Takdir hidup memang pilihan, lalu bagaimana kalau takdir itu yang memilihmu?
"Disaat takdir sudah memilih mu, aku sudah siap dengan segala resikonya!"
Bekerja sebagai pengasuh anak berkebutuhan khusus, membuat Mia harus memiliki jiwa penyabar yang amat besar.
Bagaimana reaksi Mia, saat anak yang diasuhnya ternyata pria berusia 25 tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SA BAB 13 Calon Istri?
Mia mengembangkan senyum saat menerima dua cup besar es krim dari si penjual. Setelah membayar, Mia segera kembali ke tempat di mana anak asuhnya berada.
Kedua mata Mia mengerjab, dahinya berkerut dalam saat melihat Januar tengah berbicara dengan seorang wanita. Lebih tepatnya wanita bergaun selutut itu yang terus saja berbicara, sementara Januar terlihat asik dengan rubik yang ada di tangannya.
Mia mendekat perlahan, tidak! dia tidak langsung menghampiri keduanya. Mia memilih mendudukkan dirinya di salah satu kursi semen, yang tidak jauh dari Januar.
Mia menajamkan pendengarannya, berusaha menangkap pembicaraan keduanya. Anggap saja Mia tidak sopan karena sudah menguping, tapi masa bodoh- Mia hanya ingin memastikan kalau anak asuhnya baik baik saja.
"Ayo kita pulang! ngapain sih kamu di sini?!" cetus wanita itu.
Mia mengernyit geli, gadis itu memakan es krimnya dengan santai- kedua telinganya berkedut pelan persis seperti telinga serigala.
"Pulang saja sendiri! Janu masih mau disini, Janu enggak pernah ngajak April ke sini!" cueknya.
Januar memutar, membolak balikan rubik di tangannya. Pria yang hampir berusia 25 tahun itu terlihat asik pada rubik nya, dan mengabaikan wanita muda yang sudah menampilkan wajah masamnya.
"Januar! aku ini calon istri kamu ya! Tante Arista udah jo-,"
"April ngomong apa sih? Janu pusing tau, dari dulu April ngomong calon istri calon istri! emangnya calon istri itu apa sih?!"
Wanita yang bernama Aprilia itu membuka mulutnya lebar. Dia menggeram pelan, Aprilia baru menyadari kalau pria tampan yang ada di hadapannya ini, berbeda dengan pria yang pernah menjalin hubungan dengannya.
'Kalau bukan karena pewaris Rajendra yang sah, sudi amat gue nerima perjodohan sialan ini. Mana sama cowok idiot lagi! mending sama Kelvin!' Aprilia sebisa mungkin tidak mengumpati Januar secara langsung.
Aprilia memalingkan wajahnya ke arah lain karena muak. Tanpa menyadari kalau saat ini ada seseorang tengah mendekat padanya.
"Janu?"
Mia segera mendudukkan dirinya disisi Januar, tanpa memperdulikan wanita modis yang tengah berdiri menjulang di hadapan anak asuhnya.
"Ini es krimnya!"
Mia memberikan satu cup besar es krim rasa vanila yang belum dia sentuh sama sekali pada Januar. Tapi siapa sangka, saat pria muda itu meresponnya- Januar malah meraih cup es krim miliknya yang sudah Mia makan.
"E-eh itu punya-," ucapan Mia menggantung, saat melihat Januar melahap es krim miliknya menggunakan sendok bekasnya tadi.
"Mia," sambungnya.
Mia menggigit bibirnya pelan, kedua matanya menatap tidak percaya pada Januar. Apa lagi saat pria itu menjilat es krim di sendok bekasnya.
Glek!
Mia menelan saliva susah payah, gadis itu menahan napas sejenak- Mia sadar apa yang sedang terjadi saat ini. Secara tidak langsung dia dan Januar sudah-,
"Kamu siapa? kenapa kamu tiba tiba datang, terus ngasih es krim buat Januar. Janu bahkan makan es krim bekas, berarti sendok itu juga bekas ka-,"
"Mia, es krimnya enak Janu suka. Janu mau yang ini aja, yang itu buat Mia aja ya!"
Aprilia semakin membuka mulutnya lebar, kedua matanya melotot- wanita itu menatap tidak percaya saat melihat kedekatan Januar dan gadis yang ada di hadapannya.
"Iiiihhs! awas aja, aku bakalan laporin ini sama Tante Arista!" pekiknya tertahan.
Mia semakin meringis kala melihat wanita cantik itu pergi, Mia bahkan reflek menutup mulutnya saat melihat tubuh yang berbalut gaun mahal itu hampir tersungkur ke tanah, karena tersandung batu kerikil.
"Tadi itu siapa?"
Rasa penasaran Mia meronta, gadis itu menatap Januar dalam sembari melahap es krim yang hampir meleleh. Cukup lama Januar diam, Sang Tuan Muda terlihat menikmati es krim strawberry milik Pengasuhnya.
"Kata April, dia calon istri Janu," ujarnya tanpa beban.
Gerakan tangan Mia terhenti, Sang Pengasuh membisu- namun tangannya berusaha kembali bergerak untuk menyendok es krimnya.
"Emangnya calon istri itu apa, Mia?" sambungnya.
Kini Januar mengalihkan pandanganya pada Mia. Kedua matanya menatap lekat pada Sang Pengasuh, berkedip pelan penuh pesona.
Mia membisu, dia belum memiliki jawaban dari pertanyaan yang di lontarkan oleh Januar. Gadis itu lebih memilih untuk melahap es krimnya dengan porsi lebih banyak.
"Mia? kenapa Mia diam?" rengek nya.
Mia menjilat sisa es krim di sudut bibirnya, sang gadis menghela napas pelan.
"Calon istri itu, emm- orang yang bakalan nemenin Janu, seumur hidupnya," ujar Mia ragu.
Mia meringis sendiri saat melihat wajah bingung Januar. Mia sudah yakin kalau Januar tidak akan paham soal ini. Jiwa anak anaknya tidak akan mengerti apa itu calon istri, jadi percuma juga dia menjelaskannya.
Mia menghela kecil, dia lebih memilih untuk kembali melahap es krimnya.
"Oh, jadi calon istri itu- orang yang bakalan nemenin Janu terus," lirihnya, Januar bahkan mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.
"Berarti Mia juga calon istri Janu dong!"
"Uhuk!"
"Kan Mia yang bakalan nemenin Janu terus, iya kan!"
"Uhuk uhuk uhuk!"
Mia semakin tersedak, rasa dingin es krim yang dia makan terasa sampai telinga dan hidungnya.
'Ngomong apa sih dia?!' jerit hati Mia.
**KAMU ENGGAK MAU NAWARIN AKU JANU, "MAU ENGGAK JADI CALON ISTRI AKU?"
ENGGAK BAKALAN AKU TOLAK
HOLLA MET PAGI EPRIBADEH
JANGAN LUPA LIKE VOTE KOMEN HADIAH DAN FAVORITNYA
SEE YOU NEXT PART MUUUUAACHH😘😘**
jadi pengasuh malah 🤗