Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 niat terselubung Pak Dosen
Safira masuk kedalam kelas dan ternyata semua teman sudah berkumpul karena hanya tinggal sepuluh menit lagi Dosen mata kuliah nya akan hadir sesuai jadwal.
"Ya Tuhan Firaa...... aku kira kamu di DO. "
ucap Maya sang sahabat saat Safira duduk di sampingnya.
"Enak saja DO, tinggal tiga semester lagi loh dan aku juga mau ngajuin skripsi di semester depan. "
ucap Safira dengan nada lesu nya dan saat Maya akan menjawab ucapannya namun terhenti saat Dosen memasuki kelas dengan salam nya.
Safira mulai mengeluarkan beberapa buku nya dan memfokuskan fikirannya pada pelajaran yang sedang di hadapinya itu.
Sembilan puluh menit akhirnya di lalui oleh Safira dan teman sekelasnya, pelajaran berakhir begitu Dosen meninggalkan kelas.
"Fira..... beneran Ibu kamu meninggal?? "
tanya Maya saat keduanya keluar dari kelas menuju pulang.
"Iyaa Maya tiga hari lalu, aku terlambat datang karena harus cari uang dulu buat biaya perawatan Ibu. "
jawab Safira dengan nada sedihnya dan Maya langsung mengusap lengan Safira.
"Maaf karena aku gak tahu, kemarin Doni yang ngabarin ke aku. "
ucap Maya dan Safira mengiyakannya.
"Gak apa apa dan lagian gak ada yang aku kabarin kecuali Doni karena aku meminta di ijinkan libur di cafe. "
ucap Safira dan Maya menganggukkan kepalanya.
"Sekarang ke cafe kan?? "
tanya Maya kembali dan Safira mengangguk sambil tersenyum.
keduanya langsung menuju cafe dengan berjalan kaki karena jarak cafe tidak jauh dari kampus, Maya adalah teman dekat Safira lebih dari sahabat.
Tiba di cafe hanya dalam waktu sepuluh menit, Safira dan Maya langsung menuju loker untuk mengganti pakaiannya.
Safira saat ini sedang banyak sekali fikiran, uang yang di pinjam memang sudah di kembalikan tapi bunga dari pinjaman itu belum bisa Safira bayar karena memang dia sedang tidak ada uang, Safira sudah mencoba memohon untuk meminta mengurangi bunganya tapi tetap tidak bisa karena sudah ada dalam perjanjian tetap harus bayar dengan bunganya.
"Safira akhirnya kamu masuk juga, kamu di panggil sama Pak Manajer dan sudah di tunggu. "
ucap Doni saat melihat Safira sudah siap dengan pakaian kerjanya dan Safira mengiyakannya.
"Ada apa Pak Arfan manggil Safira?? kamu tahu alasannya gak?? "
tanya Maya saat Safira sudah keluar dari ruangan lokernya.
"Kayanya membahas mengenai Safira yang gak masuk dua hari kemarin, tapi gak tahu juga sih hanya Pak Arfan dan Safira yang tahu. "
jawan Doni sambil memberikan catatan pesanan pada Maya dan langsung pergi keluar ruangan loker untuk mulai bekerja karena cafe mulai ramai.
Safira langsung masuk kedalam ruangan setelah dapat sahutan dari dalam ruangan, Safira langsung di minta duduk dan Safira pun langsung duduk.
"Safira saya turut berduka atas meninggalnya Ibu kamu dan maaf karena kemarin malah gak bisa memberikan pinjaman besar ke kamu, kalau tahu untuk biaya pengobatan pasti Saya akan usahakan pada pemilik cafe langsung. "
ucap Arfan saat Safira duduk di hadapannya.
"Gak masalah Pak dan lagian Saya juga mengerti dengan situasinya. "
ucap Safira dan Arfan menganggukkan kepalanya.
"Oh iyaa...... kamu masih membutuhkan uang banyak lagi gak?? Saya akan bicarakan pada pemilik cafe ini. "
ucap Arfan dan Safira langsung terdiam mendengarnya.
"Sebenarnya saya memang membutuhkan uang dan siapa juga yang gak butuh uang Pak, tapi nantinya saya yang bakalan kebingungan untuk membayarnya, belum bayar hutang dan belum bayar uang kuliah juga, nanti saja Pak kalau saya kepepet baru saya akan mengajukan kembali. "
jelas Safira karena memang dia takut pusing nantinya.
"Jangan mepet mepet ingat, soalnya saya kan harus mengajukan kembali pinjamannya, kalau hanya di bawah dua juta saya bisa pinjamkan uang pribadi tapi kalau kaya kemarin kamu pinjam itu saya tolak karena uang pribadi saya gak sebanyak itu. "
ucap Arfan dan Safira mengiyakannya.
"Baik Pak dan saya berdoa semoga gak akan pernah mengajukan pinjaman, saya permisi melanjutkan pekerjaan dulu Pak dan terimakasih. "
pamit Safira dan Arfan mengiyakannya saja.
"Al...... kamu akan sangat susah menaklukkan gadis ini, dia bukan wanita mata duitan yang bisa di iming iming kemewahan. "
gumam Arfan saat setelah Safira keluar dari ruangannya.
.
.
Di Tempat Al saat ini......
Al sudah mendengar rekaman percakapan Safira dan Arfan yang di kirim langsung oleh Arfan, Al tahu kalau Safira sudah kehilangan beasiswanya karena dia yang menyetop suntikan dana untuk pelajar yang berprestasi dan tujuannya adalah agar Safira bisa di milikinya.
"Safira Navia..... kamu wanita pertama yang enggan menatapku dan merespon aku, kamu memang misterius. "
gumam Al saat setelah mendengar percakapannya.
Al memang akan merencanakan sebuah rencana untuk menjerat Safira dan dia akan meminta bantuan Arfan untuk melancarkannya karena dia tahu kalau Safira pasti akan menerima bantuan walaupun alasannya kurang masuk akal.
💬 Desak Safira agar dia mau meminta bantuan keuangan, aku akan berikan bonus besar ke kamu Arfan kalau berhasil.
Sebuah pesan di kirim Al pada sang sahabat dan senyum misterius pun terbit di bibir Al setelah pesannya terkirim ke nomer Arfan.
"Besok jadwal kelas Safira, aku akan membuat dia di hukum karena tidak masuk ke kelas pas kemarin lusa. "
gumam Al saat melihat jadwal mengajarnya dan sebuah niat terselubung akan dia rencanakan untuk membuat Safira mengenalnya.
.
.
Malam menjelang.......
Safira langsung menuju halte terdekat cafe untuk menunggu angkutan umum, seperti biasa jam sepuluh malam dia baru pulang dari pekerjaannya di cafe dan Safira sangat beruntung karena cafe jam sembilan malam sudah tutup jadi dia bisa pulang kurang dari tengah malam.
"Firaa.... ayo aku antarkan pulang. "
ajak Doni saat melihat Safira duduk di kursi halte.
"Gak usah Donn, kamu duluan saja lagian itu angkotnya sudah datang. "
tolak Safira sambil menunjuk angkot yang mendekat dan Doni mengangguk lalu pamit duluan dengan motor yang di gunakannya.
Safira langsung masuk kedalam angkot dan ternyata angkot lumayan penuh karena memang jadwal pulang para pekerja lepas seperti dirinya, hanya sepuluh menit akhirnya Safira sampai di depan gang rumahnya dan Safira kembali berjalan menuju rumah setelah membayar tagihan angkotnya.
"Kalau pakai angkutan online lebih mahal jatuhnya, cuma harus sabar saja menunggu angkot lewat. "
gumam Safira saat berjalan menuju rumahnya.
Tiba di rumahnya Safira memilih menuju dapur untuk memanaskan makanan yang di bawa dari cafe, seperti biasa koki akan membagikan makanan yang lebih pada karyawan saat pulang dan itu hak karyawan mau menerima atau tidak.
Safira memilih menerima makanan itu karena dia jadi bisa berhemat, biasanya Safira akan makan dengan Ibunya tapi sekarang dia makan sendiri.
.
.
Bersambung.....