Cinta karena harta akan musnah, karena rupa akan termakan usia.Tapi cinta karena Allah, akan kekal abadi sampai Jannah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurusysyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13.Seorang Gadis berhijab
...◦•●◉✿Happy Reading✿◉●•◦...
..._______...
Matahari menyinari alam sementara dengan begitu sangat terang, membangunkan semua ciptakan Tuhan yang masih terlelap dalam dunia mimpi mereka, Cahayanya masuk ke celah-celah jendela kaca yang tertutup korden di ruangan Arya di rawat membuat Arya berkali-kali menyipitkan matanya sedikit demi sedikit.
Perlahan sayup-sayup mata Arya mulai terbuka, Arya mendesis pelan saat merasakan sakit di bagian tengkuknya, bahkan semua tubuh nya seakan-akan terasa remuk dan tulang nya seperti di lolos satu persatu dari tubuh nya,"kenapa sakit sekali," desisnya dengan sangat menderita.
Arya memegangi tengkuknya seraya menoleh menatap sekitar dan berusaha untuk beranjak duduk. "Rumah sakit? siapa yang membawaku kesini ? " gumam Arya dengan tangan yang tak pernah lepas dari tengkuknya.
Baru saja beberapa saat Arya duduk Dimas dan satu perawat masuk, melangkah dengan cepat ke arah Arya yang hendak turun dari ranjang, sontak Dimas mencegahnya. "Arya,, kau mau ngapain? "tanya Dimas dengan suara beratnya.
Arya menghentikan aktivitas nya yang akan turun dari ranjang, padahal kedua kakinya sudah bergelantungan di sana dan hampir menyentuh lantai. Arya menoleh cepat, sahabat nya yang satu ini selalu saja waspada dan khawatir yang berlebihan saat Arya sakit. "Aku mau ke kamar mandi. kenapa, nggak boleh? " jawab Arya dengan angkuh.
Dimas diam namun dia mengangguk. Tak mungkin dia akan melarang Arya untuk pergi ke kamar mandi, yang ada dia pasti yang akan mendapatkan masalah nantinya.
Melihat Arya yang kesusahan Dimas merasa ngeri dan mulai membantunya. "Biar aku bantu," ucapnya namun tangan nya di tampik oleh Arya.
"Nggak usah, aku bisa sendiri. Aku laki-laki normal, mana mungkin aku akan membiarkan mu masuk menemani ku di dalam sana! " ucap Arya marah.
"Kau pikir aku juga tidak normal, aku normal seratus persen. Lagian apa yang aku inginkan darimu? aku juga mempunyai nya bahkan sama persis. " jawab Dimas tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabat nya ini.
"Minggir...! jangan menghalangi ku, apa aku harus kencing di sini saja, supaya kamu dapat melihat perbedaannya apa yang ada padaku dan yang kamu punya! "ketus Arya.
Arya benar-benar gila, dia sudah angkuh, arogan, galak, judes, dingin, dan sekarang bertambah lagi gelarnya, GILA.
Lagi-lagi Dimas hanya bisa menggeleng kan kepalanya tak habis pikir, jalan pikiran yang ada di dalam kepala sahabat nya ini. Di sini ada dua perawat perempuan yang masih muda dan masih single lagi bisa-bisanya Arya mengatakan itu. "Memalukan." seru Dimas kasar.
Sepuluh menit Arya berada di dalam kamar mandi dan akhirnya dia keluar juga dengan membawa infus di tangan nya. Arya kembali duduk di atas ranjang nya dan Dimas pun menyelimuti nya.
Dimas memeriksa pasien tergila nya saat ini. "Tak ada masalah, " ucapnya yakin, "apa ada yang kamu rasakan, pusing atau apa ? "tanya Dimas.
Arya menggeleng dengan malas, dia sebenarnya sangat malas jika harus berurusan dengan obat,"tidak ada," jawab nya dengan singkat sembari membaringkan tubuh nya.
Arya terdiam sesaat, otaknya langsung bekerja dengan cepat. "Siapa yang membawa ku ke sini? dan bagaimana dengan kedua perampok itu? apa mereka sudah tertangkap? " tanyanya tanpa pikir lagi.
Dimas terhenyak dengan pertanyaan Arya, bagaimana dia akan menjawab bahwa orang yang menyelamatkan nyawa nya adalah seorang gadis berhijab dan juga berkulit gelap, pastilah Arya akan merasa jijik setelah mendengar itu, tapi mau bagaimana lagi itulah kebenarannya dan Arya tidak akan mungkin selamat jika tidak ada gadis berkulit gelap itu.
Dimas pun semakin tak percaya kalau ternyata Arya telah di rampok, bukannya Arya akan selalu mengalahkan orang yang selalu hendak mencelakai nya meskipun mereka mengeroyok Arya tapi sekarang.?
"Kenapa diam? siapa yang menyelamatkan ku?nggak mungkin kan aku berjalan kesini sendiri. " desak Arya.
"Dia...?
"Dia siapa? kamu mengenalnya kan. Kalau tidak pasti kamu sudah bertanya dia siapa, tinggal dimana dan yang pasti kamu sudah menanyakan siapa namanya kan? aku tau kamu tidak bodoh-bodoh amat jadi aku yakin kamu melakukan itu semua," cerca Arya.
"Aku tidak tau namanya siapa, tinggal di mana dan yang pasti aku tidak mengenalnya. Karena sebelum aku bertanya dia sudah pergi entah kemana. yang pasti dia adalah seorang gadis, dan dia juga berhijab. " Jawab Dimas.
"Berhijab..?! Hahaha,,,!!! mana ada jaman sekarang gadis yang seperti itu. Yang ada gadis jaman sekarang mereka akan memperlihatkan kemolekan tubuhnya, tidak menutup nya dengan pakaian yang terlihat norak seperti itu, Hahaha.... canda mu sungguh berhasil membuat ku ketawa.. hahaha...!"
"Terserah kamu mau percaya atau tidak, yang jelas aku sudah menjawab nya dengan benar, dia adalah gadis berhijab, dia juga masih sangat polos dan seperti nya dia juga baru datang ke kota ini karena baru kali ini aku melihat nya. Dan satu hal yang pasti Tuan Arya Gautama,, anda telah berhutang nyawa padanya. Jika tidak ada dia mungkin Anda sudah wassalam.. "
Karena sudah selesai juga memeriksa dan memastikan keadaan Arya dalam keadaan baik-baik saja Dimas keluar dari ruangan Arya. meninggalkan Arya yang terdiam mendengar penjelasan Dimas.
"Aku tidak mengenal gadis itu siapa, tapi melihat nya sekali saja. kenapa aku merasa sangat dekat dan seperti memiliki sebuah ikatan. Semoga ini hanya perasaan ku saja. " gumam Dimas di depan pintu Arya.
Sementara Arya terlihat menyunggingkan mulutnya tak peduli. Dia tak percaya dengan yang di katakan Dimas. hanya satu yang pasti bagi Arya, aroma parfum melati yang Gadis itu pakai sangat menenangkan hati Arya dan terasa sangat nyaman. Meskipun Arya tak dapat melihat wajah itu namun harum nya masih sempat terhirup di hidung Arya hingga akhirnya Arya benar-benar tak sadarkan diri.
"Parfum melati,, tak ada yang pakai di daerah sini. Mungkin benar dia baru datang di kota ini." gumam Arya.
__________
Hari baru bagi Arini. Dengan mengenakan tunik biru, hijab biru dan juga rok plisket navy beserta tas kecil di pundaknya dan juga satu lembar koran yang memasang iklan pekerjaan, Arini mulai mengayunkan kakinya menyusuri jalanan ibu kota.
Arini begitu semangat, dia sangat optimis akan mendapatkan pekerjaan meskipun dengan kekurangannya dalam segalanya, bahkan pendidikan nya yang hanya lulusan SMP saja sudah menjadi minus untuk nya, tapi itu tak menjadi masalah.
"Ya Allah, mudahkan lah urusan ku. berikan lah aku pekerjaan yang pantas yang pasti pekerjaan yang halal. Aku ingin hidup tanpa bergantung dengan orang lain, aku ingin bisa seperti kak Melisa dan kak Fara yang bisa menghasilkan uang sendiri. Aku mohon ya Allah... bantu aku.. Semangat Arini semangat.. " Arini mengangkat tangannya sendiri menyemangati dirinya sendiri yang ke sekian kalinya.
Dengan senyum yang terus terpancar Arini masuk ke satu persatu bangunan entah itu rumah makan, warung, kompleks, semua Arini datangi. Arini sadar dia tak akan mendapatkan pekerjaan yang di atas kemampuan nya jadi Arini ragu untuk masuk ke hotel atau mungkin ke perusahaan perusahaan besar.
Setengah hari Arini berkeliling di temani keringat yang bercucuran, mencari dan terus mencari pekerjaan yang tak kunjung dia dapatkan.
Arini duduk di bangku yang tersedia dengan gratis di depan taman, Arini menyapu keringat nya dengan lengan bajunya, matanya mendongak, menyipit melihat matahari yang begitu terik. "Panas sekali," gumam nya dengan lirih.
Arini begitu haus, namun Arini tidak mungkin akan minum atau makan dia sedang berpuasa di hari senin. Arini selalu menjalankan puasa Senin dan Kamis jika sedang tidak berhalangan, baginya menahan lapar dengan puasa dia bisa menahan semua egonya dan pasti lebih bisa menjadi jalan untuk mendekat pada Tuhan nya.
"ALLAHU AKBAR...
ALLAHU AKBAR....
Suara adzan berkumandang dengan begitu jelas di telinga Arini. "Alhamdulillah, " ucapnya penuh syukur. Arini beranjak mulai melangkah lagi mencari masjid terdekat untuk menjalankan sholat dzuhur.
Arini berlari kecil dia sangat semangat menerima panggilan Tuhan nya. Namun belum juga sampai di masjid Arini bertabrakan dengan seseorang dan membuat Arini kembali mundur dan hampir saja terjatuh.
𝘉𝘳𝘶𝘬𝘬...
"Astaghfirullah hal 'azim...!! " seru Arini yang begitu terkejut.
_____
Bersambung...
_____________
ini memang pasangan unik lah ya arini dan Arya
wuah Arya junior sudah mau otw ini semoga lancar ya lahiran nya jangan membuat kerecokan di rumah sakit nanti agar para dokter dan perawat tidak bingung 😅😅😅
nah lho Arya salah jawab kan makanya kalau istri sedang mengagumimu jangan kamu komplain dia keluar kan kata" yg bisa bikin kamu bingung