Rupanya salah masuk kamar hotel saat liburan membuat Gia Adrian harus rela terjebak dalam sebuah pernikahan konyol dengan pria asing dan begitu juga dengan Gio Hadikusumo terpaksa menerima pernikahan tersebut padahal dirinya merasa tak melakukan apapun.
"Aku tidak mau menikah dengan gadis manja dan liar sepertinya," ucap pria tampan nan macho dengan pandangan sedingin es gunung himalaya tersebut.
"Ck, kamu kira aku juga mau menikah dengan pria dingin dan kolot sepertimu? hidupku pasti akan penuh sial nanti," umpat Gia menolak mentah-mentah pernikahannya. Ia masih sangat muda dan masih ingin bersenang-senang.
"Pokoknya kami tidak ingin menikah, kami hanya salah masuk kamar!" ucap mereka bersamaan saat kedua orangtuanya memaksakan sebuah pernikahan demi menjaga nama baik keluarga masing-masing.
Gia anak gaul metropolitan, kaya raya dan manja serta gemar hang out bisakah bersatu dengan Gio pria kepulauan yang dingin dan serius yang selalu menjunjung tinggi adat istiadat keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara benda keramat
Setelah selesai makan malam bersama Gia mengikuti suaminya masuk kedalam kamarnya, ketika pintu baru dibuka matanya langsung melotot tak percaya ketika melihat kamar pria itu.
"Ini serius kamarmu?" ucapnya seraya mengedarkan pandangannya ke sebuah kamar berukuran 3×4 meter tersebut, sangat sempit bahkan mungkin seukuran kamar mandinya di rumah.
"Hm," Gio melangkah masuk lalu mengambil handuk.
"Tidak ada sofa?" tanya Gia yang tak menemukan sofa di kamar tersebut, ia hanya melihat sebuah ranjang dan juga lemari serta meja rias kecil dimana nampak beberapa parfum pria itu ada disana.
"Memang mau ditaruh dimana?" Gio yang hendak masuk kedalam kamar mandi sontak menatap wanita itu.
Gia nampak menggaruk rambutnya yang tidak gatal, benar juga kata pria itu jika ada sofa mau diletakkan dimana mengingat kamar mereka yang terlalu sempit.
"Lalu aku tidur dimana?" tanyanya kemudian, karena hanya ada ranjang satu jadi jika ada sofa paling tidak salah satu diantara mereka bisa tidur disana.
Gio hanya menggerakkan dagunya kearah ranjang lantas segera berlalu kedalam kamar mandi namun saat baru membuka pintunya tiba-tiba gadis itu kembali bertanya.
"Lalu kamu tidur dimana?" ucapnya ingin tahu, tidak mungkin kan mereka akan tidur bersama toh mereka bukan pasangan yang saling mencintai.
Gio menatapnya sejenak lantas kembali menggerakkan dagunya kearah ranjang dan tentu saja itu membuat Gia langsung melotot, apa itu artinya mereka akan tidur bersama? saat gadis itu ingin melayangkan protes pria tersebut sudah menutup pintunya dari dalam kamar mandi.
Kini Gia nampak berjalan mondar-mandir didalam kamar yang sempit itu untuk mencari cara agar mereka tidak tidur bersama, siapa tahu pria itu mau mengalah untuk tidur diatas lantai atau diluar saja. Rumah ini sangat luas pasti banyak kamar disini, pikirnya.
Tak berapa lama Gio nampak membuka pintu kamar mandinya dan Gia yang sejak tadi menunggunya segera menoleh namun gadis itu langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya ketika tak sengaja melihat pria itu hanya mengenakan handuk dan membiarkan tubuh bagian atasnya terbuka begitu saja.
"Dasar mesum, tidak bisakah kamu ganti pakaian dahulu sebelum keluar?" ucapnya sembari mengintip dari sela-sela jarinya, sungguh matanya ternodai apalagi kini bayangan tubuh seksi pria itu menari-nari di kepalanya.
Gio hanya menggeleng kecil menatap gadis yang masih menutupi wajahnya dengan tangannya tersebut lantas pria itu kembali masuk kedalam kamar mandi setelah mengambil pakaiannya yang ada didalam lemari.
Mendengar pintu kamar mandi ditutup Gia pun nampak lega lalu segera menjauhkan tangannya yang sejak tadi ia gunakan untuk menutupi matanya.
"Sangat berbahaya," gumamnya dan bersamaan itu Gio kembali keluar dengan pakaian lengkap yaitu sebuah celana kolor dan kaos polos rumahan.
Kemudian Gia pun segera mengambil handuk didalam kopernya lantas berlalu masuk kedalam kamar mandi, namun tiba-tiba gadis itu berteriak nyaring hingga membuat Gio yang hendak merebahkan tubuhnya diatas ranjang langsung berlari untuk melihat dan Gia yang baru keluar dari kamar mandi pun langsung loncat kedalam gendongan pria itu seraya melingkarkan kedua tangannya dileher.
"Ada kecoa," ucapnya dengan napas ngos-ngosan seraya menunjuk kearah kamar mandi sempit yang membuatnya hampir kehabisan napas, bersamaan itu pintu kamar mereka nampak diketuk dari luar dan karena tak dikunci tuan Hadikusumo langsung membukanya karena khawatir mendengar teriakan cucu menantunya tersebut.
"Oh astaga," ucap pria tua tersebut ketika melihat Gio sedang menggendong Gia.
"Jangan keras-keras mainnya, pelan-pelan saja bukankah ini yang pertama bagi kalian." imbuh pria tua itu hingga membuat Gia maupun Gio nampak saling bertatapan dan mereka baru menyadari posisi keduanya yang terlihat intim lalu keduanya saling menjauh dengan Gia segera turun dari gendongan pria itu.
"Dasar anak muda jaman sekarang sangat tak sabaran sekali," gerutu kakek Hadikusumo yang kembali menutup pintunya dari luar.
"Jangan lupa kunci pintunya dari dalam," tukasnya sedikit berteriak sebelum pergi dari sana.
Setelah kakeknya pergi Gia langsung menatap tajam suaminya tersebut. "Dasar mesum kamu pasti sengaja mencari kesempatan untuk memelukku kan, ingat kita menikah karena salah paham jadi lebih baik pikirkan bagaimana caranya agar kita segera berpisah?" tudingnya kemudian.
Gio nampak tersenyum sinis seraya menggeleng kecil. "Sepertinya tak hanya otakmu yang kosong tapi juga ingatanmu yang rusak," ucapnya lantas berlalu pergi dari hadapan gadis itu.
Gia nampak menggaruk rambutnya yang tidak gatal, benarkah ingatannya mulai rusak? gadis itu mengingat-ingat kejadian sebelumnya benar saja ia yang loncat kearah sang suami karena tak sengaja melihat kecoa didalam kamar mandinya.
Mengingat hal itu pun Gia kembali bergidik ngeri. "Apa kamu tak punya pembasmi kecoa?" ucapnya menatap sang suami yang kini kembali merebahkan tubuhnya diatas ranjangnya.
"Tidak ada kecoa disini karena kami sangat menjaga kebersihan," tukas Gio yang kini nampak mengambil surat kabar diatas nakas disamping tempat tidurnya tersebut.
"Benarkah?" Gia nampak tak percaya meskipun ia akui rumah ini sangat bersih bahkan di setiap sudut ruangannya.
Kemudian gadis itu pun kembali melangkah mendekati kamar mandi lalu diintipnya keadaan didalamnya barangkali ia tadi salah lihat, nampak sebuah benda berwarna hitam tergeletak diatas lantai yang ia kira sebelumnya adalah kecoa namun rupanya hanya sebuah batu.
"Sial," gumamnya ketika memungut batu tersebut.
Benda yang lebih mirip dengan liontin itu terlihat mengkilat ketika terkena sinar lampu dan mungkin ini milik suaminya, setelah membersihkan dirinya dan berganti pakaian ia pun segera keluar dari kamar mandi tak lupa juga membawa benda yang ia temukan tadi.
Sementara itu Gio yang melihat gadis itu datang segera melipat surat kabar di tangannya tersebut lantas diletakkannya kembali diatas meja kemudian bergegas menarik selimut untuk tidur namun ketika tak sengaja melihat sesuatu di tangan istrinya itu tiba-tiba pria itu beranjak dari tempat tidurnya.
"Apa yang kamu lakukan dengan barang milikku?" ucapnya seraya merebut benda tersebut dari tangan gadis itu.
"Lain kali jangan pernah menyentuh barang-barangku lagi!" imbuh pria itu lagi.
Gia yang terkejut pun langsung menatapnya, ada apa dengan benda itu? apa begitu spesial hingga orang lain tak di izinkan untuk memegangnya?
"Jangan-jangan itu benda keramat lagi atau benda yang digunakan untuk mengguna-gunaiku?" gumamnya menebak mengingat tadi saat ia melihat benda tersebut tanpa sadar minta gendong pria itu bahkan tak hanya gendong tapi juga peluk.
Seketika Gia menatap lengan kekar pria yang terlihat begitu kuat itu, pantas saja dengan mudah menggendong dirinya lalu pandangan gadis itu semakin turun ke bawah dan seketika menggeleng cepat.
"Sadar Gia sadar, dia hanya pria kampung."
Wah wah wah benar2 yaa Gio seorang suami idaman...
Perlu dikarungin jangan sampai lepas /Drool/, bahaya kalau sampai jatuh ke dalam pelukan wanita yang ngga bener..
Anugrah terindah lho Gia kamu punya suami yang seperti itu...
Satu point plus sudah dimiliki oleh Gio sebagai seorang suami...
Jangan sampai positive vibes ini menjadi ternoda ya Gio..
Awas saja kalau kamu masih gagal move on dari mantan...
jordi buaya...bru nikah aja liat istri orang kek gtu apa lgi kalau udah lama
apa yg dtuggu" gi 🤣
wkwk.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/