Aruna gadis sederhana dari keluarga biasa mendadak harus menikah dengan pria yang tak pernah ia kenal.
Karena kesalahan informasi dari temannya ia harus bertemu dengan Raka yang akan melangsungkan pernikahannya dengan sang kekasih tetapi karena kekasih Raka yang ditunggu tak kunjung datang keluarga Raka mendesak Aruna untuk menjadi pengganti pengantin wanitanya. Aruna tak bisa untuk menolak dan kabur dari tempat tersebut karena kedua orang tuanya pun merestui pernikahan mereka berdua. Aruna tak menyangka ia bisa menjadi istri seorang Raka yang ternyata seorang Ceo sebuah perusahaan besar dan ternama.
Bagaimana kehidupan mereka berdua setelah menjalani pernikahan mendadak ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor.H.y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Salah Masuk
"drrtttt.... drtttt.... drtttt" dering telepon di pagi hari membuaat Aruna yang masih betah bergulung didalam selimut tebal miliknya terpaksa harus beranjak dan segera mencari dimana ponselnya berada.
"Emmm.. apa sih.. Masih pagi juga gangguin aja lo". Ucap Aruna dengan posisi setengah tidur mata tertutup dan sembari menguap lebar
"Woi... Bangun.. Lo nggak inget si Yogi hari ini nikah sama si cewek uler itu". Teriak Nawa di telpon membuat Aruna dengan sekejap bangun membuka mata lebar lebar lalu terduduk di atas kasurnya.
"Hah iya Wa.. gue lupa lagi, kenapa juga baru bangunin gue si.. Ini jam berapa, mana gue masih iler lagi". Ucap Aruna sambil menggaruk2 rambutnya yang tiba tiba saja gatal karena panik
"Heh.." desah Nawa di sebrang telepon "Udah jam 8 ini.. Mending cepet lo siap siap cepet. Waktu lo tinggal 1 jam lagi sebelum ijab kabul di mulai, tapi sorry Run gue nggak bisa ikut soalnya toko lagi rame kalo gue juga ikut libur bisa bisa habis kita kena omel lagi sama Mbak Amel". Lanjut Nawa
"Oke.. Kirim alamat gedung pernikahan si Yogi aja Wa, gue lupa kemarin yang lo bilang". Kata Aruna sambil berlari ke kamar mandi untuk bersih bersih dengan waktu yang singkat.
* *
Di tempat lain sebuah acara pernikahan akan segera berlangsung dengan meriah. Gedung megah itu disulap menjadi tempat impian—dihiasi dengan tirai putih menjuntai dari langit-langit tinggi, kilauan lampu gantung kristal, serta taburan bunga segar yang memenuhi setiap sudut ruangan. Lantunan musik lembut dari string quartet mengalun syahdu, menciptakan suasana romantis yang menenangkan hati para tamu.
Tamu-tamu undangan berdatangan dengan balutan busana formal yang elegan. Mereka dipersilakan oleh para usher yang ramah, kemudian diarahkan menuju tempat duduk masing-masing yang sudah tertata rapi. Meja-meja bundar dihias dengan center piece berupa vas kristal tinggi berisi mawar putih, anggrek, dan eucalyptus, lengkap dengan lilin-lilin kecil yang menyala redup menciptakan kehangatan.
"Ayo angkat Sya... Pliss.. Jangan giin aku". Ucap Raka lirih yang sedang menggenggam telepon dengan gelisah saat telepon yang dituju berkali kali tak adaa pertanda tersambung kepemilik yang dituju
Raka mondar mandir tak jelas, saat para tamu undangan sudah berdatangan hampir memenuhi seluruh gedung tetapi pengantin wanita yang menjadi pemeran utama di acara malah belum kelihatan batang hidungnya.
"Gimana.. Apa Mesya tidak siap menikah denganmu. Dan dia kabur disaat semua sudah siap seperti ini". Suara barinton dibelakang Raka membuatnya terkesiap menoleh kebelakang
"Dia pasti datang Pa.. Aku yakin itu". Ucap Raka kepada sang Ayah dengan pandangan menatap gelisah mencari keberadaan sang kekasih yang gak kunjung datang
"heeehh.. Kuharap pilihanmu tak mengecewakan dan membuat malu keluarga kita Raka". Ucap Pak Agung sambil menepuk pundak putranya lalu beranjak pergi untuk menyapa tamu lainnya
Dihampirinya sang asisten yang juga sama sibuknya mencari keberadaan pengantin wanita.
"Gimana? Apa ada kabar mengenai Mesya?". Taanya Raka
"Sepertinya Nona Mesya pergi Tuan, rumahnya kosong kemungkinan Nona Mesya pergi dari rumah sejak semalam. Orang suruhan saya sedang terus mencari, semoga saja Nona Mesya belum jauh". Ucapan Reno sang asisten membuat Raka memijit pelipisnya. Mendadak pusing lalu ia duduk sambil berfikir apa yang akan ia lakukan selajutnya.
* *
Aruna berlari berlari keluar kamar mengambil tas selempangnya mengambil kuncir rambut untuk mengikat rambut panjangnya gaya kucir kuda.
Aruna menghampiri ibunya yang sedang menata lauk sayur untuk mereka sekeluarga sarapan.
"Bu.. Aruna pamit dulu ya". Ucap Aruna menyalami tangan Ibu Murni
"Lohh.. Buru buru banget Run, mau kemana? Nggak sarapan dulu ?". Tanya Bu Murni
"Nggak bu.. Udah nggak keburu ini. Ya udah Runa pergi yaa bu." Ucap Aruna berlari setelah mengambil sepotong tahu dari piring di atas meja yang baru saja di goreng Bu Murni.
"Eh.. Hati-hatu itu tahunya manis panas nduk... Mbok ya jangan lari-lari to kalo makan". Teriak Bu Murni saat Aruna tetap saja berlari pergi dan tak terlihat diujung pintu.
"heeehh.." Bu Murni menghela nafas "Heran.. Punya anak perempuan tapi nggak ada anggun-anggunnya sama sekali". Ucap Bu Murni sambil geleng-geleng kepala
"Kenapa Bu ?" Tanya Pak Rahmat sesaat baru masuk kerumah dari pintu belakang.
"Itu lo Pak anakmu, pergi buru-buru banget makan aja sambil lari gitu". Ucap Bu Murni
"Loh Aruna sudah pergi? Nggak sarapan dulu memangnya ?" Tanya Pak Rahmat lagi
"Nggak, keluar kamar langsung pamit katanya udah nggak sempat sarapan". Kata Bu Murni sambil menuangkan nasi untuk suaminya. Pak Rahmat sudah tak heran dengan kelakuan Aruna, anak gadis itu memang suka semaunya sendiri, padahal sudah sering dikasih wejangan sama ibu dan bapaknya.
* *
Butuh waktu 30 menit menuju gedung dimana katanya Yogi yang baru saja kemarin memutuskan hubungannya dengan Aruna tiba-tiba menikah di hari ini dengan pacar barunya. Karena tak terima dia bahagia di atas penderitaannya dan sakit hatinya Aruna berencana menggagalkan pernikahan mantan kekasihnya itu. Tetapi karena Aruna mengeluarkan kemampuannya mengendarai motor hanya menempuh waktu 10 menit sudah sampai di tempat acara.
Aruna memarkirkan motor dan membuka helm yang dipakainya, lalu ia mengeluarkan ponsel dari dalam tas dan membuka pesan Nawa yang mengirimkan alamat gedung pernikahan Yogi.
"Udah bener sih ini gedungnya... gila meriah banget pasti pestanya, gedungnya aja besar banget.. Dekornya juga bagus. Heh.. emang bener-bener ya si Yogi, lihat aja apa yang akan gue lakukan". Ucap Aruna saat melihat gedung pernikahan yang besar megah dengan dekorasu ya sangat mewah. Ia beranjak turun dari motor dan masuk kedalam gedung.
* *
"Maaf pak ini jamnya sudah terlewat lama.. Apakah mempelai wanita belum juga bisa dihubungi sudah sampai mana? Soalnya saya juga ada jadwal menikahkan dilain tempat". Pak penghulu bertanya kepada Pak Agung selaku orang tua mempelai pria.
"Tunggu sebentar lagi ya Pak.. Mungkin sebentar lagi pengantin wanitanya sampai". Ucap Pak Agung sambil tersenyum getir di hadapan Pak Penghulu
Diliriknya Raka yang duduk termangu karena sudah berusaha mencari keberadaan Mesya lewat orang-orang suruhannya, tetapi tak ada satupun yang bisa menemukan keberadaan Mesya.
"Mana wanita itu Raka, Papa sudah kehilangan muka di hadapan para tamu karena pengantin wanita tak kunjung datang". Bisik Pak Agung pada Raka
"Raka juga bingung pa, tapi Raka yakin Mesya akan datang". Ucap Raka
Ditengah-tengah para semua tamu sudah mulai berbisik tentang pengantin wanita yang tak kunjung datang, tiba-tiba ruangan gedung dihebohkan dengan suara teriakan wanita menuju kedalam gedung.
"Hentikan pernikahan ini.... Dia itu pacar gue, nggak seharusnya sekarang ini mereka menikah. Gue gar rela pernikahan ini nggak sah... ". Suara lantang gadis cantik di ujung pintu masuk gedung membuat semua orang yang ada didalam gedung menoleh ke arah pintu masuk. Pak Agung yang kaget dengan teriakan tersebut segera beranjak dan menghampiri Aruna.
Dilihatnya Aruna di amati dari atas sampai kebawah "Jadi kamu pacar anakku ?" Tanya Pak Agung "Baiklah.. Mari masuk kita mulai langsung ijab kabulnya". Lanjut Pak Agung dengan tersenyum
Bersambung **