NovelToon NovelToon
Janda Yang Mereka Tertawakan

Janda Yang Mereka Tertawakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Bullying dan Balas Dendam / Janda / Fantasi Wanita
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Surga Dunia

Aprilia, gadis desa yang dijodohkan dengan Vernando, pria tampan dan kaya raya, harus menelan pil pahit kehidupan.

Alih-alih kebahagiaan, ia justru menerima hinaan dan cacian. Vernando, yang merasa memiliki istri "jelek" dan "culun", tak segan merendahkan Aprilia di depan teman-temannya.

Kesabaran Aprilia pun mencapai batasnya, dan kata "cerai" terlontar dari bibirnya.

Mampukah Aprilia memulai hidup baru setelah terbebas dari neraka pernikahannya? Atau justru terjerat dalam masalah yang lebih pelik?
Dan Apakah Vernando akan menceraikan Aprilia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 1

Amarah Vernando meledak bagai bom saat mendapati Aprilia tengah merapikan kamarnya. Matanya memancarkan kilatan benci.

"Apa yang kau lakukan di sini?!" bentaknya, suaranya menggelegar di seluruh ruangan. "Berani-beraninya kau menyentuh barang-barangku! Kau pikir kau siapa, hah?!"

Aprilia tersentak kaget, tangannya yang sedang memegang bingkai foto Vernando bergetar. "A-aku hanya ingin merapikan kamar ini, Mas," jawabnya lirih, berusaha meredam ketakutannya. "Kamar ini berantakan sekali..."

"Tidak perlu! Aku tidak butuh bantuanmu! Kau hanya akan membuat semuanya semakin kacau!" Vernando merebut bingkai foto itu dari tangan Aprilia dengan kasar, lalu melemparkannya ke lantai.

"Kau tahu apa yang pantas kau lakukan? Diam saja di dapur dan jangan pernah muncul di hadapanku lagi!"

Aprilia hanya bisa menunduk, air matanya mulai menetes membasahi pipinya. Hatinya hancur berkeping-keping mendengar setiap kata yang keluar dari mulut suaminya.

Ia merasa seperti sampah yang tidak berguna, tidak pantas untuk dicintai dan dihargai.

Di hadapan keluarganya, Vernando adalah perwujudan suami idaman. Senyumnya hangat, tutur katanya lembut, dan perhatiannya seolah tak terbatas pada Aprilia.

Ia menggandeng tangannya, memujinya di depan semua orang, dan menciptakan ilusi rumah tangga bahagia yang sempurna.

Namun, begitu pintu tertutup dan hanya ada mereka berdua, topeng itu luruh. Sifat Vernando berubah drastis, menjadi dingin, acuh tak acuh, bahkan kasar.

Kata-kata manisnya lenyap, digantikan oleh tatapan sinis dan komentar pedas yang menghujam hati Aprilia.

Pemandangan yang paling menyakitkan adalah ketika mereka berada di antara teman-teman Vernando.

Di sana, Aprilia bukan lagi seorang istri, melainkan bahan lelucon dan objek penghinaan. Vernando tak segan merendahkannya, mengolok-olok penampilannya, dan mempermalukannya di depan semua orang.

"Lihat penampilanmu itu," desis Vernando, matanya menyapu Aprilia dari ujung kepala hingga kaki dengan pandangan jijik. "Jangan kan menyentuhmu, membayangkanmu saja aku tak sudi!"

Kata-kata itu menghantam Aprilia bagai cambuk, merobek hatinya hingga berkeping-keping. Air matanya tumpah tanpa bisa dicegah, membasahi pipinya yang sudah memerah.

Tanpa sepatah kata pun, ia berbalik dan berlari keluar dari kamar Vernando, meninggalkan pria itu dengan seringai kemenangan di wajahnya.

Aprilia terus berlari, tanpa arah dan tujuan, hingga akhirnya kakinya membawanya ke kebun belakang yang luas.

Di sanalah ia menghabiskan sebagian besar waktunya, mengurus tanaman dan bunga-bunga yang tumbuh subur.

Kebun itu adalah pelariannya, tempat di mana ia bisa merasa tenang dan damai, jauh dari kebencian dan penghinaan Vernando.

Ia sudah terbiasa dengan kehidupan di desa, mengurus kebun milik keluarganya, dan merasa nyaman dengan tanah dan tanaman di sekitarnya.

Di tengah kebun yang hijau dan asri, Aprilia berharap bisa menemukan sedikit ketenangan dan melupakan sejenak luka yang menganga di hatinya.

Di sana, ada Mbok Ratmi, wanita paruh baya dengan kerutan di wajahnya yang menyimpan segudang pengalaman hidup, segera menghampiri Aprilia yang tampak berantakan. Matanya yang teduh menatap Aprilia dengan penuh kasih sayang.

"Sabar ya, nduk," ucap Mbok Ratmi lembut, tangannya yang kasar mengusap punggung Aprilia dengan penuh kelembutan.

Ia tahu betul bagaimana Aprilia diperlakukan oleh suaminya, bagaimana gadis itu menahan sakit dan luka setiap harinya.

Namun, apa daya, Mbok Ratmi hanyalah seorang pembantu di rumah mewah itu. Ia tidak memiliki kekuatan untuk membela Aprilia, tidak bisa mengadu pada siapa pun tentang perlakuan buruk Vernando.

Ia hanya bisa memberikan dukungan moral, mencoba menghibur dan menguatkan Aprilia di saat-saat sulit seperti ini.

Hatinya ikut perih melihat penderitaan gadis desa yang malang itu, tetapi ia hanya bisa memendamnya dalam-dalam, berharap suatu saat keadilan akan berpihak pada Aprilia.

"Aku nggak apa-apa, Mbok," ucap Aprilia lirih, berusaha menyunggingkan senyum meski air mata masih membekas di pipinya.

"Aprilia!!" Suara teriakan Vernando yang memanggil namanya memecah kesunyian kebun. Aprilia dan Mbok Ratmi tersentak kaget, jantung mereka berdegup kencang.

"Sebentar ya, Mbok, aku ke sana dulu," ucap Aprilia, lalu bergegas berlari kecil menuju sumber suara. Ia tahu, panggilan Vernando tidak pernah membawa kabar baik.

"Apa kamu mencuri jam tanganku?!" teriak Vernando, matanya memancarkan amarah yang membara.

"Nggak, Mas... Aku cuma beres-beres kamar kamu aja tadi," jawab Aprilia dengan suara bergetar, berusaha menahan ketakutannya.

"Hanya kau yang masuk ke dalam kamarku, Aprilia!" bentak Vernando, tidak mempercayai penjelasan Aprilia.

Tanpa ampun, Vernando menyeret Aprilia dengan kasar. Langkahnya lebar dan cepat, membuat Aprilia kesulitan mengimbangi.

Ia diseret keluar dari rumah mewah itu, diperlakukan seperti seorang tahanan.

Sesampainya di depan pintu, Vernando menghempaskan Aprilia ke lantai dengan kasar. Tubuhnya terhuyung, lutut dan tangannya terasa sakit akibat benturan keras.

"Diam di situ sampai aku mengizinkanmu masuk!" ucap Vernando dengan nada dingin dan menusuk, lalu menutup pintu rapat-rapat,

meninggalkan Aprilia yang terisak di depan rumah megah yang terasa seperti penjara baginya.

Aprilia memegangi lutut dan tangannya yang sakit, air matanya semakin deras membasahi pipinya. Ia merasa begitu kecil dan tidak berdaya di hadapan Vernando.

Beberapa saat kemudian, suara lembut menyapa Aprilia yang masih terduduk di depan pintu. "Loh, Kak Lia, lagi apa di sini?" tanya Vini, adik tiri Aprilia.

Mereka memang satu bapak, namun beda ibu. Sejak kecil, Aprilia tinggal bersama neneknya di desa setelah kematian ibunya.

Meski hidup di desa, Aprilia tak pernah kekurangan apapun, karena neneknya memiliki sumber daya yang melimpah. Namun, Aprilia memang selalu hidup sederhana dan apa adanya.

Berbeda dengan Vini, yang sejak kecil sudah menikmati gemerlap kehidupan kota. Mereka hanya terpaut dua tahun. Dulu, ayah Aprilia memang memiliki dua istri, dan ibu Aprilia adalah istri pertama.

Vini terkekeh mengejek, matanya menyipit sinis melihat penampilan lusuh kakak tirinya. "Lagi dihukum sama Kak Nando ya?" ledek Vini dengan seringai jahat.

Aprilia yang malas meladeni hanya diam, menundukkan kepalanya dalam-dalam. Ia tidak berniat melawan atau membalas ejekan Vini.

Ia tahu betul, jika Vini sampai mengadu, ia akan dipukuli habis-habisan oleh ayahnya. Ayahnya selalu membela Vini, apapun yang terjadi.

Aprilia sudah terbiasa menjadi pihak yang selalu disalahkan dan dihukum. Ia sudah terbiasa menelan semua rasa sakit dan ketidakadilan dalam diam. Baginya, diam adalah cara terbaik untuk menghindari masalah yang lebih besar.

1
AloKu
keren
partini
kapan Aprila bebas dari vernan kasihan bngt ,,kalau udah bebas bahagia ma yg lain Jangan balikan dong biar beda ceritanya sama novel" di NT
Goresan_Pena421
astaga 😭 sedih banget.
Goresan_Pena421
manusia om 😭😭 takutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!