" Tolong Duk, kakek titip mereka padamu, kakek takut tak mampu lagi bertahan di dunia yang keras ini kasihan mereka jika kakek sudah tiada." ucap pria tua itu kepada ku, aku melihat ke arah dua anak kecil saling bergandengan, mata mereka yang biru safir menatapku dengan harap.
" Baiklah kek, saya akan menjaga mereka, tapi saya minta maaf saya tidak bisa memberikan mereka fasilitas, kakek tau kan keadaan saya juga sedang sulit." Ucapku jujur dan kake itu mengangguk.
" Saya percaya padamu Duk, saya titip mereka, dan terimakasih..." ucap pria tua itu dan pergi meninggalkan kedua anak kecil itu di hadapanku, mata mereka yang tajam serta indah, membuat siapa saja akan merasa tak tega. dua Anka kecil yang ku bawa pulang membuat kehidupan ku berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama nayfa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hasil kedua
Setelah berbelanja Antika yang emang bisa menggunakan ponsel, langsung memesan taksi online, bukan kebanyakan duit, melainkan dia melihat suaminya seperti kelelahan apa lagi keadaan suaminya yang mengunakan kursi roda, serta ia juga kasihan pada anak-anak yang sudah kelelahan.
Sebelum pulang Antika membeli makanan untuk makan siang karena pasti tak sempat memasak, kali ini Antika benar-benar menggunakan uang itu.
sesampai rumah Antika meletakan semua belanjaan itu, tak ia hiraukan pandangan para tetangga melihat mobil taksi online yang berhenti di depan rumahnya.
" Cuci tangan dan kaki, terus ganti baju kalian lalu makan oke, jangan lupa tidur siang ya pasti capek kan." Tegurku dengan lembut mengingatkan pada anak-anak.
Tepat pas Antika baru menata masakan yang dia beli, ank sulungnya datang, masuk kerumah.
" Assalamualaikum ma, pak." Ucap salam Reyhan dan mencium tangan kamu bergantian.
" Kaka, ganti bajunya dulu dan cuci kaki dan tangan kita makan bersama." Ucapku dan di ngukin oleh Reyhan
selesai makan semua, mereka mengambil bantal ternyata mereka memilih tidur bersama di depan tv dengan mainan masing-masing di pelukan mereka, kecuali Reyhan yang heranelihat pemandangan itu.
" Ini untuk kakak, semoga suka ya, hari Minggu kita kepasar ya kak, kita beli sepatu kakak." Ucapku pada anak sulung ku yang bengong melihat bergantian barang yang dia pegang dan ke arah adik-adiknya yang memeluk mainan.
" Mama apa sudah ada uangnya?" tanyanya ragu, Antika yang melihat hanya tersenyum dan mengangguk tanpa bersuara.
" Kakak ikut tidur siang ya," Ucap ku pada Anka sulungku, dan benar saja Reyhan masuk ke kamarnya mengambil guling untuk ia ikut tidur di depan tv, ikut bersama adiknya yang sudah ke alam mimpi.
" Mas, waktunya kita mengecek kebun, notifikasi layar ku sudah berkedip." Ucap ku pada suamiku yang sedang memandang anak-anak yang tertidur pulas.
" apakah pintu sudah terkunci semua?!" Bukannya menjawab suamiku malah bertanya.
" Sudah semua mas, Tika juga sudah mengganjal pintu dapur dengan balok yang Tika bawa tadi dari depan." Ucapku dan mendekat ada suamiku.
" Bismillahirrahmanirrahim..." Kami mengucap bersamaan dan bergandeng tangan, detik kemudian sampai di kebun, ternyata padi yang kita tanam semalam sudah berubah warnanya keemasan Dengan telaten aku dan mas Aldi memanen nya seperti kemarin malam, ternyata panen padi lebih lama ketimbang memanen tobat dan cabe kemarin.
Sekitar tiga jam kami baru selesai memanennya, dan anehnya saat pindah ke karung pasir itu sudah berubah menjadi beras!" Heran pasti, namun saat notifikasi layar berkedip, Antika melihat dan memahami jika padi yang di tanam akan langsung otomatis berubah menjadi beras putih bersih tanpa perlu di saring lagi.
Hadiah yang di dapat pun cukup besar poinnya, dan hadiah untuk suaminya ternyata upgrade wadah penyimpanan hasil panen, gudang di upgrade dengan poin.
PANEN KEDUA BERHASIL,
SILAHKAN LIHAT HADIAH DAN POIN DI LAYAR.
NAMA :: ANTIKA PRATIWI
USIA :: 26 TAHUN
SETATUS KETRAMPILAN :: BERKEBUN LEVEL PEMULA AKTIF
POIN :: 1000 POIN
KEKAYAAN:: RUANG VIRTUAL, KEBUN VIRTUAL, GUDANG PENYIMPANAN DAN UANG TUNAI 40.000.000 rupiah
HADIAH MISI:: BELUM TERBUKA
Suara sistem terus berucap, saat melihat layar suami ku ternyata tak beda jauh,
NAMA :: ALDI SUSANTO
USIA. :: 28 TAHUN
SETATUS KETERAMPILAN :: BERKEBUN LEVEL PEMULA AKTIF
POIN :: 0
KEKAYAAN :: 10.000.000 uang tunai
HADIAH MISI :: BIBIT PADI, WADAH, PETI DAN KARUNG.
" Hah...ini serius!" tanyaku pada diri sendiri namun Tejo menjawabnya.
" Benar nyonya, tuan dan nyonya adalah satu jadi hasil sistem saling berkaitan,.
" Ini berasnya bakal di jual kemana?!" tanyaku bingung saat melihat karung-karung beras yang berjejer.
" Seperti sebelumnya tuan ada 2 pilihan, jual ke rumah virtual atau di dunia tuan dan nyonya, Berat per-karung 50 kg, hasil panen 20 karung, jika ingin di merubah takarannya nyonya dan tuan harus meng-upgrade gudang penyimpanan dan karung." Tejo berceloteh panjang kali lebar, aku dan mas Aldi mangut-mangut aja,
Karena upgrade butuh poin banyak jadi sementara ini mereka mulung aja dulu, beras yang mereka hasilkan terpaksa di jual ke rumah virtual, dan ternyata uang itu sudah ada di dompet virtual milik Antika hanya beberapa persen di dompet virtual mas Aldi.
" Wah...ini serius uangnya...apakah bisa di pakai di dunia nyata?! " Tanyaku dengan mata berbinar jiwa materialistis ku meronta melihat deretan nol, mas Aldi yang melihat wajah girang ku hanya menggeleng saja, menurutnya tak heran jika wanita suka dengan uang.
" Bisa nyonya, namun harus di gunakan dengan bijak, agar nyonya tidak jatuh miskin." Jawab Tejo dengan jelas namun di akhir ucapannya Tejo menggoda nyonya, Antika yang mendengar langsung memanyunkan bibir hingga Aldi tergelak.
" Sudah lah, mas satu karung ini biarlah di sini dulu, kalo beras kita habis baru kita ambil, ini mau tanah apa lagi?" Tanyaku, bingung.
" Lombok dan tomat aja ma, itu lebih cepat laku, dan ini kita naikan dulu levelnya soalnya lihat, ini ada bibit buah anggur, kita coba." Kata mas Aldi dan memperlihatkan layarnya yang berkedip.
" Oke kita tanam lombok dan tomat lagi," Jawabku antusias, Aku lekas mengeluarkan tomat yang sudah ku siapkan dari rumah dan lombok, cukup satu biji lombok untuk satu pohonnya, satu baris lahan itu bisa di tanam 20 batang pohon dengan jarak sekitar satu meter bukan memanjang melainkan bersebelahan.
Satu baris tanah minimal dua batang pohon bersebelahan, jika di upgrade bisa 3 baris batang.
" Alhamdullilah selesai ..yuk mas kita balik pasti anak-anak sudah bangun tidur." Ucapku mengajak mas Aldi keluar dari kebun mereka.
Detik kemudian mereka ada di dapur, saat mereka berjalan keluar ternyata anak- anaknya masih pada tidur.
Antika melihat jam di ponselnya, dia menghitung mundur waktu, ternyata jika di kebun virtual satu hari namun di dunia nyata hanya sepuluh menit.
Karena lelah, Antika masuk kekamar bersama mas Aldi, Antika kasihan dengan suaminya, untung sebelum pergi Antika mengambil air dari sumber mata air itu untuk di minum oleh suaminya, Antika tak tega namun ketika tau manfaat air itu Antika mulai mengambil untuk suaminya konsumsi agar bisa meringan kan setidaknya rasa nyeri yang sering di alami mas Aldi.
Malam hari seperti biasa Antika setelah makan malam memilik ke kebun bersama suaminya, antika memanen semua hasil kebun dan menyimpannya di gudang, ia menanam kembali lombok dan tomat sebelum keluar ia dan suaminya sepakat akan menjual ke tempat amang Ipan, rencana uang itu akan dia gunakan membeli bibit dan pupuk dia dan Antika ingin berkebun di lahan kosong milik mertuanya, tepatnya di belakang rumah dan samping rumah yang emang milik mertuanya.
" Assalamualaikum...., mang ini Aldi pak, suaminya Antika tetangga mbok Iyah yang kemarin jual lombok, tomat dan kangkung." Ucap mas Aldi, sengaja aku memberikan nomor mang Ipan ke mas Aldi, karena aku ingin suamiku juga terlibat urusan transaksi seperti ini.
" Oh ya,...yang bawa tomat dan lombok pakai peti itu ya." Jawab amang dari sebrang.
" Iya mang, apakah masih terima pasokan lombok tomat mang?" tanya mas Aldi.
" Masih, kalo ada banyak tawarkan aja ke amang nanti amang ambil ke rumah." Jawab amang dari sebrang.
" Ada sekitar 20 peti lombok dan 15 peti tomat mang." Jawab cepat mas Aldi, dan itu terdengar sekali saat suara pengeras ponsel suamiku hidup.
" Oke gas...saya percaya sama tomat dan lombok kalian, amang ambil jam 3 pagi aman kan!" Ucap mang Ipan dengan suara bahagia.
" Saya kasih tau istri saya dulu ya mang bisa gak pagi jam segitu!" Jawab mas Aldi dan melirik sebagai tanda memberi kode.
" Gak apa mas,..." jawabku.
" Bisa mang kami tunggu di rumah mang." Ucap mas Aldi, setelah ber basa basi dan mengirim lokasi sambungan itu terputus.
" Kita siap kan jam dua aja ma, untuk jaga-jaga takut amang datang sebelum jam 3 pagi.
" Iya juga ya mas, takutnya meleset." Ku benarkan ucapan suamiku, untuk menimbulkan kecurigaan warga nantinya.
Akhirnya sepakat jam 12 aku dan suamiku masuk ke kebun, memindahkan peti-peti hasil panen sebelumnya ke ruang depan, namun saat melihat tanaman yang kami tanam kembali sudah menguning buahnya tandanya tak lama akan panen kembali, aku dan mas Aldi saling pandang, dan berfikir sesaat sebelum memutuskan.
" Tejo.... apakah tanaman yang tadi kami tanam bisa kami panen?" tanya ku pada tejo sedikit berteriak.
" Bisa nyonya, tunggu berapa menit lagi atau anda bisa menyiram nya dengan air yang mengalir dari sungai, bisa mempercepat pematangan buah." Jelas Tejo, aku menatap suamiku yang menangguk, aku pun mencobanya dan benar saja saat itu juga warna buah yang awalnya kuning menjadi merah, dan ada beberapa warna Orange yang cukup segar, tidak ada tomat yang warnanya hijau atau kuning ke'orange.
" Wah...jo...ini mah beneran bisa panen cepat." Ucapku dengan girang, suamiku yang melihat pun tersenyum.
Mas Aldi mengambil ponsel di pangkuannya, antika yang melihat itu hanya diam, dia menebak jika mas Aldi ingin menghubungi seseorang.
" Assalamualaikum..mang maaf menggangu waktunya, mau tanya apakah amang terima lombok dan tomat banyak? " tanya mas Aldi, aku hanya mendengarnya saja.
" Berapapun akan saya ambil al, ada berapa banyak, apakah ada tambahan?" Tanyanya antusias.
" Iya mang, kata teman ada lebihan 25 peti lombok dan tomat 10 peti tomat, sedangkan saya menawarkan tadi 20 peti lombok dan tomat 15 peti, jika amang menerima banyak stok ini totalnya semua lombok 45 peti dan tomat 35 peti." jelas Anjang kali lebar mas Aldi.
" Amang ambil semua...bisa jadi ladang bisnis kalo begini Al, nanti amang kesana bawa mobil." jawab amang dengan jelas dan dari nada suaranya sangat semangat, Setelah berdiskusi sedikit sambungan itu terputus.
Di rumah amang Ipan, istrinya yang penasaran melihat wajah berseri suaminya langsung bertanya curiga.
" Siapa pak?!" Tanyanya dengan nada curiga.
" Ini mah, ada petani tomat dan lombok yang masuk dengan jumlah besar, dan mama mau tau tomat dan lombok yang bapak kasihkan mama itu dari mereka, lombok itu sangat pedas dan harganya juga bisa bermain dengan harga kualitas di pasar pada umumnya kita bisa bekerja sama dengan mereka, bapak ada rencana jika petani itu rutin akan bapak tawarkan ke pasar pusat dan beberapa minimarket, sepertinya tahan lama lombok dan tomatnya." Jawab amang Ipan dengan semangat, istrinya pun terkejut, pasalnya lombok itu benar kata suaminya sangat pedas namun tomatnya bisa menyeimbangi jadi tak perlu banyak lombok jika ingin menikmati sambal pedas.
lanjut thorrr...trus semangat..💪💪🥰
lanjuttt