Akibat kecelakaan yang merenggut nyawa sang ayah, seorang pria paruh baya kaya meminta Senja untuk menikahi putra nya. Namun, siapa sangka, pria tersebut adalah Galaxy musuh Senja, si kejam yang sering mengebully dan merundung nya di kampus! Dari gadis cupu yang selalu menjadi objek bully-an, kini Senja harus menghadapi Galaxy setiap hari di rumah.
Hanya saja, seiring melewati waktu bersama, kebencian Galaxy pada Senja tak bertahan lama, perlahan kebencian itu berubah menjadi cinta. Sayang nya, sudah ada sosok pria lain di hati istri dari Galaxy itu. Terlebih, pria tersebut adalah sahabat baik Senja. Namun dunia begitu sempit, ternyata sahabat Senja itu memiliki kisah masa lalu bersama Galaxy.
Lantas, mampukah Galaxy merengkuh kebahagian nya bersama Senja, dan merebut hati dan cinta istri nya kembali?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ausilir Rahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 11
Walau pun merasa ada yang aneh dengan sikap putra nya, namun, Mama Lani, dan Papa Marvin terus melanjutkan langkah kaki mereka, menuju kamar milik Galaxy.
Tubuh Senja yang berat, membuat Papa Marvin sudah tidak sabar untuk segera membawa masuk, menantu nya ke dalam kamar. Namun, saat satu tangan Mama Lani akan membuka pintu, pintu kamar putra nya dalam keadaan terkunci. Dan, saat kembali Mama Lani mencoba membuka nya, kamar putra nya itu, tetap saja tidak bisa di buka.
"Gala-Galaxy Buka, pintu nya!" teriak Mama Lani.
"Iya, sebentar Maa---Gala masih di kamar mandi--Perut, Gala mules," sahut nya, dari dalam kamar.
Panik. Itu lah yang saat ini, memenuhi diri Galaxy. Dengan gerakan tangan yang cepat, pria itu menaikkan bantal, dan juga menggulung tikar yang sebelum nya terbentang di lantai kamar.
"Sial! Kenapa, nasip gue jadi, apes begini?" gerutu Gala, saat memasuk kan baju-baju Senja, ke dalam lemari nya. Dan karena tidak di simpan secara teratur, pakaian-pakaian itu kembali ter jatuh. Dan kembali, dari luar kamar, Gala mendengar suara sang Bunda.
"Gal----Gala Buka pintu, nya---" teriak Lani lagi.
"Iya, Maa- -, sebentar lagi---," sahut Galaxy, dan kembali memasuk kan pakaian-pakaian Senja, yang tadi nya berjatuhan di lantai.
Setelah memastikan pakaian itu sudah aman, Galaxy, segera berlalu dari dalam ruang ganti. Melihat se-isi kamar, guna memastikan tidak ada yang dapat membuat ke dua orang tua nya curiga. Menghembus kan napas nya tegas, berusaha menormal kan napas nya memburu. Galaxy segera menuju pintu kamar, saat lagi-lagi kembali terdengar suara sang Mama.
"Kamu, kenapa sih-lama sekali?!" tanya Mama Lani, dengan nada suara nya yang terdengar kesal.
"Perut, aku, mules Maa, "sahut Galaxy, dan Mama Lani hanya menatap nya dengan jengah.
Membawa pandangan nya pada Senja, yang saat ini sudah dibaringkan sang ayah, di atas ranjang nya. Mama Lani segera mendaratkan tubuh nya di tepi ranjang. Memukul-mukul pelan, pipi Senja, berharap wanita itu dapat bangun dari pingsan nya.
"Gala sebenar nya, apa yang terjadi dengan Senja?!" tanya Papa Marvin, dengan menyatukan lekat-lekat nya pada Galaxy.
Raut wajah Galaxy, berubah seketika, dengan kegugupan yang seketika melanda diri, "Aku--Aku juga tidak tahu, kenapa, dia sampai seperti itu. Tiba-tiba saja dia pingsan," sahut Galaxy terbata, saat mengatakan sebuah kebohongan pada sang ayah.
Mama Lani mendekat kan minyak, pada indera penciuman Senja, berharap wanita itu dapat sadar dari pingsan nya kali ini.
"Senja---Senja" Mama Lani, kembali memanggil, sembari memukul-mukul pelan pipi kiri menantu nya, berharap dapat sadar dari pingsan nya.
Namun, sedetik kemudian, Senja mengigau dalam pingsan nya. Wanita itu bersuara, menangis, namun dengan ke dua mata yang tetap tertutup.
"Maa----Bangun, Maa-Bangun-Bangun Maa----Hiks -Hiks-Hiks-Jangan tinggalin Senja, jangan tinggalin Senja, Maa," lirih nya, dengan air mata berderai, yang membasahi ke dua pipi nya.
Semua di dalam sana tercengang. Begitu pun juga dengan Galaxy, yang terus membawa pandangan nya pada Senja, dengan tatapan yang tak biasa. Dia cukup kaget, saat mendapati istri nya seperti itu.
"Apakah dia begitu takut? Dengan apa yang aku lakukan tadi. Bahkan selama ini aku melakukan hal yang lebih buruk, dia terlihat baik-baik saja," gumam Galaxy, dalam hati.
"Senja, bangun, nak! Bangun Senja!" panggil Mama Lani kembali, dengan kekhawatiran yang kian terlihat jelas di wajah nya.
"Maa---!" teriak Senja langsung tersentak, dan juga langsung bangun dari tidur nya.
Napas nya memburu, dengan keringat yang telah membasahi dahi nya. Napas nya ter engah-engah, Senja bagai se seorang yang baru saja menyelesaikan lari nya.
"Senja---! Kamu baik-baik saja, Nak?" tanya Mama Lani khawatir.
"Di, mana Mama saya? Di mana, Mama saya?" tanya Senja, dan día terlihat bagai orang yang tak sadar.
Mama Lani membawa pandangan nya pada Papa Marvin, dengan tatapan bingung nya. Begitu pun juga dengan Galaxy, yang kini raut wajah nya nampak pias, setelah mendapati Senja yang nampak tak biasa. Galaxy, seketika merasakan suasana horor di dalam kamar nya.
"Senja---Sadar nak, sadar--! Ini Mama, dan juga Papa. Dan kami, adalah mertua mu. Dan ini, Galaxy suami mu!" ujar Mama Lani pelan, dan yang Senja lakukan segera berhambur memeluk sang Ibu mertua. Wanita 22 tahun itu menangis tersedu-sedu, dalam pelukan Mama Lani.
\*\*\*\*\*
1 jam kemudian.
Bagaimana melihat keadaan menantu nya, Papa Marvin memutuskan untuk memanggil Dokter keluarga, yang tak lain adalah Dokter Revin. Lelaki paruh baya itu telah menyuntik kan obat penenang pada Senja, hingga kini wanita itu tidur dengan sangat pulas.
"Dia seperti, pernah mengalami sesuatu hal, yang membuat nya kembali mengingat masa lalu. Masa lalu itu mungkin sangat menyakitkan, hingga membuat nya jadi seperti itu," ujar Dokter Revin, saat dia dan Mama Lani, dan juga Papa Marvin, sedang berada di ruang kerja.
"Apakah, hal itu bisa di sembuhkan?" tanya Mama Lani.
"Tentu saja bisa. Yaitu dengan sering mengunjungi psikolog untuk konsultasi, lama ke lamaan, pasti akan akan sembuh," sahut Dokter Revin.
\*\*\*\*\*
Hening, begitu menyelimuti di dalam kamar Galaxy. Duduk, pada sebuah sofa panjang, dengan pandangan yang terus pria itu bawa pada Senja, yang saat ini ber baring dengan sangat pulas di atas ranjang nya.
"Dasar, kau bodoh! Memang, tidak salah, kalau aku mengatakan kalau kau itu memang bodoh, Culun! Kenapa, kau tidak mengatakan, kalau kau ketakutan tadi?! Kalau kau mengatakan, pasti aku akan melaju kan kendaraan dengan kecepatan sedang," gerutu Galaxy, kesal.
Masih membawa pandangan nya pada Galaxy. Tidur tanpa menggunakan kaca mata, dan juga rambut yang tergerai indah. Sorot mata gelap seorang Galaxy Alfadharan, mulai memandang dengan tak biasa, saat seperti baru menyadari kalau Senja, istri nya, ternyata memiliiki wajah yang lumayan cantik.
Namun, sekejap, Galaxy segera membuang jauh-jauh pikiran itu. Bahkan, pria itu mengumpat diri nya, kenapa harus memikir kan hal seperti itu.
"Kenapa, aku jadi berpikir seperti itu? Pasti, aku sudah gila!" gerutu nya.
Galaxy kembali menikmati suasana sendiri nya. Hingga, suara ponsel yang menyapa gawai milik nya tiba-tiba, membuat pandangan pria itu teralih kan. Merogoh ponsel yang berada di dalam saku celana nya, dan pada layar ponsel nya, Galaxy menemukan nama SAYANG, yang tak lain adalah Elena, kekasih nya.
Tak ingin Senja mendengar, atau apa pun itu, Galaxy membawa langkah kaki nya menuju balkon kamar.
"Halo--." ucap Galaxy.
"Yang, datang, dong, aku sama teman-teman saat ini lagi di kafe." ujar Elena di seberang telpon.
"Maaf, Elen--gue, nggak bisa." tolak Galaxy.
"Memang nya, kenapa, Gal? Kalau begitu, gue, yang bakalin, nyamperin lo sekarang!" ucap Elena.
"Tidak!" Galaxy menjawab dengan tegas. Membayangkan Elena berkunjung ke rumah nya, sungguh membuat nya takut, sebab itu akan membuat semua orang tahu, status nya dan Elena, yang dia sembunyikan selama ini.
"Memang nya, kenapa? Bukan kah, dulu, gue sering mendatangi, rumah lo?!" tanya Elena di seberang sana, dan wanita itu nampak tidak terima.
"Bu--bukan gitu maksud, gue, Yang---hanya saja ini sudah malam. Tidak baik, dengan omongan tetangga." ucap Galaxy.
"Terserah lo, aja!" hardik Elena di seberang sana, dan segera memutuskan sambungan telepon nya, secara sepihak.
"Hallo---hallo Elena--Sayang" panggil Galaxy ber kali-kali, namun sama saja, sebab panggilan telpon nya telah di putus kan.
Mengusap kasar wajah nya, Galaxy terlihat begitu frustasi. Membawa pandangan nya pada Senja, yang masih begitu lelap dengan tidur nya.
20 menit kemudian
Suara ketukan menyapa pintu kamar Galaxy. Galaxy yang sedang ber selancar dengan gawai nya, seketika mengalihkan pandangan itu, ke arah pintu. Membuka daun pintu setengah, dan menemukan Security rumah nya, pak Asep.
"Ada apa, Pak?" tanya Galaxy
"Tuan. Di depan, ada Nona Elena."
Sepasang pupil Galaxy nyaris menyeruak dari sarang nya, setelah mendengar apa yang baru saja terucap dari bibir Pak Asep, "Dia sekarang ada di mana?" tanya Galaxy, dengan nada suara yang kini terdengar panik.
"Sedang berada di depan."ujar pak Asep.
Segera menutup pintu kamar, Galaxy mengayunkan langkah kaki nya setengah berlari, saat menuruni anak tangga.
\*
Bersambung........................