NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Takdir

Bukan Sekedar Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:804
Nilai: 5
Nama Author: xzava

Aku tak pernah percaya pada cinta pandangan pertama, apalagi dari arah yang tidak kusadari.
Tapi ketika seseorang berjuang mendekatiku dengan cara yang tidak biasa, dunia mulai berubah.
Tatapan yang dulu tak kuingat, kini hadir dalam bentuk perjuangan yang nyaris mustahil untuk diabaikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Pagi itu, Yura sudah rapi dan siap berangkat ke kampus. Hari ini ia harus lebih duluan dari teman-temannya karena dosen penasehatnya meminta bertemu pukul tujuh pagi.

“Gue berangkat duluan.”

Pesan singkat itu ia kirimkan ke grup mereka berlima. Seperti yang sudah diduga, belum ada satu pun yang membalas. Maklum, waktu baru menunjukkan pukul enam lebih sedikit waktunya orang-orang masih tarik selimut.

Saat membuka pagar, tanpa disangka, tepat saat itu juga Ardhan keluar dari rumah. Yura sedikit tersentak saat mendengar suara laki-laki itu.

“Pagi Yura…” sapa Ardhan ramah.

“Pagi Kak Ardhan.” Yura membalas sapaan itu dengan senyum tipis, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

“Mau ke mana pagi-pagi begini?”

“Saya mau ke kampus Kak. Dosen minta ketemu jam tujuh,” jawab Yura sopan. “Kalau Kak Ardhan sendiri?”

“Mau jogging.”

Yura mengangguk singkat. Dalam hatinya, ia ingin berbincang lebih lama, tapi waktu tak mengizinkan. Ia buru-buru membuka pintu mobil dan bersiap mundur dari garasi.

“Hati-hati ya Kak,” ucap Yura sambil menoleh sebentar sebelum masuk ke mobil.

Ardhan hanya mengangguk dan tersenyum kecil, matanya mengikuti gerak Yura yang mulai menyalakan mesin mobil.

Saat Yura hendak turun lagi untuk menutup pagar, betapa terkejutnya ia melihat Ardhan sudah lebih dulu berjalan menghampiri dan menutupkan pagar untuknya.

“Langsung aja berangkat,” ucap Ardhan santai.

Yura menatapnya sejenak, lalu tersenyum penuh makna. “Terima kasih banyak Kak. Saya akan balas kebaikannya nanti,” katanya ringan.

Ardhan hanya mengangguk, tak menjawab, tapi jelas dari sorot matanya ia senang.

Yura pun perlahan melajukan mobilnya, meninggalkan perumahan. Jarak ke kampus memang tak terlalu jauh, sekitar 30 menit, tapi ia tak ingin membuat dosennya menunggu. Dalam benaknya, percakapan singkat barusan masih berputar, lengkap dengan perasaan hangat yang entah kenapa muncul tiba-tiba.

Sepanjang perjalanan, Yura hanya fokus pada jalanan yang masih lenggang pagi itu. Namun, sesekali senyum tipis muncul di wajahnya mengingat perlakuan manis Kak Ardhan tadi. Hanya sebentar, tapi cukup untuk membuat pagi hari Yura terasa lebih hangat.

Sesampainya di kampus, area parkir masih sepi. Yura langsung mendapat tempat parkir yang strategis, tak jauh dari gedung fakultasnya. Ia menghela napas lega setidaknya tak perlu repot berjalan jauh.

Sebelum turun dari mobil, Yura sempat memeriksa ponselnya. Tak ingin melewatkan pesan penting, apalagi dari dosen. Ternyata, hanya ada pesan dari Aldin yang mengatakan kalau ia akan berangkat pukul delapan nanti. Yura membaca sekilas tanpa membalas.

Setelah memastikan map-nya rapi dan membawa semua berkas yang diperlukan, Yura turun dan berjalan menuju ruang dosen. Jam masih menunjukkan pukul 06.47. Masih ada waktu tiga belas menit sebelum janji konsultasinya. Namun entah kenapa, jantungnya berdegup lebih cepat. Padahal hanya konsultasi judul, bukan sidang skripsi.

Saat sampai di depan ruangan, pintu tampak sedikit terbuka. Yura mengintip pelan. Kosong.

Ia memutuskan duduk di bangku panjang di depan ruangan sambil menunggu. Tak lama kemudian, dari kejauhan Yura melihat dosennya datang. Spontan ia berdiri sambil tersenyum.

“Dari jauh udah senyum-senyum, pasti ada maunya nih,” gurau dosennya sambil mendekat.

Yura tersenyum lebar, senyum khas yang memperlihatkan deretan giginya. “Iya Pak,” jawabnya jujur.

“Masuk.”

Yura segera mengikuti dosennya ke dalam ruangan dan duduk di kursi di depannya.

“Ini Pak.” Ia menyodorkan map yang sudah terbuka, memperlihatkan beberapa alternatif judul penelitian yang sudah disiapkannya.

Sang dosen membaca dengan teliti, sesekali mengangguk kecil. Lalu memberikan beberapa masukan dan koreksi. Setelah berdiskusi sebentar, mereka pun sepakat dengan satu judul.

“Baik, ini sudah bisa,” ucap sang dosen sambil menandatangani lembar daftar judulnya.

“Terima kasih banyak Pak,” ucap Yura antusias, matanya berbinar senang.

“Iya. Tapi ingat, jangan semangat di awal saja ya,” pesan dosennya sambil tersenyum.

“Siap Pak.”

“Silakan,” dosennya mengisyaratkan Yura untuk keluar ruangan.

“Terima kasih Pak,” ucap Yura lagi sambil membungkuk sedikit sebelum meninggalkan ruangan.

Begitu pintu ruangan ia tutup, Yura tersenyum lebar dan melakukan tarian kecil penuh kegirangan. “Yesss!”

Ia berjalan santai ke arah mobil. “Apa gue balik aja ya? Mereka pasti masih lama,” gumamnya.

Namun baru saja ia membuka pintu mobil, ponselnya bergetar. Pesan dari Aldin masuk.

Aldin: “Gue udah jalan.”

Yura tersenyum kecil lalu membalas, “Oke, gue tunggu di parkiran.”

Tak lama setelah pesannya terkirim, ponselnya berdering. Panggilan masuk dari Aldin.

“Oy bro!” sapa Yura saat sambungan terhubung.

“Lo parkir di mana?” tanya Aldin.

“Depan fakultas. Di lapangan itu.”

“Oke, sepuluh menit lagi gue sampai.”

“Lah, baru juga gue mau nitip makanan,” celetuk Yura, tapi panggilannya sudah ditutup.

Yura menghela napas, lalu merebahkan diri dengan memundurkan sandaran kursi mobil. Ia memejamkan mata, membiarkan tubuhnya rileks untuk sementara. Ia bahkan tak peduli dengan sekelilingnya.

Tanpa disadari, sebuah mobil lain melambat dan berhenti tepat di sebelah mobil Yura. Pengemudinya tak lain adalah Ardhan orang yang sedang mengisi pikirannya belakangan ini.

Dari jauh, Ardhan sudah melihat mobil Yura terparkir. Ia segera mempercepat laju mobilnya, lalu dengan sengaja memarkirkan mobilnya di sebelah mobil Yura. Setelah mesin dimatikan, ia menoleh dan mendapati Yura tengah tertidur di balik kemudi.

Senyum tipis muncul di wajah Ardhan. Tangannya sempat ingin mengetuk jendela mobil Yura, tapi ia urungkan. Waktunya terbatas, dan ia sedang terburu-buru.

“See you, Yura...” bisiknya lirih, sebelum akhirnya beranjak pergi.

Tak lama kemudian, mobil Aldin muncul dan melambat, lalu berhenti tepat di sebelah mobil hitam yang diparkir di sebelah Yura, mobil Ardhan. Sekilas Aldin sempat melirik, merasa tak asing dengan mobil itu, tapi ia tak terlalu ambil pusing. Siapa pun bebas memarkir di kampus, pikirnya.

Saat ia mendekat ke mobil Yura, ia mengintip ke dalam dan menemukan sahabatnya sedang memejamkan mata di balik kemudi.

“Lah, tidur,” gumam Aldin, lalu mengetuk kaca jendela pelan.

Yura tersentak kecil dan segera membuka mata. Ia buru-buru menekan tombol kaca jendela.

“Sadar juga,” goda Aldin. “Tidur?”

“Enggak, cuma merem bentar doang,” sanggah Yura cepat, sambil duduk tegak.

Aldin menyeringai. “Gimana tadi sama dosen lo?”

Yura langsung tersenyum lebar, penuh kemenangan. Ia mengambil map dari kursi sebelah dan mengangkatnya, menunjukkan lembar dengan tanda tangan yang baru saja didapatkannya.

“Dapat dong!” ucapnya penuh semangat.

“Widiiiih, sombong!” seru Aldin, tapi bukan dengan nada iri. Justru matanya berbinar senang melihat temannya berhasil. Ia jadi semakin termotivasi untuk segera menyusul.

Yura hanya terkekeh kecil melihat ekspresi sahabatnya itu.

“Ke kantin yuk! Lo belum sarapan kan?” ajak Aldin.

Tanpa pikir panjang, Yura langsung mengangguk cepat. “Belum!”

Dengan kecepatan kilat, ia meraih tasnya, membuka pintu mobil, dan melompat turun. “Let’s go!”

Aldin tertawa kecil melihat tingkah Yura yang mendadak penuh energi, seperti anak kecil yang diajak jalan-jalan.

“Lo semangat banget sih, baru dapet TTD doang,” celetuk Aldin sambil ikut berjalan.

“Ini bukan ‘cuma’ tanda tangan bro. Ini langkah awal menuju kebebasan!” jawab Yura dramatis sambil mengangkat map-nya tinggi-tinggi.

Aldin hanya geleng-geleng sambil tersenyum, lalu mereka pun berjalan bersama menuju kantin, siap memulai hari dengan perut kenyang dan semangat baru.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!