Di saat kedua sahabatnya telah menikah, Davin masih saja setia pada status jomblonya. hingga pada suatu malam ia menghadiri perayaan adik perempuannya di sebuah hotel. perayaan atas kelulusan adik perempuannya yang resmi menyandang gelar sarjana. Tapi siapa sangka malam itu terjadi accident yang berada diluar kendali Davin, pria itu secara sadar meniduri rekan seangkatan adiknya, dan gadis itu tak lain adalah adik kandung dari sahabat baiknya, Arga Brahmana. sehingga mau tak mau Davin harus bertanggung jawab atas perbuatannya dengan menikahi, Faradila.
Akankah pernikahan yang disebabkan oleh one night stand tersebut bisa bertahan atau justru berakhir begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11.
"Jangan berpikir yang aneh-aneh! Lagipula mas tidak pernah berpikir untuk memaksa, jika memang kamu belum siap."
Deg
Kalimat lembut penuh wibawa mampu menggetarkan hati Dila. Gadis itu langsung menggelengkan kepala saat menyadari desiran aneh dihatinya.
"Jangan melamun!." Dila sontak tersadar dari lamunannya ketika Davin menyentuh bahunya.
"A_aku tidak melamun kok, mas." Balas Dila dengan nada terbata, sebelum menyusul langkah Davin menuju kamar pria itu.
Setibanya di kamar Davin, Dila langsung naik ke tempat tidur dan membaringkan tubuhnya.
"Nyaman sekali...." Tanpa sadar Dila menggeliat, saking nyamannya dengan pakaian yang dikenakannya sekarang.
"Maaf, aku nggak sengaja, mas." Dila tak sengaja menyenggol paha Davin saat menggeliatkan tubuhnya.
"Tidak perlu meminta maaf untuk hal kecil seperti itu! Hanya saja mas khawatir kamu sampai menyenggol area terlarang." Ujar Davin sambil mengulum senyum.
Glek...
Dila tidak terlalu naif untuk memahami apa yang dimaksud oleh Davin dengan area terlarang.
"Tidurlah, sudah malam!." Kalimat itu sekaligus menjadi kalimat terakhir Davin sebelum memejamkan matanya.
Keesokan paginya.
Dila yang baru saja terjaga dari tidurnya memandang ke sisi tempat tidur yang semalam di tempati oleh Davin. Sisi tempat tidur tersebut telah kosong tak berpenghuni. Tak berselang lama, Davin nampak keluar dari kamar mandi dengan kondisi segar, pertanda pria itu baru saja selesai mandi. Tetesan air dari rambut Davin jatuh mengenai pundak serta dada bidang pria itu membuatnya terlihat berbeda.
"Kenapa pagi ini dia terlihat tampan? Atau mungkin mataku sedang bermasalah?." Dalam hati Dila. Gadis itu memalingkan pandangannya dari Davin. Dila memilih beranjak turun dari tempat tidur dan hendak kembali ke kamarnya, mengingat Davin akan mengenakan pakaiannya.
"Mau kemana?." tanya Davin menyaksikan Dila memutar handle pintu kamar.
"Tentu saja mau kembali ke kamarku. Tidak mungkin aku terus berada di sini, yang ada aku malah nonton film de_wasa gratis nantinya." Sindiran halus Dila memancing senyum dibibir Davin.
"Baiklah, Kembalilah ke kamarmu!." Kata Davin, paham dengan maksud Dila.
"Oh iya, mas mau aku buatkan menu sarapan apa pagi ini?." sebelum benar-benar meninggalkan kamar Davin, Dila menanyakan menu sarapan yang diinginkan oleh suaminya itu.
"Apa saja! Lagian kata orang, apapun yang dimasak oleh istri rasanya pasti nikmat." Tutur Davin masih dengan senyum tipis di bibirnya.
Deg.
"Sepertinya mataku memang sedang bermasalah. Aku harus segera memeriksakan kondisi mataku ke dokter!." Dila bergumam dalam hati.
"Suatu hari nanti, aku pasti dapat merebut hatimu, sayang." Lirih Davin Sepeninggal Dila.
Selesai mengenakan pakaian kerjanya, Davin keluar kamar hendak menuju meja makan untuk sarapan. Nasi goreng spesial, segelas susu hangat serta roti tawar yang telah diolesi selai nanas sudah tersaji di meja makan. Dila mempersilahkan Davin memilih mau sarapan nasi goreng atau roti serta segelas susu hangat saja.
"Mas mau sarapan nasi goreng saja! Istri mas sudah capek-capek memasak, mana mungkin mas tega tidak mencicipinya." Tutur Davin.
"Baik, mas." Balas Dila kemudian menyendokan nasi goreng ke piring Davin.
Tanpa membuang waktu, Davin langsung mencicipi nasi goreng spesial buatan istrinya tersebut.
"Enak banget." Bukan hanya sekedar memuji, tapi faktanya nasi goreng buatan Dila memang terasa enak dan pas di lidah Davin.
"Kamu tidak sarapan?." Tanya Davin melihat Dila hanya menemaninya saja.
"Sebentar lagi mas, lagi pula aku hanya di rumah saja nggak kemana-mana, bisa sarapan kapan saja." Balas Dila.
Davin lantas mengangguk paham.
Seusai sarapan, Davin pun pamit berangkat ke kantor. Seperti biasa, Dila mengantarkan suaminya hingga ke depan. Mengingat kejadian semalam, Davin meminta Dila agar mengunci gerbang dan juga pintu rumah setelah ia berangkat. Bukan hanya mengingatkan Dila saja namun Davin pun berniat mempekerjakan seorang security untuk bertugas menjaga keamanan rumah mereka demi mencegah sesuatu yang tidak diinginkan.
*
Di waktu yang hampir bersamaan namun ditempat yang berbeda, ayahnya Davin terlihat sedang terlibat perdebatan dengan seorang pria yang usianya hampir memasuki delapan puluh tahunan.
"Berhenti memprovokasi ku melalui keluargaku, terutama putraku!." Kalimat itu terucap dengan tegas dari mulut ayahnya Davin.
"Sampai kapan kau akan terus bersikap keras kepala seperti ini, Alex?." Pertanyaan pria itu mampu membuat senyuman sinis terbit di sudut bibir ayahnya Davin.
"Selamanya akan tetap seperti ini, Jadi berhenti mengganggu ketenangan hidupku! Aku sudah bahagia dengan kehidupanku yang sekarang ini. Lagipula, untuk apalagi anda datang ke dalam kehidupan saya, setelah apa yang pernah anda lakukan di masa lalu?."
"Sebaiknya anda segera pergi dari sini, dan jangan pernah kembali karena saya tidak ingin melihat wajah anda lagi!." ayahnya Davin berlalu begitu saja.
"Aku sudah tahu di mana tempat tinggal Davin saat ini." Ucapan pria itu mampu menghentikan langkah ayahnya Davin.
"Rupanya Davin sudah menikah sekarang." sambung pria itu seraya mengulas senyum tipisnya.
"Apapun tentang putraku, tidak ada hubungannya dengan anda. Jadi, jangan pernah lagi menyebut nama putraku dengan mulut anda itu!." Setelahnya, Ayahnya Davin kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah. Dadanya terasa sesak, nampaknya perdebatan itu menguras energinya.
"Pah...." Rupanya sejak tadi sang istri mendengar perdebatan yang terjadi di teras depan.
"Sebaiknya mamah masuk ke kamar, Papah ingin sendiri!." Ayahnya Davin mendudukkan tubuhnya dengan sedikit kasar di sofa ruang tengah. Sementara pria di luar sana langsung mengajak anak buahnya berlalu meninggalkan kediaman ayahnya Davin.
Sepeninggal sang istri masuk ke kamar, Ayahnya Davin menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Saat memejamkan mata, ingatannya membawa pria itu pada kejadian di masa lalunya. Tanpa sadar air mata jatuh membasahi sudut matanya. Dengan cepat ayahnya Davin menyeka sudut matanya yang basah.
"Rasanya terlalu sakit, sehingga sulit untuk melupakan semua yang pernah terjadi." Batin ayahnya Davin.
"Papah...." Seruan sang putra berhasil menyadarkan papa Alex dari lamunannya tentang masa silam.
"Davin..."Papa Alex bangkit dari duduknya, kemudian mengarahkan pandangan ke arah luar. Ia menghela napas lega, rupanya mobil pria tadi sudah berlalu meninggalkan halaman rumahnya.
"Papah baik-baik saja kan?." Davin menangkap keanehan dari mimik wajah ayahnya.
"Tentu saja. Papah baik-baik saja, Dav." Papah Alex berusaha menunjukkan sikap seperti biasa dihadapan Davin.
"Ada apa kamu ke sini pagi-pagi begini? Apa kamu tidak bekerja hari ini?." Papah Alex sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Bekerja pah. Tadi Davin sudah menyampaikan pada Faras jika hari ini Davin sedikit terlambat ke kantor."
"Oh iya, Davin sampai lupa dengan tujuan Davin datang ke sini." Tutur Davin sambil mendudukkan tubuhnya di sofa, berhadapan dengan posisi sofa yang ditempati oleh sang ayah.
"Sebenarnya tujuan Davin datang ke sini ingin meminta nomor telepon agent yang menyediakan jasa security, Pah. Demi mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, Davin ingin mempekerjakan security untuk menjaga keamanan rumah kami, pah." Davin Lantas menyampaikan maksud dari kedatangannya pagi ini.
akibat iri,hampir hilang masa depan kan...
Davin ayo selidiki siapa yang melaporkan kalau Dila ada di dalam kamar mu??? bisa dilaporkan balik lho atas pencemaran nama baik,atau gak di kasi sanksi dikantor...
tanpa menncari fau siapa pasangan Davin
dan Dilla
tp siaapp2 yaa ujungnya kmu yg maluuu
semangaaatttt
kenapa harus tunggu konferensi pers dulu?? rasa nya untuk itu tidak di perlukan