Series Kedua
Sebelum membaca novel ini hendaknya terlebih dulu baca novel Terjerat Rasa.
Sebuah kisah cinta yang kembali terulang dalam ruang waktu dan jiwa yang berbeda, bertemu kembali merangkai kisah cinta dan mengarungi peliknya kehidupan.
Mutiara Mikha Aditama adalah gadis kalem nan cantik yang tangguh, ia jarang tersenyum karena badai kehidupan itu terlalu kuat mengepungnya.
Akankah ada seseorang yang mampu membebaskan Mutiara dari kepungan badai kehidupan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarah Mai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 - Sebuah Alasan
Setelah kondisi rumah kediaman Aditama terlihat aman. Perlahan langkah Mutiara masuk ke dalam kamar Nia Devira. Meskipun sering menjadi sasaran amukan ibunya, Mutiara tidak pernah sekalipun membalas ataupun takut mendekati ibunya lagi. Gadis malang itu terjongkok memperhatikan setiap pergelangan tangan dan kaki Nia, ada cap melingkar berwarna kecoklatan, bekas dari ikatan besi (borgol) yang membelenggunya sudah puluhan tahun.
Reflek Mutiara tertunduk, airmatanya bercucuran, ia sangat sedih dan terpukul jika melihat ibunya kembali di borgol. Tapi amukan Nia hari itu membawa hikmah.
"Wahai ibu, meskipun engkau gila, hatiku ini selalu berkata, bahwa engkau sayang sekali kepadaku, selalu punya cara sendiri untuk melindungi anakmu, aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika akal sehatmu itu kembali, kau pasti begitu menyayangiku, mungkin aku adalah buah hati yang paling bahagia di dunia ini!"
Kata-kata yang menyayat hati itu, mengantarkan Mutiara tertidur di sebelah kaki ibunya. Kerasnya kehidupan membuat ia lebih memilih mengasingkan diri dari pergaulan, introvert, tidak memiliki banyak teman.
Melihat Mutiara tertidur, Anggita mengusap lembut kepala cucunya, sambil berkata dalam hatinya:
"Mengapa Oma memberikan kamu nama Mutiara, karena Mutiara adalah salah satu perhiasan yang berharga, tersimpan di sebuah cangkang yang rapat, tidak semua orang bisa menggapainya. Oma ingin kamu terus bersinar seperti Mutiara menerangi gelapnya kehidupan kami."
*
Keesokan harinya, Bastian sudah mulai sibuk mengunjungi Perusahaan, sebagai riset awal untuk pimpinan baru dari Woong Group di Jakarta. Jin Hui dan beberapa staf rekan lainnya siap mengawal Bastian dalam beberapa perjalanan projek yang sudah disiapkan untuk sang pemimpin.
Semua staf memberi hormat kepatuhan kepada Bastian sebagai pimpinan baru mereka, selain itu profil Bastian Enzo adalah pimpinan tegas dalam memecat stafnya yang tidak memiliki integritas kerja yang bagus.
Ryan Alaska juga sedang mempersiapkan pesta besar dalam pelantikan mewah untuk Bastian sebagai pimpinan Woong Group yang baru, sekaligus memperkenalkan Bastian kepada semua Aliansi Woong di Indonesia hingga mancanegara.
*
Mutiara terlihat sibuk di dapur cake nya, bekerja keras menciptakan cake terlezat yang akan ia kirimkan khusus untuk Bastian dan Jin Hui, sebagai ungkapan terima kasih karena telah membebaskan ia dari jeratan hukuman akibat kecerobohannya yang sangat memalukan. Mutiara terus belajar baik kurus khusus ataupun secara otodidak demi mengasah kemampuannya agar menjadi koki cake profesional.
*
Bastian mulai memasuki ruang kerjanya yang luas dan sangat bagus, interior ruangan kantor tertata rapi dengan barang-barang dari produk yang berkelas, sebuah kerja keras para leluhur Woong yang menjadi warisan terbaik untuk anak cucu mereka.
"Ah!" Bastian melepas jasnya dan menghempaskan dirinya di kursi kerajaannya yang baru. Kursi kerja yang disain sangat nyama dan empuk.
"Saatnya fokus bekerja dan membebaskan diri dari para wanita-wanita yang membosankan!"
"Jangan sampai aku jatuh cinta dengan wanita Jakarta-Indonesia, aku bukan seperti Opa (Yong Woong) atau seperti Papa (Ryan Alaska) mereka benar-benar pria lemah, bisa takluk kepada wanita Indonesia, padahal jauh lebih baik dan menggoda wanita dari luar (bule). Pria terbaik Asia itu harus berpasangan dengan wanita Eropa, itu baru pantas, " ujar Bastian dengan angkuhnya, menyakinkan diri, jika ia tidak akan jatuh cinta dengan wanita Indonesia seperti Kakek dan Ayahnya.
Bastian Enzo lebih memilih lama menetap di Singapura dan Jerman, sehingga bahasa Indonesianya tidak selancar bahasa Inggris dan Jerman.
(Ryan Alaska memerintahkan kepada putra sulungnya itu, agar fokus mengendalikan perusahaan karena jika Bastian tidak mampu maka adiknya siap menggantikannya. Sejak dini, Ryan sangat tegas mendidik anak-anaknya, meskipun mereka hidup dalam kemewahan, tidak boleh boros, harus cerdas memanfaatkan uang dengan sebaik-baiknya bukan untuk berfoya-foya yang terlalu berlebihan.
Anak cucu Woong harus bisa mempertahankan warisan kejayaan, kekayaan mereka, agar bisa diwariskan kembali kepada generasi berikutnya, hal itu sudah menjadi sumpah keluarga Woong.
Ketegasan Ryan sebagai seorang Ayah adalah dengan membuktikan ancaman keras yang ia berikan, ia tidak pernah mentolerir hukuman kepada anaknya yang salah. Hal ini membangun mental anak-anaknya agar menjadi orang yang fokus dan konsisten, tidak pernah main-main dengan sesuatu yang serius serta memiliki jiwa tanggung jawab tinggi)
Demi fokus mengejar karir, Bastian memutuskan hubungan asmara percintaannya dengan beberapa wanita. Masa-masa playboy itu, akhirnya ia lepaskan Selain jenuh, Bastian tidak ingin menghabiskan waktu dengan para wanita yang menghambat jalan karirnya.
"Suara ketukan!"
Jin Hui masuk berjalan santai dengan membawa satu bingkisan kecil yang cantik dan sangat rapi.
"Bagaimana Tuan, apa kau suka dengan suasana ruangan kerjamu yang baru? Apakah ada yang ingin direnovasi kembali!" tanya Jin Hui.
"Hem, tidak perlu, sudah bagus!" jawab santai Bastian.
Kemudian Jin Hui meletakkan bingkisan kecil tepat di hadapan Bastian.
"Apa ini!" ia reflek bertanya.
"Sebuah pemberian dari gadis yang ibunya gila itu, ia ingin mengucapkan terima kasih dan ini sepucuk memo untuk Tuan Bastian!" Jin menyodorkannya.
**
Isi Memo;
Kepada Tuan Bastian Enzo yang terhormat, terima kasih banyak atas kemurahan hatimu, Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan saya berjanji, tidak akan mengulangi kecerobohan yang cukup memalukan itu. Semoga Tuhan, membalas kemurahan hatimu. Maafkan saya, hanya mampu memberikan cake murah ini kepada Tuan. Sekali lagi, Terima kasih banyak!"
Ttd;
Mutiara.
**
Bastian membuka dan melihat sekilas cake buatan Mutiara.
"Biasa saja!" celoteh tengil Bastian.
"Apa Tuan ingin mencobanya!" Jin bergegas menyerahkan sendok kecil kepada Bastian.
"No, I don't like cake!" Bastian mengacuhkan tawaran Jin Hui.
"Tapi Tuan, dengan harga yang cukup terjangkau, cake ini terbilang lezat, manis, sedikit asin, gurih, coklat hazelnut originalnya sangat terasa, membuat pecinta coklat pasti ketagihan!"
"Dari kemarin kamu membela perempuan itu, apa mungkin kau menyukainya!"
"Saya sudah memiliki Tunangan Tuan!"
"Siapa tau kau berminat menjadikannya sebagai Tuangan mu yang kedua!" ucap Bastian bersandar dengan santai.
"Hehe, Tidak Tuan!"
"Saya sudah katakan, Bastian itu tidak suka cake!" ucap pria itu dengan tegas.
"Maaf Tuan, Maaf!" ucap Jin menyadari kesalahannya.
"Jika kamu suka, makan saja, ataupun berikan kepada staf lain!"
"Baik Tuan, saya hanya ingin meminta pendapat rasa kepada Tuan, karena hari ini Nyonya Adinda memerintahkan saya untuk mencari 10 toko cake terbaik untuk acara pelantikan Tuan!"
"Kamu rasa, apa salah satu cake ini pantas mewakilinya?"
"Bisa jadi Tuan!"
"Tapi, itu bukan urusan saya, mengerti!"
"Mengerti Tuan!" Jin kembali membawa cake buatan Mutiara, Bastian sama sekali tidak ingin mencicipinya.
*
Pesta pelantikan kepemimpinan Bastian Enzo akan segera berlangsung. Ryan Alaska dan Adinda Aira sudah tiba di Jakarta, tepat di rumah kediaman Bastian. Para pengusaha cake berbondong-bondong mengirimkan hasil karya terbaik mereka sebagai bentuk promosi atau yang dikenal dengan endorsement.
Cake itu nantinya akan dihidangkan pada acara pelantikan Bastian kepada ratusan tamu pengusaha besar baik dari dalam maupun luar negeri, ada juga souvenir-souvenir cantik lainnya. Acara ini sangat diminati oleh pengusaha UMKM dan pengusaha menengah lainnya, karena dengan mengirimkan karya mereka di acara besar itu, maka secara otomatis usaha mereka akan diminta untuk bekerjasama dengan para investor besar.
IG ; @sarahmai_07
ikut merasa senang dan gembira dengan akhir cerita yang berakhir bahagia, Farel pun akhirnya mnyadari kesalahannya serta mau meminta maaf.
Setiap kehidupan ada hal2 yang harus kita lalui baik ataupun buruk. terkadang kita menanyakan mengapa hal2 buruk harus menimpa diri kita..namun yakinlah setiap kejadian yg kita lalui adalah garis hidup yg harus kita lalui yang mngkin saja memberikan pelangi buat hidup kita kedepannya.
Begitu juga dengan kehidupan Mutiara..yg sedari kecil harus menderita, memiliki ibu yg gila dan ayah yg sudah tiada. Namun berkat doa, jerih payah, usaha, kepintaran dan hati yang tulus menerima semua kehidupannya dengan ikhlas dan sabar semuanya akhirnya berakhir bahagia dan indah untuknya
Tentunya banyak hal yg dapat kita petik dari novel ini seperti ttg kasih sayang seorang nenek dan Bunda Adinda kpd cucu dan anaknya. Serta ketulusan hati mutiara dalam mnjalani kehidupannya
Terima kasih Kak Mai atas novelnya..ditunggu utk novel berikutnya.
Tetap semangat, sehat selalu dan sukses utk karya2nya...🙏
ini adiknya Mutiara akan seumuran sama anaknya dong 🤭🤭🤭
semoga bs mngikuti jejak Bastian dan Mutiara 🤭🤭
jgn kalah lahh..coba dekatin Tiffani
itulah buah dari kedengkian dan keserakahanmu..
dan alhamdulillah semua happy ending dengan pasangan'y masing", trimakasih banyak buat ka'Sarah yang telah membuat karya luar biasa ini banyak hikma yang di petik dari kisah MH banyak pelajaran hidup terutama PERJUANGAN, SABAR juga Keikhlasan... jangan menyerah dengan ke ada'n di saat qita berasa dalam titik terendah selalu berserah diri dan berpasrah kepada Allah...
trimakasih banyak ka'sarah di tunggu lagi karya" hebat mu tetep semangat dan sehat selalu ya🤗🤗🤗🥰🥰🥰🥰