NovelToon NovelToon
SUAMI TUAKU TERNYATA MILYARDER

SUAMI TUAKU TERNYATA MILYARDER

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Identitas Tersembunyi / Konglomerat berpura-pura miskin / Perjodohan / Diam-Diam Cinta / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: swetti

Gadis berusia dua puluh tahun harus merelakan impian pernikahannya dengan sang kekasih demi memenuhi keinginan terakhir sang ayah. Ia di jodohkan dengan bujang lapuk berusia empat puluh tahun yang hidup dalam kemiskinan.
Namun siapa sangka, setelah enam bulan pernikahan Zahira mengetahui identitas asli sang suami yang ternyata seorang milyarder.
Banyak yang menghujatnya karena menganggapnya tidak pantas bersanding dengan sang suami hingga membuatnya tertekan. Akan kah Zahira tetap mempertahankan pernikahan ini atau ia memilih untuk meninggalkan sang suami?
Dukung kisahnya di sini!

Terima kasih buat kalian yang mau suport author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RENCANA PERNIKAHAN HIRA & RAMA

Zahira Kirana, gadis sederhana berusia dua puluh tahun yang tinggal di desa Jatuh Hati, kecamatan Rindu, kabupaten Kesetiaan provinsi Cinta Mati. Ia memiliki kecantikan yang tiada tanding hingga orang orang menyebutnya sebagai kembang desa. Selain wajahnya yang cantik dan body yang sexy, ia juga terkenal baik hati. Banyak laki laki yang ingin meminangnya namun ia hanya jatuh cinta pada seorang pria bernama Rama Syahputra.

Keduanya menjalin asmara sudah dua tahun lamanya, dan dalam waktu dekat ini mereka telah merencanakan pernikahan. Sebagai seorang yang hanya bekerja di minimarket, Zahira ingin membuat acara yang sederhana saja. Yang penting sah di mata hukum dan agama.

Hari ini, Zahira yang sering di sapa Hira menemui sang pujaan hati tercinta di taman yang ada di alun alun kota. Mereka ingin membahas pernikahan keduanya.

" Hai mas, maaf buat kamu lama menunggu." Ucap Hira duduk di samping Rama.

" Mau butuh waktu berapa lama pun, aku akan tetap menunggumu sayang. Jadi jangan sungkan! Lagian aku juga baru datang." Sahut Rama tidak mau membuat sang kekasih merasa bersalah, padahal sudah setengah jam yang lalu ia sampai sana. Rama Aditya, pria berusia dua puluh lima tahun yang bekerja sebagai staff di rumah sakit ternama di kota itu. Ia memiliki tubuh bak seorang Abdi negara, kekar dan berisi.

" Terima kasih mas. Kamu memang selalu ngertiin aku." Ucap Hira, ia duduk serong menatap Rama. " Terus kapan kedua orang tuamu mau datang ke rumah mas? Aku harus memberitahu ayah dulu supaya ada persiapan untuk menyambut kalian." Ujar Hira.

" Minggu depan, keluargaku akan datang melamarmu." Sahut Rama.

( Kalau orang Jawa namanya sok sokan tukon)

" Baiklah, akan aku bicarakan nanti pada ayah." Ucap Hira.

" Setelah itu kita langsung urus surat surat ya sayang, kita menikah bulan depan. Tepatnya tanggal sepuluh November, pas di hari ulang tahunmu." Ujar Rama membuat mata Hira berbinar.

" Rupanya kamu udah siapin ini buat aku. Tentu aku mau, di hari yang sama kita akan merayakan dua moment yang berbeda. Yaitu hari ulang tahunku dan hari pernikahan kita. Dan ke depannya, setiap tahun kita akan merayakan hari ulang tahunku dan anniversary kita bersamaan. Semoga tidak ada halangan ya mas sampai kita menuju pelaminan." Ucap Hira nampak senang, Rama memang selalu memberikan kejutan kepadanya.

" Aamiin. Semoga di beri kelancaran sampai hari H pernikahan kita." Ucap Rama.

" Aamiin." Ucap Hira.

Rama menggenggam tangan Hira, ia menatap Hira dengan penuh cinta. Wanita yang telah membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama. " Aku mencintaimu Zahira Kirana." Ungkap Rama.

" Aku juga mencintaimu mas Rama Aditya." Sahut Hira menatap Rama.

" Kamu selalu bikin aku gemas. Jadi pengin cium tuh bibir."

Hira langsung menutup mulutnya menggunakan tangannya. " Nggak boleh, belum sah."

Hira memang menjunjung tinggi prinsipnya, ia tidak akan memberikan sesuatu yang berharga meskipun kepada kekasihnya. Menurutnya, kekasih belum tentu menjadi suami. Ia akan memberikan dirinya kepada pria yang akan menjadi suaminya nanti. Selama dua tahun pacaran mereka hanya berpegangan tangan tidak lebih.

" Oh ya, mas udah DP MUA dari lembayung senja, sama wedding organition dari Bougenvile flower. Mereka terkenal bagus dan harganya juga lebih miring dari yang lain." Ujar Rama.

" Iya mas terserah kamu saja. Yang penting tidak perlu mewah, cukup sederhana saja." Sahut Hira.

" Iya sayang." Sahut Rama mengelus rambut Hira. " Berhubung kamu dan aku libur hari ini, ayo kita jalan jalan! Sudah lama kita tidak menghabiskan waktu seharian berdua." Ajak Rama.

" Oke, kita ke tempat wisata ya mas. Aku pengin ke bukit Cinta yang ada di daerah pegunungan Penuh Harapan."

" Sesuai keinginanmu tuan putri. Ayo kita jalan keburu siang nanti."

" Ayo!"

Keduanya segera menaiki sepeda motor milik Rama menuju tempat yang mereka inginkan.

**

Jam tiga sore Hira mendapat telepon dari tetangganya yang mengabarkan kalau ayahnya jatuh di depan rumah. Kondisinya cukup parah hingga harus di larikan ke rumah sakit. Rama segera melajukan sepeda motornya dengan kencang menuju rumah sakit pusat kota.

Sampai di rumah sakit, keduanya segera berlari menuju ruangan UGD, di sana ada tetangga Hira yang bernama bu Hesti dan putranya yang bernama Aarav Alaric, pria matang berusia empat puluh tahunan. Namun wajah dan tubuhnya masih seperti tiga puluh tahun. Mungkin mereka berdua yang membawa ayahnya ke rumah sakit ini.

" Tante, apa tante yang membawa ayah kemari?" Tanya Hira nampak khawatir.

" Iya, ayahmu tadi jatuh. Kepalanya terbentur bebatuan sampai berdarah dan tidak sadarkan diri." Sahut bu Hesti.

" Ya Tuhan... Lalu bagaimana kondisi ayah saat ini tan?" Tanya Hira lagi.

" Kata dokter ayahmu kritis. Pendarahan di kepalanya tidak kunjung berhenti. Beliau harus segera di operasi, makanya tante telepon kamu untuk tanda tangan persetujuan operasi karena tidak bisa di wakilkan orang lain." Jelas bu Hesti.

" Iya tante aku akan tanda tangan." Sahut Hira hendak pergi namun langkahnya berhenti. Ia menatap bu Hesti, " Tapi darimana aku mendapat uang untuk biaya operasi tan? Sedangkan tabunganku saja sudah habis untuk persiapan pernikahan. Ayah juga tidak punya kartu kesehatan sosial gratis tan." Hira terlihat lesu mengingat hal itu.

Bu Hesti menatap Aarav di balas dengan anggukkan kepala olehnya.

" Kamu tidak perlu khawatir nak! Tanda tangan saja, nanti tante usahakan cari pinjaman buat bantu kamu." Ujar bu Hesti.

" Terima kasih tante, aku akan mengembalikannya dengan cara mencicil. Kalau begitu aku ke ruang pendaftaran dulu." Ujar Hira di balas anggukan kepala oleh bu Hesti.

Hira menuju ruang pendaftaran di temani oleh Rama. Rama menggandeng tangan Hira seolah memberikan kekuatan dari sana.

" Kamu yang sabar ya sayang. Aku pasti akan membantu meskipun tidak semuanya." Ujar Rama. Ia juga dari keluarga kurang berada bukan golongan orang kaya. Untuk yang segitu banyaknya, ia tidak mampu mengusahakannya.

" Terima kasih mas." Sahut Hira mencoba tegar setegar mungkin.

Selesai tanda tangan persetujuan operasi, Hira kembali ke UGD. Masalah administrasi, Rama membantunya dengan membayar uang muka dulu. Mereka berjanji akan segera melunasi kekurangannya dalam waktu dua puluh empat jam. Kebetulan Rama merupakan staff di rumah sakit itu, jadi ia bisa menangguhkan biayanya.

Hira kembali menghampiri bu Hesti, " Bagaimana? Apa bisa di lakukan operasi dulu baru kita bayar biayanya?" Tanya bu Hesti. Sebenarnya bisa saja bu Hesti langsung melunasi biaya operasi ayahnya Hira, namun ia tidak mau membuat orang orang curiga. Karena yang mereka tahu, bu Hesti dan putranya orang tidak punya alias orang miskin. Itu sebabnya sampai sekarang putranya belum juga menikah di usianya yang sudah tidak lagi muda.

" Alhamdulillah bisa tan. Ayah akan segera di bawa ke ruang operasi. Sebelumnya aku ucapkan terima kasih karena tante mau membantuku. Dan maaf! Aku jadi merepotkan tante." Ucap Hira.

" Tidak apa apa nak, kita ini tetangga. Dan tetangga bisa jadi saudara kan." Sahut bu Hesti mengelus pundak Hira.

" Iya tan, sekali lagi terima kasih." Sahut Hira.

Waktu terus berjalan dengan cepat, operasi ayahnya Hira telah selesai di lakukan oleh dokter senior di rumah sakit itu. Operasi berjalan dengan lancar. Kini ayahnya Hira di pindah ke ruang ICU guna melakukan observasi pasca operasi. Bu Hesti, Aarav dan Rama setia menemani Hira. Mereka bahkan tidak meninggalkan Hira sebentar pun.

Hira nampak duduk dengan cemas. Rama menggenggam tangannya," Tenang lah sayang! Ayah pasti baik baik saja." Ujar Rama.

Bu Hesti melirik putranya yang sedang menatap keduanya dengan tatapan entah.

Pintu ruang ICU terbuka, nampak suster memanggil Hira.

" Ada yang bernama nona Zahira?"

" Saya sus." Hira langsung mendekat.

" Ayah anda ingin bertemu."

" Ayah saya sudah sadar Sus?" Tanya Hira nampak senang.

" Iya nona. Anda bisa menemui ayah anda, tapi sebentar saja ya karena pasien harus banyak istirahat."

" Baik sus terima kasih." Hira menatap Rama, " Aku temui ayah dulu mas." Rama menganggukkan kepala.

Hira masuk ke ruang ICU dimana sang ayah terbaring lemah di atas brankar. Terlihat alat alat medis menempel di seluruh tubuhnya. Kepalanya juga di balut perban putih yang terdapat sedikit nona darah.

" A.. Ayah bertahanlah demi Hira! Maafkan Hira yang tidak bisa menjaga ayah dengan baik." Hira duduk di kursi samping ranjang. Sebenarnya ia ingin menangis namun sebisa mungkin ia menahannya. Ia harus tegar di depan sang ayah demi menguatkan ayahnya. Satu satunya orang yang dia punya di dunia ini.

" Kamu tidak salah Hira. Mungkin sudah waktunya ayah pergi menyusul ibumu." Ucap pak Handoyo terbata bata.

" Tidak ayah, ayah orang yang kuat. Tolong jangan katakan itu! Bagaimana bisa ayah meninggalkan aku sendiri di sini hiks... " Isak tangis yang Hira tahan akhirnya keluar. Ini sangat menyedihkan, ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika ayahnya benar meninggalkannya.

" Ayah, ayah yang tenang ya. Ayah baru saja operasi, ayah pasti akan sembuh setelah ini." Imbuh Hira mengusap air matanya.

" Hira.. Ada yang ingin ayah beritahukan padamu nak."

Hira menatap ayahnya, " Apa itu yah?" Tanya Hira.

" Selama ini, bu Hesti telah banyak membantu keluarga kita. Dulu dia yang membantu membiayai operasi ibumu bahkan sampai ibumu tiada, biaya pemakamannya bu Hesti lah yang membayarnya. Dan sekarang ayah yakin dia juga yang membantu membiayai operasi ayah. Bukan begitu Hira?"

Ya, dulu ibunya Hira menderita kanker payudara. Sel kankernya sudah menjalar hingga harus di operasi. Namun takdir berkata lain, setelah operasi penyakitnya justru semakin parah hingga satu bulan setelah operasi, ibu Hira meninggal dunia.

" Iya yah." Sahut Hira menganggukkan kepala.

" Ayah banyak berhutang budi padanya. Bahkan sebenarnya biaya sekolahmu, dia juga yang membayarnya."

Deg...

Hira cukup terkejut dengan pernyataan ayahnya, ia menatap sang ayah dengan tatapan tak percaya.

" Sebenarnya gaji ayah selama ini hanya bisa mencukupi kebutuhan kita sehari hari. Apalagi setelah kepergian ibumu, ayah sering sakit sakitan. Kamu tahu sendiri uang ayah habis untuk berobat, ayah tidak punya biaya untuk membayar sekolahmu nak. Lalu bu Hesti menawarkan bantuan pada ayah. Dia ingin membantu kita, dia membiayai sekolahmu sampai kamu tamat SMA. Mereka begitu baik nak."

Hira jadi ingat, ayahnya melarang saat Hira ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Selama ini Hira tidak tahu masalah keuangan keluarganya karena ayahnya selalu mengusahakan tetap ada ketika Hira membutuhkan biaya. Setelah mengetahui hal ini, justru penyesalan lah yang ada di dalam hati Hira. Ternyata selama ini ayahnya menanggung beban ini sendirian.

" Kalau begitu aku akan mengembalikannya yah, meskipun dengan cara mencicil." Ujar Hira agar ayahnya tidak merasa berhutang budi pada mereka.

" Mau sampai kapan kamu mencicilnya nak? Meskipun bertahun tahun kamu mencicilnya, ayah rasa semua itu tidak akan lunas nak. Karena jika semua biaya yang bu Hesti keluarkan kamu anggap hutang, totalnya bukan hanya puluhan juta sayang tapi ratusan bahkan mungkin hampir satu milyar." Hira tertegun mendengar ucapan sang ayah. Benar, untuk biaya sekolah selama tiga tahun saja sudah berapa, belum di tambah biaya dua kali operasi. Dan Hira yakin, pasti bu Hesti membantu keperluan lainnya juga.

" Ayah hanya punya satu permintaan kepadamu nak sebelum ayah pergi. Selama ini ayah tidak pernah meminta apa apa darimu kan?" Hira menganggukkan kepala.

" Apa permintaan ayah kali ini bisa kamu penuhi?"

" Akan aku usahakan ayah. Memangnya ayah mau apa dari Hira?" Tanya Hira.

" Ayah minta, menikahlah dengan Aarav."

Jeduarrrr...

TBC....

1
Melia Gusnetty
jgn2 si della si pemuas nafsu si kakek tu bau tanah...dasar tua bangka
Melia Gusnetty
si hira bidoh juga knp mau2 aja d ajak main sm rama..gk mikiri perasaan suamu nya...pakai otak mu hira...pikir kn juga perasaan si ayu..rama udh mantan..ingat ituu..😏
VANESHA ANDRIANI: hhh lupa dia orang masih sayang... makasih suportnya
total 1 replies
partini
hemmmm ternyata buka 0
VANESHA ANDRIANI: aih apa ini... makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: udah ya kak makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
Valen Angelina
rav kamu yg bikin kesalahan besar... siap kau wkwkkw
VANESHA ANDRIANI: hhh belum sadar dia.. makasih suportnya
total 1 replies
Valen Angelina
gagal deej wkkwkw
VANESHA ANDRIANI: hhh iya.. bukan malam pertama ya kak
total 1 replies
arienta fitriani
lanjoot Thor 👍👍
VANESHA ANDRIANI: siappp makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
Cindy
lanjut kak
VANESHA ANDRIANI: siap makasih suportnya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!