Luke Alvarez laventez adalah anak satu-satunya dari keluarga laventez, dikabarkan kedua otangtuanya telah meninggal dunia saat dia berusia 14 tahun. Lalu Luke dirawat oleh pembantunya, dia memiliki tujuan ingin berkerja paruh Waktu agar tidak selalu merepotkan pembantunya itu.Sejak Luke duduk dibangku SMP sangat suka sekali dengan anime dan game, dia sampai mengumpulkannya hingga sekarang.
Lalu Luke memiliki rencana ingin membeli figur aksi anime yang baru saja rilis yaitu tensura dan dia segera bergegas agar tidak kehabisan. saat diperjalanan ia bertemu dengan seseorang yang ingin ditikam dan dia sangat tidak beruntung.
Akankah di kehidupan berikutnya Luke akan mendapatkan keberuntungan atau malah menjadi kesialan baginya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BUBBLEBUNY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membawa Kurcaci ke Tempest
Setelah beberapa hari beristirahat dan merayakan kemenangan di Kerajaan Dwargo, Rimuru menyadari potensi besar dari aliansi ini. Ia melihat bagaimana keahlian para kurcaci dapat mempercepat pembangunan desanya. Dengan ide baru di benaknya, ia kembali menghadap Raja Gazel.
"Raja Gazel," Rimuru memulai, membungkuk hormat, "aku telah banyak belajar dan menerima keramahan yang luar biasa di Dwargo. Aku sangat berterima kasih."
Raja Gazel mengangguk, tersenyum. "Kau adalah penyelamat kami, Rimuru Tempest. Kerajaanku sangat berutang budi padamu."
"Ada satu hal lagi yang ingin kusampaikan," lanjut Rimuru. "Desaku, yang kini mulai berkembang, sangat membutuhkan keahlian seperti yang dimiliki oleh rakyatmu. Para kurcaci adalah pandai besi dan arsitek terbaik di dunia ini. Aku ingin mengundang beberapa dari mereka untuk datang ke desaku, untuk membantu kami membangun dan mengajarkan keahlian mereka."
Raja Gazel tampak berpikir sejenak. "Sebuah tawaran yang menarik, Rimuru. Namun, para kurcaci adalah bangsa yang bangga akan tradisi mereka. Mereka tidak mudah meninggalkan Dwargo."
"Aku mengerti itu, Yang Mulia," jawab Rimuru dengan tulus. "Tapi aku percaya, dengan kerja sama ini, kita bisa menciptakan sesuatu yang lebih besar. Sebuah jembatan antara dua bangsa, yang saling menguntungkan. Kami bisa menyediakan sumber daya alam yang melimpah, dan kalian bisa membantu kami mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai."
Raja Gazel menatap Rimuru lekat-lekat. "Kau memiliki visi yang sangat luar biasa, Rimuru Tempest. Baiklah, aku akan mengizinkan beberapa kurcaci terbaikku untuk menemanimu. Mereka akan menjadi duta dan pengajar. Tapi ingat, mereka adalah aset berharga bagi Dwargo. Perlakukan mereka dengan hormat."
"Tentu saja, Yang Mulia!" seru Rimuru, merasa lega. "Aku berjanji akan memperlakukan mereka seperti keluargaku sendiri."
Maka, beberapa hari kemudian, Rimuru dan rombongannya tidak hanya kembali dengan Gobta dan Ranga, tetapi juga dengan sekelompok kurcaci yang dipimpin oleh Garm, seorang pandai besi ulung, dan Dord, seorang arsitek terampil. Mereka adalah kurcaci-kurcaci yang berjiwa petualang dan tertarik dengan ide Rimuru untuk membangun sebuah peradaban baru.
Perjalanan kembali terasa berbeda. Rimuru sering berdialog dengan Garm dan Dord.
"Jadi, Rimuru-dono," Garm bertanya suatu sore, sambil memeriksa peta yang digambar Rimuru, "kau benar-benar ingin membangun kota dari awal dengan para goblin?"
"Ya, Garm-san," jawab Rimuru. "Desa kami sudah mulai berkembang, tapi kami butuh struktur yang lebih kokoh, sistem irigasi yang lebih baik, dan mungkin... bengkel pandai besi yang canggih seperti di Dwargo."
Dord tertawa kecil. "Ambisius sekali untuk seekor slime. Tapi aku suka semangatmu. Bagaimana dengan bahan baku? Kami butuh bijih besi berkualitas tinggi, batu, dan kayu yang kuat."
"Jangan khawatir soal itu," kata Rimuru dengan percaya diri. "Hutan Jura yang Agung ini adalah sumber daya yang tak ada habisnya. Aku bisa menemukan apa pun yang kalian butuhkan, dan para goblin akan membantu mengumpulkannya."
Ketika mereka akhirnya tiba di desa goblin, para kurcaci terkejut. Mereka mengharapkan pemukiman primitif, tetapi yang mereka lihat adalah desa yang terorganisir dengan rumah-rumah kayu yang rapi, ladang-ladang yang terawat, dan bahkan sebuah menara pengawas sederhana. Rigurd, pemimpin sementara, menyambut mereka dengan antusias.
"Selamat datang kembali, Rimuru-sama! Dan selamat datang para tamu terhormat dari Dwargo!" seru Rigurd, membungkuk dalam. "Desa kami telah menunggu kedatangan kalian."
Garm menatap Rimuru dengan ekspresi takjub. "Ini... ini jauh lebih maju dari yang kubayangkan, Rimuru-dono. Kau benar-benar telah membangun sesuatu yang luar biasa di sini."
"Ini semua berkat kerja keras para goblin," Rimuru menjelaskan, tersenyum bangga. "Rigurd dan yang lainnya telah melakukan pekerjaan yang fantastis."
Dord mengamati sekeliling dengan mata tajam seorang arsitek. "Potensi yang sangat besar! Dengan sedikit sentuhan keahlian kurcaci, tempat ini bisa menjadi kota yang megah!"
Malam itu, di sekitar api unggun, Rimuru menjelaskan visinya lebih detail kepada para kurcaci dan para pemimpin goblin. Ia berbicara tentang membangun jalan, jembatan, sistem pertahanan yang kuat, dan bahkan fasilitas untuk pengolahan sumber daya.
"Kita akan menamai kota ini Federasi Jura Tempest," Rimuru mengumumkan, "sebagai simbol badai perubahan yang akan kita bawa ke dunia ini. Kita akan menjadi bangsa yang dihormati, bangsa yang kuat, dan bangsa yang damai."
Para kurcaci dan goblin bersorak setuju. Semangat kolaborasi memenuhi udara. Garm dan Dord segera mulai merancang cetak biru, sementara para goblin, dipimpin oleh Rigurd, bersemangat untuk belajar dan bekerja di bawah bimbingan para kurcaci.
Rimuru melihat ke langit malam, merasakan angin sejuk menerpa tubuhnya. Ia tahu bahwa ini hanyalah permulaan. Dengan Luke yang telah menanamkan benih kepemimpinan, dan kini dengan bantuan para kurcaci, masa depan Tempest tampak cerah. Ia bertekad untuk mewujudkan mimpi ini, membangun sebuah peradaban di mana monster dan ras lain dapat hidup berdampingan, sebuah warisan yang akan membuat Luke bangga.