NovelToon NovelToon
Istri Nakal Gus Altair

Istri Nakal Gus Altair

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nonaniiss

Hayi, seorang remaja yang akrabnya di panggil Ay, terpaksa menuruti kemauan ayahnya untuk di kirim ke salah satu pesantren agar dirinya sedikit berubah dari kebiasaan buruknya. dari sanalah sebuah kejadian yang tak pernah terbayangkan dalam hidupnya terjadi, ketika tiba-tiba saja ia di ajak ta'aruf oleh seorang anak pemilik pesantren bernama Altair, yang kerap di panggil Gus Al.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonaniiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1

"Papa capek sama kelakuan kamu, Hayi. Tidak bisa ya, kalau tidak membuat masalah. Sudah cukup, kamu selalu membuat malu saya dan istri saya."

Gadis berusia 17 tahun itu hanya menatap datar saja tanpa menjawab apapun. Karena baginya, menjawab pun tidak akan ada gunanya, yang ada ia akan semakin di rendahkan oleh orang tua angkatnya itu.

Melihat Hayi yang tidak bereaksi apapun membuat Lusi, ibu angkatnya naik pitam. Dengan tak berbelas kasihan, wanita paruh baya itu menampar Hayi dengan kerasnya.

"Dasar tidak tahu terimakasih. Taunya membuat masalah dan membuat malu keluarga. Jika tahu, kamu akan seperti ini saat besar, saya tidak akan pernah mengangkat kamu sebagai anak."

"Mama!!" Tegur Herman pada istrinya

"Biarin pa, anak tidak tahu di untung ini harusnya tau diri. Dia besar karena siapa, dan harusnya dia tahu apa yang harusnya dia lakukan, bukan terus-terusan membuat malu kita." Kata Lusi yang sudah emosi karena ulah Hayi.

"Keputusan papa sudah bulat, hari ini juga kamu akan papa antar ke pesantren. Papa berharap saat di sana kamu bisa jadi lebih baik lagi, bersiap-siaplah 10 menit lagi kita akan segera berangkat." Tutur Herman yang membuat Hayi terkejut.

"Pesantren???! Nggak mau pa, Ay nggak mau ke pesantren!" Tolak Hayi dengan keras.

"Kalau kamu tidak mau ke pesantren, lalu kamu mau jadi apa hah?!!!" Bentak Lusi

"Tapi ma, kenapa harus pesantren. Ay nggak suka di tempat seperti itu." Kata Hayi.

"Keputusan papa sudah bulat, dan menurut saja. Semua demi kebaikan kamu." Ujar Herman.

Hayi hanya bisa menghela nafasnya saja. Bagaimana pun juga ia tidak pernah mendapatkan hak untuk membela diri atau mengutarakan isi hatinya. Yang ia bisa hanyalah menurut saja bagai boneka. Ya seperti itulah yang selama ini dia alami.

Lusi yang melihat Hayi hanya menatapnya dengan tatapan kesalnya. Ia pun meninggalkan Hayi sendirian, sementara gadis itu pun langsung berlalu menuju kamarnya.

Kini Hayi dan papanya sedang dalam perjalanan menuju ke salah satu pesantren yang cukup terkenal. Letaknya yang jauh dari kota  membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan saja, sampai akhirnya kini mereka sampai tepat di depan bangunan dengan tulisan Pesantren Al-Hidayah.

Herman memarkirkan mobilnya dan turun bersamaan dengan Hayi. Mereka di sambut oleh salah satu pengurus pondok yang memang berjaga di gerbang masuk.

"Assalamualaikum, pak. Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Ridho  tersenyum ramah sambil sesekali melirik ke arah Hayi yang nampak diam saja .

"pakai kerudung mu, Hayi!" kata Herman dengan menatap tajam ke arah Hayi sehingga membuat sang empu hanya menurut saja tanpa berekspresi.

"Oh ya, saya ingin memasukkan anak saya ke pesantren ini." Kata Herman yang di angguki paham oleh Ridho

"Begitu ya pak, mari ikut saya. Saya akan panggilkan kyai dulu." Kata Ridho yang langsung berjalan mendahului mereka.

Hayi dan papa nya duduk di ruang khusus tamu, sembari menunggu pak kyai datang. Kini tak berselang lama, seorang pria paruh baya dengan memakai baju serba putih masuk  di iringi dengan Ridho di belakangnya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Kata Kyai Ilham

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab Herman yang kemudian di persilahkan duduk kembali oleh pak kyai.

"Saya dengar, bapak mau memasukkan anak bapak ke pesantren ini ya?" Tanya Kyai Ilham

"Benar pak kyai. Maaf jika kedatangan saya dan anak saya mendadak seperti ini, dan mengganggu waktu pak kyai." Ujar Herman yang merasa tidak enak.

"Tidak masalah, justru saya senang karena ada yang ingin belajar agama di sini. Sebenarnya, untuk masuk ke pesantren ini harus mendaftar terlebih dahulu dari jauh-jauh hari pak, tapi karena bapak sudah jauh-jauh datang kemari, jadi menurut saya tidak menjadi masalah." Kata kyai Ilham dengan tersenyum ramah memperhatikan gerak gerik Hayi

"Sebelumnya, perkenalkan saya Herman dan ini anak saya, Hayi." Kata Herman yang menyenggol Hayi agar memberikan salam pada kyai Ilham

"As as assalamualaikum pa pak kyai." Ucap Hayi dengan terbata.

"Walaikumsalam."

Setelah melakukan berbincangan cukup lama, Hayi pun akhirnya di terima di pesantren itu sekaligus pindah sekolah juga  di sana. Kebetulan di pesantren Al Hidayah juga ada fasilitas sekolah mulai dari MI, MTS dan MA.

jadi, para santri yang mondok di pesantren itu tidak perlu bingung dengan pendidikan lagi karena memang sudah ada.

"Assalamualaikum, Kyai memanggil saya." Tanya ustadzah Ayu dengan menunduk.

"Walaikumsalam, Alhamdulillah ustadzah kita kedatangan santri baru, jadi saya minta tolong pada kamu untuk mengantarkan dia ke asrama putri sekarang." Kata kyai Ilham

"Alhamdulillah, baiklah kyai akan saya antarkan dia." Kata ustadzah Ayu

"Ayo nak." kata Herman yang membuat Hayi beranjak.

"Saya titip anak saya, ya pak kyai. Semoga dengan dia disini, dia bisa menjadi jauh lebih baik."

"Aamiin, insyaallah akan kami bimbing anak bapak, tidak perlu khawatir." Ujar kyai Ilham dengan tersenyum.

"Mari, mbak saya antar ke asrama." Kata ustadzah Ayu dengan ramahnya.

Hayi menatap papanya dengan mata memerah. Ia sangat tidak ingin berada di tempat seperti itu. Baginya, itu seperti penjara dunia yang membuatnya tidak akan bebas bergerak. Dengan tatapan memohon, Hayi menatap papa nya terus. Hanya saja, tidak ada respon apapun, yang ada justru papanya langsung meninggalkannya dan berlalu begitu saja.

"Kyai, saya pamit dulu, Assalamualaikum." Kata ustadzah Ayu

"Walaikumsalam."

Hayi nampak bingung tak kala ustadzah Ayu tak bergeming di tempat. Ia pun menatapnya dan bingung dengan apa yang sedang di lakukan oleh ustadzah Ayu.

"Salam sama kyai dulu, mbak." Kata ustadzah Ayu dengan senyum canggung.

"Assalamualaikum kyai."

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Luna." Panggil ustadzah Ayu yang membuat seorang gadis di depannya menoleh.

"Assalamualaikum ustadzah, ustadzah memanggil saya?" Tanya Luna.

"Walaikumsalam, benar saya memanggil kamu. Dia santri baru di sini, dia akan tidur di asrama Fatimah, jadi saya minta tolong antarkan dia ya, saya lupa kalau ada urusan yang tidak bisa saya tinggal. Apa kamu sedang sibuk, Luna?" Tanya ustadzah Ayu.

"Tidak ustadzah. Saya akan antar ke asrama Fatimah. Tidak apa, ustadzah selesaikan dulu saja urusannya." Jawab Luna dengan tersenyum manis.

"Syukron. Assalamualaikum."

"Walaikumsalam. Ayo mbak, saya antar. Oh ya perkenalkan nama saya..."

"Luna, kan? Gue udah tahu." Jawab Hayi membuat Luna sedikit terkejut dengan cara bicaranya.

"Mbak nya dari kota ya?" Tanya Luna

"Gue Hayi, panggil aja Ay. Dimana kamar gue, masih jauh kah?" Tanya Hati yang sudah merasa jenuh.

"Sebentar lagi sampai kok." jawab Luna

1
Rytha Itha
hahahahahaha hayi bikin heboh lagi dunia pesantren😅😅😅
Riki Novika
😁😂di kirain orang yg lahiran trnyta kambing 😅😅😅
Rytha Itha
biasanya 2😁
Nonaniiss: lg masuk angin ini kak😭1 chptr aja nahan pusing huhuhu doain ya biar cpt sembuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!