NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerita HOROR

Kumpulan Cerita HOROR

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Dunia Lain / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ayam Kampoeng

Sebuah novel dengan beragam jenis kisah horor, baik pengalaman pribadi maupun hasil imajinasi. Novel ini terdiri dari beberapa cerita bergenre horor yang akan menemani malam-malam mencekam pembaca

•HOROR MISTIS/GAIB
•HOROR THRILLER
•HOROR ROMANSA
•HOROR KOMEDI

Horor Komedi
Horor Psikopat
Horor Mencekam
Horor Tragis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayam Kampoeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 1 TEROR LEAK Part 1

Kabut pagi masih menyelimuti sebuah lembah pedesaan yang asri, ketika bus tua itu mendecit ngerem. Sentakan kasar itu membuat Bagus terbangun dari tidurnya yang tak nyenyak. "Banjaran, ngiring tuun! (ayo turun)" teriak kondektur bis dengan logat Bali yang kental.

Bagus mengusap wajahnya yang masih tampak lelah, pipinya masih kerasa dingin karena menempel di kaca jendela bis yang ia tumpangi. Dan selama 4 jam perjalanan dari Denpasar, pipinya itu terus menempel dan terkadang terantuk kasar di jendela bis.

Di luar bis, di sebuah terminal bis, pepohonan beringin raksasa tampak berbaris seperti penjaga bisu. Akar-akar panjangnya menjuntai seperti tangan-tangan besar yang mencengkeram tanah.

Bagus mengeluarkan buku jurnalnya yang disampul kulit hitam, mencoretkan sebaris kalimat pertama. kalimat itu beebunyi, "Kedatangan. Udara di sini terasa jauh berbeda. Berat."

Desa Banjaran tersembunyi di balik lereng bukit, jauh dari hiruk-pikuk lalu lintas dan turis. Jalanan sempit nan sepi, yang hanya dilalui sesekali oleh wanita tua dengan sampah nasi di atas kepalanya tampak berjalan menuju pura. Bau dupa dan bunga melati menyatu dengan aroma tanah basah sehabis hujan, menciptakan wewangian sakral yang langsung merasuk.

Bagus, dengan kemeja kotak-kotak dan ransel berisi buku-buku antropologi miliknya, merasa seperti makhluk asing yang mengotori kesucian tempat ini. Tujuan penelitian skripsi S2nya tentang "Dinamika Kosmologi dalam Masyarakat Bali Aga" tiba-tiba terasa sangat ambisius dan naif. Seperti sengaja menorehkan arang di secarik kertas yang putih bersih.

Bagus disambut oleh Kepala Desa, namanya Made Tulus, di sebuah balai dari bambu yang tampak sederhana. Wajah Tulus ramah tapi matanya tajam, mengamati setiap gerak-gerik Bagus.

"Selamat datang, Mas Bagus. Kami dengar kamu mau meneliti adat kami, ya?" tanya Tulus, sambil menyodorkan secangkir teh jahe yang masih hangat. "Tapi ingat satu hal, di Banjaran, tak semua yang terlihat boleh kamu catat. Ada rahasia yang lebih dibiarkan dan tidak diusik dari tidurnya." ucap Tulus memperingati Bagus.

Bagus mengangguk, mencoba terlihat sopan. "Saya hanya tertarik pada upacara, upakara, adat, budaya, dan kepercayaan saja, Pak. Tidak lebih kok" terang Bagus panjang lebar. Dan memang begitu alasan dia datang dan meneliti desa Banjaran.

"Baik. Bagus itu hehehe," ujar Tulus sambil terkekeh. "Kamu bisa menginap di rumah keluarga Wayan. Lokasinya dekat dengan pura desa. Tapi, jangan keluar malam-malam ya! Kabut di sini bisa menyesatkan." nasehat Tulus.

Bagus kembali mengangguk. Tapi yang namanya peneliti, tentu di dalam hatinya terbersit berbagai macam pertanyaan. Kenapa? Bagaimana? Dan tentu saja, Apa alasannya?

Rumah keluarga Wayan adalah sebuah bangunan tradisional dengan pelinggih atau sanggah (pura kecil) yang terletak di halaman. Yang menyambut kedatangan Bagus adalah seorang gadis dengan mata sebening embun pagi. Dia mengenakan kain tradisional Bali (kamen) dan selendang merah yang kontras dengan kulitnya yang pucat.

"Saya Marni. Ayah saya sedang ke kebun," ucapnya lembut sambil membantu membawakan ransel Bagus. Suaranya seperti desiran angin melalui daun pisang.

Bagus tersenyum. Dalam hatinya dia berpendapat, ternyata benar kata orang, bahwa orang Bali itu ramah, asal jangan disenggol duluan. Karena mereka pun pasti mempertahankan apa yang menjadi milik mereka.

Kamar yang disediakan untuk Bagus terlihat sederhana, berhadapan langsung dengan hutan yang ada di belakang rumah. Saat meletakkan barang miliknya, pandangan Bagus tertarik pada sebuah ukiran kayu yang menempel di dinding. Sebuah bentuk manusia dengan wujud yang tidak sempurna, seperti sedang menjelma atau berubah menjadi bentuk lain. Bentuk yang... Mmm, agak menyeramkan.

"Itu Penunggu Pelinggih," bisik Marni, tiba-tiba gadis itu ada di belakang Bagus. "Sosok penjaga. Kamu jangan terlalu lama menatapnya." saran Marni.

Bagus mengerutkan keningnya, heran. Kenapa? Mulai dah insting S2nya beraksi. "Ini kan cuma ukiran kayu." sanggahnya.

Marni tersenyum samar. Dia kemudian berkata, "Di Banjaran, apa pun yang tak terlihat, mereka sama nyata dan sama eksistensinya dengan yang terlihat, Mas." terang Marni, lembut.

Di malam pertama itu, Bagus terbangun oleh suara gamelan. Bunyinya sayup-sayup. Nadanya tidak riang, melainkan sendu dan berirama tidak menentu, seperti musik untuk orang yang hilang. Ia mendekat ke jendela. Kabut tebal yang menyelimuti membuat pandangannya tak jelas.

Tapi di kejauhan, di antara pepohonan, Bagus melihat cahaya obor yang bergerak-gerak. Bagus yakin itu adalah sebuah prosesi. Ritual, tepatnya. Bagus pun teringat akan larangan Tulus. Tapi rasa ingin tahunya, darah seorang peneliti, mengalahkan segalanya. Diam-diam, Bagus mengambil senter dan kamera kecil di sakunya.

Dari balik semak-semak pakis di tepi hutan, Bagus menyaksikan sekelompok orang melakukan ritual. Mereka mengenakan pakaian adat berwarna gelap, bukan warna cerah yang biasa Bagus lihat. Di tengah-tengah mereka, seorang pria tua, tepatnya seorang balian (dukun), tampak mengayunkan sebuah wadah dari tembikar yang mengeluarkan asap. Dan hal yang membuat bulu kuduk Bagus berdiri adalah para peserta ritualnya tidak melantunkan mantra, tetapi terdengar seperti bisikan-bisikan panik dan ketakutan. Mereka bukan sedang memuja, mereka sedang MENENANGKAN sesuatu.

Tanpa Bagus duga, sang balian tua menoleh ke arah persembunyian Bagus. Meski gelap dan berjarak cukup jauh, Bagus yakin mata tua itu menatap tepat ke arahnya. Seperti sebuah peringatan tanpa kata. Bagus mundur terburu-buru, jantungnya berdebar kencang. Saat dia berpaling, hampir saja Bagus menabrak seorang pemuda dengan wajah kesal menatap Bagus naik turun.

"Kau lihat sesuatu yang bukan urusanmu, pendatang!" geram pemuda itu. Pemuda itu bernama Komang, tetangga yang sejak tadi mengawasi gerak-gerik Bagus.

"Aku cuma penasaran," ucap Bagus, mencoba tetap tenang.

"Pengetahuan yang salah kadang bisa membunuhmu," Komang mendesis sebelum menghilang dalam kabut.

Bagus pun kembali ke kamarnya, tubuhnya masih gemetar. Dua kali dia dipergoki mengintip. Itu pasti hanya sugesti, ucapnya pada diri sendiri. Mungkin faktor kelelahan jadi dia berimajinasi. Tapi ketika Bagus mencoba tidur, dia bermimpi aneh.

Dalam mimpinya, Bagus berdiri di tengah hutan yang sama, bersama seorang gadis yang membawa selendang merah. Gadis itu Marni. Dia berdiri membelakangi Bagus. Dalam mimpinya itu, Marni sedang bercakap-cakap dengan bayangan hitam tinggi yang tidak memiliki wajah.

Bayangan itu menoleh lalu...

Bagus pun terbangun. Dia tersentak kaget dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Suara gamelan sendu itu masih terdengar sayup-sayup di telinga Bagus, menyelimuti desa Banjaran yang tak pernah benar-benar tidur.

Bagus menghela nafasnya kasar. Ada apa dengan desa ini? Baru datang saja, vibes dan atmosfernya terasa berat. Seolah-olah menekan Bagus agar pergi dari desa Banjaran. Megedi! (pergi!). Kata yang sempat dia dengar dari sosok bayangan di dalam mimpinya.

*

1
Mini_jelly
Rasain lu ndra!!!
Ayam Kampoeng: Ndra...
ato Ndro? 🤣🤣
total 1 replies
Mini_jelly
seruuu, 🥰🤗
Mini_jelly: sama2 kak 🥰
total 2 replies
Mini_jelly
Bully itu emg bukan cuma fisik. Ejekan kecil yang diulang-ulang, pandangan sinis, atau diasingkan perlahan-lahan juga membunuh rasa percaya diri. Sadar, yuk."
Sebelum ikut-ikutan nge-bully, coba deh tanya ke diri sendiri. Apa yang akan aku rasakan jika ini terjadi padaku atau adik/keluargaku?
☺️🥰
Ayam Kampoeng: 😊😊😊........
total 3 replies
Mini_jelly
😥😭😭
Ayam Kampoeng: nangis .. 🥲
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: hadeh ..
total 1 replies
Mini_jelly
me too 🥰❤️
Ayam Kampoeng: ekhem 🙄🤭
total 1 replies
Mini_jelly
udh lama gk mampir, ngopi dlu 🥰
Ayam Kampoeng: kopi isi vanila. kesukaan kamu 🤤🤸🤸
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: malah ketawa... 😚😚😚💋
total 1 replies
Mini_jelly
semangat nulisnya pasti seru nih 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!