NovelToon NovelToon
Lelang Perawan With Mr. Zico

Lelang Perawan With Mr. Zico

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Roman-Angst Mafia
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Neoreul

“Aku sudah membelimu, jadi menurutlah. Patuhi semua keinginanku! Kau hanya budak di sini, tidak ada pilihan lain selain menuruti semua yang kukatakan!” Zico Archiven berkata pada seorang gadis cantik yang baru dibelinya dari tempat pelelangan.

Zico Archiven adalah seorang Tuan Muda generasi penerus dari keluarga Archiven di Italia. Dia adalah pebisnis sukses yang mempunyai beberapa usaha yang tersebar di seluruh dunia. Tak hanya jadi pebisnis sukses, dia juga menjabat sebagai ketua Mafia warisan dari sang Ayah yang sudah meninggalkannya lima tahun yang lalu.

Zico mempunyai kelainan aneh, dia tidak suka melihat wanita yang terlahir dari keluarga kaya raya. untuk itu dia mencari seorang budak untuk dijadikannya sebagai tempat pelampiasan hasr4tnya.

Bagaimana kelanjutan kisah Zico? Saat melihat gadis budaknya, Zico merasakan sesuatu yang beda. Dia seperti pernah melihat gadis tersebut. Siapakah gadis itu? Rahasia apa dibalik rasa penasarannya itu? Baca selengkapnya di sini, ya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neoreul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 11 Menguji

Zico keluar dari kantornya, rasa penasaran yang sangat tinggi membuatnya ingin bertemu dengan Aurora. Mobil belajar cepat di jalan raya yang senggang. Zico menyetir sendiri tanpa asistennya. Dia ingin membuktikan sesuatu dengan instingnya.

Hanya dalam waktu setengah jam Zico sampai di paviliun. Dia keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam tanpa sepengetahuan Aurora. Pria itu langsung menuju ke taman, karena Aurora sedang berada di sana.

Di taman samping rumah, Aurora sedang sibuk mengotak-atik laptop barunya. Dia terlihat sangat antusias sekali. Bahkan, Aurora tidak menyadari kedatangan Zico yang sudah berdiri di belakangnya.

Zico mencoba untuk menyentuh punggung Aurora, akan tetapi tangannya langsung ditepis cepat oleh gadis itu. Gerakan refleks tadi membuat Zico semakin terkejut.

“Katakan siapa kau sebenarnya?” Zico mencengkram kuat leher Aurora.

Aurora tercekat saat tangan Zico mencekik lehernya. Dia berkata dengan terbata-bata,“Tuan, apa yang Anda maksud? Mengapa Tuan bertanya lagi? Bukankah saya sudah mengatakan semuanya pada Anda!”

Zico melepaskan cengkeramannya, Aurora terduduk sambil terbatuk-batuk mengatur pernapasan. "Apa Anda mencurigai saya sebagai orang jahat, Tuan?"

Zico memalingkan wajahnya, dia benar-benar tidak bisa berpikir jernih. "Ya, aku mencurigaimu. Kau tahu, gerakan refleksmu tadi mengartikan jika kau bisa bela diri. Itu artinya kau bukan gadis biasa karena instingmu terlalu kuat."

Aurora berlutut di hadapan Zico yang sedang emosi. "Lalu, apa yang harus saya lakukan agar membuat Anda percaya lagi? Saya benar-benar tidak tahu siapa saya sebenarnya, Tuan. Walaupun Anda membunuh saya di sini, tidak membuat keadaan berubah. Karena memang saya tidak tahu apa pun."

"Aku bertanya-tanya jika kau memiliki ilmu bela diri, mengapa di pelelangan itu kau terlihat seperti tak berdaya. Aku yakin di sana pasti banyak diskriminasi," ucap Zico tidak ingin lengah.

"Di tempat pelelangan itu saya disiksa selama berhari-hari. Mereka tidak memberikan saya makan ataupun minum. Bahkan jika saya tidak menjaga diri dengan baik, banyak sekali pria jahat yang ingin memperkos4 saya. Di saat Anda memilih saya, dalam pikiran saya berpikir. Jika Anda adalah orang yang kuat dan bisa membawa saya keluar dari tempat itu," jawab Aurora dengan ekspresi wajah yang serius.

Zico masih berdiri dengan tatapan mengintimidasi. Dia tidak ingin terlihat lemah. "Bagaimana kau bisa tahu jika aku adalah orang yang kuat? Apa instingmu yang mengatakan semua itu?"

Aurora mengangguk. "Iya, Tuan. Insting saya mengatakan seperti itu. Saya beranggapan jika Anda mempunyai kekuasaan yang tinggi. Untuk itu saya ingin berlindung di bawah kekuasaan Anda."

"Aku yakin jika kau bekerja di sebuah agen rahasia di sebuah organisasi. Entah kau ikut yang mana? Asal kau tahu, aku juga mengelola sebuah organisasi rahasia di bidang penjualan dan pembuatan senjata ilegal. Banyak sekali musuh yang ingin menjatuhkanku. Aku mencurigaimu karena kemampuanmu yang bisa dikatakan cukup mumpuni untuk menjalankan sebuah misi rahasia. Bagaimana kau akan menjelaskan tentang semua kecurigaan ku? Aku butuh jawabanmu sekarang!” Zico menegaskan secara langsung, dia berharap jawaban Aurora bisa membuatnya tenang.

Aurora terdiam saat mendapatkan pertanyaan itu. Dia tidak tahu harus menjawab apa? Akhirnya, gadis itu mengeluarkan apa yang ada dalam pikirannya.

"Tuan, jika memang Anda meyakini saya bekerja di sebuah organisasi. Bukankah kehadiran saya ini sangat membantu dan sangat menguntungkan bagi Anda. Saya siap melakukan apapun yang Anda perintahkan. Saya akan tetap menjadi budak Anda meski ingatan saya kembali sekalipun. Gunakanlah kemampuan saya ini dan dan manfaatkanlah dengan baik. Jika Tuan masih tidak percaya, letakkan seseorang di samping saya. Jika menurut Anda saya sangat berbahaya, Anda bisa membunuh saya kapanpun," jawab Aurora tegas dan berdedikasi.

Zico mulai tertarik dengan jawaban Aurora. Dia mempunyai banyak pandangan ke depannya. "Baiklah, aku menerima jawabanmu. Sekarang untuk membuktikan kemampuanmu, lawan aku! Keluarkan kekuatan yang kau sembunyikan itu. Ayo serang aku! Anggap saja ini pelatihan untukmu."

Aurora berdiri, dia hanya mengikuti kata hatinya. Dengan gerakan cepat dan tepat, Aurora melancarkan serangan pertama. Pukulannya cepat diarahkan ke rahang Zico.

Zico yang berpengalaman dalam pertarungan menepisnya dengan mudah. Sebuah senyum tipis mengembang di bibirnya. Dia tidak meremehkan Aurora, bahkan terkesan.

Serangan demi serangan dilancarkan Aurora. Tendangannya yang keras selalu mengincar bagian perut Zico. Namun, Zico selalu bisa menghindar atau menepisnya. Kemampuan Aurora yang terlatih tampak jelas. Namun, Aurora juga bukan lawan yang mudah ditaklukkan.

Dia lincah, instingnya mampu membaca gerakan Zico, dan dengan cepat memberikan serangan balasan. Keduanya beradu kekuatan dan kecepatan. Gerakan mereka cepat dan imbang.

Zico melayangkan pukulan, Aurora membalas dengan tendangan. Zico menangkis, Aurora menghindar. Pertarungan berlangsung sengit hingga keringat membasahi tubuh mereka.

Setelah beberapa menit pertarungan yang menegangkan, keduanya berhenti. Mereka berdiri berhadapan dengan jarak beberapa langkah di antaranya. Napas mereka memburu dengan mata saling bertatapan tajam.

"Aku mengakui kemampuanmu, Aurora. Ternyata kau tidak bisa diremehkan begitu saja. Aku akan menempatkan mu di sisiku. Mungkin kau akan menjadi salah satu orang kepercayaanku. Untuk saat ini statusmu masih kusembunyikan. Jadi sebaiknya kau berlatih dengan keras, kembalikan kemampuanmu dan latihlah kembali," kata Zico memberikan kesempatan.

Aurora membungkukkan badannya sebagai tanda terima kasih. "Saya sangat menghargai keputusan Anda, Tuan. Saya sangat senang jika Anda percaya lagi."

Zico mengendurkan dasinya, dia membuka beberapa kancing kemejanya. "Kemarilah, Aurora."

Aurora sedikit tersentak, dia melangkah maju menghampiri Zico yang berdiri tegak memancarkan ketampanannya. Aurora sendiri sedikit terpesona dengan aura majikannya itu.

Saat berdiri berhadapan, dengan cepat Zico menggendong Maura ala bridal style. Gadis itu pun terkejut dan tidak menyangka jika akan berakhir seperti itu.

"Tuan, ada apa ini? Tuan tidak akan membunuh saya, bukan?" tanya Aurora dengan jagung berdebar.

Zico melangkah masuk ke dalam rumah. Dia tidak menjawab pertanyaan tadi. Aurora tidak mengalihkan pandangannya, dia terus menatap rahang tegas dan hidung mancung milik Zico.

"Tuan, apa Anda ingin mengajak saya ...."

"Aku hanya ingin mengajakmu mandi, apa ada yang salah? Bukannya tadi kau berkata akan melakukan apapun yang aku mau? Jangan bilang kau sudah lupa!" ujar Zico membuat Aurora gelagapan.

"Maksud saya bukan begitu, Tuan. Saya hanya memikirkan soal lain," balas Aurora, pipinya tersipu malu.

"Soal lain, aku tahu maksudmu. Tentu saja bukan sekedar mandi. Melakukan itu adalah tugas wajib. Kau tidak hanya sebagai orang kepercayaanku, tetapi juga sebagai partner ranjangku. Terimalah itu sebagai kebanggaan. Karena hanya denganmu aku melakukan itu," jelas Zico menunjukkan kepemilikannya.

"Tuan, apa saya boleh bertanya?"

"Katakan."

Aurora menjawab, "Hanya dengan saya, apa itu berarti Anda belum memiliki istri?"

"Belum, karena aku memutuskan untuk tidak menikah dan tidak mempunyai anak. Aku mempunyai tunangan, itu pun hanya sekedar formalitas bisnis saja. Kau tidak perlu khawatir tentang apa pun," jelas Zico.

"Baik, Tuan. Saya bersikap profesional sesuai ketentuan Anda."

Mereka berdua sudah sampai dalam kamar mandi. Zico menurunkan Aurora. "Layani aku, aku ingin melihatmu aktif."

Aurora menelan ludahnya, dadanya bergemuruh. "Baik Tuan, saya tidak akan mengecewakan Anda."

1
026
keren makasih update nya thor
026
lanjut kak semangat update di tunggu kelanjutan nya.
026
kapan up lagi padahal aku nungguin, tiap baca cerita para author yang lain ,pasti pantau cerita author tapi gak ada bab baru.
026
Kok belum update lagi ya Thor di tungguin dari kemarin. semangat update thor
026
lanjut thor ❤️❤️❤️
026
ceritanya bagus saya suka, lanjut thor tetep semangat update ❤️❤️❤️
026
maraton ya thor
026
hai kak salam kenal
pecinta COGAN 💋: halo, Kak. semoga suka, ya🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!