NovelToon NovelToon
Kujual Tubuhku Demi Sesuap Nasi

Kujual Tubuhku Demi Sesuap Nasi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / PSK
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

“Di balik seragam putih abu-abu, Nayla menyimpan rahasia kelam.”

Di usia yang seharusnya penuh tawa dan mimpi, Nayla justru harus berjuang melawan pahitnya kenyataan. Ibu yang sakit, ayah yang terjerat alkohol dan kekerasan, serta adik-adik yang menangis kelaparan membuatnya mengambil keputusan terberat dalam hidup: menukar masa remajanya dengan dunia malam.

Siang hari, ia hanyalah siswi SMA biasa. tersenyum, bercanda, belajar di kelas. Namun ketika malam tiba, ia berubah menjadi sosok lain, menutup luka dengan senyum palsu demi sesuap nasi dan segenggam harapan bagi keluarganya.

Sampai kapan Nayla mampu menyembunyikan luka itu? Dan adakah cahaya yang bisa menuntunnya keluar dari gelap yang menelannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 11

Pagi itu, embun masih menggantung di ujung dedaunan ketika Nayla terbangun dari tidurnya. Tubuhnya terasa berat, nyeri menjalar dari ujung pelipis hingga leher. Namun ia tetap memaksakan diri bangkit, karena ada yang lebih penting dari rasa sakitnya: adik-adiknya.

Ia duduk sejenak di ujung kasur tipis, lalu menoleh ke sisi cermin kecil yang menempel di dinding kamarnya. Bayangan dirinya memantul samar. Wajahnya masih memar, lebam di pipi kiri tampak mencolok, dan luka sobek di bibir bawah belum sepenuhnya mengering.

Ia menarik napas dalam, menahan perih yang menyeruak dari dada.

“Bangun, Nayla... belum waktunya menyerah,” bisiknya pada diri sendiri.

Dengan langkah pelan, ia menuju dapur sempit. Tangannya mulai sibuk memotong bahan-bahan seadanya: telur, sedikit sayur, dan sebungkus nasi sisa semalam yang masih layak dimakan. Sambil memasak, aroma hangat mulai memenuhi ruangan kontrakan sederhana itu.

Dari balik pintu, terdengar suara sang ibu sedang membimbing adik bungsunya mengenakan seragam sekolah. Ibu Nayla memang masih bersikeras membantu, tapi Nayla sudah melarangnya berkali-kali. Tubuh ibunya terlalu lemah, sering batuk berdarah, dan wajahnya pucat seperti tak pernah disentuh matahari.

“Ibu, biar Nayla aja yang beresin semuanya nanti,” kata Nayla lembut dari dapur.

“Ibu fokus aja sama adik-adik.”

Sang ibu hanya mengangguk pelan, matanya menatap punggung Nayla penuh haru. Dalam hati ia tahu, anak gadisnya terlalu cepat dewasa. Terlalu sering menanggung luka yang tak seharusnya menjadi miliknya.

...

Sebelum berangkat sekolah, Nayla mengenakan seragam yang sudah disetrika semalam. Namun hari ini ada tambahan satu benda: masker hitam yang menutupi hampir seluruh bagian bawah wajahnya. Ia berharap masker itu cukup untuk menyembunyikan luka, agar tak ada pertanyaan, tak ada tatapan iba, dan tak ada kecurigaan.

Namun harapannya runtuh begitu saja, sesaat setelah ia menginjakkan kaki di koridor sekolah.

“Nayla.”

Suara itu datang dari arah belakang. Tegas. Dalam. Dan cukup familiar untuk membuat langkah Nayla terhenti.

Ia menoleh perlahan. Elang. pria tinggi berwajah tajam dengan mata yang selalu penuh selidik. berdiri hanya beberapa langkah darinya. Dahinya mengerut, tatapannya tertuju pada masker yang menutupi wajah Nayla.

“Ada apa denganmu?” tanyanya, suaranya datar namun penuh rasa ingin tahu.

Nayla tersenyum kecil di balik maskernya. “Nggak apa-apa,” jawabnya cepat, suaranya pelan dan terkesan menghindar.

Namun Elang tidak begitu saja percaya. Dengan gerakan spontan, tangan kirinya terulur, mencengkram ringan lengan Nayla. Sementara tangan lainnya bergerak ke arah wajahnya.

“Elang, jangan...”

Terlambat. Masker itu ditarik turun.

Elang terpaku.

Wajah Nayla yang selama ini selalu tampak ceria kini penuh luka. Lebam di pipi kiri, luka merah di pelipis, dan sobekan tipis di bibir yang masih mengering. Semua terpampang jelas di depannya, seperti peta dari penderitaan yang selama ini disembunyikan gadis itu.

“Kau… tidak bisa bohong padaku, Nayla.” Suara Elang kini berubah. lebih dingin, lebih dalam. Ada kemarahan yang terselubung di balik ketenangannya.

“Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu?”

Nayla menggigit bibirnya, lalu menunduk. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya. Ia tahu Elang peduli. Tapi ia juga tahu, kepedulian sering kali membawa bencana ketika menyentuh luka yang belum siap dibuka.

“Siapa… Nayla?!” desak Elang lagi, nadanya meninggi.

Nayla mengangkat kepala, matanya berkaca-kaca. Hatinya mulai bergemuruh, dadanya sesak.

“Aku bilang gak apa-apa, kan?!” serunya, suaranya mulai meninggi, getarannya terdengar jelas.

“Sudah, Elang. Jangan ikut campur!”

Namun Elang tetap tak bergeming. Tatapannya tak bergeser. Matanya menuntut kejujuran.

Kesabaran Nayla habis.

Dengan gerakan cepat, ia mendorong tubuh Elang sekuat tenaga. Tubuh pria itu terdorong ke belakang, nyaris kehilangan keseimbangan.

“Sudah aku bilang, aku gak apa-apa!” teriak Nayla, matanya kini basah oleh air mata.

“Aku cuma... terpeleset! Kepalaku terbentur dinding, itu aja!”

Kebohongan itu meluncur cepat dari bibirnya. Tapi suara Nayla terdengar terlalu goyah untuk meyakinkan siapa pun. Bahkan dirinya sendiri.

Elang terdiam. Ia tak lagi bergerak maju, namun matanya masih mengunci mata Nayla. Mata itu tidak marah, tidak kecewa. Hanya… luka. Luka yang mendalam karena tahu seseorang yang ia pedulikan sedang menderita, tapi menolak dibantu.

Setelah beberapa detik yang terasa panjang, Nayla menarik napas panjang. Ia mengusap air matanya dengan kasar, lalu mengenakan kembali maskernya.

“Aku harus masuk kelas,” gumamnya lirih, lalu berjalan menjauh tanpa menoleh lagi.

Elang hanya berdiri di tempat. Diam. Namun dalam hatinya, ia tahu: ada luka yang lebih dalam dari apa yang tampak di wajah gadis itu.

...

Dari kejauhan, di balik tiang koridor sekolah yang setengah tertutup tanaman rambat, sepasang mata mengawasi dalam diam.

Mata itu tajam, penuh nyala yang sulit diartikan. Milik seorang gadis bernama Mira.

Tubuhnya tegak, wajahnya cantik dengan make-up tipis yang sempurna, seragam rapi, dan postur penuh percaya diri. Namun saat ini, kecantikan itu tak sanggup menutupi getaran amarah yang perlahan meletup di dalam dadanya.

Ia menatap ke depan. ke arah dua sosok yang berdiri saling berhadapan di bawah cahaya pagi: Elang dan Nayla.

Elang... pria yang sejak lama diam-diam mengisi ruang di hatinya. Pria yang ia kagumi bukan hanya karena wajahnya yang tenang dan sikapnya yang tegas, tapi juga karena... ia berbeda. Tidak seperti siswa lain yang mudah terpikat dengan penampilan, Elang penuh ketenangan dan wibawa. dan itulah yang membuat Mira tertarik padanya lebih dari siapa pun.

Namun semua rasa itu tak pernah berbalas.

Tidak pernah.

Mira menggertakkan giginya pelan. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, kuku-kukunya mencengkram telapak tangan hingga hampir menyakitkan. Matanya mulai memerah, bukan karena tangis… tapi karena kecemburuan yang perlahan berubah menjadi bara.

"Kenapa harus dia..." bisik Mira pelan, nyaris seperti geraman.

Pandangan matanya tertuju pada Nayla. gadis dengan masker hitam yang barusan ditarik paksa oleh Elang. Gadis yang bahkan tak bisa menyembunyikan luka di wajahnya, namun entah kenapa… menyedot seluruh perhatian Elang.

“Dia... bahkan bukan siapa-siapa,” gumam Mira lagi.

Nayla, si gadis dari kontrakan kumuh, yang hidupnya nyaris seperti cerita tragis di televisi malam Jumat. Bukan dari keluarga terpandang. Tidak berprestasi di kelas. Tidak populer. Dan jelas. tidak sebanding dengan dirinya.

Mira tahu siapa dirinya. Cantik, pintar, berasal dari keluarga berada. Ia aktif di berbagai kegiatan sekolah, punya geng sosialita sendiri, bahkan beberapa guru selalu memujinya. Banyak cowok antri ingin mendekatinya, memujanya, menyapanya dengan mata berbinar.

Tapi kenapa… justru Elang. satu-satunya pria yang ingin ia miliki. malah menunjukkan kepedulian yang begitu dalam pada Nayla?

Gadis yang bahkan tidak berusaha menarik perhatian siapa pun.

Tatapan Mira semakin menusuk, menyaksikan bagaimana Elang dengan ekspresi dingin penuh kepedulian menyentuh wajah Nayla, mencoba menyibak masker itu, menuntut kebenaran.

Sementara Nayla... mendorongnya dengan tangis yang hampir meledak.

Ada ikatan yang tak terlihat di antara mereka. Dan itu membuat Mira gila.

“Aku jauh lebih pantas. Aku lebih segalanya darinya. Tapi kenapa…” bisiknya dengan suara tertahan.

Rasa tidak terima tumbuh di hatinya, menjalar seperti akar-akar berduri yang menghimpit jantungnya. Ia merasa diremehkan oleh takdir. Merasa tersingkir oleh seseorang yang. dalam pikirannya. bahkan tak layak berjalan sejajar dengannya.

Dan saat Nayla pergi meninggalkan Elang dengan air mata yang diam-diam jatuh di pipi lebamnya, Mira masih berdiri di tempatnya. Matanya tajam. Mulutnya mengatup rapat.

Dalam hati, ia bersumpah… ini belum berakhir.

Elang… akan menoleh padanya. Cepat atau lambat.

Dan Nayla… akan tahu betapa menyakitkannya menjadi bayangan di hadapan cahaya yang bukan miliknya.

1
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
waduuuuhhh kayaknya kalo menyangkut konplik orang tua dan perjodohan bakalan berat nih, apalagi saingannnya yg syar'i syar'i pasti dibanding bandingin trus nih....
Dzimar
Thor kmren2 sering triple bab😍
Her$a: besok kak insyaallah,, tapi cuma 2 bab pr hari... GPP yaa😉
total 1 replies
Dzimar
gak rela klu Nayla di tinggal nikah SMA elvino Thor ..elvino juga udh cinta bngt ke nayla
Dzimar
up Thor udh jam 6 blm up... menantikannya
Her$a: masih proses kak😁 agak terkendala hari ini
total 1 replies
Dzimar
Nayla pasti TLP elvino....ayo elvino datang&liat kondisi Nayla yg hdupnya hancur karena keadaannya 😭
Siti Aminah
trs lanjut ya kak AQ suka banget ceritanya.
Siti Aminah
seru banget . tlng di lanjut episode selanjutnya
Her$a: terima kasih 😘
total 1 replies
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
semangat kakak othor... aku gak tau mau bikin ulasan apa,,, tapi sejauh ini ceritanya bagus banget....
Her$a: Terima kasih 😘
total 1 replies
Bunda Dzi'3
hp Thor ..smngts bnyk pembaca karyamu thor👍
Bunda Dzi'3: smngtsss🖤
total 2 replies
Bunda Dzi'3
beban nya Nayla berat bngtt😭
Bunda Dzi'3
Aulia sma elang aja..sma2 bersih...biar Nayla sma elvino...krna Nayla udh di tidurin elvino biar Elvino tanggung jawab...Nayla khawatir hamil saat elvino nikahin Aulia...trs elang yg nikahin Nayla 😭😭
Bunda Dzi'3
ervino udh cinta sma Nayla...
Bunda Dzi'3
lanjutttt🖤
Bunda Dzi'3
buat aja Nayla hamil biar di nikahin Elvino Thor
Bunda Dzi'3
😭😭😭
Bunda Dzi'3
Elvino udh Cinta mungkin sma Nayla tapi gengsi...Dia pikir Nayla gak lebih dri pemuas ranjangnya...pdhl elvino udh ada rasa sblm kjdian MLM pertama...Haa khayalan Qu sperti ini ..nikahin Elvino buat Nayla bhgia👍
Bunda Dzi'3
elvino knpa gak di nikahin aja Nayla&angkat derajatnya Nayla..biar gak bnyk dosa&Dio gak benci lagi😭
Bunda Dzi'3
😭😭😭
Bunda Dzi'3
lanjut thor
Bunda Dzi'3
i
kasian Nayla hancur N merasa bersalah bngt pastinya ..ibunya mninggal karna tau kerjaan nayla😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!