FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.
Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.
Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.
Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?
Yuk kepoin.
Semoga banyak yang suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Lagi-lagi Dugaan Buruk
"Marini? Kamu tadi melihat Marini, calon mantu aku yang sengaja kamu tikung?" Bu Daisy menyerobot ke arah Davira.
Davira dan Bi Dioh tersentak kaget.
"Iya, Ma. Orang yang berada di dalam mobil sedan yang bannya mengenai genangan comberan itu, salah satunya adalah Mbak Marini," ujar Davira.
"Ya ampun, Marini. Sudah lama tidak bertemu sejak Kaffa satgas ke Papua. Bahaya kalau sampai dia tahu pernikahan kalian, terlebih kalau pernikahan ini adalah atas ulahmu yang sengaja menjebak Kaffa."
Bu Daisy mendengus geram. Amarahnya seakan kembali tersulut, ketika ia harus membayangkan betapa kecewanya Marini seandainya dia tahu bahwa Kaffa sudah menikah siri dengan Davira adik angkatnya.
Davira menunduk, perkataan Bu Daisy membuat hatinya sedih. Seandainya Bu Daisy tahu bahwa calon mantu yang didambanya adalah seorang pengkhianat, dijamin saat ini dia tidak akan bilang Marini kecewa jika mengetahui pernikahan siri Kaffa dan dirinya.
"Kenapa kamu tidak katakan kalau aku merindukannya? Sejak anakku pergi satgas dan menikah karena jebakanmu, Marini belum sekalipun datang kemari. Gawat kalau dia tahu pernikahan ini." Lagi-lagi Bu Daisy mendengus kasar.
"Tadi, Vira sudah berusaha menghentikan Mbak Marini. Tapi, karena tahu kalau orang yang kena ciprat genangan comberan itu Vira, tiba-tiba Mbak Marini mengajak teman prianya cepat-cepat pergi dan tancap gas," tutur Davira sesuai dengan yang dia lihat tadi.
"Marini bersama seorang pria? Jangan ngarang cerita. Pasti pria itu kakaknya atau adiknya," kilah Bu Daisy seperti ingin menyangkal kalau pria yang bersama Marini merupakan adik atau kakak laki-lakinya. Sebab setahu Bu Daisy, Marini memang punya kakak laki-laki dan adik laki-laki.
Davira menunduk, dia memang tidak mengatakan kalau pria bersama Marini itu siapa-siapanya.
"Jangan coba-coba kambing hitamkan Marini, seolah dia sedang jalan dengan pria lain selain saudara laki-lakinya," sengor Bu Daisy di depan wajah Davira. Setelah itu, Bu Daisy berlalu.
Davira perlahan berjalan meninggalkan dapur, diiringi tatap Bi Dioh yang iba.
Tiba di dalam kamar, Davira segera masuk kamar mandi. Dia tidak hanya ganti baju karena kena cipratan air comberan, melainkan mandi. Seluruh tubuhnya benar-benar bau pasar.
Tubuh Davira sudah segar dan wangi kembali. Dia sudah menggunakan pakaian santai di dalam rumah. Sebentar lagi Davira sekitar jam 10 pagi akan pergi kuliah, karena hari ini ada kuliah siang.
"Padahal aku tadi benar-benar melihat Mbak Marini bersama pria polisi yang sering aku lihat selama ini. Tidak mungkin pria yang berada di dalam mobil tadi adalah kakak atau adik laki-lakinya."
Davira menuangkan kembali penemuannya tadi di halte tentang Marini. Rasanya tidak mungkin kalau pria di dalam mobil itu saudaranya, sebab Davira pernah melihat Marini sangat mesra dengan pria itu di sebuah kafe.
"Sayangnya, aku sama tidak punya bukti foto untuk menyertakan penemuanku ini," sesalnya sembari menutup kembali buku diary itu.
***
Setengah sepuluh kurang sepuluh, Davira sudah bersiap pergi ke kampus. Hari ini dia ada ujian akhir semester.
Davira berjalan menuruni tangga. Matanya mencari sosok ibu dan ayah mertuanya. Davira ingin berpamitan dan minta doa dari mereka. Meskipun mereka sudah jarang berbicara dengannya, Davira menebalkan muka meminta doa dan berpamitan pada kedua oang tua yang sudah mengangkatnya anak itu.
Davira melangkah ragu, saat kedua matanya mendapati kedua mertuanya berada di ruang keluarga. Mereka tengah bersantai. Mau apalagi? Setelah Pak Daka pensiun lebih awal, Pak Daka kini sedang menikmati masa pensiunnya. Kadang sesekali menengok usaha waralabanya yang sedang maju pesat, tidak jauh dari kediamannya.
"Ma, Pa, Vira berangkat dulu. Doakan Vira hari ini ada ujian akhir semester," ujar Davira seraya meraih tangan Pak Daka dan Bu Daisy bergiliran.
Davira sekilas menatap kedua mertuanya yang sama sekali tidak ingin menatapnya.
"Assalamualaikum." Davira pun berlalu setelah mengucapkan salam.
Bu Daisy dan Pak Daka menatap kepergian anak angkat atau kini menantunya dengan perasaan macam-macam, lalu mereka saling lempar tatap.
"Apa dia sudah lunas uang semesterannya, Ma?" tanya Pak Daka was-was.
"Tentu saja sudah. Sebelum kejadian mereka kepergok seranjang, mama sudah bayarkan uang semesteran sampai lunas. Tahu bakal begini, mama tidak mau bayar uang semesteran. Biar dia usahakan sendiri, toh dia saat ini sudah dewasa, sudah 21 tahun," ujar Bu Daisy sembari berdiri melangkah menuju muka pintu.
Jauh di lubuk hati, Bu Daisy ada rasa iba dengan Davira. Dia benci sekaligus kasihan.
"Davira, kenapa kamu justru membuat perasaan aku terbelah jadi dua. Kamu memang memuakkan. Sudah dikasih kulit malah minta jantung dan ampela." Sambil mengepalkan tangan, Bu Daisy bicara di dalam hatinya geram.
***
Langkah kaki Davira menyusuri jalan aspal untuk memburu angkot. Terpaksa ia masih harus menunggu angkot untuk ke kampus. Sayang sekali angkot itu belum juga muncul. Sudah sepuluh menit lewat.
Davira melihat jam tangannya, kalau sepuluh menit lagi angkot masih belum datang, maka dia akan memesan gojek saja.
"Ya ampun, angkotnya lama banget. Mana aku mau ujian akhir lagi," keluhnya begitu was-was.
Davira sudah putus asa. Akhirnya dia memutuskan untuk memesan grab motor. Kalau masih menunggu angkot, maka ia yakin akan telat tiba di kampus.
Sebuah mobil SUAV tiba-tiba berhenti di samping Davira. Sang pengemudi mendongak dan menatap ke arah Davira lalu berteriak memanggil Davira.
"Vira, ayo masuk. Ikut aku. Angkot masih lama, sebab di dekat flyover ada kecelakaan lalu lintas. Angkot dan mobil pribadi jalannya terhambat. Aku juga habis mutar," ujar sang pengemudi yang tidak lain Dewa.
Tadinya Davira mau menolak, akan tetapi jam ujian sebentar lagi dimulai. Terpaksa Davira ikut Dewa dan menaiki mobilnya. Mobil Dewa sudah melaju membelah jalanan kota menuju kampus.
Tepat saat Davira memasuki mobil Dewa, seorang perempuan sekitar 25 tahun bersama anak kecil dua tahun, melihat jelas ke arah Davira. Dia sengaja menghentikan motornya untuk sekedar ingin meyakinkan.
"Itu seperti Davira. Dia mau ke mana dan ikut dengan pria mana? Jangan-jangan Davira memang cewek nggak benar seperti dugaan mama dan papa juga Kak Kaffa selama ini? Pantas saja dia sangat lihai ngejebak Kak Kaffa," gumamnya geram melihat Davira memasuki sebuah mobil yang ternyata milik Dewa.
Perempuan yang menggendong balita dua tahun itu, melajukan motornya ke rumah Bu Daisy dan Pak Daka.
Setibanya dia di sana, Diza melaporkan penemuannya tadi.
"Ma, Pa. Aku barusan di pengkolan depan melihat Davira menaiki mobil seorang pria. Jangan-jangan benar kalau dia itu memang perempuan tidak benar."
Bu Daisy dan Pak Daka terbelalak satu sama lain, dugaannya selama ini ternyata betul. Kalau dugaannya betul, mereka berdua begitu menyayangkan kalau pernikahan siri Kaffa dan Davira terjadi.
"Lihat saja, mama akan buat Kaffa segera menceraikan dia sepulangnya dari Papua," dengus Bu Daisy geram.
dr awal sudah dianggap rendahan..
klo kafa g suka mending talak aja biarkan davira bahagia dgn caranya
krn tdk prnh mo jujur tu yg sdh bw davira dlm kebodohanx😏🙄
sm halx dgn diri qt,
suami mna yg tdk marah lo dpati qt ber2 sm laki" lain sx pun qt cm anggap tmn yg suami qt tdk knl???
psti mrh kan....
sm lo suami qt kdpatan ber2 sm perem lain qt j9 psti marah.
z ttap d pihak kafa, krn sbgai istri tdk mnjaga MARWAHNYA.
pinterx cm mghilang sj n jd prempuan bodoh.
z jd jemek jengkel dgn sifat davira ni, dsni jd tokoh utama tp tokoh utamax goblok bin o'on🙄🙄🙄
bner yg d blg kafa lo davira ni pengecut, kafa jg tdk slh dgn kata" yg d lontarkan buka sj hijab mu n menarikx hingga lepas
krn kafa jg py hAk krn suamix, lo kafa blg bk sj hijab mu mang benar ...
krn apa....krna davira goblok, sbgai istri tdk bs mnjaga MARWAHNYA
seenakx jln sm laki" lain bhkan smpe dbw krmh ortux,
untung ortux arda menolak
jd perempuan tu hrs tegas davira, jgn jd prempuan goblok trus.
lo ad apa" tu mulut mu bicara jgn diam jd pengecut.
lm" z jd pngin ulek mulut davira ni biar bs bicara jujur bkn jd pengecut trus mnerus