Menunggu Cintanya…?
Malam makin larut, sebuah kafe di bilangan ibukota yang buka malam hari, baru terlihat geliatnya. Sam baru saja tiba dan langsung memasuki kafe itu, ia melihat banyak pengunjung di dalam, ia tengak te
0
0
Apa yang Terbaik
Mamanya belum mengirim jatah uang jajannya bulan ini. Sebagai anak rantau yang masih kecil nan imut, Elvina benar-benar berusaha untuk belajar menghemat uang yang diberikan oleh orangtuanya. Malang ni
0
0
Better Than You (Part 2)
Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh malam, aku menunggunya berdandan cukup lama. Sedikit kesal, karena awalnya dia yang membuatku terburu-buru. “Aduuh, ini konsernya jam berapa sih, dia lama amat l
0
0
Lelaki Flamboyan
Senja. Apakah yang tengah engkau cari? Kumpulan kata yang mencipta teduh, kota yang semakin riuh, ataukah kita yang kian rapuh? Pasir putih itu membentang begitu panjang. Debur ombak yang baku hantam
0
0
Pandangan Cinta
Sudah berapa kali kita melakukan ini. Ku merapikan kemeja sekolahku dan melirik menuju cermin di kamar mandi. Tiba-tiba Ken memelukku dari belakang dan mencium pipiku. Pipiku yang memerah dan bibirku
0
0
Sebuah Daun Musim Gugur
Aku bahagia, dan aku rasa tak ada yang bisa merenggut kebahagiaanku. Tapi aku keliru, benar benar keliru! Masih ada hal yang dapat mengubur bahagiaku. Dan kau tahu apa penyebabnya? Night Man ku! Dia m
0
0
Sunrise Di Ufuk Timur
(Sunrise adalah candu yang membawaku kembali dan terus kembali ke bukit ini. Suatu saat nanti mungkin akan kutemukan sosokmu bukan pada matahari terbit, tapi benar-benar kamu di hadapanku) “Tunggulah
0
0
Senyummu Untuk Tuhan
Bel sekolah pun mulai berbunyi menandakan saatnya untuk pulang. Aku adalah seorang pelajar di salah satu SMKN Surabaya, aku mengambil jurusan pariwisata. Sekolah ini sangat nyaman untukku. Apalagi did
0
0
Diary Ria
Aku masih duduk termenung memandangi diary pink itu. Sebuah diary indah, tapi menyimpan cerita yang menyesakkan. Tak pernah kusangka sebelumnya, di balik wajah lugu dan diamnya tersimpan cinta yang be
0
0
Pergi Meninggalkan Bintang Biru
Masih terbayang olehku, hari dimana kita masih saling menggenggam tangan dengan erat… hari dimana kau dan aku menjadi kita… hari dimana terciptanya mimpi-mimpi indah… kita yang saat itu adalah kau dan
0
0
Cintaku Besar Padanya
“Karina..” Seorang perempuan yang dipanggil Karina menoleh kepadaku. Wajahnya yang cantik terlihat bingung. Poninya yang sudah panjang hampir menutupi mata berterbangan kesana-sini. Beberapa saat ia m
0
0
Dibalik Cinta
Tut.. Tut… Tut… Suara alarm itu membangunkanku. Langkahku langsung mengarah ke persiapan sekolah. Pagi itu aku dijemput oleh kekasihku, bisa dibilang seseorang yang sangat kucintai setelah orangtuaku.
0
0
Seluas Danau Toba
Mentari sore akan menyembunyikan keelokannya dibalik gunung nun jauh di sana. Namun aku tak berniat untuk bangkit dari dudukku yang sudah tiga jam lamanya di tepi Danau ini, ya Danau Toba. Semilir ang
0
0
Beri Aku Kesempatan Kedua
Surabaya, ini satu tahun pertama bagi Ridho menetap di kota ini. Usianya kini 14 tahun dan dia bersekolah di sekolah favorit. Aisyah seorang remaja periang bersekolah di sekolah swasta di Surabaya, di
0
0
Secangkir Kopi in Story
Ketika pagi datang mempertemukan pada sosok lelaki yang dulu sempat berencana merajut masa depan. Kita berada di sebuh cafetaria di pinggiran kota kecil menikmati secangkir kopi, menunggu senja. “Kita
0
0
Tetap di Hati
Aku adalah seorang guru. Timbul keanehan dalam benakku setelah berkata begitu. Butuh begitu banyak alasan untuk meyakinkan bahwa aku benar seorang guru. Jujur, aku bukan guru ‘beneran’. Aku memang ben
0
0
Melody (Part 2)
Sepanjang perjalanan pulang kami mengobrol banyak. Perasaan yang tidak dapat kudefinisikan ini terus muncul. Semakin kuabaikan akan semakin bertambah perasaan ini. “Kamu baik baik saja? Dari tadi mela
0
0
Sedikit Waktu
Kupandang langit penuh kabut yang menghantarkanku dalam kegelisahan. Bertanya pada embun, mengapa dia berubah? Gadis itu melangkahkan kakinya tergesa-gesa ia berusaha mengejar seseorang yang berada ja
0
0
Melihat Bulan Menggantikan Sunset
Badan yang kurus kering, mengenakan baju biru yang kusut dan celana panjang dengan rambut yang sudah memutih dan mata yang sipit, sendu memandang ke arah lautan. Seolah ini adalah pandangan terindah y
0
0
Melody (Part 1)
Angin berhembus dengan santainya dan menghampiriku di dalam ruang musik ini. Aku menghirup nafas dalam dalam menikmati angin ini. Aku duduk di depan piano usangku. “Aku suka piano” gumamku. Banyak ken
0
0