NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Lelah

Ketika Istriku Lelah

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:96.8k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Persahabatan Audi, Rani dan Bimo terjalin begitu kuat bahkan hingga Rani menikah dengan Bimo, sampai akhirnya ketika Rani hamil besar ia mengalami kecelakaan yang membuat nyawanya tak tertolong tapi bayinya bisa diselamatkan.

Beberapa bulan berlalu, anak itu tumbuh tanpa sosok ibu, Mertua Bimo—Ibu Rani akhirnya meminta Audi untuk menikah dengan Bimo untuk menjadi ibu pengganti.

Tapi bagaimana jadinya jika setelah pernikahan itu, Bimo tidak sekalipun ingin menyentuh, bersikap lembut dan berbicara panjang dengannya seperti saat mereka bersahabat dulu, bahkan Audi diperlakukan sebagai pembantu di kamar terpisah, sampai akhirnya Audi merasa tidak tahan lagi, apakah yang akan dia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Satu

Rani membuka foto-foto saat masih sekolah dulu. Banyak terdapat foto mereka bertiga, ada dia, Audi sahabatnya dan Bimo sang suami. Tampak sangat bahagia.

Rani lalu mengelus perutnya. Banyak yang mengira jika Bimo mencintai Audi, karena mereka lebih sering jalan bareng. Sehingga saat Bimo lebih memilih dirinya dan akhirnya mereka menikah, teman-teman banyak yang merasa heran.

Saat Rani sedang asyik memandangi foto-foto mereka bertiga, terdengar suara seseorang yang sedang dia nantikan. Wanita itu lalu menutup album foto tersebut.

"Ada apa nih memintaku datang di jam segini, tak tau ya aku ini wanita karir. Aku tadi sudah berpikiran yang bukan-bukan," ucap Audi sambil bercanda. Gadis itu langsung menghempaskan tubuhnya di sofa empuk tersebut.

"Aku mau kamu temani mencari perlengkapan bayi. Aku yakin anak ini pasti senang jika aunty nya ikut mencarikan baju menyambut kelahirannya," ucap Rani.

"Aku kira ada apa tadi! Aku segera minta izin libur kerja hanya demi ke sini. Katanya sangat penting. Aku takut kamu kenapa-kenapa," ujar Audi.

"Ini juga hal penting Audi!" seru Rani.

Rani selalu manja dan ingin semua keinginannya diikuti. Mungkin karena dia yang selalu di manja kedua orang tuanya. Dia merupakan anak tunggal. Berbeda dengan Audi, dia sangat mandiri. Dari kecil sudah terbiasa bekerja.

"Hhmm ... kita pergi dengan apa?" tanya Audi.

"Dengan mobilku. Motormu tinggal di sini saja," jawab Rani.

Audi mengangguk tanda setuju. Dia dan Rani lalu berjalan menuju garasi mobil.

"Aku yang nyetir. Kamu pasti capek dari tempat kerja!" seru Rani.

Rani lalu memilih salah satu mobil. Dia mengajak Audi masuk. Setelah itu dia menjalankan mobil dengan kecepatan yang lumayan tinggi.

"Rani, pelan dikit. Kamu itu sedang hamil. Atau aku saja yang nyetirnya?" tanya Audi.

Rani memang selalu ngebut jika membawa mobil. Jika saat dia masih gadis, Audi tak akan seheboh saat ini melarangnya.

"Kalau terlalu pelan kapan sampainya? Jalanan sunyi kok!" seru Rani.

"Apa Mas Bimo tak melarang kamu nyetir begini?" tanya Audi.

Walau sebenarnya kecepatan mobil yang Rani jalankan tidak terlalu kencang, tapi Audi merasa tidak sesuai jika yang mengemudinya seorang wanita hamil. Dia takut juga terjadi sesuatu dengan sahabatnya itu.

Audi bisa mengendarai mobil setelah belajar dengan Rani saat mereka sama-sama masih gadis. Tapi, Rani selalu menolak jika dia yang mengemudi karena bagi wanita itu Audi terlalu pelan dalam menjalankan mobilnya.

"Dia selalu melarang. Aku tadi bilang kalau kamu yang menyetir, jadi diizinkan," ucap Rani.

"Tapi kamu sudah membohongi suamimu, Rani. Jika dia tau, aku bisa terbawa nantinya," ucap Audi.

"Tenang saja, Audi. Mas Bimo tak akan tau jika tak ada yang mengadu!" seru Rani dengan tetap mengendarai mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Tapi Rani, walau Mas Bimo tak tau, kamu tetap harus pelan'kan sedikit! Kamu kan hamil!" teriak Audi, sahabatnya yang duduk di kursi penumpang. Wajahnya tampak tegang, seolah-olah setiap detik Rani mempercepat mobil hanya memperpendek umur mereka.

Biasanya Audi tak pernah setakut ini jika Rani menyetir dengan kecepatan tinggi. Tapi, kali ini dia merasa akan terjadi sesuatu sehingga bibirnya tak berhenti mengingatkan sahabatnya itu.

"Tenang aja, Audi! Aku tahu apa yang aku lakukan!" sahut Rani dengan nada riang. Dia menoleh sesaat ke arah Audi, senyumnya lebar, menerangi wajahnya yang cantik meski perutnya sudah semakin membesar.

"Iya, kamu memang tau. Tapi demi keselamatan kita juga. Apalagi keadaan kamu sekarang. Coba bayangkan kalau sampai kita …," suara Audi terhenti, mulutnya terkatup rapat, tetapi matanya memancarkan kekhawatiran yang dalam.

"Enggak mungkin terjadi apa-apa, kok. Ini hanya jalanan kosong. Lagi pula, aku selalu berhati-hati. Percayalah, Audi!" Rani mempercepat laju mobilnya lagi, membuat jantung Audi berdegup lebih kencang.

Mobil meluncur di antara pepohonan yang berjejer di sisi jalan. Rani merasakan adrenalin mengalir dalam dirinya. Dia menikmati kebebasan di balik kemudi, meski dalam hati ada sedikit rasa bersalah karena mengabaikan nasihat temannya. Dia juga melupakan pesan suaminya agar tak mengemudi lagi karena kehamilannya yang membesar.

"Rani, ya Tuhan! Pelan-pelan, please!" suara Audi semakin parau. Gadis itu memegang pegangan di atas jendela, meringkuk seperti ingin menyatu dengan kursi.

Rani tertawa kecil, "Bentar lagi kita sampai, Audi! Santai aja. Lagipula aku udah biasa mengemudi. Ini hanya sebentar kok!"

Jalanan tidak terlalu ramai karena masih jam kerja. Sehingga Rani lebih leluasa mengebut.

"Tapi kamu hamil, Rani! Hamil!” Audi mengulang kata ‘hamil’ seolah itu adalah mantra yang bisa menyadarkan Rani dari kegilaannya.

Obrolan terus berlangsung, tetapi Rani lebih memilih menutup telinga. Dalam pikirannya, kecepatan adalah simbol kebebasan. Dia ingin merasakan kebebasan ini sebelum tanggung jawab sebagai seorang ibu datang. Hatinya masih berdegup kencang, menantang batas kecepatan yang ada.

"Rani, hati-hati! Ada mobil di depan!" teriak Audi, tetapi kata-kata itu terlambat keluar dari mulutnya.

Dari kejauhan, mereka melihat sebuah kendaraan bak terbuka melintas di jalan. Rani yang terhanyut dalam euforia, entah bagaimana, gagal untuk menyadari jarak antara mobilnya dan kendaraan di depan. Dia tidak punya waktu untuk berpikir, reflek, dan menginjak rem.

Mobil yang Rani kendarai menabrak pembatas jalan. Bunyi tabrakan yang mengerikan terdengar seperti suara gemuruh. Dunia seakan membeku dalam sekejap, air mata Audi bercucuran hanya untuk sejenak. Rani merasa tubuhnya terlempar ke depan, saat pelindung mobil tidak mampu menyelamatkan mereka dari nasib buruk itu.

**

Selamat Pagi Menjelang siang. Hai ... hai, mama datang lagi dengan novel terbaru. Mama mengharapkan dukungan dari semuanya.

Jangan lupa baca setiap bab yang update agar retensi tercapai. Terima kasih. Lope-lope sekebon jeruk.

1
Hafifah Hafifah
syukurin nikmatin aja kesendirian mu bimo
Apriyanti
lanjut thor
Retno Harningsih
lanjut
vivinika ivanayanti
Enak aja kamu bilang gitu Bim....Audi bisa dapat lelaki yg lebih baik.dari kamu
Maisya
lanjut kak
Tuti Chandra
semoga dengan introspeksi diri bisa menyadari kekurangan masing masing.dan semoga AUDI dan BIMO Bisa berstu kembali dan hidup rukun.
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
jangan Udi Uda membuka hati untuk orng lain
Mrs.Riozelino Fernandez
Gak lah...
lebih baik ma orang lain,ketimbang balikan ma kamu...buat apa pisah toh balikan lagi...pisah ya pisah,cari kebahagiaan masing masing
Ickhaa PartTwo
Semangat u thor
Mrs.Riozelino Fernandez
semangat Audy...
jangan mau balikan...
kemana harga dirimu,udah di hina hina,udah dicaci maki,dibuat seperti pembokat masiiih juga mau balikan...
haddeuh kamu terlalu berharga untuk laki2 seperti Bimo...
Citra Aprilona
lanjut thor
Sugiharti Rusli
benar yang Audi bilang, kalo memang berjodoh biar berjuahan pasti akan ketemu, kalo ga berjodoh, dekat juga ga akan ketemu,,,
Sugiharti Rusli
semoga mama Susi juga bisa menasehati si Bimo, kalo dia ga boleh larut dalam patah hatinya, karena ada Ghita yang jadi prioritas nya sekarang
Sugiharti Rusli
apapun yang nanti akan terjadi sama kalian, semoga Ghita tetap mendapat kasih sayang penuh, walo sekarang Audi ga bisa selalu memeluknya karena jauh dan dia bekerja
Sugiharti Rusli
padahal dulu kamu melihat itu setiap hari lho Bim, kalo putri kamu sudah menga anggap Audi sebagai yang dia panggil mama, eh kamu malah marah ke Audi
Tuti Chandra: marah krn ada sebab kak,kan semua baru terungkap setalh bimo menemukan diarinya rani ,bimo pikir beneran audi menolak bimo kenyataannya tdk seperti itu di titip suratpun tidak di berikan juga ke audi ,jd disini biang masalahnya si rani.
total 1 replies
Sugiharti Rusli
anak sekecil Ghita tuh biasanya kalo ga bertemu lama biasanya suka lupa, tapi ternyata dia tetap mengingat Audi sebagai ibu yang mengasuhnya
Fitria Syafei
Semoga ya Bimo dan jangan berharap banyak pada Audy 😏 mama yang cantik dan baik hatinya kereen 😍 kereeen 😘
Maharani Rani
lanjutt kak
Teh Euis Tea
mudah"an audinya keburu nikah dgn daniel😁
Mrs.Riozelino Fernandez: setuju 👍👍👍👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!