NovelToon NovelToon
My Possessive Twins

My Possessive Twins

Status: tamat
Genre:Teen / Cintapertama / Badboy / Cintamanis / Tamat
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Wida Dwi Oktafiani

Saking posesifnya orang-orang sampai mengira jika Devano mencintai kembarannya sendiri.

'Jangan terlalu tanggepin Alex dia gak baik untuk kamu'

'Jangan dikuncit rambutnya'

'Jangan pakai baju kayak gitu, ganti!'

'Nanti pulang tunggu di parkiran'

Mereka beranggapan jika Devano mencintai Devina, padahal tidak sama sekali dia juga memiliki wanita yang dicintainya.

Perasaannya pada Devina hanya kasih sayang mereka sebagai saudara kembar.

Semua sikap posesifnya hanya untuk melindungi Devina dari luka yang bisa menyakitinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wida Dwi Oktafiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10 : Aku Boleh Cemburu?

"Lo enggak cemburu?"

Pertanyaan itu membuat Ziko yang sedang menikmati makanannya mendongak dan mengikuti arah pandang Mona dimana ada orang yang dicintainya sedang bersama pria lain. Tersenyum tipis Ziko mengangkat bahunya acuh lalu kembali menyantap makanannya, dia tau Devina sedang bersama Alex dan mereka berdua juga terlihat senang.

Ziko tidak buta dia dapat melihat gadis itu tertawa dari sini.

Cemburu?

Hatinya panas melihat kedekatan mereka berdua, tapi dia bisa apa?

Ziko tidak akan memaksakan perasaannya pada Devina dan dia juga tidak akan meminta gadis itu untuk membalas perasaannya, berada di dekat Devina sebagai sahabat saja sudah membuatnya senang.

Beberapa kali temannya memaksa agar Ziko menyatakan perasaannya, tapi dia selalu menolak karena takut Devina malah menjauh, dia takut keluar dari zona nyamannya.

'Kamu suka Alex Vin?'

Pernah sekali Ziko bertanya dan jawaban Devina setelahnya membuat dia terdiam lalu tersenyum tipis.

'Suka, tapi kata Vano aku gak boleh deket sama dia karena katanya Alex itu gak baik untuk aku'

Satu kata di awal jawaban itu saja sudah membuat Ziko faham dimana tempatnya, dia hanya sahabat bagi Devina.

Tapi, sungguh Ziko tidak masalah dengan itu semua.

Dia tidak pernah diajarkan untuk memaksakan perasaan.

Selain itu Ziko juga selalu percaya jika Devina memang takdirnya maka Tuhan punya banyak cara untuk mempersatukan mereka nantinya.

Entah sekarang atau nanti.

"Lo serius Ko? Gue tau lo cemburu kan?" Tanya Cessa

"Gue cemburu, tapi gue bukan siapa-siapa yang bisa larang dia kan? Hak Devina untuk dekat dengan siapapun." Kata Ziko pada akhirnya

"Gue lebih suka lo sama Devina." Kata Nayla yang disetujui oleh yang lainnya

"Oke, Alex memang ganteng, tapi kita semua tau gimana kelakuan dia kan? Lo gak bakal biarin Devina sama dia kan Ko?" Tanya Gio

Ziko menghela nafasnya pelan dan menatap teman-temannya sebentar lalu berbicara.

"Kalau Devina suka sama Alex gue bisa apa? Kalau Devina yang mau nerima Alex gue bisa apa?" Tanya Ziko membuat mereka semua terdiam

Ziko kembali melirik ke arah mereka yang terlihat sedang mengobrol dan bercanda, tawa Devina dapat terlihat.

"Selagi dia bahagia gue gak masalah karena gue sadar dimana tempat gue di hatinya." Kata Ziko

Wajahnya terlihat santai ketika mengucapkannya, tapi hatinya begitu sakit dengan apa yang dia ucapkan.

"Gak asik dong Ko cowok badung kayak lo malah jadi sad boy nantinya." Kata Gio membuat Ziko tertawa ketika mendengarnya

"Lebih baik sad boy dari pada bad boy." Candanya

Setelah mengatakan itu Ziko kembali tersenyum dan melirik Devina yang sepertinya akan meninggalkan kantin bersama dengan Alex.

Dari cara Devina menatapnya dan Alex saja sudah berbeda dan membuktikan betapa dia menyukai Alex.

Devina tidak pernah menatapnya dengan binar seperti itu.

"Kenapa ya Vina gak suka sama lo Ko? Kalau gue yang jadi Vina pasti gue pilih lo sih." Kata Mona membuat Ziko tertawa ketika mendengarnya

"Bener kan lo suka sama gue?" Canda Ziko

Menatap Ziko dengan malas Mona jadi menyesal mengatakan hal itu padanya.

"Maksud gue kalau gue jadi Vina, cara lo perlakuin dia itu beda Ko, tapi entah Vina yang terlalu polos atau gimana dia gak bisa ngerasaiin perasaan lo untuk dia." Kata Mona

"Kenapa malah bahas gitu sih? Gue jadi bener-bener ngerasa sedih." Kekeh Ziko

Tapi, Mona memang benar cara Ziko memperlakukan Devina berbeda.

Mungkin Devina terlalu fokus pada satu orang hingga dia tidak bisa melihat ada orang lainnya yang sangat mencintai dia dengan sepenuh hati.

"Lo yakin Alex gak bakal main-main?" Tanya Nayla

"Kalau dia main-main gue yang bakal maju duluan buat hajar dia." Kata Ziko

"Bukan yang pertama deh kayaknya Ko, tapi yang kedua." Kata Cessa membuat Ziko mengerutkan dahinya bingung

Tapi, setelah faham maksudnya dia tertawa dan menyetujui hal itu.

"Bener, bukan cuman gue, tapi gue dan Devano yang bakal maju duluan untuk kasih dia pelajaran." Kata Ziko

Tentu saja Ziko akan melakukan hal itu jika Alex benar-benar menyakiti gadisnya.

Di sisi lain Alex mengajak Devina untuk pergi ke rooftop selagi jam istirahat masih cukup lama dan Devina hanya menurut saja, dia belum pernah ke rooftop jadi dia penasaran. Saat berjalan Devina sedikit memberi jarak karena takut ada Hara yang melihat mereka, meskipun Alex sudah putus tetap saja Devina merasa tidak enak.

Sesampainya di rooftop senyum manis Devina mengembang dengan sempurna, sejuk sekali.

Melangkahkan kakinya Devina sedikit mengintip ke bawah dan melihat murid-murid di SMA Kencana yang sedang berlalu lalang karena masih jam istirahat.

"Suka?" Tanya Alex

Devina mengangguk dengan semangat.

"Suka, disini sejuk banget terus tenang." Kata Devina

"Sini duduk." Kata Alex sambil menepuk tempat duduk disampingnya

Devina kembali menurut dan mendudukkan dirinya tepat disebelah Alex lalu menatap lurus ke depan.

Angin yang berhembus cukup kencang membuat rambut Devina beterbangan hingga mengganggunya juga Alex yang melihatnya, dia heran kenapa Devina tidak pernah mengikat rambutnya.

"Kenapa rambutnya gak diikat aja Vin?" Tanya Alex

Devina menolah dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Enggak boleh sama Vano." Kata Devina

"Kenapa?" Tanya Alex penasaran

Devina mengangkat bahunya acuh dan mengatakan kalau dia juga tidak tau.

"Aneh banget Vano." Kata Alex membuat Devina tertawa kecil mendengarnya

"Memang kadang kalau aku mau keluar malam-malam aja banyak aturannya, harus pakai jaket sama kaos kaki yang pasti." Kata Devina menceritakan tentang kembarannya

"Dia sayang banget berarti sama kamu Vin." Kata Alex yang disetujui dengan Devina

"Iya, tapi kadang nyebelin." Kata Devina sambil tersenyum manis

Melihat senyuman itu Alex mendadak diam, dia sangat terpesona dengan kecantikan Devina sekarang.

Wajah lugunya membuat Alex merasa tergila-gila.

Biasanya dia selalu menjalin kasih dengan wanita berparas dewasa, tapi sekarang Alex lebih menyukai wajah imut ini.

"Kamu cantik Vin"

Perkataan itu keluar secara refleks membuat Devina terdiam dengan jantung yang berdetak sangat cepat apalagi ketika menoleh Alex menatapnya dengan begitu dalam.

Devina semakin terkejut hingga memundurkan tubuhnya ketika tangan Alex terulur untuk mengusap sayang puncak kepalanya.

"Jangan jauhin aku"

Devina tetap diam dan tidak memberikan tanggapan hingga akhirnya suara bel yang terdengar membuat Devina segera berdiri.

"Udah masuk." Kata Devina singkat

Alex tersenyum melihatnya lalu dia mengikuti langkah kaki Devina menuju kelas.

Dia akan memulai semuanya dari awal.

¤¤¤

Melihat Devina yang melamun selama pelajaran berlangsung membuat Ziko penasaran, apa yang sedang gadis itu fikirkan sekarang?

Selama pelajaran mata Ziko juga terus melihat ke arah Devina yang duduk didepannya dan ketika gadis itu menelungkupkan wajahnya di meja Ziko semakin penasaran.

Dia menendang kursi Devina dengan pelan hingga membuat sedikit pergerakan dan berhasil membuat gadis itu menoleh ke belakang lalu menatap Ziko dengan alis bertaut.

'Kenapa?'

Ziko mengatakan hal itu tanpa suara membuat Devina mengerutkan dahinya bingung.

"Kenapa?" Tanya Ziko dengan suara yang sangat pelan

Devina semakin bingung lalu bertanya dengan suara yang cukup keras dan membuat orang-orang pada melihat ke arahnya.

"Kenapa apanya sih?" Tanya Devina tidak mengerti

Ziko menepuk dahinya pelan dan ketika baru akan bicara suara guru mereka sudah terdengar membuat Devina memasang wajah yang lucu karena sadar jika suaranya membuat orang-orang menoleh.

"Ada masalah Devina?" Tanya Bu Farida

Devina baru akan menjawab, tapi Ziko sudah lebih dulu bicara.

"Saya mau minjem buku catatan Vina, tapi dia enggak dengar Bu." Kata Ziko

Devina kembali memasang wajah bingungnya, tapi tetap memberikan bukunya pada Ziko.

"Jangan berisik lagi." Kata Bu Farida

Setelah itu pelajaran kembali dilanjutkan, tapi Devina masih merasa bingung dengan apa yang barusan terjadi.

Menggelengkan kepalanya pelan Devina mencoba untuk fokus dan menatap ke depan.

Semua karena Alex dia jadi kefikiran dan tidak bisa fokus dan lagi Devina bingung harus melakukan apa ketika Alex meminta dia untuk tidak menjauhinya.

Devina tidak pernah menjauhi Alex, tapi dia hanya menjaga jarak saja karena takut orang-orang mengira kalau dia penyebab kandasnya hubungan Alex dengan Hara.

Kenapa Alex harus mendekati dia sesaat setelah putus?

Bukankah hal itu akan membuat orang-orang berfikiran negatif pada mereka?

Sudahlah Devina tidak mau memikirkannya lagi.

Menit demi menit berlalu sampai jam pelajaran Bu Farida selesai dan ketika sang guru sudah keluar dari kelas Devina langsung menoleh lalu menatap Ziko untuk bertanya.

"Kenapa tadi?" Tanya Devina penasaran

"Kenapa kamu ngelamun?" Tanya Ziko balik

"Enggak ngelamun." Elak Devina

"Iya, tapi bengong kan?" Kata Ziko membuat Devina berdecak kesal ketika mendengarnya

"Enggak papa kok." Kata Devina setelahnya

Devina baru ingin menghadap ke depan lagi, tapi Ziko kembali memanggilnya.

"Vina"

"Emm kenapa?" Tanya Devina

"Pulang sekolah temenin gue mau?" Tanya Ziko

"Memang mau kemana?" Tanya Devina penasaran

"Studio musik mau latihan band sama temen-temen." Kata Ziko

"Enggak mau ah malu." Kata Devina

"Ngapain malu? Sebentar aja kok." Kata Ziko

Devina terlihat berfikir sebentar lalu menganggukkan kepalanya.

"Tapi, kamu bilang sama Vano ya?" Kata Devina

"Siap beb"

Devina tertawa kecil mendengarnya lalu kembali menghadap ke depan.

Dipanggil Babe dan sayang oleh Ziko sudah biasa bagi Devina jadi dia sama sekali tidak merasa aneh atau terganggu.

Ziko memang suka bernyanyi dan dia memiliki band bersama beberapa temannya yang juga satu sekolah dengannya.

Sesekali mereka tampil di sebuah cafe atau acara pentas seni sekolahan.

Tapi, hari ini Ziko ingin bernyanyi didepan Devina.

Bernyanyi untuk gadisnya.

¤¤¤

Aww gak mau nyanyi untuk aku ajaa😋

Update lagiii???

1
Eka Dewi
Luar biasa
Nona QueenRa
seru cerita kembar
lily
alex tobat dlu klo mau sama Devina
Lies Atikah
iaku suka kalau ceritanya laki nya tu bucin .tapi tegas romantis dan sedikit gesrek .maunya gitu
Novia Ayu Apriani
hm
Abinaya Albab
setiap baca selalu ada rasa haru 😥
Abinaya Albab
hehhhhhh kesel...gemes ya Mon aku juga...
Abinaya Albab
jangan² adyra diam² suka sama ziko nih 🤔
Abinaya Albab
kadang aku pikir nama sahara itu typo ternyata gk ya 🤭
Rosa Rosiana
menarik
Rosa Rosiana
saya suka genre begini
Novia Cutez Yankslaluchynkmamah
baper bebz
Novia Cutez Yankslaluchynkmamah
baper beb
Liannawaty suparman
aq jadi ikut sesak dan sakit hati baca vina ampe kayak gtu..😭😭😭
Nurjanah Paris
082117464435adlimalik
nowhere🌱
cowok yg gak bisa tegas gini seringnya bakal ada konflik pelakor yg mengikuti. jadi harus siap-siap emosi, sih
Asra Waty
kenapa devina hilang dr cerita ini
Nona QueenRa: Karna dia punya cerita sendiri. bisa dilihat disana
total 1 replies
nowhere🌱
nooh, makanya jangan banyak main cewek, giliran dapat yg klop kan jadinya susah
nowhere🌱
makanya jangan jadi pucekboi
nowhere🌱
agak wah aja gitu nemu teenfict di nt, soalnya banyakan di sini perjodohan ceo dan gak jauh jauh sama pernikahan yg dihiasi pelakor, berasa hambat aja gitu jadinya nt. untung nemu cerita ni
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!