Series Kedua
Sebelum membaca novel ini hendaknya terlebih dulu baca novel Terjerat Rasa.
Sebuah kisah cinta yang kembali terulang dalam ruang waktu dan jiwa yang berbeda, bertemu kembali merangkai kisah cinta dan mengarungi peliknya kehidupan.
Mutiara Mikha Aditama adalah gadis kalem nan cantik yang tangguh, ia jarang tersenyum karena badai kehidupan itu terlalu kuat mengepungnya.
Akankah ada seseorang yang mampu membebaskan Mutiara dari kepungan badai kehidupan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarah Mai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Pemilihan Cake
Hari-hari Mutiara semakin terlihat membaik, mulai muncul senyum kebahagiaan yang menghiasi wajahnya. Hari itu, ia sudah resmi membeli ruko untuk mengembangkan usaha berjualan cake dan roti lainnya.
Terus menggapai mimpi dan bangkit kembali setelah dihujani oleh kegagalan.
Anggita juga berjuang penuh mendukung Mutiara, dengan mencoba kembali menghubungi teman-teman bisnisnya yang sudah lama meninggalkannya untuk meminta bantuan, agar mereka berkenan memperluas jaringan bisnis cake Mutiara. Namun, sangat disayangkan, hanya satu dua orang saja yang merespon mereka. Demi memperjelas tujuan Anggita dan Mutiara, mereka sampai rela mendatangi rumah-rumah orang-orang kaya itu, layaknya seperti pengemis. Adapun yang menyambut, tetapi langsung menolaknya.
*
"Maaf yah Git, saya tidak bisa dan kamu tau sendiri kan, jika para investor itu tidak bisa join sembarangan dengan penjual-penjual cake baru seperti kalian ini bla...bla...bla...!" Seribu satu alasan yang dilontarkan.
"Tapi Lia, saya minta tolong sekali!" (Anggita masih juga berjuang bahkan bersikeras mengharapkan bantuan dari teman-temannya)
"Oma, kita pulang yuk!" Rengek Mutiara yang sudah jenuh dengan seribu alasan teman-teman Anggita. Padahal saat Aditama Grup masih berjaya, dulunya mereka selalu menempel kepada Anggita untuk meminta bantuan dukungan besar atas bisnis mereka, supaya berkembang dengan pesat, seperti kacang lupa akan kulitnya.
Melihat wajah Mutiara yang sudah cukup lelah mendatangi satu per satu rumah teman neneknya yang semuanya menolak. Akhirnya mereka pulang dengan harapan kosong.
Mutiara memperhatikan raut wajah sang Oma yang lesu dan penuh kekecewaan, sebagai manusia biasa tentu ia menagih kebaikannya yang dulu pernah ia tanamkan kepada teman-temannya.
Mutiara memegang lembut tangan neneknya yang sudah mulai mengeriput itu.
"Omaa, Mutiara pernah mendengar sebuah kajian, bahwa mengharap sesuatu kepada manusia itu adalah kekecewaan yang memang kita sengaja. Oma, berharap lah kepada Allah, bukankah Oma yang mengajarkan kepada Mutiara, agar tidak boleh berharap belas kasihan orang lain, selagi kita masih memiliki kemampuan untuk berjuang. Maafkan Mutiara, sampai detik ini belum bisa menjadi apa yang Oma harapkan, tapi Mutiara janji, akan terus berjuang keras untuk membesarkan bisnis kita ini!"
Mendengar ucapan sang cucu yang begitu tegar, Anggita langsung memeluknya dengan mata berkaca-kaca dan tak lama kemudian airmata Anggita terjatuh.
"Oma bangga sekali kepada kamu Mutiara, Oma hanya sedih dan kecewa, kenapa kamu hadir disaat kami benar-benar terjatuh, sehingga sama sekali tidak bisa mendukungmu dan gagal mewariskan kekayaan kami. Padahal dulunya Opa Adit adalah orang yang sangat-sangat terpandang!" ucap sedih Anggita.
"Oma, jujur, Mutiara tidak bisa apa-apa tanpa dukungan kalian, jadi berhentilah berkata begitu, kata-kata itu hanya membuat Mutiara sedih!"
Keduanya langsung tersenyum bahagia.
*
Keluarga Woong mulai sibuk dengan schedule yang akan dikerjakan mendekati hari H acara pelantikan.
Terlihat sosok Nyonya besar sedang berjalan santai sambil mengajak asistennya serta pelayanan lain untuk mencicipi cake yang akan mereka pilih sebagai endorse cake terbaik. Wanita itu adalah Adinda Aira, meski usianya sudah kepala 4 lebih, namun wajah dan fisiknya masih tetap cantik memukau, bak seorang ratu yang lambat menua.
"Nyonya memanggil kami!" ucap para pelayan disana.
"Yuk, bantu saya pilihkan beberapa cake yang enak, kita sistem vote yah!" ucap lembut Adinda.
"Baik Nyonya!" jawab serentak mereka kegirangan.
*
Mereka terlihat mulai mencicipi cake itu satu per satu dengan bersemangat, meski kedudukan Adinda cukup tinggi disana. namun, ia tidak begitu mengatur jarak yang terlalu berlebihan kepada anak buahnya. Adinda tetap merangkul mereka sebagai saudara sehingga semua berhak menikmati cake-cake lezat itu.
Setelah dilakukan voting, akhirnya terpilih 9 cake dengan rasa terbaik dan layak ditampilkan di acara pelantikan nanti, Adinda terlihat mencari satu lagi sebagai penutup.
"Saya rasa, saya tinggal mencari satu lagi!" ucap Adinda sambil merasa kurang puas dengan pilihan yang ada.
"Nyonya, kebetulan sekali tadi kami juga membeli cake di toko cake yang baru namanya Super Cake. Rasanya enak banget Nyonya dan ini lagi viral loh di tiktok karena rasa, harga dan bentuknya yang lucu-lucu.
kami penasaran, jadi langsung membelinya!" ucap salah satu Asisten Adinda.
"Ouh Iyah, berikan kepada saya, saya ingin mencicipinya!" pinta Adinda.
"Baik Nyonya!" sang Asisten langsung memberikan cake yang masih terbungkus rapi.
"Benar, bentuknya lucunya yah, ukurannya memang sangat mini begini yah?" komentar pertama Adinda saat memegang cake buatan Mutiara.
"Itu try cake mini Nyonya, si owner nya bilang, dia menyediakan cake khusus untuk pembeli yang hanya ingin mencoba dulu, jadi untuk mencoba, kita tidak harus membeli yang besar. Kita juga bisa pesan cake sesuai bentuk yang kita inginkan!"
"Wow, trik market yang hebat, saya jadi penasaran dengan owner nya!" puji langsung Adinda.
"Ownernya seorang gadis yang masih muda dan cantik, Nyonya!"
"kita memang perlu ada cake yang bermodel kekinian seperti ini, tidak monoton dengan model yang itu-itu saja!" ungkap Adinda.
"Benar sekali nyonya!"
Adinda mulai mencobanya.
"Bismillah!"
cake itu pun sampai di lidah di Nyonya besar itu.
"Ehem, enak!" puji Adinda yang sangat menyukai coklatnya, wajahnya tampak berseri-seri serasa sedang berbunga-bunga, iapun langsung kembali memakannya,
Para asisten ikut kegirangan dan saling memandang.
"Ini pantas banget, Super Cake adalah yang ke sepuluh!" ucap Adinda.
"Iyeeee!" Para Asisten kegirangan Karena cake favorit mereka akhirnya terpilih menjadi bagian dari acara pelantikan besar itu, dimana para investor siap mengajukan kerja sama.
"Apa dia sudah memiliki cabang?" tanya Adinda.
"Sepertinya belum Nyonya, Super Cake masih berapa bulan hadir!"
"Masih memakai kekuatan sosial media sebagai bahan promosinya!" jawab mereka langsung mencari tau tentang Super Cake.
"Yah sudah kalau begitu, kalian cari tau kepada ownernya, bahan-bahan apa saja yang dia gunakan dan adakah rasa-rasa best seller lainnya. Setiap cake wajib memiliki profil dari cake yang diiklankan."
"Baik Nyonya!" jawab patuh mereka.
*
Melihat kesibukan Adinda, Ryan Alaska iseng datang untuk memeluk sang istri dari belakang lalu berbisik manja di telinganya.
"Sayang, kamu jangan terlalu lelah!" ucap genit Ryan seraya memberi kode jatah malam.
"Sayang, tunggu yah!" ucap Adinda mengambil cake buatan Mutiara dan langsung menyuapkannya kepada sang suami.
"Aku kekurangan satu lagi dari sepuluh cake terbaik, apakah cake ini pantas?"
"Hem, enak, rasanya ringan dan nagih, coklatnya seperti pernah aku beli di Belgia!" komentar Ryan langsung menghabiskan satu porsi kecil itu, Adinda kembali memesan online khusus untuk Ryan Alaska.
"Aku penasaran dengan ownernya!" Adinda menunjukkannya kepada Ryan.
"Cantik dan masih muda, tapi enggak akan bisa mengalahkan kecantikan kamu donk sayang!" gombal Ryan membuat Adinda tersenyum-senyum geli.
Di usia tua, hubungan mereka semakin mesra.
"Benar, orangnya memang cantik, tapi coba kamu lihat namanya sayang?"
Ryan langsung membacanya;
"Mutiara Mikha Aditama!"
ikut merasa senang dan gembira dengan akhir cerita yang berakhir bahagia, Farel pun akhirnya mnyadari kesalahannya serta mau meminta maaf.
Setiap kehidupan ada hal2 yang harus kita lalui baik ataupun buruk. terkadang kita menanyakan mengapa hal2 buruk harus menimpa diri kita..namun yakinlah setiap kejadian yg kita lalui adalah garis hidup yg harus kita lalui yang mngkin saja memberikan pelangi buat hidup kita kedepannya.
Begitu juga dengan kehidupan Mutiara..yg sedari kecil harus menderita, memiliki ibu yg gila dan ayah yg sudah tiada. Namun berkat doa, jerih payah, usaha, kepintaran dan hati yang tulus menerima semua kehidupannya dengan ikhlas dan sabar semuanya akhirnya berakhir bahagia dan indah untuknya
Tentunya banyak hal yg dapat kita petik dari novel ini seperti ttg kasih sayang seorang nenek dan Bunda Adinda kpd cucu dan anaknya. Serta ketulusan hati mutiara dalam mnjalani kehidupannya
Terima kasih Kak Mai atas novelnya..ditunggu utk novel berikutnya.
Tetap semangat, sehat selalu dan sukses utk karya2nya...🙏
ini adiknya Mutiara akan seumuran sama anaknya dong 🤭🤭🤭
semoga bs mngikuti jejak Bastian dan Mutiara 🤭🤭
jgn kalah lahh..coba dekatin Tiffani
itulah buah dari kedengkian dan keserakahanmu..
dan alhamdulillah semua happy ending dengan pasangan'y masing", trimakasih banyak buat ka'Sarah yang telah membuat karya luar biasa ini banyak hikma yang di petik dari kisah MH banyak pelajaran hidup terutama PERJUANGAN, SABAR juga Keikhlasan... jangan menyerah dengan ke ada'n di saat qita berasa dalam titik terendah selalu berserah diri dan berpasrah kepada Allah...
trimakasih banyak ka'sarah di tunggu lagi karya" hebat mu tetep semangat dan sehat selalu ya🤗🤗🤗🥰🥰🥰🥰