Sementara itu Frey memandangi mereka dengan wajah datar dan aneh. Dia dari tadi berada tepat di depan mereka tanpa bergerak sedikitpun, apakah mereka tidak bisa melihatnya?
Sebenarnya penampilan Frey saat ini berbeda, ini karena ia tidak memakai ikat kepalanya dan rambutnya terurai rapi yang membuat dia sedikit berbeda dari biasanya.
"Ekhm, mengapa kalian memintaku keluar? Sedangkan aku sudah berada disini dari tadi! Apakah kalian buta?" Ucap Frey sinis.
"Eh..?" Semua orang saling berpandangan.
Pertanyaan Frey membuat semua orang mengeluarkan ekspresi bodohnya, apalagi Raynold dan Fania yang melihat di antara kerumunan dengan wajah tak percaya karena dia sangat berbeda dari biasanya.
"Ehemm... Geffrey Sopran! Hari ini kami disini untuk mengadilimu! Kamu telah membuat tindakan tercela" Ucap Max Sopran dengan lantang menyadarkan mereka yang masih bengong.
"Ya! Ya! Kamu disini untuk mengadilimu!" Teriak mereka bersahutan.
"Apa yang telah aku perbuat hingga aku di adili?" Tanya Frey dengan ekspresi bingung diwajahnya.
Geffrey Sopran heran, dia jelas sangat jarang keluar rumah, apalagi berbuat onar? Sepertinya ada yang aneh?
"Jangan berpura - pura kamu! Kamu pasti irikan Fania Alto bersama Saya!" Teriak Raynold Sopran marah karena melihat Frey dengan wajah tak bersalahnya.
Sedangkan Fania Alto tampak sedang menangis tersedu sedu di dekapan Raynold Sopran. Geffrey Sopran paham dengan apa yang terjadi ketika melihat kedua pasangan itu.
"Ya betul! Jangan berpura pura! Beraninya kau tidak ajak ajak kami kalau mau memperkosanya!" Teriak mereka saling bersahutan.
"Badjingan! Kenapa kalian jadi mau ikut ikutan?" Teriak Author tidak terima.
Yah, Author tidak terima bukan karena alasan, dia sendiri tampak sedang murung di belakang rumahnya sambil menghabiskan tisu untuk menyeka ingus yang keluar. Itu pilek goblok! Bukan sedih Lol!
"Sepertinya kamu sudah mengerti kan?Kalau begitu ini akan menjadi mudah!" Ucap Raynold Sopran.
"Aku tidak melakukan apapun, lagipula bagaimana aku orang biasa bisa menjatuhkan tahap pembentukan inti tingkat 4 dengan mudah?" Tanya Calon Murid Austin.
Mendengar pertanyaan Frey, beberapa orang mulai mengingat bahwa Frey adalah sampah Kultivasi, bagaimana dia bisa melawan Fania yang bisa berkultivasi?
"Jangan terpengaruh ucapannya! Kalian juga mendengar bahwa Fania disekap dari belakang bukan? Bisa saja dia menaruh obat bius untuk membius Fania dari belakang!" Teriak Patriak Alto membantah ucapan Frey.
Yang tidak dipikirkan oleh orang, seorang yang berkultivasi indranya akan meningkat tajam, sedangkan Fania adalah tingkat pembentukan inti yang jelas bisa dengan mudah mendengar suara langkah kaki orang biasa dengan mudah.
Bagaimana dia bisa mudah disekap oleh orang biasa? Bukankah itu hanya alasan? Benar tidak para penonton?
Mendengar itu, dengan segera 2 orang menangkap Geffrey Sopran, sedangkan 2 orang lainnya pura pura menggeledah rumah Frey. Frey sendiri mencoba melawan, tapi apa daya, mereka berdua berada di ranah penyempurnaan Qi, sedangkan dia? Berkultivasi saja tidak bisa!
"Patriak! Kami menemukan ini dirumah!" Ucap seseorang.
Tak lama orang orang yang menggeledah itu keluar dan menemukan selembar kain berwarna pink dan ??? (Hei, hei! Kamu bisa bisanya menyimpan barang begituan! Ngak baik itu! Tidak boleh ditiru!)
"I... Itu..." Frey tidak bisa berkata kata lagi, bukti sudah ada walau tidak tahu itu milik siapa yang disimpannya, mungkin milik kucingnya?
Fania yang melihat selembar kain itu segera memalingkan wajahnya, sedangkan Raynold Sopran yang melihat itu amarahnya langsung memuncak! Dia tidak butuh perlanjutan kata kata orang langsung maju dengan cepat dan meninju kakaknya dengan kepalan tangan.
Sedangkan Max Sopran yang melihat barang bukti langsung berkata, "Frey! Lihat sendiri kan! Barang bukti sudah ada! Kamu tidak bisa membantah lagi!"
"Saya Patriak Klan Sopran, Max Sopran, dengan ini menyatakan bahwa Geffrey Sopran bersalah. Mulai saat ini Geffrey Sopran bukan lagi bagian dari Klan Sopran dan Aku Max Sopran menyatakan bahwa memutuskan hubungan Ayah dan Anak dengan Geffrey Sopran!" Ucap Max Sopran lantang, bahkan bisa di dengar oleh semua orang.
Bagai tersambar petir, Frey mendongakkan kepalanya dan menatap tidak percaya atas perkataan orang di depannya yang tidak lain adalah mantan ayahnya.
"Ada kata kata terakhir kakak?" Tanya Raynold Sopran sambil memandang Frey penuh amarah.
"Jangan jadi buta hanya karena kamu adalah adik, Klan Sopran akan runtuh pada masanya karenamu!" Ucap Frey dengan wajah sedikit marah tetapi tetap menahannya.
Setelah berucap seperti itu, Frey berdiri dan berjalan dengan tertatih tatih tanpa ada seorang pun yang menghentikannya. Mereka hanya memandangi Frey dengan wajah sinis mereka masing masing.
Di suatu tempat yang jauh dari kediaman Klan Sopran, terlihat seorang wanita yang tengah sibuk mengerjakan kumpulan berkas berkas di depannya, sangking seriusnya dia sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang memasuki ruangan pribadinya.
"Hohoho, kau serius sekali, sampai sampai kau tidak menyambut kedatangan ku matriak Sky." Ucap seseorang.
Wanita itu terperanjat dari tempatnya dan buru buru bangkitdari tempat duduknya dan menangkupak kepalan tangannya di dada sambil memberi hormat.
"Hormat Grand Elder, mohon maaf karena tidak segera menyambut Anda!" Ucap wanita itu.
"Hohoho, kau tak perlu memikirkannya, wajar kau begitu serius, karena tugas sebagai matriak memanglah tidak mudah, tetapi paling tidak temani aku untuk meminum teh!" Ucap Grand Elder.
"Baiklah Gran Elder!"
Setelah itu mereka berdua segera melesat dari ruangan itu ke gazebo yang berada di pinggiran danau. Mereka bisa melakukan itu karena mereka memiliki praktik yang lumayan tinggi.
Setidaknya tingkatan Kultivasi mereka sudah mencapai tingkat Jalan Surgawi. Mereka kemudian menikmati langit sore dengan meminum teh dan berbincang bincang mengenai dunia persilatan dan sekte mereka.
Tak lama kemudian langit tampak memunculkan hujan rintik rintik seolah sedang menangisi sesuatu. Entah mengapa, hati wanita yang dipanggil Matriak Sky itu tampak cemas dan gundah. Dia menengok kearah barat daya seolah sedang mencari sesuatu.
"Apakah kau merindukanku pria itu?" Tanya pria tua yang dipanggil Grand Elder itu sambil mencibir.
Wanita yang dipanggil Matriak Sky itu segera menggelengkan kepalanya, lalu dia berkata, "Mana mungkin aku merindukan pria sialan itu, aku hanya merindukan bayi kecilku, mungkin sekarang dia sudah besar, apa yang sekarang dia lakukan? Apakah dia sudah makan yang cukup?"
"Haiss, kau ini... Kalau kau merindukannya kenapa kau tidak menemuinya dan membawanya kesini?" Ucap Grand Elder itu sambil menggelengkan kepalanya.
Pria tua itu tidak mengerti jalan pikiran wanita di depannya, tapi ia juga penasaran, kenapa dia memilih meninggalkan anaknya di tempat yang jauh?
Wanita itu tersenyum kecut, laku menjawab, "Aku merasa tidak pantas menjadi ibunya, apalagi pria itu terlihat akan memenuhi janjinya untuk membuatnya bahagia!"
"Kamu terlalu mempercayainya, kalau terjadi sesuatu, kamu pasti akan menyesalinya!"
Mendengar perkataan pria tua didepannya, wanita itu langsung berpikir negatif. Jika pria itu tidak memenuhi janjinya, maka anakku pasti akan hidup dalam kesengsaraan.
"Baiklah, kalau tidak salah, dua tahun lagi akan menjadi turnamen kerajaan, pada saat itu aku akan datang untuk menemuinya." Ucap wanita itu.
"Tch..! Terserah kau saja! Aku hanya menurutimu!" Ucap pria tua itu.
Setelah pembicaraan tersebut, mereka berdua berjalan terpisah kembali ke kediaman masing masing.
'Semoga kau tetap sehat nak!' ucap wanita yang dipanggil Matriak Sky itu dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments