Annette seorang bangsawan miskin yang tinggal jauh dari kekaisaran. Hidupnya terbilang sederhana akan tetapi penuh kebahagiaan. Hingga suatu hari masalah muncul di hidupnya.
Utusan kekaisaran tiba-tiba datang kerumahnya dan mengatakan jika dirinya telah menikah dengan kaisar dengan cara yang tidak diduga.
"Aku tidak mau! Aku mau cerai!"
Bagaimanakah kelanjutannya? Apakah Annette bisa bercerai atau tidak? Ayo pantengin terus ceritanya di "KAISAR AYO BERCERAI!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal
Kekaisaran Arteopelia
Desa Sariel
Matahari bersinar cukup terang hari ini cukup berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Tampaknya itu sebagai bentuk jika musim panas akan segera tiba.
Seorang wanita tampak tengah menutup matanya dengan buku yang ada di atas wajahnya. Tampaknya semilir angin yang menerpanya membuat dirinya tertidur.
"ANNE!" panggil seorang wanita paruh baya padanya.
Tidak ada jawaban dari wanita itu hingga suara tersebut terus berulang kali membuatnya terbangun dari tidurnya. Annete membuka buku yang menutupi wajahnya lalu melihat sekeliling dengan cukup malas.
Rambut merah mudanya tertiup oleh angin sejenak ia terlihat bagai peri bunga di musim panas, wanita dengan manik mata biru itu hanya diam sesaat mengumpulkan kesadarannya.
"Hoam..." tampaknya ia masih mengantuk.
"ANNE!" suara itu kembali terdengar.
"Aku di sini Bu!" jawabnya.
Mendengar hal tersebut wanita paruh baya itu dengan cepat melangkah ke arahnya dengan terburu-buru.
"Astaga Anne, asal kamu tahu saat ini ada utusan kekaisaran datang ke tempat kita dan mereka semua sedang mencari mu!" jelasnya dengan begitu cepat.
"Utusan kekaisaran? Kenapa mereka mencari ku Bu?" tanya Anne. Jujur saja ia cukup kaget saat ini.
'Lagipula ini hanya desa kecil dengan pemandangan seadanya,' batin Annete.
"Ibu tentu saja tidak tahu juga Alasan mereka mencari mu, atau mereka mengetahui jika kamu telah melewatkan pesta debut mu?" tebaknya.
Mendengar hal tersebut Annete membulatkan matanya. Ia cukup panik mengenai hal tersebut, karena tidak mengikuti pesta debut adalah suatu kejahatan di kekaisaran ini.
Sebenarnya bukan karena disengaja akan tetapi keluarga Annete tidak memiliki uang untuk mereka bisa datang ke ibu kota. Lagipula harga sewa kereta kuda dan juga penginapan bukanlah suatu yang murah. Saat itu Annete memutuskan untuk tidak ikut dalam pesta debut di hari kedewasaan tepatnya saat ia berusia 18 tahun sedangkan saat ini usianya sudah memasuki 22 tahun. Ia tidak mengikutinya juga karena pesta debut hanya seperti perayaan lantaran kamu sudah dewasa dan bagi bangsawan itu adalah waktu untuk mengenalkan anak gadisnya pada bangsawan lain dan juga keluarga kekaisaran.
"Tapi ibu, jika memang karena itu bukankah kekaisaran ini begitu perhitungan? Bukankah dari pada mempermasalahkan hal kecil ini lebih baik mengatasi masalah lain?" ujarnya.
"Hsst kamu jangan berbicara sembarangan, bagaimana jika ada yang mendengar? Kamu akan langsung di bawa dan di hukum pancung!" peringat nya.
"Ibuuuuu," rengeknya.
"Ya sudah ayo kita pergi menemui utusan itu. Tenang saja apapun yang terjadi ibu dan juga ayahmu akan terus mendukungmu," ucap wanita itu membuat Annete tersenyum lebar.
Akhirnya mereka menuju ruang tamu di mana dua orang pria dengan pakaian kesatria duduk bersama dengan Baron Kartazen.
"Oh ini dia putri saya baru saja tiba," ujar pria tersebut.
"Salam, saya Annete Reverie Kartazen putri dari Baron Kartazen," Annete menundukkan kepalanya sesuai dengan etiket bangsawan.
"Akh, jangan terlalu formal nona. Saya juga senang karena bisa bertemu dengan Anda dan menyampaikan perintah dari yang mulia kaisar," ujar salah seorang pria itu dengan begitu sopan.
'Ini tidak tampak seperti aku akan di hukum karena tidak ikut pesta debut,' batin Annete saat melihat sikap ramah dari kesatria tersebut.
"Jika boleh tahu apa perintahnya?" tanya Annete dengan cepat.
"Oh maksud saya, apa perintah dari yang mulia kaisar ada saya?" ia dengan cepat mengubah cara bicaranya saat melihat baroness yang merupakan ibunya sedang menatap tajam ke arahnya.
'Bangsawan harus berbicara dengan lembut pada bangsawan lainnya,' perkataan yang selalu baroness katakan padanya.
"Tentu saja saya akan memberitahukannya, bahwa Anda Annete Reverie Kartazen putri tunggal dari Baron Kartazen akan menjadi permaisuri kekaisaran!"
Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam tanpa mengatakan apapun. Terutama Annete yang membuka mulutnya dengan lebar.
"HAHHAHA," tawa Annete yang begitu tiba-tiba.
"Anda baik-baik saja?" tanya prajurit itu.
"Tuan prajurit humor mu cukup bagus hahhaha," ujar Annete.
"Tapi saya tidak bercanda," jawaban singkat dari pria itu membuat Annete terdiam. Ia mengedipkan matanya beberapa kali mencoba mencerna apa yang terjadi.
"Tapi tuan kesatria, putri saya sama sekali tidak pernah mendaftar menjadi calon permaisuri bagaimana mungkin dia terpilih mungkin ada kesalahan," ujar Baron Kartazen.
Mendengar hal itu Annete dengan cepat menganggukkan kepalanya.
'Pasti ada kesalahan,' batinnya.
Kesatria tersebut tersenyum tipis lalu menyerahkan selembar kertas.
"Silahkan Anda baca," ujarnya.
Baron Kartazen membaca surat itu dan ekspresi wajahnya seketika berubah. Sedangkan disisi lain Annete hanya terus memperhatikan Baron.
"I-ini," Baron menggenggam erat surat tersebut.
"Iya, itu adalah surat pernikahan resmi dari kuil milik nona Annete dan juga Kaisar," ujar pria tersebut dengan begitu santai.
"BRUKH."
"Annete!"
Semua orang tampak panik saat Annette yang tiba-tiba saja tidak sadarkan diri. Tampaknya dia benar-benar syok dengan apa yang baru saja terjadi.
'Akh, betapa sialnya nasibku,' batin Annete di penghujung kesadarannya.