Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara
Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.
Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.
"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."
**semoga suka, ya**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Minta maaf
Jayandru mendekatkan dagu Nara dan membenamkan bibirnya di sana.
"Dru....." Nara kaget dengan reaksi yang dia dapat dari Jayandru. Laki laki itu terus menghujaninya dengan ci uman ci umannya.
"Kenapa ngga bilang kalo mau datang?" tanya Jayandru ketika menjeda ci uman panasnya.
Nara sulit mengatakan akan memberi Jayandru kejutan. Dia aja masih gelagapan dengan reaksi Jayandru.
"Mau kasih aku kejutan?" Jayandru menatap dalam sepasang mata di depannya.
Kemudian senyum Jayandru terkembang manis, seperti tadi.
"Thank's." Jayandru melabuhkan lagi bibirnya ke bibir Nara. Dalam dan lama
Maaf, batinnya merasa bersalah. Hampir saja dia katahuan Nara mau pergi dengan Monica dan putranya.
Awalnya Jayandru yang sudah rapi mengira Monica yang mengetuk pintu.
Dia sempat terperangah beberapa detik ketika melihat Nara yang ada di depannya begitu dia membuka pintu.
Perasaan gembira membuncah begitu saja. Karena ini sesuatu yang tidak bisa dia duga sama sekali. Selama empat tahun, Nara tidak pernah mau ikut campur dalam pekerjaannya.
Dulu Jayandru sering mengajak istrinya makan siang bersama, atau berkunjung ke perusahaannya. Tapi faktor anak yang selalu diungkit maminya membuat keduanya entah sadar atau tidak mulai saling menghindar dan tambah menyibukkan dirinya.
Setelah melihat kehadiran Nara saat ini Jayandru berjanji akan memperbaiki pernikahan mereka. Terutama dia yang sudah bermain api dengan Monica.
"Kamu ke sini diantar siapa? Harusnya kamu telpon aku. Ini tempat asing buat kamu," ucap Jayandru di sela ci umannya.
"Teman mama."
"Siapa?" Ci uman Jayandru mulai mengarah leher Nara.
"Emm... Tante .... Ivana...."
Ci uman Jayandru terhenti. Dia tertegun.
"Ivana Rosmina?"
"Iya. Kamu kenal?"
Dalam hati Jayandru memaki.
"Kenal. Suaminya satu komisi bareng dengan aku." Jantung Jayandru berdebar cepat.
Dia memang sudah hati hati berinteraksi dengan Monica. Tapi bisa saja ada isu yang tersebar tanpa setau dirinya.
"Tante Ivana banyak cerita tentang kamu."
DEG DEG DEG
Jantung Jayandru makin berdebar cepat membuatnya ngga tenang.
Nara merasakan degupan cepat jantung Jayandru karena mereka sedang berpelukan erat. Dia jadi berpikiran negatif.
"Katanya kamu jadi incaran perempuan di sana. Jangan jangan kamu juga genit, ya?" Nara sulit menghilangkan nada kesal dalam intonasi suaranya.
Jayandru tertawa pelan mendengarnya.
Syukurlah, batinnya lega. Jadi ngga ada yang mencurigai kedekatannya dengan Monica.
"Kamu cemburu?"
Nara menggeleng cepat.
"Ngga. Hanya saja aku ingin kamu jujur kalo sudah menyukai perempuan lain. Aku ngga apa apa mundur, kok."
Hati Jayandru berdenyut nyeri.
"Aku tau, kamu dan keluarga kamu menginginkan adanya anak. Aku...." Nara tersendat. Terlalu sakit untuk mengatakannya.
"Aku ngga bisa memberikanya. Aku sadar." Nara menundukkan wajahnya, ngga bisa menentang netra Jayandru lebih lama. Dia sekarang sedang menahan tangis.
Jayandru tertohok medengarnya. Dia memang brengsek, makinya dalam.hati.
Dia mengangkat dagu istrinya dan menatap mata yang sudah berkaca kaca itu. Mengecup sepasang mata basah itu dengan lembut.
"Maaf," ucapnya kemudian membenamkan lagi bibirnya ke bibir Nara.
Terdengar bunyi bel.
"Kamu janjian dengan seseorang?" tanya Nara sambil menjauhkan wajahnya. Feelingnya mengatakan iya.
"Emm.... Monica dan putranya mengajak aku makan malam. Ku pikir ka---."
"Monica masih di sini? Bukannya dia harusnya sudah pulang?" Nara merasa hatinya tiba tiba hampa dan getir.
Dia melepaskan paksa pelukan Jayandru dan menatap suaminya tajam. Dalam hatinya terpecah jadi dua kepingan yang sama besar. Kepingan yang satu menyesali kedatangannya ke sini, sedangkan kepingan hatinya yang lain bersyukur karena memergoki perselingkuhan Jayandru.
Harusnya dia ngga usah buru buru, jadi pertemuan mereka akan lebih dramatis.
Jayandru meraih tangan Nara menggenggamnya erat hingga tidak bisa dilepaskan Nara.
"Monica juga ada proyek di sini, sayang. Kami hanya ingin bertemu kien yqng sama," bohong Jayandru.
"Sebaiknya kamu cepat buka pintunya. Kalian bisa pergi.Sebentar lagi aku akan pulang." Nara menghempaskan tangan suaminya hingga genggaman bisa dilepaskan.
Nara mengambil ponselnya, bermaksud mencari tiket pulang malam ini juga.
Jayandru menghela nafas kasar. Dia ngga mungkin melepaskan Nara pergi. Dia pun mengangkat istrinya ala brydal.
"Kamu ngga boleh pergi." Dia terus melangkah ke tempat tidur. Mengabaikan protes Nara.
"Dru, turunkan aku. Kamu pergi saja," marah Nara.
Ketika dia akan menyemprot suaminya lagi dengan kata kata kasarnya, Jayandru sudah membungkam bibirnya.
Bunyi bel masih saja terdengar beberapa kali. Bahkan kini telpon Jayandru ngga berhenti juga bergetar.
Jayandru mengacuhkan. Dia sekarang sudah menindih tubuh istrinya.
Anehnya dalam emosinya yang tinggi has rat Nara malah meningkat dengan sent uhan panas Jayandru
Kali ini ponsel Nara juga bergetar.
"Ponselku.... Dru....." Nara takut mamanya yang menelponnya.
Jayandru sempat melirik, ternyata maminya.
"Biarkan saja."
Pasti Monica yang memintanya menelpon istrinya.
Ngga lama kemudian suara bel dan getaran ponsel ngga terdengar lagi, berganti dengan suara suara le ng uhan mereka yang sama sama berjuang meraih keni kmatan.
*
*
*
Jayandru masih memeluk tubuh Nara. Keduanya masih bersembunyi dibalik selimut.
"Kamu libur tiga hari?"
"Hemm....."
Jayandru tersenyum. Hatinya senang bukan main. Akhir akhir ini mereka cukup sering melepaskan has rat. Walau awalnya Nara menolak tapi Jayandru bisa membuat Nara larut dalam percin taan mereka.
"Laen kali kalo libur temani aku seperti ini lagi, ya, sayang," pinta Jayandru lembut.
"Aku akan mengirimkan tiket dan pengawal untuk menjemput kamu kalo aku berada di luar kota.
"Ngga mau. Kan, ada Monica." Nara memarahi dirinya habis habisan yang selalu takluk dengan mudah. Padahal dia tau Jayandru sudah berbohong.
Sudah ketahuan!
Entah sudah berapa kali Jayandru melakukannya. Tapi dia tetap saja bodoh, mau bercin ta dengan Jayandru.
Jayandru tambah erat memeluk Nara.
"Maaf. Aku janji ngga akan ngulangi lagi," bujuknya sambil mengeratkan pelukannya. Dagunya diletakkan di atas pundak Nara.
"Kenapa?" tanya Nara masih dengan hati yang terasa nyeri.
"Kenapa apanya?" tanya Jayandru lembut.
Nara ngga menjawab. Lidahnya kelu.
"Sayang...."
Kenapa harus Monica? Nara hanya bisa bersuara di dalam hatinya.
"Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku, Nara," ucap Jayandru seperti berupa permohonan.
"Tapi kamu butuh anak."
"Aku lebih butuh kamu."
"Bohong."
Jayandru menghembuskan nafas perlahan.
"Aku memang brengsek. Tapi aku hanya mencintai kamu," aku Jayandru jujur dengan suara berat.
Nara ngga menjawab. Dia memejamkan mata. Dia ngga mengatakan apa apa.
Terlalu banyak resiko yang akan dia terima jika nanti mereka berpisah. Bukan harta. Tapi orang tuanya. Dia ngga sanggup melihat papa dan mamanya terluka dan malu karena perceraiannya.
Belum lagi pertanyaan orang orang pada kedua orang tuanya selama ini. Sekarang aja pasti mereka sudah menerima banyak pertanyaan mengesalkan itu karena belum juga memiliki cucu.
Bisa ga sih kak Author Monica di culik Andi di bawa pergi yg jauh ke segitiga Bermuda kek, lagian Andi sama Monica juga masih suami istri,
bikin juga Adel jantungnya kumat, stroke, biar mulutnya menyon ga bisa ngomong lagi.
Kasihan Nara tertekan karena punya Mertua GILA PARAH
waspada Jayandru, Andy mengincar istrimu
kasih nara thor jahat sekali mami dru huhuhu
nanti sangat menyesal klo kehilangan nara..
kan yg salah monica sendiri menolak ndru ..
mama adel mau nggak ya kira2 punya madu..papanha ndru nikah lagi🤔