NovelToon NovelToon
Bukan Lagi Istri CEO

Bukan Lagi Istri CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / Janda / Kehidupan di Kantor / Slice of Life
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Cerita yang memberikan inspirasi untuk wanita diluar sana, yang merasa dunia sedang sangat mengecewakannya.
Dia kehilangan support system,nama baik dan harapan.

Beruntungnya gadis bernama Britania Jasmine ini menjadikan kekecewaan terbesar dalam hidupnya sebagai cambukan untuk meng-upgrade dirinya menjadi wanita yang jauh lebih baik.
Meski dalam prosesnya tidak lah mudah, label janda yang melekat dalam dirinya membuatnya kesulitan untuk mendapat tempat dihati masyarakat. Banyak yang memandangnya sebelah mata, padahal prestasi yang ia raih jauh lebih banyak dan bisa di katakan dia sudah bisa menjadi gadis yang sempurna.

Label buruk itu terus saja mengacaukan mental dan hidupnya,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Silaturahmi bibirnya membuat kelimpungan

Nathan masih duduk di teras ketika Britania berpamitan.

“Nathan, aku balik dulu ya? Ren udah tidur di kamar,” ucapnya pelan.

Pria itu segera berdiri dari sofa. Penampilannya sederhana—short pants dan kaos oblong v-neck hitam, namun entah bagaimana auranya tetap memikat. Ada jeda beberapa detik di mata Britania, tanpa bisa ia tahan untuk tidak mengagumi penampilan Nathan malam itu.

“Aku anterin,” ujar Nathan.

“Nggak usah. Aku bisa pakai driver online. Udah malam banget. Kamu istirahat aja, besok ada marathon meeting kan,” tolak Britania halus.

“Justru karena udah malam aku mau anterin kamu, Brii.”

Ah, menyebalkan. Dia memang selalu bilang di luar kantor bukan atasan, tapi tetap saja ucapannya selalu seperti perintah. Bossy-nya tetap tidak bisa ia hilangkan rupanya.

Mobil melaju dalam hening. Beberapa menit berlalu sebelum Nathan membuka suara.

“Kamu memang selalu begini ya?” tanyanya tanpa menoleh.

“Begini gimana?” Britania menoleh cepat, alis terangkat.

“Semua ditanggung sendiri. Nggak pernah minta tolong. Contohnya soal masalah tempo hari. Kamu udah buntu, tapi tetap enggak minta bantuan aku atau Brianda.”

Britania menarik napas panjang.

“Itu tanggung jawabku, Nath. Aku cuma ngerasa harus selesain sendiri. Kita punya jobdesk masing-masing. Lagian kalau aku minta tolong Brianda juga, dia udah kebanyakan kerjaan dari kamu.” Ia berhenti sejenak. “Tapi makasih, beneran, udah bantu cari jalan keluar. Aku jadi malu, masalah kecil gitu aja harus kamu ikut turun tangan.”

Nathan melirik dari ekor matanya, "Sesekali gagal juga nggak masalah kan Brii, kamu nggak harus selalu berhasil. Udah aku bilang kan?"

Britania tersenyum kecut, ia masih tidak bisa terima pada dirinya sendiri. Nathan adalah orang yang ingin ia tunjukan, betapa Brii mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Ia tak mau Nathan meremehkannya, namun yang ada justru Brii berkali-kali terlihat begitu buruk di matanya.

Mobil berhenti di depan lobi apartemen Britania.

“Aku naik dulu, makasih ya,” katanya sambil membuka pintu.

“Aku anter sampai atas. Jangan nolak,” sahut Nathan. Nada suaranya datar, tapi tak terbantahkan.

Britania mengalah, tahu membantahnya hanya buang waktu. Ia berjalan lebih dulu, Nathan mengikutinya dalam diam.

Di depan pintu unit, Britania membalikkan badan. “Udah ya, mau masuk juga?”kata Brii jengah, atasannya itu tukang memaksa sekali.

Nathan hanya tersenyum dan melangkah lebih dekat. Jarak di antara mereka perlahan terkikis. Britania mendongak, tubuh Nathan jauh lebih tinggi, membuatnya harus menatap ke atas.

“Night, Brii. Thanks your time for Ren…” bisiknya pelan di telinga Brii.

Tubuh Britania mendadak membeku. Ia belum sempat membalas ucapan itu ketika tiba-tiba bibir Nathan menyentuh bibirnya. Sekilas. Namun cukup untuk membuat jantungnya melompat-lompat dan wajahnya memanas.

Nathan menarik diri dengan tenang. Sementara Britania buru-buru menekan password pintu dan menghilang dari pandangannya, secepat mungkin.

Nathan terkekeh kecil melihat reaksinya. Ia kembali ke rumah dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.

Sedangkan Britania? Malam itu jadi malam terpanjang dalam hidupnya. Silaturahmi bibir Nathan terus berputar di kepala. Ia bahkan tak bisa memejamkan mata hingga fajar menjelang.

Nathan sialan! Main cium-cium orang tanpa permisi!

---

Keesokan paginya, Britania berdiri dengan mata sembab di depan cermin besar dalam kamarnya. Mematuhi penampilannya, memastikan sudah paripurna sebelum berangkat kerja.

“Ya ampun, Bri! Lo kenapa? Nggak tidur semalaman?” seru Chacha, sahabatnya, dari balik kemudi. “Lemburan? Atau… nangis? Ini nggak mungkin sih!”

“Udah deh. Ada cowok yang bikin aku enggak bisa tidur semalaman,” jawab Britania, buru-buru masuk mobil.

Chacha melotot. “Excuse me?? Lo ngomong apa barusan?”

“Cepetan jalan, Cha. Udah kesiangan.”balas Brii abai dengan pernyataan heran dari sahabatnya.

“Tunggu! Cowok mana? Lo kan selama ini kayak zombie dari dunia percintaan. Hibernasi bertahun-tahun. Btw, siapa yang bisa melelehin hati baja lo?”

Britania mendesah.

“Nathan.”

Chacha terdiam. Lalu menjerit. “NATHAN?? CEO lo?? Astaga, cerita lo harus gue rekam ini! Sejarah hidup yang amazing.”

Tapi Britania tak menggubris lagi. Sesampainya di kantor, ia berjalan cepat menuju ruangannya. Ia tahu, satu-satunya cara menghindari Nathan hari ini adalah… datang lebih awal dan bersembunyi di ruangannya. Brii tidak akan sanggup bertatap muka dengan pria itu, setelah kejadian semalam.

Tapi ia lupa satu hal penting, Nathan adalah CEO. Dan CEO selalu punya cara untuk membuatnya bisa menemui Brii dengan dalih pekerjaan.

Disela-sela kesibukannya, pintu ruangannya tiba-tiba terbuka.

Ceklek!

“Liv, udah selesai meet…” ucap Britania tanpa mengangkat kepala, tapi suaranya tercekat saat melihat siapa yang berdiri di ambang pintu.

Nathan.

“Maaf, aku kira Olivia,” katanya gugup, langsung berdiri.

Nathan mendekat dengan langkah panjang.

“Kamu menghindari aku, ya?” suaranya lembut, tapi mantap. “Seharian ini kamu nggak muncul. Bahkan meeting aja, kamu berikan pada Olivia. Maaf kalau yang aku lakuin semalam bikin kamu nggak nyaman, Bri. Aku pun kacau, nggak bisa tidur mikirin kamu.”

" Kita perlu bicara Brii.. " melihat Brii diam tidak menanggapi, Dia berjalan memutari meja kerja dan menarik lengan Britania dengan pelan untuk duduk di sofa. " Apa Kita bicara di luar saja? ".

Sebelumnya Brii mengira sudah sangat pandai menata hatinya, menempatkan diri dan menjadi wanita elegan yang tidak pernah goyah oleh keadaan di sekitar. Namun ternyata semua kemampuannya luluh lantak di hadapan Nathan.

Sepertinya Kita memang harus membiicarakan perihal kissing semalam, walaupun hanya kecupan sekilas tapi itu cukup menyita jam tidurnya dan sekarang jam kerja Brii juga. Nathan meraih tangan Brii dan menggandengnya di sepanjanng jalan menuju area parkir.

Pemandangan langka itu jelas menjadi pusat perhatian seluruh karyawan, selain karena ketampananan dan pesona Nathan yang kelewatan juga karena tangan yang Dia gandeng adaalah tangan Britania.

Wanita yang selama ini di kenal jauh dari Pria. Sempat di beritakan lesbian dan selalu mendapat julukan ' iblis jelita ' hanya karena selalu bisa menarik perhatian banyak karyawan Pria di sana, namun ia selalu bisa juga menolak setiap Pria yang menyatakan cintanya pada Brii termasuk Birru.

" Kita mau kemana Nath.. ? " tanya Brii setelah Dia memasangkan seatbelt-nya. Padahal Brii bisa melakukanya sendiri tapi entah kenapa Dia sering kali melakukan itu untuknya,

Tentunya saja itu membuat jantung Brii kembali salto di dalam sana. Sejauh ini, sejak kejadian bangs*t itu Britania tidak pernah lagi merasakan jantung berdebar-debar karena Pria. Kecuali Nathan,

" Maunya kemana? "

Britania diam sejenak. “Kalau aku minta ke pantai, memang nya kamu mau?”Brii hanya asal bilang saja, hanya karena ia tidak tahu harus mejawab kemana dan pikirannya masih sibuk menebak-nebak perasaan apa yang ada di benaknya saat ini.

Hampir sejam lamanya mereka terdiam dalam mobil. Nathan akhirnya menghentikan laju kendaraan di sebuah restoran tepi jalan. Britania hanya mengekori, mengikuti langkah Nathan yang menggenggam tangannya erat.

Mereka berjalan menyusuri sisi resto, kemudian menuruni jalanan kecil. “Pantainya di balik tebing,” ujar Nathan tanpa menunggu Brii bertanya, seolah bisa membaca pikiran Brii.

Dan benar saja. Setelah sepuluh menit berjalan, Britania terpaku dengan pemandangan di depannya. Hamparan samudra membentang luas, diapit tebing kokoh menjulang tinggi. Birunya air, langit senja, dan suara ombak seolah meredam segala kebisingan dunia.

“Suka?” bisik Nathan di belakangnya, kedua tangannya menyentuh bahu Britania.

Tanpa menjawab, Britania hanya tersenyum. Senyum yang tak bisa ia tahan sejak menjejakkan kaki di sini. Dari senyum yang tersungging lebar sejak mereka memijakkan kaki di bibir pantai, sudah jelas terlihat,siapapun tahu kalau Brii begitu menyukainya.

" Kamu tahu nggak kalau senyum Kamu itu bisa menghipnotis banyak orang? Siapa saja akan sangat mudah jatuh hati sama Kamu." Jeda sejenak, Brii tidak bereaksi apapun meski detak jantungnya sangat tidak beraturan kini.

"Aku salah satunya Brii,, sebelumnya Aku baik-baik saja, tidak pernah ada wanita di sampingku pun Aku sangat baik-baik saja tapi setelah ketemu Kamu, Aku jadi ingin selalu melihat Kamu. Ingin selalu tahu apa yang sedang Kamu lakukan, apakah Kamu baik-baik aja atau nggak, yang ada di otak Aku itu ingin selalu melakukan hal yang bisa membuat Kamu senang."

Nathan mengucapkan kalimat itu dengan lancar namun tidak memandang ke arah Brii, pandangannya menatap lurus ke arah deburan ombak yang memecah batu karang.

Mendengar pernyataanya kelopak mata Britania mulai terasa panas, pandangannya mengabur, perih. Hingga buliran bening itu mengalir cukup deras mengalir di pipinya. Percuma menahannya, tidak akan mungkin bisa. Ini terlalu menyenangkan sekaligus menyayat hati seorang Briitania. Ia menyentuh dadanya, menahan sesak, berasa seluruh oksigen di sekitarnya ikut habis juga.

" Thanks untuk kalimat yang sangat manis itu. Tapi Aku nggak bisa, nggak bisa membalas perasaan kamu." butuh effort yang luar biasa untuk bisa mengucapkan kalimat itu.

Britania menggeleng dengan wajah tertunduk, mata berairnya tidak sanggup membalas tatapan Nathan.

"Boleh Aku tahu kenapa? " tangan Nathan perlahan melepas jari jemari Britania yang saling mengepal erat. Dia bisa merasakan betapa rapuhnya perempuan itu saat ini.

ini.

Untuk kesekian kalinya Nathan melihat Britania dalam sisi buruknya. Bukan Britania seperti yang terlihat ceria setiap hari, energik dan selalu mempunyai daya tarik yang hebat.

" Aku nggak pantas buat kamu Nath, nggak pantas untuk Kamu kasih perhatian lebih, Aku hanya seonggok sampah yang nggak pantas di inginkan oleh siapapun Nath.. " tangis pilu Brii semakin pecah kala Nathan menarik tubuhnya ke dalam pelukan.

" Aku nggak berniat untuk main-main Bri. Aku bisa merasakan mencintai kamu dengan sangat serius. Did you know I can't barely breath, when I heard your words.. bertahun-tahun Aku tidak bisa merasakan jatuh cinta Bri, dan kini entah bagaimana semua berawal Aku merasakan sudah sangat jatuh cinta sama Kamu. I want you so fuckin much.. more than anything, " semakin mendengar ungkapan perasaan dari Nathan, hal itu semakin terdengar menyayat hatinya, Brii merasakan perih yang sulit ia jelaskan.

" Itu hanya perasaan sementara Nath, pelan-pelan juga akan hilang. Kamu akan bisa jatuh cinta dengan orang yang lebih tepat lagi.. " balas Brii, berusaha keras untuk terlihat kuat berkata demikian.

Suasana kembali hening, hanya ada suara deru angin dan ombak bergemuruh menjadi satu.

Britania dan Nathan tidak bersuara sama sekali, namun tangannya masih menahan Brii dalam pelukannya. Britania pun tidak ingin berusaha melepasnya.

Hai.. 👋

Jangan lupa tinggalkan like dan komen kalian yaa, terima kasihh💙

1
Roxanne MA
ceritanya bagus
Yazh: Terima kasih kak, nanti aku mampir ceritamu juga/Smile/
total 1 replies
Roxanne MA
semangat ka
Yazh: Iyaa, semangat buat kamu jugaa😊
total 1 replies
Roxanne MA
haii kak aku mampir nih, janluo mampir juga di karya ku yg "THE ROCK GHOST"
Yazh: siap kak, terima kasihh💙
total 1 replies
Eliana_story sad
bagus tapi gue kurang ngerti ingres
Yazh: hehehe,, cuma sedikit kak kasih bahasa inggrisnya buat selingan.
total 1 replies
Eliana_story sad
hay mampir ya
Yazh: hai juga kak,, siap mampir,,
total 1 replies
KnuckleDuster
Menarik dari setiap sudut
Yazh: terimakasih kakk
total 1 replies
Yazh
ok kak,, terima kasih.. gass mampir 🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!