NovelToon NovelToon
BERTUKAR NASIB

BERTUKAR NASIB

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin / Mengubah Takdir / Si Mujur
Popularitas:39.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Kisah ini bercerita tantang dua orang gadis yang memiliki kehidupan jauh berbeda sekali satu sama lainnya.

Valeria dan Gisela yang merupakan anggota academy musik di Soleram Internasional dan sama-sama menimba ilmu sebagai seorang murid disana untuk menjadi penyanyi terkenal.

Sayangnya nasib mujur bukan berpihak pada Gisela namun pada Valeria karena karya lagunya menjadi viral dan hits hingga mancanegara dan mengantarkannya sebagai penyanyi populer.

Penasaran mengikuti kelanjutan serial dua gadis yang berseteru itu !

Mari ikuti setiap serialnya, ya... 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12 PAILITNYA GISELA !

Gisela terbangun dari tidurnya yang lelap semalam.

Disisi sampingnya kucing Persia berbulu putih tengah terbaring di atas ranjang tidurnya.

Gisela menggosok-gosok kedua matanya seusai dia bangun seraya menoleh ke arah kucing imut itu.

"Hoaaam..., oh, iya, aku belum memberimu nama, sebaiknya aku kasih kau nama apa, ya", ucapnya lalu duduk sambil membelai-belai bulu kucing Persia.

Kucing berbulu putih itu menggeliat pelan lalu mengeong lirih, kedua bola matanya yang bolak terbuka lebar saat kucing cantik itu bangun.

"Selamat pagi, bagaimana kabarmu, teman ?" sapa Gisela seraya menggendong kucing itu ke atas pangkuannya.

"Miauw...", sahut kucing mungil itu sambil menggaruk-garuk daun telinganya.

"Kau pasti lapar, aku akan membuatkanmu makanan, teman", kata Gisela.

Seketika muncul cahaya terang disisi Gisela kemudian keluar harimau kecil yang diberinya nama Amur.

"Selamat pagi, Gisela...", sapa Amur.

Gisela segera menolehkan kepalanya ke arah harimau kecil berbulu putih itu seraya menjawab sapaannya.

"Hai, Amur, kemana saja kamu, aku tidak melihatmu sedari tadi ?" tanya Gisela.

"Kebetulan energiku mulai habis, jadi aku terpaksa kembali ke duniaku untuk mengisi bahan energiku disana", sahut Amur.

"Oh, iya, bagaimana bisa itu terjadi, haruskah kau pergi ke duniamu setiap kali kau kehabisan energimu, Amur ?" tanya Gisela.

"Ya, setiap warna merah pada tanda bergambar hati yang ada di keningku turun maka aku harus mengisi energiku agar aku bisa melakukan aktivitasku di dunia asalku", sahut Amur.

"Itu sungguh merepotkan karena kau harus bolak-balik pergi ke dunia asalmu, hanya untuk mengisi energi, bisakah kau memindahkan sumber energi itu ke dunia ini", kata Gisela.

"Tentu saja hal itu tidak bisa aku penuhi sebab sumber energi di dunia asal ku merupakan sebuah pohon tua raksasa ajaib dengan daunnya berupa berlian merah yang menjadi sumber utama energiku", kata Amur.

"Oh, begitu, ya, aku mengerti", sahut Gisela.

"Lainkali aku akan mengajakmu mengunjungi tempat asalku nanti, Gisela", kata Amur.

Amur melirik tajam ke arah kucing Persia yang terbaring di atas pangkuan Gisela, lirikan menghujam dari harimau putih itu membuat kucing itu ketakutan sehingga hewan itu meringkuk dibalik dekapan Gisela.

Gerakan kecil dari kucing Persia itu mengalihkan perhatian Gisela kepada hewan lucu itu.

"Oh, iya, Amur, kita kedatangan tamu lainnya di rumah ini dan dia akan menjadi salah satu penghuni baru disini bersama kita", kata Gisela.

Gisela mengangkat tubuh kucing Persia lalu mengarahkannya kepada Amur yang menggeram pelan.

"Kenapa harus ada penghuni lainnya, tidakkah cukup hanya kita berdua saja di rumah ini ?" tanya Amur cemburu.

"Jangan berkata begitu, kasihan kucing ini, dia terlantar di halaman belakang rumah dan tak seorangpun yang peduli padanya", sahut Gisela.

"Apa tugas kita yang mengurus hewan liar ini, akan sangat merepotkan bagi kita karena harus merawatnya, Gisela ?" tanya Amur lalu terbang rendah ke arah sofa lalu berbaring malas disana.

"Kenapa tidak, bukankah menambah anggota baru akan meramaikan suasana di rumah ini, aku merasa kesepian tanpa teman, Amur", sahut Gisela.

"Yah, terserah padamu saja, kalau kau memang menginginkan kucing liar itu tinggal disini, boleh-boleh saja karena itu adalah hakmu, untuk memelihara kucing atau hewan lainnya", kata Amur.

"Benarkah itu, kau setuju dengan ideku ini ?" tanya Gisela lalu berubah senang.

"Ya, boleh, peliharalah kucing Persia itu jika kau suka dan tidak repot merawatnya", sahut Amur sambil mengibaskan ekornya.

"Woah, terimakasih, Amur. Kuucapkan padamu, terimakasih sebesar-besarnya, aku sangat senang karena kau setuju denganku untuk memelihara kucing ini bersama kita disini", kata Gisela seraya memekik senang.

Gisela lantas tertawa ceria sambil mengangkat tubuh kucing Persia berbulu putih itu ke atas.

"Kita kasih dia nama apa, ya...", ucapnya.

"Kau belum memberinya nama panggilan untuk dia ?" tanya Amur.

"Belum, aku belum mempunyai sebuah nama untuk kucing cantik ini", sahut Gisela seraya tersenyum manis.

"Apa itu perlu, kupikir hal itu tidaklah penting, biarkan saja kucing itu tanpa nama", kata Amur lalu membaringkan tubuhnya.

"Jangan tidak adil seperti itu, Amur. Biar kucing ini juga memiliki nama seperti kita, akan lebih memudahkan kita menandai kucing Persia ini, jika dia tiba-tiba menghilang", sahut Gisela.

"Yah, baiklah, terserah padamu saja, mana yang terbaik untuknya, silahkan saja karena kau lebih berhak memutuskan pilihan itu", kata Amur.

"Nanti aku akan mencari pilihan nama untuk kucing ini dan sekarang..., aku akan memandikannya", kata Gisela.

"Jangan lupa memberinya makan, Gisela !" kata Amur mengingatkan Gisela agar tidak lupa mengasih makan kucing itu.

"Oh, iya, aku tidak akan melewatkan hal itu, tenanglah, aku pasti memberi kucing ini makanan yang layak", sahut Gisela.

"Rupanya kucing Persia itu merupakan hewan peliharaan Gisela yang dulu, kenapa dia tega menelantarkan kucing kesayangannya itu disini", kata Amur lalu melirik tajam ke arah kucing Persia yang ada digendongan tangan Gisela.

Saat Amur menatap kucing Persia itu, tampak kucing cantik itu ketakutan lagi sehingga bersembunyi di balik dekapan lengan Gisela.

"Miauw...", kucing itu mengeong pelan seperti sedang mencari perhatian dari Gisela kepada dirinya.

"Grrrrrr... !" geram Amur ketika mendengar kucing itu mengeong manja pada Gisela.

Gisela segera menoleh kepada kucing Persia yang dia gendong dalam dekapannya.

"Rupanya kau sudah tidak sabaran lagi, untuk mandi, ya, kucing kecil", ucapnya seraya tertawa ringan lalu berjalan ke kamar mandi.

Gisela mulai membersihkan tubuh kucing cantik itu, memandikannya dengan begitu telatennya seakan-akan hewan berbulu putih itu adalah mainannya.

Kedengaran gelak tawanya di dalam kamar mandi ketika Gisela memandikan kucing Persia dalam sebuah bak plastik berisi busa sabun.

Suatu rutinitas baru yang dikerjakan oleh Gisela. Dan dia sangat menikmati aktivitas barunya ini.

Rumah mungil bercat kuning ini telah memberinya pengalaman baru yang tak terlupakan oleh Valeria sebagai Gisela karena dia mendapatkan teman baru meski teman itu hanyalah seekor kucing peliharaan saja.

Namun kehadiran kucing Persia di rumah ini membuat perubahan suasana menjadi berbeda dari biasanya, dan Gisela teramat merasakan hal baru itu dalam hidupnya sebagai kesenangan sekarang ini.

Suara tawa Gisela terus terdengar dari rumah bercat kuning, terasa keceriaan kembali terlihat pada diri gadis bertubuh gemuk itu setelah dia mengalami takdir buruk yang sulit dia terima sebelumnya.

Gisela berdiri di dekat lemari, mencari-cari sesuatu dalam laci.

"Kenapa tidak tersedia makanan lagi untuk kucing ini, bagaimana ini ?" tanyanya.

Gisela mulai kebingungan karena stok makanan untuk kucing Persia telah habis seusai dia memberinya makanan pagi ini.

"Kau harus membelinya di toko makanan khusus hewan", sahut Amur sambil mengangkat salah satu kelopak matanya.

"Membeli makanan untuk kucing, kau benar, seharusnya aku membeli persediaan makanan sekarang", kata Gisela.

"Pergilah ke toko bercat pink yang ada di ujung jalan, tak jauh dari rumah ini, disana kau akan menemukan makanan khusus hewan dan kau bisa membelinya, Gisela", kata Amur sambil mengarahkan cakarnya ke sana kemari seperti memberikan arahan.

"Ya, baiklah, aku akan membeli makanan khusus di toko itu sekarang", kata Gisela.

"Apa kau punya uang ?" tanya Amur.

"Entahlah, aku akan melihat didalam laci lemari ini dulu, mungkin saja aku menemukan uang didalamnya", sahut Gisela.

"Ya, baiklah...", jawab Amur datar.

Gisela kembali membuka-buka laci lemari yang ada di dekatnya, sepertinya dia sedang mencari-cari sesuatu didalam laci itu.

"Kuharap ada uang cukup untuk membeli sesuatu", ucapnya.

Gisela terus mencari diantara tumpukan barang-barang di dalam laci.

"Aku menemukan dompet !" ucapnya girang ketika dia menemukan sebuah dompet kecil bersulam pita dari dalam laci lemari.

Gisela membuka dompet tersebut, sayangnya, dia tidak mendapati uang didalam dompet itu.

"Kosong !" ucapnya tertegun.

Gisela tampak kebingungan sebab dia tidak menemukan satu lembar uang pada dompet itu bahkan dirinya sama sekali tidak memiliki sepersen pun uang saat ini.

"Bagaimana aku bisa membeli makanan kucing sedangkan aku tidak mempunyai uang untuk membeli makanan buat aku sendiri ???" tanyanya dengan wajah pias sembari memegangi dompet bermotif sulam pita ditangannya.

.

1
Reny Rizky Aryati, SE.
💞💞💞
Tina Andara
hadir...
Anonymous
lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!