Sejak kecil, Eyliana terbiasa dengan kesepian. Rumahnya bukan tempat bernaung, melainkan medan perang tanpa henti antara kedua orang tuanya. Kematian mereka tidak meninggalkan duka, justru tawa ironis yang melegakan. Berbekal warisan, ia merintis karier sebagai aktris, tetapi popularitas membawa tantangan baru—pengkhianatan, fitnah, dan obsesi gelap dari penggemar.
Saat sebuah tragedi merenggut nyawanya, Eyliana terbangun kembali. Bukan di dunianya, melainkan di dalam komik 'To Be Queen', sebagai Erika, si putri sempurna yang hidupnya penuh kebahagiaan. Ironisnya, kehidupan impian ini justru membuatnya cemas. Semua pencapaiannya sebagai Eyliana—kekayaan, koleksi, dan orang-orang terpercaya—kini lenyap tak berbekas. Eyliana harus beradaptasi di dunia yang serba sempurna ini, sambil bertanya-tanya, apakah kebahagiaan sejati benar-benar ada?
"Haruskah aku mengikuti alur cerita komik sebenarnya?" Pikir Eyliana yang berubah menjadi Erika Serriot
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moonbellss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Latihan Khusus dari Kedua Kakak
Setelah mengetahui keberadaan para pelayan pribadi dan kesatria pribadinya sedang dihukum, Erika langsung berjalan menemui Asha dan Rasha. Ya, mereka dihukum oleh kedua kakak Erika karena lalai menjaga dirinya.
“Bagaimana bisa hanya sapu tangan dengan bercak darah sedikit, mereka sampai dihukum sebegitunya,” gumam Erika sambil berjalan.
Asha dan Rasha diberi tugas mencuci semua pakaian di kediaman, termasuk pakaian para pekerja yang jumlahnya ratusan itu. Ini adalah hal yang sulit, karena di masa ini tidak ada mesin cuci. Mereka harus mencuci dengan tangan sendiri dan hanya dilakukan oleh mereka berdua. Saat Erika datang menemui mereka, Asha dan Rasha hanya tersenyum dan berkata mereka tidak apa-apa sambil tangan dan kaki bergetar karena lelah. Erika yang tahu kata "tidak apa-apa" hanyalah penenang dan kebohongan.
Erika yang menemui Robert langsung meminta hukuman mereka dicabut. Tapi negosiasi Erika gagal dan Robert hanya mengurangi hukumannya menjadi setengah pakaian saja. Walaupun permintaan Erika ditolak oleh Robert, Asha dan Rasha sangat berterima kasih dengan kebaikan Erika.
Sedangkan Sir Richard mendapatkan kedisiplinan dari Kak Andreas yang menjabat sebagai panglima perang dan kesatria khusus kekaisaran. Erika tidak bisa membayangkan hukuman berat apa yang diterima oleh Sir Richard. Erika berjalan dengan tergesa-gesa menuju lapangan latihan kesatria khusus yang berada di timur kediaman Serriot.
“Cepat siapkan kereta kuda,” kata Erika kepada kesatria yang mengikutinya.
Kediaman Serriot adalah wilayah terluas kedua setelah istana. Sehingga Erika harus menggunakan kereta kuda karena jarak yang cukup jauh untuk sampai ke tempat pelatihan kesatria.
***
Di Lapangan Latihan
“Bangun!” kata Andreas kepada Sir Richard.
Andreas yang berdiri tegap sambil mengarahkan pedang ke Richard yang baru saja dikalahkan oleh dirinya. Richard yang sudah melakukan tanding pedang semalaman hingga siang ini tak kunjung selesai. Andreas akan berhenti melakukan duel hingga Richard berhasil menjatuhkan pedang miliknya. Bahkan mereka melewati jam tidur dan sarapan.
“Jika kau tak bisa menjatuhkan pedangku. Kau tak pantas menjadi kesatria pribadi Eri. Cepat berdiri,” kata Andreas tegas sambil melihat Richard berdiri dengan napas terengah-engah.
“Tck..ck..ck,” terdengar suara decakan lidah dari pinggir lapangan. Terlihat seorang lelaki memakai tudung hitam tersenyum melihat Andreas.
“Kau sungguh gila, Tuan As,” kata orang tersebut memanggil Andreas dengan nama kecilnya yaitu As. Tetapi Andreas tidak memedulikan teman masa kecilnya.
“Jangan ikut campur, Pangeran. Ini bukan urusan Anda,” kata Andreas tegas tanpa mengalihkan pandangan dari Richard yang sedang bersiap memasang kuda-kuda untuk melawan kembali.
“Ayo maju,” kata Andreas sambil tersenyum senang karena ternyata Richard tidak menyerah begitu saja. Richard mulai menyerang dan mengayunkan pedang ke kanan dan kiri, tapi Andreas berhasil menghindar lalu mengarahkan pedang sedikit rendah.
“Hoho, kau tadi mengalihkan perhatianku,” kata Andreas yang menahan pedang Richard dengan pedang miliknya.
Richard yang masih berusaha mendorong dan memutar pedang milik Andreas. Tapi pedang Andreas tidak bergerak dan malah berputar dan mendorong ke arah Richard. 'TRANGKK!' Suara gesekan pedang satu sama lain dan Andreas berhasil menjatuhkan Richard dan pedangnya ke sekian kalinya.
"KAK ANDREAS!" teriak suara gadis yang dia kenal membuat fokus Andreas teralih.
Ya, Erika sudah sampai ke tempat pelatihan dan berjalan mendekati Andreas. Wajah Erika kesal dan hentakan langkah yang berat. Sepertinya dia memahami situasi sekarang secara benar.
“Sudah cukup, Kak. Sepertinya kalian bertanding semalaman. Kakak meninggalkanku setelah aku tertidur ya? Lihat wajah Kakak, apalagi Sir Richard. Kakak lupa kalau Kakak adalah panglima perang dan pasukan khusus kekaisaran? Itu akan sulit bagi siapa pun untuk melawan Kakak hingga menang. Kalau Sir Richard tidak menang, lalu siapa yang akan menggantikannya? Dia sudah menjagaku selama ini. Bukan Kakak yang sering ke medan perang dan menjaga perbatasan. Aku tidak memaafkan Kakak kalau sampai pengawal pribadiku diganti. Aku cuma mau dikawal Sir Richard, titik.” Kata Erika dengan panjang lebar membuat Andreas terkejut dengan ucapan adiknya itu.
Ini pertama kalinya Erika mengutarakan kekesalannya kepada Andreas. Karena terlalu terkejut, Andreas menjatuhkan pedang dari tangannya tanpa sadar. Richard juga terkejut, ucapan Erika membuat dirinya duduk menatap punggung Erika yang menghalangi dirinya dari Andreas. Seolah-olah Richard sedang dilindungi oleh seseorang yang seharusnya dia lindungi. Tapi entah kenapa Richard merasakan pipinya merona. Erika menyadari tindakannya menjadi gugup. Sepertinya dia terbawa suasana hingga berani melawan kakak tertua yang paling seram jika menatap dengan mata merahnya. Sepertinya jiwa Eyliana yang dulu mengagumi Richard dalam penggambaran komik membuat tubuh Erika menjadi bertindak berani.
“Ekh.. itu.. Kak..” kata Erika dengan gugup yang bingung harus berkata apa lagi.
“Pfft…” suara menahan tawa dari arah lain.
Erika melihat sesosok lelaki bertudung hitam berdiri di dekat pohon sekitar pinggir lapangan. Andreas yang kembali fokus mendengar tawa kecil dari teman dekatnya membuat dirinya fokus kembali.
“Huh.. baiklah Eri jika itu maumu. Aku tidak akan mengganti pengawalmu. Tapi dengan syarat, setelah dia selesai menjaga dirimu, dia harus mengayunkan pedang setiap malam hari sebanyak 2.000 sebagai latihannya,” kata Andreas sambil memegang keningnya dan bercekak pinggang. Erika tahu, persyaratan ini tidak bisa dinegosiasi lagi, karena pemikiran dan tindakan Andreas dan Robert tidaklah jauh berbeda.
***
Setelah kejadian tersebut, Erika kembali ke kediaman utama keluarga Serriot bersama Richard. Sedangkan Andreas masih duduk di pinggir lapangan latihan bersama teman kecilnya.
“Hanya Lady Serriot saja yang berani mengancam panglima perang terhebat di kekaisaran ini,” kata lelaki itu sedikit mengejek. Andreas menghela napas berat mendengar ucapan temannya itu yang ada benarnya.
“Beberapa bulan ini banyak kejadian aneh yang dialami adik saya. Sehingga saya tidak berani meninggalkan dirinya. Saya tahu, saya harus segera kembali ke istana dan akan pergi lagi ke perbatasan. Tapi sebelum itu, saya ingin memastikan keadaan Eri ke depan,” kata Andreas.
Lalu lelaki itu menatap Andreas yang menatap langit dengan gelisah. Pangeran itu tidak menyangka ada hal yang bisa membuat teman kecilnya gelisah dan khawatir. Andreas tidak pernah gugup ataupun takut mati di medan perang sekalipun. Tetapi kali ini berbeda. Hanya gadis kecil lemah yang membuat dirinya menjadi sedikit kacau. Tapi kali ini pangeran hanya mendengarkan cerita adik kesayangan temannya itu tanpa berkomentar.
“Sifatnya sedikit berbeda tapi saya tetap merasakan kehangatan pada dirinya. Dulu adik saya tidak banyak bicara kepada orang asing. Dia hanya berbicara kepada diriku, Robert, Grand Duke, dan Duchess. Tapi sekarang dia bersosialisasi dengan seluruh pekerja di kediaman kami. Dulu dia juga tidak mengutarakan pendapatnya dengan benar, ia selalu menyetujui hal yang menurut saya, Robert atau orang tua kami saja. Menurut Eri, pendapat kami lebih penting daripada dirinya sendiri. Terutama pada keinginan pribadinya yang selalu dipendam. Tapi sekarang dia sudah berani mengancam saya. Bahkan ada banyak perubahan kecil lainnya yang tidak kami pahami. Seolah-olah dia berubah menjadi sesosok yang berbeda,” jelas Andreas lagi.
“Bukankah itu hal bagus? Tapi kenapa kau merasa cemas?” tanya lelaki itu dengan bingung.
“Yah… tidak semua perubahan darinya itu baik. Ada hal yang terkadang membuat kami terkejut dan tidak bisa menebak tindakan Eri. Tentu saja itu membuat diri saya cemas. Karena perubahan itu terkadang dia ingin mengakhiri hidupnya beberapa kali,” jelas Andreas lagi dengan wajah sedih.
“APA?!” teman Andreas terkejut dengan ucapannya.
“Saya juga terkejut ketika mendapatkan laporan itu dari Robert. Sehingga saya pulang lebih cepat dari jadwal seharusnya. Untungnya kami selalu berhasil mencegah tindakan hal tersebut berkat Sir Richard. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana saya kehilangan adik perempuan saya. Wajah Eri selalu ceria tapi saya tidak menyangka Eri akan melakukan hal bodoh seperti itu. Beberapa kali dia juga mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti 'aku ingin memiliki keluarga seperti ini', 'aku tidak mudah mati di dunia ini', dan masih banyak lagi.” jelas Andreas.
“Maka dari itu, kau sangat tegas dengan Sir Richard supaya kau lebih tenang jika bertugas lagi,” kata Pangeran memastikan pikiran Andreas. Lalu Andreas mengangguk melihat temannya itu.
“Sir Richard memang kesatria paling kuat di kediaman kami. Tapi itu pun tidak cukup karena kelakuan Erika yang sulit ditebak,” kata Andreas menatap temannya itu.
***
Di Kamar Erika Serriot
Erika sedang duduk dekat jendela. Sekarang Richard sedang istirahat dan pengawal diganti sementara oleh Sir Mill. Sedangkan Asha dan Rasha baru selesai hukumannya dan beristirahat juga. Erika menghela napas kesal karena orang terdekat tidak bisa menemui dirinya karena hukuman yang diberikan kedua kakaknya. Erika memang disayang, tapi terkadang ini bisa membuat orang di sekitarnya terkena imbas kasih 'sayang' dari kakaknya itu.
“Tapi siapa lelaki yang bertudung hitam tadi, ya? Sepertinya Kak Andreas tidak terganggu dengan kehadirannya,” gumam Erika yang tiba-tiba teringat lelaki tersebut saat di lapangan latihan. Tak lama kemudian, Erika merasakan darah mengalir dari hidungnya.
“Ah, tidak lagi,” gumam Erika sambil menampung darah tersebut dengan tangan kanannya.
Erika khawatir akan mengenai gaunnya dan akan terjadi masalah kedua kalinya. Kali ini ingatan yang muncul adalah Erika tokoh asli saat berumur 7 tahun yaitu Erika merangkai mahkota bunga untuk Robert dan mengajak menikah jika sudah besar. Erika yang mengingat kejadian itu pun tersenyum sambil berjalan ke kamar mandi dan mencuci hidung serta mukanya.
“Ah. Kak Robert memang tampan dan baik sekali. Cara bicaranya yang halus dan terlihat elegan bikin menarik hati. Aku yakin banyak lady di luar sana menginginkan Kak Robert,” kata Erika pada cermin dirinya yang sedikit tersipu karena mengingat kejadian awal dia masuk ke dunia ini dan langsung bertemu Robert.
“Saat itu aku langsung lupa wajah psikopat fanatik yang membunuhku di kehidupan sebelumnya setelah melihat Kak Robert,” gumam Erika sambil tertawa pelan.
Bersambung...