Jingga Yang Mencintai Senja (Part 5)
“Jingga”, ia mendekat. Aku bersiap memukulnya dengan buket di tanganku. Ia tersenyum, dipikirnya aku tengah mengajaknya bernostalgia. “Kamu ingat sewaktu kamu membaca komik dan aku…”. “Diam!” ujarku.
0
0
Teman Masa Kecil (Part 1)
Banyak orang bilang bahwa menjadi orang kaya itu enak. Tapi tidak denganku, siswi SMA kelas 3 yang sebentar lagi akan lulus. Aku, Nadiya, seorang perempuan anak tunggal dari kedua orangtua yang sangat
0
0
Teman Masa Kecil (Part 2)
Ini hari minggu, pagi yang cerah tampak dari jendela kamarku Indra menungguku di depan pintu sambil mengetuknya. “Masuk aja Ndra” seruku. Seperti biasa Indra sangat pengertian, dia menyiapkanku bubur
0
0
Takdir
Mengapa kau berubah kasihku? Apakah cintamu telah raib ditelan waktu?. Divya Kumar (dibaca: Divia Kumar) setidaknya katakanlah apa salahku padamu yang membuatmu menjadi berubah. Menggapa kau selalu me
0
0
Antara Surya, Rembulan dan Perpisahan (Part 1)
Langit pagi ini tak secerah biasanya. Awan pekat terlihat menutupi sinar sang surya, menyebabkan seorang gadis yang tengah berjalan santai harus mempercepat langkah kakinya. Takut takut hujan turun da
0
0
Antara Surya, Rembulan dan Perpisahan (Part 2)
Dilihatnya Wulan kembali. Gadis itu terlihat semakin cantik setelah menggunakan kalung pemberian darinya. “Suka?” “Suka banget Surya. Makasih ya.” Lagi lagi, surya menampilkan senyumnya. Dia meraih ta
0
0
Gadis Pendiam yang Sering Menyesal
Dahulu kala, hiduplah seorang anak perempuan yang cantik jelita. Dia adalah seorang anak dari saudagar kaya. Rumahnya pun juga berdekatan dengan istana, bahkan, ia selalu bertemu dengan pangeran dan r
0
0
Basa Basi Penyelamat Jiwa
Setelah tiba, Aku berjalan di jembatan yang dipenuhi kawula muda. Sebagian berkumpul bersama, ada juga yang berpacaran; semua penuh suka cita dan canda tawa. Kulewati perlahan, sesekali mereka memperh
0
0
Dari Ujung Pandang ke Makassar
Ujung Pandang sebuah tempat romansa kita hidup berkisah, aku berusaha menemuimu diantara riuhnya kota ini yang sekarang suduh berkembang pesat. Tampak beda saat dulu dimana kita selalu mendapati satu
0
0
Hujan dan Mie instan (Part 2)
Diiringi angin yang makin menusuk, suap demi suap mie kumakan, dan kuuyup kuahnya. Kehangatannya mengalahkan dinginnya angin yang berhembus. benar katamu, mie instan kuah, rasa ayam bawang kesukaanmu,
0
0
Membuang Hati
Bisakah aku memohon kepada Tuhan agar kita bisa bersama? Bisakah kita menjalani cinta ini tanpa adanya sebuah penghalang? Bisakah kata ‘seandainya’ yang kini kita dambakan terwujud? Tapi inilah takdir
0
0
Hujan dan Mie instan (Part 1)
Banyak orang bilang, menyantap mie instan di malam hari apalagi dalam kondisi cuaca yang dingin, merupakan sebuah kenikmatan sederhana yang tak bisa dijelaskan, dan aku tahu hal itu, sudah sekian lama
0
0
Seperti Dulu, Saat Nanti
Piiip…!! Suara klakson panjang sebuah mobil memecah deru kendaraan yang lalu lalang siang itu. Mobil itu pun berhenti tepat di hadapanku. Dari balik riben kaca mobil samar-samar tampak dua orang berad
0
0
Deposito Lara
Dia bilang, meski langit menghitam aku akan tetap menjadi surya untuknya. Dia bilang, meski tanah mengering aku akan tetap menjadi tirta baginya. Hidung lancipnya memayungi mataku dari teriknya mataha
0
0
Musim Semi Yang Terkubur
Jepang, 2010. Saat itu, tepat pada Bulan Maret aku melihatnya. Di bawah pohon sakura yang sedang mekar, dia duduk sambil membaca buku. Wajahnya yang manis, pesonanya yang anggun dengan potongan rambut
0
0
Bintang di Sampingku
Dingin malam kala itu semakin marasuk ke dalam tubuhku yang sedang terduduk sendiri sambil berselimut. Heningnya malam pada saat itu juga mewakili perasaanku dikarenakan tidak ada kabar sama sekali da
0
0
Penantian Najmi
Jika cinta adalah suara, gendang telingamu akan pecah. Jika cinta adalah anestesi, detak jantungmu seketika terhenti. Jika cinta adalah plasma, kubiarkan darahku mengalir di tubuhmu. Darahku, darahmu.
0
0
Tabir Afeksi
Deburan ombak terdengar karena hempasan keras angin malam. Dingin mulai menyergap tubuh yang kira ringkih. Isakan kecil terdengar samar-samar. Jangkrik pun ikut menyuarakan kepedihan. Hanya langit yan
0
0
Seseorang
Hari itu akhirnya datang. Hari dimana seseorang kembali lagi setelah berkali-kali datang dan menghilang sesukanya. Seseorang yang telah mengunci hatiku tanpa mau tahu rasa sakitku. Tanpa pernah sekali
0
0
Maaf
Namaku Anggita, kini aku duduk di bangku SMK, kini aku sudah dewasa. Entah mengapa aku baru merasakan penyesalan sekarang, setelah bertemu salah seorang anak kecil (anak indigo) yang berbicara kepadak
0
0