Love Story

Tok. Tok. Tok.

"Fa, ini Kak Kei. Boleh kakak masuk?" tanya Keinan setelah mengetuk pintu kamar Fafa beberapa kali.

"Masuk aja, Kak," jawab Fafa dari dalam kamarnya.

Ceklek.

Keinan membuka pintu kamar Fafa kemudian melangkah masuk ke dalam kamar adik bungsunya itu. Bisa Keinan lihat Fafa yang sedang duduk di kursi meja belajarnya saat ini dengan menghadap laptopnya.

"Lagi ngerjain apa?" tanya Keinan setelah berdiri di dekat Fafa.

"Biasa Kak, tugas kuliah dari dosen. Tapi ini udah mau selesai kok. Tinggal nge-save aja," jawab Fafa dengan menoleh sebentar ke arah kakaknya itu.

"Oh. Ya udah, selesai-in dulu aja. Kakak tungguin," kata Keinan kemudian.

"Oke, Kak. Bentar ya," balas Fafa.

Keinan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Keinan lalu menyandarkan tubuhnya di dekat meja belajar Fafa, sementara Fafa segera menyelesaikan tugas kuliahnya.

Beberapa saat kemudian, Fafa akhirnya sudah menyelesaikan tugas kuliahnya itu.

"Alhamdulillaah. Akhirnya selesai juga," ucap Fafa seraya menutup laptopnya.

"Udah selesai?" tanya Keinan.

"Udah, Kak. Oh iya, Kak Kei nyariin Fafa ada apa?" jawab Fafa sekaligus bertanya balik.

"Duduk sini dulu yuk," kata Keinan kemudian dengan menarik tangan Fafa agar ikut berdiri bersama dengan dirinya.

Fafa mengerutkan keningnya. Tetapi meski bingung dengan sikap Keinan, Fafa tetap mengikuti ajakan dari kakaknya itu. Dan ternyata Keinan membawa Fafa untuk duduk di tepian tempat tidur Fafa di dalam kamar tersebut. Keinan dan Fafa duduk dengan saling berhadapan saat ini.

"Dek, kakak mau tanya sesuatu sama kamu, tolong kamu jawab yang jujur, ya," pinta Keinan kepada Fafa.

"Iya, Kak. Kak Kei mau tanya apa emangnya?" ucap Fafa.

"Fafa, ada hubungan apa antara kamu sama laki-laki yang sering datang ke kafe kita itu? Arshaka. Yang kemarin juga ngobrol sama kamu di pesta pernikahan Rayyan dan istrinya," tanya Keinan dengan hati-hati.

Fafa sempat terkesiap mendengar pertanyaan dari kakaknya itu.

"E-enggak ada kok, Kak. A-aku sama Kak Shaka nggak ada hubungan apa-apa kok," jawab Fafa dengan sedikit terbata.

Keinan mengesah pelan. Keinan bisa melihat gelagat adik perempuannya yang sedang salah tingkah itu.

"Kamu suka ya Dek sama laki-laki yang bernama Arshaka itu?" tanya Keinan lagi, masih dengan hati-hati.

"Hah? Mmhh, e-enggak kok, Kak. Aku sama Kak Shaka cuma temenan aja kok," jawab Fafa, masih terbata.

"Kamu nggak lagi bohongin kakak kan, Fa?" tanya Keinan, menelisik.

Fafa berdehem kecil untuk menormalkan kembali ekspresinya sendiri sebelum menjawab pertanyaan dari Keinan itu.

"Ehem. Aku nggak lagi bohongin Kak Keinan kok. Emang aku sama Kak Shaka beneran nggak ada hubungan apa-apa loh," jawab Fafa berusaha meyakinkan Keinan.

Keinan kembali mengesah pelan. Sekarang mungkin memang belum ada hubungan apa-apa. Tapi Keinan tau pasti kalau ada rasa yang berbeda yang sudah mulai tumbuh, baik itu dari Fafa maupun dari Arshaka sendiri.

"Hmh. Ya udah kalau gitu. Kakak juga cuma nanya aja kok. Kalau emang nggak ada hubungan apa-apa, ya udah, nggak pa-pa," kata Keinan kemudian.

"Tapi emang bener aku sama Kak Shaka nggak ada hubungan apa-apa kok, Kak," ucap Fafa kembali meyakinkan Keinan.

"Iya, kakak percaya kok. Sekarang emang belum ada hubungan apa-apa, tapi kedepannya nanti gimana kan kita nggak tau juga," kata Keinan.

"Tapi Kak ---"

"Fafa," potong Keinan, memanggil nama adiknya itu dengan lembut.

Keinan lalu menggenggam kedua tangan Fafa.

"Kamu udah besar. Dan di usia kamu ini, tertarik dengan lawan jenis adalah sesuatu yang sangat wajar. Kakak sangat bisa memahami hal itu. Kakak nggak ngelarang kok misalkan kamu tertarik atau suka dengan seorang laki-laki. Kakak cuma mau mengingatkan kamu aja, jangan sampai hal itu mempengaruhi kuliah kamu. Apalagi kalau sampai nilai-nilai kamu jadi turun karena masalah itu. Jangan sampai terjadi hal seperti itu, oke," nasehat Keinan kepada Fafa.

"Iya, Kak," balas Fafa mengiyakan.

Fafa mendengarkan dengan baik semua nasehat yang disampaikan oleh kakaknya itu dan merekamnya dalam ingatan Fafa.

"Kasihan sama Papa sama Bunda yang udah susah-susah membiayai kuliah kamu. Dan sebagai kakak kamu, sudah menjadi kewajiban kakak juga untuk mengingatkan kamu, Dek. Kakak nggak ngelarang kok, sungguh. Asalkan masih berada dalam batasan wajar. Dan satu yang pasti, ya itu tadi, jangan sampai hal itu mengganggu kuliah kamu. Kamu ngerti kan, Dek?" lanjut Keinan.

"Iya Kak, aku ngerti kok. Makasih banyak ya untuk semua nasehat Kak Keinan. Dan aku janji kalau aku akan selalu mengingat dengan baik semua nasehat kakak itu," balas Fafa.

Keinan tersenyum lembut.

"Syukurlah kalau kamu mengerti. Iya Dek, sama-sama. Dan maaf juga ya kalau kakak cerewet ngingetin kamu tentang ini semua. Kamu adik perempuan kakak satu-satunya. Menjaga kamu adalah kewajiban kakak. Itu kenapa kakak nggak mau kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk sama kamu. Kakak nggak mau kalau kamu sampai salah langkah nantinya, Dek," kata Keinan menjelaskan maksudnya.

"Aku tau kok, Kak. Dan aku justru berterima kasih karena Kak Kei masih mau ngingetin aku. Makasih ya, Kak," ucap Fafa yang kemudian langsung menghambur dan memeluk tubuh kakaknya itu.

Keinan tersenyum. Dibalasnya pelukan dari Fafa. Keinan lalu mengusap kepala adik perempuannya itu dengan lembut.

"Sama-sama, Dek," balas Keinan.

"Fafa sayang deh sama Kak Kei," ucap Fafa dengan tersenyum.

"Kak Kei juga sayang banget sama Fafa," balas Keinan dengan tersenyum juga.