NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kunti di Rumah Kosong

Di hari saat Aldi mengantarkan Nara. Pak Pur penjaga sekolahnya sedang bersantai di teras rumahnya.

Pagi-pagi biasanya pak Pur bertugas menyapu sekolah, tapi setelah pekerjaannya selesai biasanya ia meninggalkan sekolah dan kembali di sore hari. Kini ia ingin ke warung tempat biasanya ngopi.

Pak Pur jarang sendiri biasanya ia akan menemui Sadi teman karibnya lalu berangkat bersama ke warung. Desas-desus orang sekitar mengatakan Sadi adalah dukun namun pak Pur sendiri tidak terlalu percaya itu, ia mengetahui rekannya memang mengerti hal mistis, tapi untuk menjadi dukun sepertinya tak terbayang olehnya.

“Sad… Sadi” Ucap Pak pur seraya mengetuk pintu.

Berkali-kali ia mengetuk tak ada jawaban dari dalam. Pak Pur sendiri tahu rekannya sudah ditinggal istri dan anaknya bertahun-tahun yang lalu karena suatu hal yang tak pernah jelas diketahui.

Pak Pur menelisik ke pintu belakang yang ternyata tidak dikunci. Ia masuk melalui dapur, menyusuri setiap ruangan sambil memanggil rekannya. Ia membuka satu kamar dan menemukan Sadi telah terlentang tak bernyawa. Matanya melotot, mulutnya menganga mengeluarkan darah segar.

Yang lebih mengagetkan lagi pak Pur melihat ruangan ini terdapat berbagai macam benda-benda mistis dan sejajen yang berserakan kemana-mana. Pak Pur langsung berlari keluar memanggil warga untuk berkumpul.

***

Kini Aldi sedang memisahkan anakan ikan cupang yang nantinya akan dimasukkan ke dalam botol. Ikan cupang saat sudah dewasa memang sebaiknya dipisahkan, karena ikan ini termasuk hewan teritorial yang pastinya berkelahi jika ada ikan lain memasuki wilayah kekuasaannya.

“Habisini bantu packing buat dikirim ya Al” Ujar Fikri

Aldi lumayan sibuk pagi ini, karena permintaan dari pelanggan Fikri yang meminta stok lebih banyak daripada sebelumnya. Meskipun lelah, cuan tetaplah cuan.

Setelah pekerjaan yang lumayan panjang kini Aldi beristirahat di teras rumah Fikri menikmati sarapan yang telah disiapkan oleh Irma yang tak lain istrinya Fikri. Peternakan cupangnya berada di samping rumah Fikri.

Tak lama Nara datang menghampirinya membawa sebuah kotak.

“Ngapain kesini kak?”

“Nganter kue buat mas Fikri sama mbak Irma dek”

“Aku?”

“Ambil sendiri di rumah” Balas Nara cuek.

Aldi hanya mendengus kesal.

“Dulu pas kecil berantem terus, eh sekarang udah gede masih aja berantem” Ujar Fikri tergelitik melihat tingkah dua sepupunya.

Nara lalu memberikan sekotak kue lalu diterima oleh Irma. Nara sejenak bergabung untuk duduk santai di teras sambil sesekali melihat pekerjaan adiknya.

“Gimana kuliahnya dek?” Tanya Irma

“Baik mbak, kebetulan lagi libur bentar. Besok balik lagi” Jawab Nara Santai

“Oiya Ra, adikmu itu mau kuliah juga katanya” Ujar Fikri sambil memonyongkan bibirnya ke Aldi

”Iya mas, udah tak omongin ndak perlu bingung biaya tapi masih ngeyel aja”

Aldi hanya diam mengamati para orang dewasa bercengkrama.

Tapi di dalam diamnya Aldi berpikir keras bagaimana caranya agar dia dapat berkuliah tanpa membebani orang-orang di sekitarnya. Sempat terbesit dalam pikirannya untuk menjadi dukun.

***

Hari ini Aldi hanya menghabiskan waktu di rumah bersama kakaknya, karena besok Nara harus kembali ke luar kota. Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam, Aldi dan Ines semakin dekat. Mereka tak henti-hentinya bertukar pesan melalui ponselnya.

Aldi nyengir sendiri memandangi ponselnya sampai senyumnya hilang saat Suro tiba-tiba hadir.

“Uwasuuu”

Aldi yang sebelumnya duduk bersila di atas kasur kini terjengkang ke belakang karena Suro hadir tepat di depan bola matanya.

“Ngagetin aja jancuk”

Suro hanya tertawa, tapi bayangkan suara serak dan parau tertawa terbahak-bahak. Merinding

Aldi dan Genderuwo penunggu rumahnya kian akrab, dirinya juga tak merasakan ancaman saat Suro hadir sehingga ia bisa sepenuhnya mempercayainya.

“Ada apa tiba-tiba muncul?”

“Usahakan untuk mengurus wanita di rumah itu secepatnya” Balas Suro

“Kenapa harus buru-buru?”

“Dia bukan makhluk biasa, jika kamu biarkan dia bisa berbahaya”

Perasaan sejak dirinya masih kecil rumah itu memang sudah angker, tapi kenapa Suro baru mengatakannya sekarang.

“Bahaya gimana? Dia bisa bunuh orang”

“Bisa saja kalau dia mau”

Degh.

Sedikit tercengang, Aldi menyadari bahwa makhluk yang bisa melukai manusia secara langsung pasti berada di tingkatan yang tinggi. Pak Jumali sudah menjadi korban, bisa saja orang lain akan lebih parah.

“Baiklah besok aku minta izin dulu ke pemilik rumahnya”

Keesokan harinya sepulang sekolah Aldi langsung menuju rumah pak Heri yang merupakan anak dari almarhum pak Samsul yang berada di dusun sebelah.

“Permisi” Ucap Aldi sambil mengetuk pintu

“Oalah Aldi, tumben kesini” Balas pak Heri saat membuka pintu

Aldi menjelaskan terkait makhluk yang berada di rumah kosong itu, sekaligus ia menjelaskan kejadian yang dialami oleh beberapa orang yang dihantui oleh penghuni rumah kosong tersebut.

“Iya bapak ngerti le, bapak juga pas malam-malam pulang kerja lewat situ juga ditampakkin kuntilanak bajunya putih bersih, ram—“

“Rambutnya panjang banget sampai nutupin mukanya” Potong Aldi.

“Benar le, persis banget kayak gitu. Tapi gimana lagi, bapak udah nyoba ke beberapa dukun ndak ada yang berani” Balas pak Hari sambil menepuk jidatnya sendiri.

“Kuntilanaknya udah lama disitu pak?”

“Kata almarhum pak Samsul udah lama di sana, sebenarnya dia dulu ndak pernah ganggu. Tapi sebelum meninggal pak Samsul pernah cerita kalau ada banyak dukun yang nerobos rumahnya coba-coba buat naklukin kuntilanak itu. Kayaknya dia marah diganggu terus, sekarang dia balas dendam gangguin orang-orang yang lewat” Tukas Pak Heri.

“Minggu depan sebenarnya ada yang mau lihat-lihat rumahnya, bapak juga takut calon pembelinya lihat kuntilanak terus ndak jadi beli rumahnya” Lanjut pak Heri sedikit frustasi.

“Saya cuma khawatir kalau dia ganggu lebih banyak orang lagi, kasian masyarakat jadi ndak tenang kalau  malam” Balas Aldi jujur

“Kalau kamu ada kenalan orang pinter yang bisa ngusir kuntilanak itu kabarin bapak ya le”

“Nanti saya coba bantu pak”

Malam ini setelah memastikan ibunya tidur ia bergegas keluar menuju rumah kosong. Ia tak perlu ijin ke Nara karena kakaknya sudah kembali ke luar kota.

Jam sebelas malam Aldi memasuki pelataran rumah itu berbekal senter dari ponselnya ia masuk dengan menyibak alang-alang yang menghalangi jalannya. Suasana merinding tak perlu ditanya lagi, bahkan saat Aldi mendekati area rumah ia sudah merinding. Aldi sendiri merasakan aura dari makhluk itu yang memang sangat kuat.

Ia membuka pintu dengan sedikit tenaga, pintu dengan kayu lapuk mengeluarkan suara deritan yang menyeramkan. Aldi masuk memutar bola matanya mengawasi sekitar. Rumah ini dalamnya masih bagus dengan lantai yang masih utuh, namun sudah tak ada perabotan di dalamnya. Hanya lutan debu.

Aldi naik ke lantai dua mencari keberadaan kuntilanak itu.

“hihihihi”

Tawa khasnya menggema di seluruh ruangan. Bagi orang biasa tentunya akan lari tunggang langgang mendengar suara mengerikan itu.

Aldi masuk ke tiap ruangan yang ada di lantai dua tapi belum menemukan apa-apa. Saat ia belanjut ke ruangan berikutnya yang mirip dengan kamar. Saat Aldi masuk  ia dikejutkan dengan kuntilanak tersebut yang berdiri di balkon menghadapnya.

Gaunnya putih bersih, tangannya tertutup gaun. Rambutnya benar-benar panjang sampai menutupi wajahnya. Bahkan rambutnya menjuntai kebawah, Aldi memperkirakan rambutnya lebih panjang daripada tinggi badan kuntilanak tersebut. Aromanya seperti bunga melati, wangi namun sangat amat menusuk hidung.

Tanpa babibu kuntilanak itu langsung melesat mendekat, rambutnya mengikat tubuh Aldi hingga kesulitan bergerak. Aldi memberontak sekuat tenaga hingga bisa lepas.

Napasnya tersengal, Aldi menendangnya hingga kuntilanak itu terpelanting ke balkon. Pertarungannya dilakukan di dalam ruang sempit.

“Hihihihi”

Tawa kuntilanak itu sangatlah keras memekakkan telinga, Aldi tersungkur sambil memegangi telinganya yang sakit. Ia melihat tangannya yang terkena noda darah, artinya telinganya terluka akibat suara kuntilanak itu.

Aldi berlari menerjang kuntilanak itu lalu menarik rambutnya sekuat tenaga hingga berteriak kesakitan. Lagi-lagi suara teriakannya membuat Aldi tak berdaya.

Kondisi berbalik, kunti menyerangnya dengan mendorong udara yang menyebabkan Aldi terlempar ke tembok

“Dugh”

Benturan badannya ke tembok sangat keras, membuatnya kesulitan bangun. Kuntilanak itu mendekat ingin mencekik Aldi. Tangannya pucat pasi, kuku-kuku panjang nan hitam sedikit lagi menjangkau lehernya. Aldi tak berdaya.

Gelang dengan permata hitamnya berkedip, menciptakan dorongan gravitasi yang kuat hingga membuat kuntilanak itu terpelanting jauh. Aldi bangkit dengan terhuyung, berlari mencoba mencekik balik si kunti.

Tiba-tiba aura hitam menyelimuti kuntilanak itu. Asap hitam sepenuhnya menghalangi pandangan Aldi.

Ia hanya bersiap takutnya kunti itu akan menyerang secara tiba-tiba. Asap hitam mengepul membentuk sebuah pusaran yang diakhiri dengan sebuah ledakan dahsyat membuat Aldi kembali terpental.

Aldi bersandar ke tembok seraya mencoba berdiri. Betapa kagetnya dirinya saat kuntilanak yang ia hadapi kini gaunnya berubah berwarna hitam. Wajahnya sedikit terlihat. Kulitnya pucat, tak banyak luka di wajahnya hanya luka lebam di bawah mata kirinya yang kini menyisakan pupilnya saja. Mulutnya mengeluarkan darah yang menetes terus menerus.

“Mirip power rangers aja pake berubah segala”

Ekspresinya kini menunjukkan kemarahan yang luar biasa. Tangannya mengangkat ke atas lalu melemparkan udara ke arah Aldi. Tak sempat menghindar ia menerima serangan itu dengan telak hingga terpental ke belakang. Tak terhitung berapa kali Aldi jatuh bangun.

Kini sang kuntilanak melayang mendekat ke Aldi yang hampir tak berdaya tangannya menjulur ke depan siap mencekik Aldi.

Tiba-tiba kepulan asap hitam menabrak kuntilanak itu membuatnya mundur jauh.

“Suro”

Aldi terkejut dengan kehadiran Suro, berdiri gagah di depannya seakan ingin melindungi dirinya.

“KURANG AJAR!!” Hardik kuntilanak hitam.

1
Ham
semoga bisa update terus
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!