NovelToon NovelToon
Menikahi Istri Ke Tigamu

Menikahi Istri Ke Tigamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Nikah Kontrak / Cerai / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:468
Nilai: 5
Nama Author: rtgfcg

Kevin Pratama tidak pernah menyangka bahwa Ani Anggraini, istri ketiga bawahan di kantornya. Dapat membangkitkan gairahnya yang terpendam selama ini. Karena hal itu, ia melakukan segala cara agar bisa membuat Ani menjadi miliknya. Namun, saat berhasil membuat Ani menjadi miliknya bahkan menjadi istrinya. Ia malah mengajukan kontrak nikah hanya karena trauma di masalalu nya.

“Apa maksudnya ini?” tanya Ani yang terkejut saat melihat isi dari kontrak nikah itu.

“Apa kata-kata yang ada di dalam kontrak nikah itu kurang jelas untukmu Ani? sampai-sampai membuatmu tidak paham seperti itu!”tanya Kevin dengan raut wajah yang datar.

“Tidak, isi dari kontrak nikah ini saya sangat paham. Hanya saja. Mengapa tuan ingin menikahi saya? hanya karena agar tuan mendapatkan seorang keturunan!” ucap Ani, karena memang isi dari kontrak itu menyatakan bahwa pernikahan mereka akan terjalin sampai Ani melahirkan anak untuk Kevin.

“Lalu, memangnya menurut kamu. Apa ada alasan yang lebih masuk akal, untuk saya menikahi kamu yang seorang wanita biasa-biasa saja. Selain untuk memiliki keturunan?”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rtgfcg, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertengkaran

“Ada apa… kenapa kamu begitu kaget, melihat surat pengajuan cerai itu? jangan bilang, kamu kaget karena kamu lupa, bahwa kamu harus segera bercerai dengan Ani.” tanya Kevin dengan suara yang dingin. Namun, terlihat wajahnya menampakkan senyum yang menyeringai.

Dimas yang melihat senyum menyeringai Kevin. Hanya bisa mengepalkan tangannya dengan kuat. Karena, jujur saja ia tidak mampu untuk membalas ucapan atasannya itu.

Setelahnya, terdengar kembali suara Kevin di telinganya. “Atau sebenarnya kamu memang berniat tidak menceraikan Ani dan melanggar janji kamu, yang akan menyerahkan Ani pada saya.” Ucap Kevin kembali dengan masih mempertahankan senyum menyeringainya.

“Bukan seperti itu pak… saya… sa_ya hanya… berpikir ini terlalu cepat.” balas Dimas dengan terbata-bata.

“Terlalu cepat? bagian mananya yang terlalu cepat?” ucap Kevin, yang sekarang kembali memperlihatkan raut wajah datarnya yang tampak sekarang seperti sedang marah.

”Semuanya pak, bagaimanapun saya dan Ani butuh waktu untuk benar-benar menerima perceraian kami yang mendadak ini.” Ujar Dimas tanpa memandang wajah Kevin yang duduk berhadapan dengannya.

“Apa anda juga berpikir seperti itu Ani Anggraini?” Ucap Kevin yang sekarang mulai mengalihkan tatapannya pada Ani yang tampak. Hanya menunduk sejak kedatangannya tadi.

Ani tentu langsung tersentak, saat tiba-tiba mendapatkan pertanyaan dari pria itu. Dengan refleks ia mulai mendongakkan kepalanya untuk menatap pria di depannya itu.

Degh

Jantung Ani berdetak dengan cepat, saat matanya beradu pandang dengan sorot mata Kevin yang tajam.

Ani sadar bahwa detak jantung itu bukan pertanda ia terpesona oleh ketampanan yang dimiliki pria di depannya. Ia tahu denan pasti detak jantuk itu berdetak dengan cepat, karen rasa takut melihat sorot mata pri itu yang sangat tajam, memandangnya.

“Mengapa kamu tidak menjawab?” tanya Kevin yang tentu berhasil membuat Ani yang masih fokus menatap wajahnya. Tersadar di buatnya.

“Maaf… tuan. Saya, saya…” balas Ani dengan nada suara yang terdengar gugup. Entah karena apa.

“Saya tanya sekali lagi? apa kamu juga butuh waktu, untuk bercerai dengan suamimu itu.” tanya Kevin kembali, namun. Entah kenapa sekarang pria itu menggunakan suara yang sedikit lembut.

“Saya rasa saya tidak butuh tuan.” Ucap Ani dengan suara yang lirih. Yang tentu berhasil membuat Dimas, terkejut di buatnya. Namun tentu saja tidak dengan Kevin. Terlihat pria mulai tersenyum dengan tipis, saat mendengar ucapan Ani barusan.

“Ani, apa maksudmu?” tanya Dimas yang merasa kaget. Saat Ani menjawab seperti itu.

“Mas… aku hanya berpikir, sepertinya memang lebih baik kita bercerai secepatnya. Aku tidak mau menunda-nunda perceraian kita, karena aku takut jika perceraian kita di tunda terlalu lama. Itu hanya akan membuat aku tidak rela bercerai denganmu.” Balas Ani dengan lirih dan tentunya kembali menundukkan kepalanya seperti biasa.

“Tapi Ani…” Ucap Dimas yang ingin mengucapkan ke tidak terimanya pada keputusan Ani. Namun, hal itu harus di urungkan, karena Kevin yang langsung memotong ucapannya.

“Sudah cukup Dimas, saya rasa sekarang kamu sudah seharusnya menandatangani surat itu.”

Dimas hanya bisa menghela napas, mendengarkan ucapan atasannya itu. Ia merasa sungguh tidak bisa kembali menolak perintah atasannya itu. Karena memang, Ani sang istri pun sudah setuju, untuk bercerai dengannya secepatnya juga.

Denan tangan yang sedikit gemetar ia mulai menandatangani surat cerai itu. Setelahnya, setelah selesai menandatanganinya. Ia segera menyerahkan surat, pada Ani yang ada di sampingnya untuk di tandatangani.

”Sekarang kamu boleh pergi Dimas.” Ucap Kevin dengan suara dingin. Saat, Ani baru selesai menandatangani surat cerai itu.

“Tapi saya membuka berkas yang ke dua pak!” Ucap Dimas yang merasa heran, karena ia belum membuka berkas kedua yang di berikan Kevin tapi sekarang ia sudah disuruh pergi.

“Itu bukan untuk kamu, tapi untuk Ani.”

Dimas tentu terkejut mendengar ucapan itu. Ia bahkan dengan refleks memandang Ani yang ada di sampingnya, yang ternyata memasang wajah yang sama terkejutnya dengan dirinya.

“Bukalah Ani dan untuk kamu Dimas, pergilah dari sini!” perintah Kevin, yang berhasil memecah keheningan yang tercipta di ruang vip itu.

“Maaf pak Kevin, saya tidak akan pergi sendiri. Saya akan tetap menunggu di sini, sampai urusan istri saya dengan bapak selesai.” Balas Dimas dengan suara yang tegas.

“Istri?” tanya Kevin dengan suara yang heran dan mulai tersenyum mengejek.

“Ya istri saya. Bagaimanapun. Saya dan Ani, hanya baru menandatangani surat pengajuan cerai. karena itu, harus bapak ingat. Ani masih menjadi istri saya. Dia masih menjadi tanggung jawab saya.” Balas Dimas yang sekarang mulai menatap tajam wajah Kevin.

“Dimas…Dimas… Apa kamu lupa? pagi tadi kamu sudah menyerahkan Ani pada saya. Maka itu, walaupun kamu masih tercatat sebagai suaminya. Tetap saja, Ani sekarang adalah milik saya.” Ujar Kevin dengan membalas tidak kalah tajamnya tatapan Dimas.

“Saya tahu itu, tapi…"

Ucapan Dimas itu harus terhenti, karena di potong oleh suara Ani, yang sebenarnya daritadi hanya menunduk dan menyimak pertengkaran yang terjadi antara Dimas dan Kevin. “Udah mas. Mas Dimas pulang aja, Ani bisa jaga diri ko di sini.” Ucap Ani dengan lembut pada suaminya.

“Tapi Ani…”

“Mas.” Balas Ani yang sekarang memasang wajah memohon pada Dimas.

Melihat wajah memohon Ani, Dimas hanya bisa menghela napasnya dengan kasar.

Setelah menghela napas, Dimas kemudian kembali berucap. “Yaudah mas pergi sekarang, tapi inget kalo urusan di sini udah selesai. Kamu langsung pulang aja ke rumah Ranti., Tapi kalo misalkan, kamu terlalu takut pulang ke rumahnya Ranti. Kamu bisa susul mas aja ke rumah sakit.”

Terlihat, Ani yang mendengarkan itu. Hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis. Namun, senyum manis itu harus menghilang, karena mendengar suara yang membuatnya langsung terkejut.

“Setelah dari sini. Ani akan mulai tinggal dirumah saya.” Ujar Kevin, yang tentu membuat kedua sejoli di depannya itu, terkejut di buatnya.

“Maksud pak Kevin?” tanya Dimas yang merasa tidak paham, atas ucapan atasannya itu.

“Untuk saat ini dan seterusnya, Ani akan tinggal dengan saya. Dia tidak akan lagi tinggal dengan kamu.” Balas Kevin dengan suara yang terdengar dingin dan tatapan yang semakin tajam menatap wajah Dimas.

“Saya tidak setuju pak. Bagaimanapun, anda belum menjadi suami Ani. Jadi, saat ini. Anda belum berhak untuk tinggal bersamanya.” Ujar Dimas yang suaranya terdengar sangat marah.

“Saya mengatakan itu bukan untuk meminta persetujuan kamu Dimas. Saya mengatakan itu, karena saya ingin memberitahukan pada kamu. Bahwa sekarang waktunya saya, untuk mengambil Ani yang sudah saya beli dari kamu dengan uang yang besar.” Ujar Kevin dengan senyum menyeringainya.

“Saya tidak pernah menjual Ani pada bapak.” Teriak Dimas dengan suara yang menggelegar dan wajah merah akibat amarah.

Ani yang dari tadi hanya menundukkan kepalanya, sekarang. Saat mendengar teriakan Dimas. Tentu saja langsung memandang wajah Dimas dengan rasa tidak percaya, karena ia memang baru kali ini. Melihat sosok Dimas yang semarah ini.

“Terserah kamu mau bilang apa. Namun, sekarang saya harap, kamu bisa pergi sendiri. Kalo kamu tidak mau pergi juga, saya terpaksa akan menyuruh orang lain untuk menyeret kamu secara paksa, untuk keluar dari sini.” Balas Kevin dengan wajah yang terlihat sangat santai, namun suaranya terdengar penuh dengan ancaman.

Saat mendengar itu, Dimas terlihat mulai berdiri. Bukan untuk keluar, tapi terlihat ia mulai menghampiri Kevin dengan wajahnya yang penuh amarah.

Bugh

Tanpa di duga, Dimas langsung memukul wajah atasannya itu. Pukulan itu, tentu berhasil membuat Kevin dan Ani terkejut di buatnya.

“Beraninya kamu…” teriak Kevin dengan wajah yang penuh amarah pada Dimas yang ada di depannya.

Dengan cepat, ia langsung berdiri dan memukul balik wajah Dimas. Dimas yang mendapat pukulan balik dari Kevin, tentu tidak terima. Ia kemudian mulai kembali memukul Kevin dengan lebih keras dari pada pukulan sebelumnya. Begitupun dengan Kevin, saat ia kembali mendapatkan pukulan dari Dimas, dengan sigap kembali memukul kembali wajah Dimas.

Saat aksi pukulan itu terjadi, Ani dengan wajah paniknya langsung berlari keluar dari ruang vip itu. Untungnya, saat keluar, ia melihat tidak jauh dari ruang vip itu. Lebih tepatnya di meja yang ada di dekat pojok jendela. Ada pria yang ia ketahui asisten Kevin sedang duduk di sana. Dengan berlari cepat, ia mulai menghampiri meja itu.

“Ada apa nona Ani?” tanya Riko dengan heran, saat tiba-tiba Ani menghampirinya dengan wajah penuh keringat karena berlari cepat.

“Itu… i_tu… tuan Kevin dan mas Dimas berantem.” Ujar Ani dengan suara yang terbata-bata akibat berlari.

Medengar hal itu, tentu dengan sigap, Riko mulai berlari menuju ruang vip yang menjadi tempat Kevin dan Dimas sedang berada.

“Tuan Kevin!” teriak Riko yang merasa kaget. Karena melihat atasannya itu yang selama ini, selalu bersikap tenang. Sekarang sedang menghajar Dimas habis-habisan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!