NovelToon NovelToon
A Mafia'S Last Love

A Mafia'S Last Love

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Cintamanis / Mafia / Keluarga / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:322.1k
Nilai: 4.7
Nama Author: Four

Membunuh istri seorang Mafia???

Begitulah yang terjadi pada Disha si reporter Indonesia saat berada di kapal pesiar. Dia terjebak dalam situasi sulit ketika dia terpergok memegang sebuah pistol dengan jasad wanita di depannya yang merupakan istri tercinta dari seorang mafia bernama Noir Mortelev.

Mafia Rusia yang terkenal akan hati dingin, dan kejam. Mortelev adalah salah satu diantara para Mafia yang berdarah dingin, dan Noir merupakan keturunan dari Mortelev sendiri.

Kejadian di kapal pesiar sungguh membuat Disha hampir mati di tangan Noir saat pria itu ingin membunuhnya setelah mengetahui kematian istrinya, namun dia bersumpah akan membunuhnya secara perlahan lewat siksaan batin dan jeratan pernikahan.

“Akan aku berikan neraka untukmu sebagai balasan kematian istri dan anakku yang belum lahir. You understand!”

°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AM'sLL — BAB 11

SEPERTI INTEROGASI

Seketika tangan Noir menyentuh leher Disha secara perlahan namun cukup membuat wanita itu mendongak. Disha mencoba mundur namun Noir malah membuatnya membelok dan terjatuh di sofa panjang sehingga kini dia terduduk dengan kedua tangannya menahan ke belakang agar tidak terbaring.

“Aku tidak pernah meminum alkohol, tolong jangan lakukan itu.” Ujar Disha menggeleng.

Dia tak tahu apakah itu alkohol yang aman atau sudah dicampur oleh bahan lainnya. 

“Di sini aku yang berkuasa, semua mengikuti perintahku. Dan aku tidak peduli kau suka atau tidak.” Balas Noir yang akhirnya memaksa Disha meminumnya dengan mencengkram rahang wanita itu hingga beer masuk ke mulutnya.

Saat dirasa sudah masuk, Disha terbatuk beberapa saat dan Noir kembali duduk di sofa singelnya, menatap ke arah wanita cantik tadi yang menggosok lehernya. 

“Kamu bisa mengatakannya sekarang.” Ucap Noir yang kini menatap istrinya tajam. Kedua tangannya bertopang di kedua lengan sofa sementara Disha yang tiba-tiba merasa tegang dan panik usai meminumnya, dia merasa aneh.

-‘Ada apa denganku? Apa aku mabuk? Tapi tidak, kepalaku tidak pusing, ini bukan beer. Kenapa aku berdegup panik? Oh ya Tuhan...’ Batin Disha tak karuan dan mencoba tenang saat dia menatap mata biru tajam Noir.

“Aku ingin tahu soal kakakmu. Sayangnya dia tewas saat semuanya mengarah kepadanya juga.” Ucap Noir membuat Disha mengernyit bingung.

“Ap-apa maksudmu? Di-dia hanya seorang autis, jangan menuduhnya dia tidak tahu apapun, bahkan dia tidak bisa membedakan nama barang dengan benar.” Jelas Disha membuat Noir berkerut alis.

Tentu saja pria itu percaya karena Disha sudah meminum beer tadi, itu bukan minuman sekedar beer. Itu minuman yang membuat seseorang tegang hingga mencurahkan semua pertanyaan dan jawaban dengan jujur dibalik rasa panik yang tiba-tiba.

“Kenapa kamu melepaskan peluru ke arah istriku malam itu?” tanya Noir yang kini bertanya dengan nada pelan namun tegas.

“Untuk menyelamatkan kakak ku. Aku pikir dia dalam bahaya, jadi.. aku melepaskan satu peluru ke arahnya.” Jelas Disha dengan jujur.

“Darimana kamu mendapatkan pistolnya?” pertanyaan Noir yang kali ini membuat Disha mengernyit bingung saat ia mencoba mengingatnya.

Disha menunduk kecil dan berpaling.

“Aku mendengar suara, seorang wanita meminta tolong, lalu aku berniat menghampirinya, namun seseorang mendorongku dan membenturkan kepalaku di dinding sampai kakak ku memanggilku cukup keras dan aku melihat ada pistol di tanganku.” Jelas Disha dengan detail dan itulah yang terjadi.

Mendengar itu, Noir hanya diam. Mata birunya masih menatap tajam istrinya tadi yang menatapnya tegang dan berkeringat.

Terlihat wajah kebingungan Disha hingga dia berpaling dari tatapan suaminya.

“Pergilah.” Pinta Noir membuat Disha menatap aneh namun dia segera beranjak dari sana sembari memegangi lehernya.

Sementara Noir masih duduk di sofa menatap ke arah perginya Disha. 

“Jika saja kakakmu normal, kamu tidak akan terseret.” Gumam Noir meneguk segelas beer dalam satu tegukan.

...***...

Sebuah mobil melaju dalam kecepatan tinggi melewati jalanan yang sepi dengan lahan kosong sebagai pemandangan di pinggir jalanan.

Mobil tersebut berhenti saat sudah mencapai tujuan, lalu seorang pria berjas biru tua turun dari mobil tersebut menghampiri Sofiya yang berdiri di pinggir mobil hitam lainnya dengan pakaian bermantel panjang.

“Kenapa kau ingin bertemu? Kau bisa menelepon ku kan.” Ujar seorang pria berambut cepak dengan tatto di lehernya itu menatap tegas ke Sofiya.

Sofiya menyeringai miring dan kembali menatap tajam. “Aku ingin membicarakan soal kejadian di kapal. Kau tahu maksud ku.” Ujar Sofiya.

Todor menatap lekat hingga sekilas melirik ke mobil Sofiya. “Apa suamimu ikut?” tanya pria itu.

“Dia sibuk. Kau bisa bicarakan denganku saja.” Ucap Sofiya sehingga Todor mengangguk-anggukkan kepalanya kecil seraya menyumat rokoknya.

Kedua orang tadi masih saling berdiam diri, Sofiya mengamati pria yang lebih muda darinya itu hingga kontak mata mereka kembali bertemu.

“Kau ingin bicara apa?”

“Sudah kubilang soal di kapal pesiar.”

“Ada banyak kejadian di kapal pesiar, katakan dengan jelas!” sindir Todor menyeringai licik.

Sofiya memutar malas bola matanya.

“Malam kejadian kematian Teodora. Sebelumnya! Aku yakin ada sesuatu di antara kalian berdua.” Tegas Sofiya memuaskan Todor menatapnya tajam.

“Itu urusanku. Urusan kita berbeda dan jangan membahas soal Teodora dan diriku.” Ucap Todor dengan nada pertegas.

“Benarkah! Tidak ada yang tahu selain kita bertiga, jika kau berani menyembunyikan hal besar dari kami apalagi menyangkut soal Noir, baik aku maupun Alon tidak akan menolong mu.”

“Aku tidak memerlukan kalian, kita hanya bersekongkol. Teodora sudah mati itu artinya kita bertiga sudah berakhir. Aku bisa melawan Noir sendirian lebih baik kau dan suamimu urus saja rencana kalian selanjutnya.” Ucap Todor menghisap rokoknya terkahir sebelum dia membuangnya ke tanah dan berbalik ke arah mobilnya.

Namun langkah Todor terhenti, menoleh ke Sofiya dengan seringaian kecil. “Aku dengar, Noir memutuskan menikah lagi! Bukankah wanita itu artinya menjadi penghalang baru kalian!” ucap Todor tersenyum miring lalu pergi dan masuk ke mobilnya.

Mendengar itu Sofiya hanya menatap tajam hingga mobil hitam pria tadi melaju pergi.

“Fuck him!” umpat Sofiya yang akhirnya masuk ke mobilnya dengan perasaan kesal.

...***...

“Hfffuuu— ” Disha membuka matanya lebar saat dia mulai merasa pusing karena kelaparan. 

Wanita itu membersihkan debu-debu di ruang perapian milik Noir, bukan di ruang perapian milik Alon. Saat Disha membersihkan rak buku bergaya vintage, sekilas dia melihat banyaknya buku berjajar. Dan semua itu pasti buku-buku yang berisi berat untuk otak.

“Jadi ada pembantu baru di sini!” 

Mendengar suara yang familiar membuat Disha tersenyum miring nan malas. 

Benar saja, Yoanna berdiri di sana, dia baru saja mau keluar namun melihat keberadaan Disha membuatnya penasaran dan tertarik.

“Andai saja Noir memberiku kesempatan untuk menghabisi mu, maka aku akan melakukannya! Tapi aku lebih suka melihat wanita sepertimu menderita!” ujar Yoanna yang kini sudah berdiri tepat di hadapan Disha yang masih terlihat tenang namun menatap tegas.

“Really? Kau tidak akan melihatnya saja, tapi kau juga akan merasakannya sendiri.” Balas Disha dengan berani.

Yoanna menyeringai kecil, lalu dalam sekejap senyuman itu pudar menjadi tatapan tajam. “Kau pernah merasakan pisau di lidahmu?” 

Disha diam menatap lekat hingga Yoanna berjalan lebih dekat dan sangat dekat dengan wajahnya lalu mengeluarkan pisau kecil di depan wajah Disha. “Mau merasakannya?!” tawar wanita dengan rambut terkuncir kuda tadi menyeringai licik.

Meski Disha sempat panik, namun dia masih bisa bersikap tenang sehingga tidak sedikitpun Yoanna melihat ketakutan di mata Disha.

“Jaga ucapanmu, di sini tidak ada yang melindungi mu Nona! Jika salah bicara maka aku pastikan pisau ini akan menyentuh kulit indah mu. Aku menghargai kakak ku yang ingin membalas perbuatan mu, jadi biarkan Noir saja yang menyiksamu selagi kau tidak melewati batas.” Jelas Yoanna menyentuh rahang Disha dengan mata pisau yang dia bawa.

Dengan tatapan ancaman, wanita berkulit putih itu berbalik pergi.

1
Sri Ariyanti
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Anggi Bia
kaka bisa bantu promosi kan novel aku gak...judulnya Tawanan Tuan Mafia🙏😌
Anggi Bia: okeyy makasih banyak untuk sarannya kakak
Four.: Waduhhhh di promosikan bagaimana nihhh??? coba promosi di FB yang khusus aplikasi noveltoon aja. Aku gak menjamin bisa mempromosikan nya soalnya kan sama-sama sibuk 😅, maaf yaaa 🙏😊 semoga sukses untuk kamu!
total 2 replies
Amrul Haq
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Erni Sasa
seperti biasa mak gak pernah gagal karyamu kih😘😘😘😘
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Dwiindah ayususanti
begitu Disha, harus ditawari 🤭
Four.: betul, betul, betul!
total 1 replies
ilhmid
si noir makin makin/Skull/
ilhmid: makin mengerikan/Cry/
Four.: makin apa /Scare/
total 2 replies
Erni Sasa
sory mak baru mampir lagi😁
kemarin"di seling HOROR🤗
Four.: it's okay 😁
total 1 replies
Dwiindah ayususanti
sukurin tuhh ganev
Dwiindah ayususanti
ucapan Noir benar-benar mendalam kayak di film cuy, makin tegang bacanya
Four.: awas jantungan
total 1 replies
Dwiindah ayususanti
ganev sialan /Smug/
ilhmid
pas baca nama Ty Malah jadi terimakasih mulu 🤣
Four.: emang ada² aja ya namanya orang luar 😅😌
total 1 replies
melianah mgs
Buruk
melianah mgs
wah wah in awal yg asik
Four.: semoga suka 😁👍
total 1 replies
intan sari
KEREN KERENN KEREEENNNNNNNNN
Four.: TANCUUUU 😘
total 1 replies
ilhmid
gokil
Four.: semoga suka yak
total 1 replies
Amelia Harianja
lucu banget disha.. ciuman kali yg di harapkan noir
Four.: iya, GK peka² sih Disha, kasihan kan babang Noirnya 😌
total 1 replies
Amelia Harianja
falco mencontai yohana
kayak nya
Four.: yaaa maybe 😌
total 1 replies
van aurora
ini gmn sih yg cewe lebih yg menantang musuh face to face, aktor utama malah nunggu di pelabuhan, gmn sih
Four.: itu sudah rencana, biar GK lakik Mulu, kan wanita juga bisa 😌
total 1 replies
Amelia Harianja
sofiyah yg membunuhnya
Four.: maybe
total 1 replies
❄️ sin rui ❄️
thorr pas baca bab awal, sempet kesel aku kirain mafia nya galak dn kejam doang tapi bego, eh pas baca smpe bab ini, wowwww aku suka aku suka, author nya cerdas
ilhmid: mafia nya random
Four.: kannn, kalau baca awalan memang nyebelin jadi mohon bersabar 😌
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!