

sesaat melihat semua yang ada di depan matanya

tersebut. Apa ini, kenapa bisa ada pakaian wanita

di lemari ini.?

"Pak Ali yang sudah menyiapkan semuanya."

Naya terlonjak kaget saat mendengar suara

Aham yang kini telah berdiri santai di belakang

nya. Bersandar di dinding lemari dengan

memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Saat ini dia tampak sudah berganti pakaian. Terlihat begitu segar, dan tentu saja

selalu tampak memukau dan mempesona.

Wajah Naya langsung saja memerah saat

bertemu pandang dengan mata Aham yang

terlihat datar. Tanpa kata lagi, Naya segera

mengambil satu stel gamis berwarna krem

kemudian dengan cepat melangkah kembali

menuju kamar mandi.

"Setelah ini siapkan makan malam..!"

Ucap Aham seraya dia pun berlalu keluar dari

ruang ganti pakaian tersebut.

----- -----

Tengah malam Naya merasakan kalau tubuhnya

kini sedikit menggigil, namun suhu badannya

terasa panas. Apalagi ini, apakah dia kembali

terserang demam ? Naya meringis saat kepalanya

terasa berdenyut nyeri. Dia membuka laci lemari

mencoba mencari obat. Namun tidak juga

menemukan nya.

"Tuhan..kenapa akhir-akhir ini tubuhku rasanya

mudah sekali terserang demam begini.."

Lirih Naya seraya kemudian bangkit dan

memakai baju hangat nya. Lagi-lagi dia harus

keluar tengah malam begini untuk membuat

ramuan obat, karena dia tidak akan bisa beristirahat kalau semua rasa sakit ini di biarkan.

Naya sampai di dapur dan segera mencari

bahan ramuan kemudian merebusnya. Rasa

sakit di kepalanya kini semakin terasa dan

sangat menyiksa. Dia mencoba memijat nya

sambil terus mengaduk ramuan obat nya.

Namun dalam keadaan itu, tiba-tiba Naya

memekik saat tubuhnya di rengkuh dari

belakang, mulutnya di bungkam telapak

tangan yang sangat besar.Tubuh Naya di

seret ke atas meja kecil di tengah dapur.

Naya membelalakkan matanya saat kini dia

berhadapan dengan sosok besar yang

tengah menghimpit tubuhnya.

"Tuan..Rolland.."

Gumam Naya tertahan karena mulutnya

masih terus di bungkam dengan kuat.

"Kau sangat cantik..sayang sekali Aham tidak

menginginkan mu.."

Suara Tuan Rolland terdengar berat terhalang

oleh napasnya yang tersengal, matanya tampak

merah dan mulutnya mengeluarkan aroma

alkohol yang sangat menyengat.

Naya meronta sekuat tenaga dengan air mata

yang sudah membanjiri seluruh wajahnya, dia mencoba menendang dan terus memukuli dada

Tuan Rolland yang terlihat semakin bernapsu.

Dia mencoba memaksa melepaskan baju hangat

Naya membuatnya menjerit dalam hati. Dengan

sisa kekuatannya dia mengigit dengan kuat

telapak tangan Tuan Rolland hingga kini terlepas.

"Tuan..apa yang kau lakukan..! tolong lepaskan

aku..! toloong.."

Rintih Naya saat Tuan Rolland menyeret

tubuhnya ke dinding dapur dan kembali

menekannya. Tubuh Naya bergetar ketakutan

saat kini wajah Tuan Rolland semakin mendekat.

"Dari awal melihatmu..kau sudah sangat

menggoda bagiku..! jadilah milikku malam ini.!"

"Tidak..!! tolong..jangan..! lepaskan aku..hiks hiks.."

Naya gemetar dengan terus berontak. Tapi kini

tenaganya semakin lemah. Dia menjerit saat

Tuan Rolland menarik paksa kerudungnya,

matanya tampak semakin beringas saat melihat

rupa Naya seluruhnya. Dengan brutal dia mencoba

mencium bibir Naya, saat kemudian satu sosok

datang langsung menyeret tubuh besar itu tanpa

ampun dan melayangkan pukulan ke perutnya.

"You bastard..!!"

Suara Noah yang di penuhi amarah menggema

di ruang dapur tersebut. Dia kembali melayangkan

pukulan nya, namun terhenti saat Tuan Rolland

mengangkat tangannya.

"Cukup Noah..wanita itu yang sudah menggodaku.!"

Dia tampak ketakutan melihat kilatan amarah

yang menyala berapi-api di mata Noah.

"You think I believe in a jerk like you.? Cuihh..!!"

Noah menggeram dengan menunjuk tepat di

wajah Tuan Rolland yang terlihat mundur dengan

tubuh sempoyongan.

Noah segera menghampiri Naya yang meringkuk

memeluk lutut nya di lantai, tubuhnya gemetar

di iringi isak tangis yang tertahan.

"It's oke dear..aku di sini.."

Bisik Noah seraya membuka mantel dan

memakaikan nya ke tubuh Naya yang semakin

terisak.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

Bersambung....

1
Clorris Azzahra
maaf tor pemenggalan kalimat kurang enak, kalau cerita bagus sekali lagi maaf ya tor makasih
Utamy Utamyy
teman aham wanita jadi"an
Novi Jahan
Luar biasa
Selamet Turipno
Cerita yg tak jelas hanya memuji tampan dan cantik
Selamet Turipno
bagus kayaknya ceritanya cuma satu yg kurang bagus menurut gua apa tidak ada nama lain tokoh utamanya ngapain mesti Abraham Ibrahim lebih bagus
Gadis Puspa Kartika
Luar biasa
tus tiani
aaaah dasar aham arogan
tus tiani
makanya jadi laki jangan banyak tingkah
tus tiani
nah mulai kan, aham siap2 aja loh..
tus tiani
ego aja ditinggikan tuan aham, Tampa sadar sudah kalah secara perlahan tapi pasti
tus tiani
biasanya setelah bahagia baru ketemu dengan keluarganya.
Khairul Azam
novel othor ini yg aku suka cuman yg menikahi wanita tanguh, yg lainya ngak aku suka wanitanya terlalu plinplan lemah semua gak ada harga diri semua
elank yl
ceritanya bagus 👍🏻
Arida Susida
Luar biasa
winda aulia
emang GK salah sih Noah jadi penjaga Kanaya. selalu gercep.
ayi fujiarti
mengulang lagi untuk sekian kalinya... tak pernah bosan baca karya ka shan
Naura Ovo
sayang aham jadi laki,,murahan apa karna dia tampan ya thor 😁🤭🤭🤭
Siti Aminah
thor tng ksh tau apa2 saja karya novel mu thor...aku ingin membacany. atw para reader tlng klo ada yg tau...ksh tau aku yah judul2 novel ny othor .
Khadijah Nafisah: di baca
total 2 replies
Siti Aminah
aku jg ngucapin trm ksh thor...krn sdh menyuguhkan cerita se bagus...se menarik d se seru ini. aku snht suka sepertiny akan aku ulang2 membaca ny
Siti Aminah
Noah sllu jd pahlawan bagi kaum hawa...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!