NovelToon NovelToon
Bad Boy Falling In Love

Bad Boy Falling In Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

"Siapa nama lo?." Suara lelaki itu yang dalam bergema di telinga seorang gadis yang menatapnya dengan penuh minat.

"A-abila!." Jawabnya tergagap

"Apa cewek itu ngeliatin kita?." Lelaki itu melirik ke arah gadis lain yang tengah memperhatikan mereka dengan mengepalkan tangannya.

Abila yang mengerti maksud lelaki tampan yang berdiri di hadapannya itu langsung mengangguk pelan. "I-iya."

"Good!."

Tanpa berkata apa pun lagi, lelaki itu langsung mencium bibir Abila

Dan, tidak ada yang menyangka bahwa ciuman itu yang akan menentukan nasib mereka.

Satu ciuman dari bad boy tampan dan semua berakhir bagi Abila

Sejak orang tuanya meninggal, Abila Beyza Auliandra lebih suka menjalani kehidupannya dengan tenang. Pemalu dan pendiam, Abila hanya bisa bersikap bebas ketika berada di dekat sahabatnya, Rafka Shankara Arsala pemain basket yang sedang naik daun di sekolah mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Rafka saat ini sedang mengikuti latihan basket. Seluruh tim berbaris di lapangan dan mereka sedang berlatih melempar bola ke ring.

Rafka berada dibelakang anak laki-laki berambut pirang yang sedang mengobrol dengan rekan pemain lainnya ketika Zerga berjalan memasuki lapangan, sudah lengkap mengenakan kaos olahraganya.

Pelatih menoleh, menatap Zerga dengan mengernyitkan dahinya.

"Kamu selalu datang terlambat, Zerga." Bentaknya. "Kamu tau saya benci orang  yang datang terlambat! Sepuluh putaran mengelilingi lapangan!."

"Iya, pak." Jawab Zerga dan mulai berlari mengelilingi lapangan. Ia terbiasa dengan hukuman yang pelatih berikan padanya, tetapi juga tahu bahwa sebagai pemain terbaik di tim, pelatih harus mempertahankannya di tim ini.

Tatapan tajam Zerga bertemu dengan tatapan Rafka, dan Rafka hanya menyeringai kecil melihat Zerga menerima hukuman yang melelahkan.

Saar Zerga sudah menyelesaikan hukumannya, laki-laki itu terengah-engah, tetapi langsung siap berlatih.

"Dengar sini semua!." Teriak pelatih. "Kalian akan berlatih basket berantai hari ini. Saya setelah ini harus pergi rapat untuk guru olahraga dari beberapa sekolah, jadi sesi latihannya hanya sebentar. Pertandingan kita berikutnya sebulan lagi. Kita akan berlatih dua kali lebih keras mulai besok. Bapak harap kalian semua siap!."

"Siap, Coach!." Seru para pemain.

Rafka berdiri di barisan paling depan, jadi dia melangkah maju dan memegang bola, mendribbling bola dengan presisi terlebih dahulu sebelum akhirnya membidiknya kearah ring. Rafka sedikit menekuk lututnya, pandangan matanya fokus tertuju kearah ring, lalu melompat.

Bola berhasil masuk kedalam ring basket.

"Bagus sekali, Rafka." Teriak pelatih. "Ayo yang selanjutnya!."

Satu persatu, anak-anak itu mulai melempar bolannya ke ring, tetapi tidak semua berhasil memasukkan. Bola memantul dan tidak mencapai ring sama sekali. Hanya beberapa yang nyaris bisa memasukkan.

"Anjing!." Umpat rekan setim Rafka saat bidikannya meleset. Ia menjauh untuk memberikan bola pada Zerga.

Zerga meliriknya dan kembali menatap Rafka. Ia menyeringai malas kearah lawannya sembari mendribbling bola.

Rafka menyipitkan matanya, merasa curiga. Entah mengapa, Zerga terlihat sangat tertutup seolah sedang merencanakan sesuatu.

Tanpa mengalihkan pandangannya, Zerga melemparkan bola kearah ring.

"Bagus, Zerga!." Seru pelatih. Semua pemain terkesima dengan kemampuan alami Zerga untuk mencetak gol, tetapi Rafka terlihat tidak menyukai hal itu.

~

Setelah satu jam kemudian.

"Sudah cukup untuk latihan hari ini."  Kata pelatih. "Untuk latihan berikutnya, kita sambung lagi besok. Sekarang kalian semua bisa bubar!."

Mereka berbalik, menuju ke tempat mereka meletakkan tasnya masing, mengambil handuk dan air minum untuk menyejukkan tenggorokan mereka.

"Gokil, lu tadi bagus banget Zerga! Tanpa ngeliat ke ring loh!." Seru teman nongkrong Zerga, sembari menepuk punggung Zerga. "Lu emang bener-bener pemain terbaik di tim!."

"Gua akan selalu jadi pemain terbaik disekolah ini, bahkan setelah lulus." Kata Zerga dengan nada arogannya. "Ngga kayak orang yang masuk ke tim dengan cara ngejilat pelatih." Zerga menoleh ke arah Rafka.

"Kalo lo ga buta, gue punya bakat." Kata Rafka dengan tenang. "Dan gue ngga harus pake nama orang tua supaya lolos dari masalah!."

"Itu karena lo ngga punya bokap." Zerga menyeringai. "Jelas ngga punya kuasa apa-apa, apalagi nyokapnya." Zerga menoleh kearah temannya, lalu mereka tertawa terbahak-bahak.

Brak!

Rafka menjatuhkan tasnya dan langsung menyerang Zerga. Sebelum ada yang bisa menghentikannya, Rafka mencengkeram kerah baju Zerga.

"Dasar lo brengsek!." Rafka mengumpat, tetapi Zerga hanya tertawa.

"Apa lo? Kata gua bener, kan? Lo ngga punya bokap!." Ejek Zerga. Nada bicaranya menyembunyikan makna tersembunyi yang tidak disadari orang lain.

Rafka sangat marah dengan kata-kata yang Zerga lontarkan didepannya dan ketika hendak memukul wajah Zerga, Pelatih justru tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"APA YANG KALIAN BERDUA LAKUKAN, HAH?." Teriak pelatih. "RAFKA, LEPASIN ZERGA SEKARANG JUGA!."

Anak-anak yang lain ikut memisahkan mereka. Rafka terus mengumpat kasar kepada Zerga, dan hal itu membuat pelatih semakin merasa kesal.

"Penahanan satu minggu buat kamu, Rafka!." Kata pelatih.

"Tapi, coach. Dia yang menghina saya terlebih dahulu."

"Dan yang saya lihat kamu mencoba memukulnya!. Kata pelatih itu terlihat geram. "Saya tidak peduli dengan apa yang Zerga katakan, tapi saya tidak suka perintah saya dibantah. Kalau kamu mau protes, itu sia-sia dan saya hanya akan menambah hukuman untuk kamu."

Rafka melayangkan tatapan tajam nya kearah pelatih, lalu perlahan menurunkan pandangannya.

Pelatih kemudian menoleh kearah Zerga yang sama sekali tidak merasa bersalah. "Saya tidak tau apa masalah kamu, tapi kalau kamu tidak menyelesaikan masalah mu dengan Rafka, kamu keluar dari tim basket saya!." Kata pelatih memperingatkan. "Dan saya tidak peduli seberapa hebat kamu bermain!."

Zerga terlihat sama sekali tidak takut, dia hanya santai menganggukkan kepalanya. "Siap, coach." Jawabnya.

"Rafka, temui saya di kantor saya sepuluh menit lagi." Kata pelatih, berjalan pergi meninggalkan lapangan, sementara yang lainnya juga mulai bubar.

Zerga menyeringai pada Rafka, sebelum akhirnya berbalik dan pergi.

"Sialan!." Rafka berjalan pergi, menemui pelatih diruangannya.

~~

Zerga berjalan santai ke kelasnya , misinya untuk menyingkirkan Rafka hari ini telah tercapai.

"Dan sekarang untuk rencana berikutnya." Bisik Zerga pada dirinya sendiri. Tatapan matanya tertuju pada sosok gadis mungil yang berdiri didepan pintu kelas, bersandar di dinding, terlihat gemetar karena gugup.

Abila berdiri dengan gelisah sembari menunggu Zerga. Ia berharap Rafka tidak akan memergokinya bersama dengan musuh terburuknya. Jika Rafka sampai mengetahui bahwa Abila bertemu dengan Zerga secara diam-diam untuk mengerjakan proyek semester, Rafka pasti akan sangat marah pada Abila.

Menyebut nama Zerga saja sudah membuat Rafka emosional, dan Abila tidak ingin menambah panasnya.

"Kenapa? Gugup, ya?."

"Ah!." Abila terkejut dan berbalik, mendapati Zerga  sudah berdiri tepat disampingnya. Lelaki itu mengenakan kaos basket lengan pendeknya, memperlihatkan lengannya yang mengucur dari otot-ototnya yang kencang, menunjukkan bentuk tubuhnya yang bugar. Beberapa siswa-siswi yang lewat menatap Abila dengan tatapan tajamnya, tetapi Abila menghindari tatapan itu dengan acuh tak acuh.

"Kita harus cepet." Kata Abila." Supaya kita ngga perlu ngabisin waktu bareng terlalu lama."

"Kita punya waktu empat bulan buat proyek ini." Zerga mengangkat bahunya.

Abila menarik napasnya dalam-dalam. Ia tidak ingin menghabiskan sisa semester dengan lelaki berandalan seperti Zerga!

"Aku tahu kok, tapi aku pengen tugas ini cepet selesai." Jawab Abila. "Kamu ngga usah khawatir. Aku bisa kok ngerjain tugas ini sendiri dan aku nanti cantumin nama kamu juga, kamu ngga perlu ngelakuin apa pun--"

"Ogah. Gua maunya kita kerja sama."

Abila merasa takut ketika mendapatkan jawaban itu. Jelas bahwa Zerga mencoba mengintimidasi nya, dan sayangnya, itu berhasil. Abila takut pada Zerga!

Zerga mendekatkan tubuhnya guna membisikkan sesuatu ditelinga Abila. "Lo takut kalau gua bakalan nyium lo lagi?."

Abila menelan salivanya dengan susah payah, ketika Zerga menjulang tinggi di atasnya, apalagi dengan posisi mereka yang begitu dekat seperti saat ini. Tanpa sadar, Abila mengambil langkah mundur, tetapi punggungnya sudah membentur dinding. Zerga tidak mendekat, tetapi lelaki itu membungkuk merendah dan menatap mata Abila.

"Percaya deh, nyium bibir lo itu bukan pengalaman yang bikin gua seneng." Zerga tahu perkataannya ini sepenuhnya bohong, karena sebenarnya dia menikmati ciuman mereka malam itu, tetapi yang membuatnya terkejut setelah mengatakan hal itu adalah ketika melihat kedua mata Abila langsung berkaca-kaca.

"A-aku... aku." Abila tergagap, hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia segera menjauh, menyeka air matanya. Abila tahu bahwa dirinya tidak pandai menyembunyikan apa yang sedang dirasakannya, tetapi cara Zerga mengatakannya sungguh menyakitkan.

Zerga menggelengkan kepalanya, bibirnya tersenyum meremehkan. 'Gua benci orang lemah kayak dia.'

Zerga menghela napas beratnya. "Kita ke danau aja, ngerjain tugasnya disana." Bentaknya. "Kalau lo terus-terusan nangis kayak gini, tugas kita ngga cepet selesai!." Zerga memalingkan wajahnya dari Abila dan hendak pergi, tetapi Abila buka suara.

"Trus kenapa kamu selalu bikin aku sedih?." Tanya Abila.

Sebelum Zerga sempat membentaknya lagi, Abila segera berjalan menjauh, menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan air matanya.

Zerga menatap punggung Abila yang perlahan menjauh, entah mengapa setelah mendengarkan perkataan gadis itu, membuat perasaannya tidak nyaman. 

"Dasar cewe! Kerjaannya cuma ngerepotin doang!." Ejeknya, tetapi sekeras apapun ia mencoba, ia tidak bisa  mengendalikan perasaan sedih dalam dirinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!