NovelToon NovelToon
Dia Yang Kau Pilih

Dia Yang Kau Pilih

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Cerai / Penyesalan Suami / Selingkuh / Berondong
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Rika Nurbaya adalah seorang guru honorer yang mendapat perlakuan tak mengenakan dari rekan sesama guru di sekolahnya. Ditengah huru-hara yang memuncak dengan rekan sesama guru yang tak suka dengan kehadirannya, Rika juga harus menghadapi kenyataan bahwa suaminya, Ramdhan memilih wanita lain yang jauh lebih muda darinya. Hati Rika hancur, pernikahannya yang sudah berjalan selama 4 tahun hancur begitu saja ditambah sikap ibu mertuanya yang selalu menghinanya. Rika pun pergi akan tetapi ia akan membuktikan bahwa Ramdhan telah salah meninggalkannya dan memilih wanita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa yang Belum Puas

"Siapa ini, Nak?” tanya Bu Sukma penasaran, mendekat.

Rika membuka amplop itu. Ia mengenali tulisan tangan yang rapi dan tegas itu. Arya.

Rika menarik napas, lalu membaca surat itu dengan suara pelan, suaranya dipenuhi rasa haru:

Kepada Rika Nurbaya,

Saya harap surat ini menemukan Anda dalam keadaan baik dan tenang setelah hari yang panjang. Saya tahu hari-hari yang Anda lalui sedang berat. Saya harap, apa pun keputusan yang Anda ambil, itu adalah yang terbaik untuk Anda.

Saya mengirimkan ini bukan sebagai ganti rugi, bukan sebagai bentuk kewajiban, tapi sebagai pengingat.

Pulpen itu untuk menulis ide-ide pelajaran yang luar biasa. Notebook itu untuk mencatat mimpi-mimpi yang ingin Anda wujudkan di masa depan—mimpi Anda sendiri, bukan mimpi orang lain. Flashdisk itu untuk menyimpan data-data penting, karena masa depan Anda berharga. Dan Tumbler itu... untuk memastikan Anda selalu terhidrasi saat sedang bersemangat mengajar.

Dua batang cokelat ini adalah bonus. Ambil salah satunya, dan makanlah. Cokelat ini saya harap bisa menjadi pengingat sederhana bahwa di tengah semua kepahitan dan kecurangan di dunia, selalu ada kemanisan yang menanti.

Anda adalah guru yang hebat. Jangan biarkan kebencian orang lain meredupkan semangat Anda. Teruslah berjuang, teruslah menyala. Ada banyak murid yang membutuhkan cahaya Anda.

Salam hormat,

Arya Dewandaru

Rika menyelesaikan membaca surat itu, air matanya menetes, jatuh tepat di atas tanda tangan Arya. Kali ini, air mata itu terasa berbeda. Itu bukan air mata kesedihan atau kehancuran. Itu adalah air mata haru dan pengakuan.

“Siapa, Nak? Dari Ramdhan?” tanya Bu Sukma, khawatir.

Rika menggeleng, mengusap air matanya. Ia menunjukkan nama pengirim di amplop.

“Arya Dewandaru. Pria yang menolong Rika dengan motor itu, Bu,” kata Rika, suaranya tercekat. “Dia bahkan tidak kenal saya, tapi dia… dia mengirimkan ini.”

****

Pak Nardi mendekat, membaca isi surat itu sekilas. Pria tua itu tersenyum lembut.

“Lihat, Rika. Dunia ini adil. Ketika ada orang yang berusaha menjatuhkanmu, Tuhan selalu mengirimkan orang lain untuk mengangkatmu,” ujar Pak Nardi. “Pria itu melihat kamu, Nak. Dia melihat nilai kamu yang sesungguhnya, bukan sekadar status honorer atau kegagalan rumah tangga.”

Rika memeluk erat kardus itu di dadanya. Perlengkapan mengajar yang baru itu terasa seperti senjata yang baru diisi ulang. Cokelat itu terasa seperti janji manis tentang masa depan.

“Iya, Pak. Rika mengerti,” Rika berbisik. Ia mengambil salah satu cokelat itu, membuka bungkusnya, dan menggigitnya pelan. Rasanya pahit-manis, persis seperti hidupnya hari ini.

“Rika tidak akan menangis lagi, Bu. Rika sudah kuat. Surat ini… ini bukti bahwa Rika harus berjuang lebih keras lagi,” kata Rika, menatap kedua orang tuanya dengan mata yang kini kembali bersinar. “Bu Rosba dan Ibu Cahya tidak akan pernah bisa mengambil harga diri Rika. Rika akan buktikan, Rika bisa menjadi guru yang hebat, tanpa perlu pengakuan dari mereka.”

Keesokan paginya, Rika berangkat mengajar dengan tumbler baru yang bertuliskan ‘The Best Teacher’ di tangannya. Ia membawa notebook baru itu ke kelas. Ia tidak peduli lagi jika Bu Rosba dan Miss Rini menganggapnya pamer. Kali ini, ia pamer untuk dirinya sendiri, untuk membuktikan bahwa ia pantas mendapatkan yang terbaik. Dan di tengah perjuangan yang berat itu, ia tahu, ada seseorang di luar sana yang mempercayainya sepenuhnya.

****

Kepahitan yang dirasakan Ibu Cahya sejak ditinggalkan Rika tak terobati, bahkan setelah Ramdhan mengenalkannya pada Milea Wulandari, calon istri barunya. Milea memang cantik, berasal dari keluarga berada, dan yang paling penting, ia menjanjikan cucu serta stabilitas ekonomi yang diimpikan Cahya. Namun, Cahya belum merasa puas. Kemenangan sejati baginya adalah melihat Rika, si menantu honorer yang dianggap sombong dan tak tahu diri, menangis, hancur, dan mengakui kekalahannya.

Rika telah berhasil membuat Cahya terpojok di Pengadilan Agama. Rika telah membalas setiap hinaan Cahya dengan keberanian dan martabat. Dan itu, bagi Cahya, adalah hutang yang harus dibayar lunas.

Hari itu, saat jam istirahat kedua baru saja berlalu, Cahya memutuskan untuk melancarkan serangan terakhirnya. Ia datang ke SMA Negeri 2, sengaja mengenakan batik paling mewah dan perhiasan emasnya yang gemerlap, didampingi oleh dua tetangga yang ia sewa sebagai penonton kehancuran Rika.

Cahya tidak masuk ke ruang guru. Ia tahu Rika akan menghindarinya. Ia tahu Rika akan bersikap angkuh. Ia memilih medan pertempuran di tempat yang paling ramai dan paling memalukan: tepat di depan gerbang utama sekolah, di mana suara akan mudah membahana dan menarik perhatian banyak siswa dan guru.

****

Rika saat itu sedang mengajar di kelas X-E. Kelas X-E terletak di lantai satu, di sayap yang paling dekat dengan gerbang sekolah. Rika sedang menjelaskan perbedaan countable dan uncountable nouns dengan contoh-contoh yang jenaka. Ia tertawa, dan murid-muridnya tertawa.

Tiba-tiba, suara melengking yang tidak asing menghantam jendela kelas. Suara itu begitu keras, memecah fokus pelajaran.

“Heh! Mana Rika itu?! Si menantu tidak tahu diri!”

Rika seketika membeku. Senyum di wajahnya lenyap. Seluruh siswa di kelas X-E saling pandang, bingung dan penasaran.

Rika tahu betul suara itu. Cahya.

“Ramdhan sudah bahagia, Rika! Anak saya sudah menemukan wanita yang jauh lebih baik dari kamu!” teriak Cahya, suaranya sengaja dikeraskan, bergema di area parkir.

Siswa-siswa di kelas X-E mulai berbisik. Rika merasakan wajahnya memanas. Jendela kelasnya adalah saksi bisu, dan Cahya sedang mengadakan pertunjukan di sana.

“Bu Rika, itu… itu suara ibu mertua Ibu, ya?” bisik salah satu murid.

Rika menegakkan punggung. Ia tidak boleh menunjukkan kelemahan di depan murid-muridnya. “Tenang, anak-anak. Itu tidak ada hubungannya dengan pelajaran kita. Mari kita lanjutkan.”

****

Namun, Cahya tidak berhenti. Ia semakin mendekat ke gerbang, seolah tahu persis di mana Rika berada.

"Ramdhan sekarang sudah punya calon istri baru! Namanya Milea Wulandari! Wanita baik-baik, anak orang kaya! Dia bukan guru honorer miskin seperti kamu, Rika!” Cahya menjeda, memastikan setiap kata didengar.

“Milea itu akan membuat anak saya bahagia! Dia tidak sibuk cari perhatian di sekolah! Dia akan segera memberikan saya cucu! Kamu lihat, Rika? Semua masalah selesai tanpa kamu! Kamu itu beban! Kamu itu sampah yang harus disingkirkan!”

Suara Cahya yang mengandung kebencian itu kini menarik perhatian seluruh guru dan siswa yang sedang berada di luar kelas. Mereka mulai berkerumun di koridor dan di ambang pintu, mencoba melihat sumber keributan.

Rika merasakan seluruh mata di sekolah tertuju padanya, meskipun mereka hanya melihat ke arah gerbang. Ia bisa merasakan tatapan Rosba dan Miss Rini dari ruang guru yang kini pasti sedang bersorak penuh kemenangan.

Rika menutup buku pelajarannya. Tangannya mengepal erat. Ini sudah kelewat batas. Cahya telah membawa perseteruan pribadi ke ranah publik dan mengganggu ketenangan sekolah yang sangat ia cintai.

“Bu Rika, mau ke mana?” tanya Zadi, salah satu muridnya, panik.

Rika menatap murid-muridnya satu per satu. “Kalian tenang di sini. Jangan keluar. Ini masalah pribadi yang harus saya selesaikan.”

1
Purnama Pasedu
nggak lelah Bu cahaya
Aretha Shanum
ada orang gila lewat thor
La Rue
Ceritanya bagus tentang perjuangan seorang perempuan yang bermartabat dalam meperjuangkan mimpi dan dedikasi sebagai seorang perempuan dan guru. Semangat buat penulis 👍❤️
neur
👍🌹☕
Purnama Pasedu
Shok ya
Purnama Pasedu
Bu rosba panik
Purnama Pasedu
bo rosba nggak kapok ya
Purnama Pasedu
Bu rosba,,,itu Bu riika bukan selingkuh,kan dah cerai
Purnama Pasedu
benar itu Bu Guru
Purnama Pasedu
wanita yg kuat
Purnama Pasedu
lah Bu rosba sendiri,bagaimana
Purnama Pasedu
bener ya bu
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seorang Sadewa yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
Purnama Pasedu
lawan yg manis ya
Purnama Pasedu
bawaannya marah terus ya
Purnama Pasedu
Bu rosba iri
Purnama Pasedu
jahat ya
Purnama Pasedu
kalo telat,di marahin ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!