Ditinggalkan oleh Ayahnya sejak masih dalam kandungan membuat Kayna Givana hidup dengan mandiri. Ia dibesarkan oleh Ibunya seorang diri. Namun ada seseorang dalam keluarganya yang membuat Kayna harus terjebak dalam suatu pekerjaan.
Kejadian itu juga yang membuat Kayna akhirnya bertemu dengan Arnatta Delion, laki-laki yang ia temui dan kenali sebagai seorang pelayan di sebuah kafe tempatnya bekerja, namun dibalik kesederhanaan Arnatta ada rahasia besar di dalamnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kontras Kehidupan
Prang...!
Suara itu terdengar tepat ketika kaki Kayna berhenti di depan pintu. Bukan hanya suara pecahan dari sebuah benda atau barang saja, namun ada suara jeritan Ibunya dari dalam rumah yang membuat kakinya tiba-tiba terasa kaku, Ia tidak bergeming masih berdiri di tempat itu tanpa berniat untuk kembali melangkah setelah apa yang baru saja didengar olehnya.
"Aku tidak mau tahu...! Kamu harus gantikan aku bekerja di sana!"
"Kalau tidak, terpaksa rumah ini aku jual Mita."
Deg
Setelah mendengar kata-kata terakhir dari dalam rumahnya cukup keras seketika membuat jantung Kayna berdetak dengan cepat. Segera ia masuk ke dalam dengan keberanian yang ia dapat tiba-tiba.
Dilihatnya, Ibu Mita atau mama Kayna yang sedang duduk di sofa dengan tangis tanpa suara. Melihat keadaan mamanya yang sudah beberapa kali ini ditekan terus menerus oleh pamannya membuat Kayna merasa ngilu, ia juga tidak terima.
"Apa lagi yang paman inginkan dari kita? Tidak cukup uang tabungan mama paman habiskan untuk bermain judi? untuk foya-foya keluarga kalian? hah?" Kayna mendorong tubuh Pamannya yang tadi berdiri tidak jauh dari mamanya duduk.
Rasanya ia ingin meluapkan kemarahan atas perbuatan Pamannya akhir-akhir ini.
"Kay, kamu tidak tahu saja. Paman begini demi kalian," ujar Pamannya yang langsung mendapat decihan dari Kayna.
Apa kata Pamannya tadi? Berjudi demi ia dan mamanya? Menjual kendaraan mereka satu-satunya untuk kepentingan keluarga Pamannya sendiri masih dibilang demi mereka? Yang benar saja. Pamannya memang harus segera di bawa ke rumah sakit untuk diperiksa kejiawaannya.
"Tindakan paman akan membunuh aku dan mama secara perlahan," matanya cukup tajam menatap Pamannya yang tiba-tiba terdiam tanpa berani lagi untuk menekan mama Mita.
Dengan perasaan yang dongkol Paman Kayna pergi begitu saja setelah Kayna mengatakan hal itu. Entah kejadian seperti ini sudah berlangsung berapa kali, setiap Kayna pulang sekolah selalu mendapati Pamannya yang sedang membujuk atau mengancam mama Mita untuk menjual rumah peninggalan kakek dan nenek mereka.
Tinggal itu satu-satunya harta yang mereka punya. Semua habis karena keserakahan Paman dan juga keluarganya.
"Ma, sekali-kali mama harus berani sama paman," keluh Kayna menatap iba mama Mita.
"Iya sayang, maafin mama," balas mama Mita memeluk anaknya. Tentu saja dengan pikiran jauh ke sana. Ada sesuatu hal yang tidak Kayna ketahui sampai saat ini.
Sementara di lain tempat. Laki-laki dengan perawakan tinggi, wajah tampan yang tidak bisa diragukan lagi juga kekayaan yang ia miliki karena digadang-gadang menjadi ahli waris dari keluarga FCT group itu kini sedang mengalami sedikit kendala dari kedua orang tuanya. Natta berusaha mengabaikan perkataan serius dari kedua orang tuanya. Seakan menganggap sepele, ia pergi begitu saja.
"****," umpatnya saat pintu mobil tidak bisa dibuka olehnya.
Detik berikutnya ia memejamkan matanya saat menyadari sesuatu hal telah terjadi dan itu pasti karena Ayahnya.
"Yah, come on, ini sama sekali nggak lucu," keluh Natta menyadari Ayahnya sudah berada di belakangnya.
Sudut bibir Pak Rian tertarik ke atas. Ia tersenyum culas melihat wajah anaknya saat ini.
"Tapi bagi ayah ini sangat lucu Natta, katakan pilihanmu," ujar beliau dengan angkuhnya.
Angkuh hanya dengam anak semata wayangnya yang sedang mencoba untuk berontak dengan apa yang sudah ditetapkan bahkan sudah menjadi kewajibannya.
"Fine," finalnya membuat Ayahnya tersenyum licik.
Mobil mewah milik Natta terparkir di depan gedung yang menjulang tinggi. Ia terpaksa pergi ke kantor karena paksaan dari Ayahnya.
Melihat kedatangannya, beberapa orang yang berada di kantor langsung memberi salam dengan sopan. Ia juga membalasnya sopan dan ala kadarnya saja.
Sebelum pergi ke ruangan yang sudah dimintai oleh Ayahnya tadi. Natta sempatkan untuk melirik penampilannya lewat kaca yang terdapat di sana. Sudut bibirnya tertarik ke atas melihat penampakan dirinya. Namun ada tanggung jawab besar saat seragam sekolahnya digantikan dengan kemeja yang saat ini dikenakan olehnya.
"Setelah ini, ayah yang harus bermain-main denganku," lirihnya mengukir senyum.
semngaaaaaat
terimakasih mbak Ri
atw belajar dr Mas Ray