Setelah diskusi panjang di kediaman patriak Klan Sopran.
"Fania, apa kamu sudah siap?" Tanya patriak Klan Alto.
"Tentu saja aku sudah siap, tetapi aku masih bingung, kenapa ayah ingin sampah itu pergi jauh jauh?" Tanya Fania Alto.
"Kamu tidak akan mengerti Fania, meski sampah itu terlihat bodoh, tetapi kita harus tetap waspada, karena si sampah itu bisa saja membuat rencana kita gagal! Mengerti?" Ucap Patriak Klan Alto.
"Mengerti Ayah!" Balas Fania.
Keesokan harinya Klan Sopran dikejutkan dengan suara tangisan seorang gadis yang tidak lain adalah Fania Alto.
J\*lang↑
Kemarin ia dengan manja meminta Patriak Klan Sopran untuk menginap di Kediaman Klan Sopran.
Suara tangisan yang keras itu membuat orang bertanya tanya, 'Apa yang terjadi?' sambil berbondong bondong menuju aula kediaman yang mana itu adalah asal suara tangisan tersebut.
Bryan Alto segera menghampiri anaknya yang bersimpuh di kediaman Aula Klan Sopran. Keadaan Fania Alto cukup memprihatinkan, ia sedang menangis tersedu sedu dengan tubuh telandjang dan hanya ditutupi sebuah selembar kain putih.
"Fania, apa yang terjadi? Cepat katakan pada Ayah, siapa yang melakukan ini padamu? Ayah akan membalasnya!" Teriak Bryan Alto tidak tahu malu.
Raynold Sopran yang berada di ruangan itu sangat marah dan geram ketika melihat kekasihnya Fania Alto dalam keadaan yang menyedihkan.
Dirinya merasa tidak berguna karena membiarkan kekasihnya dalam keadaan seperti itu.
"Huaaa, Ayah..!! Hiks... Hiks... Aku sudah ternodai... Huhuhuhu!!!" Tangis Fania Alto dengan air mata buaya.
"Apa??!!! Fania cepat katakan kepada kami, siapa yang melakukan hal itu pada kamu?" Teriak Patriak Klan Sopran Marah, bagaimanapun ini adalah kediamannya. Karena itu dia merasa harus bertanggung jawab.
"Hiks... Hiks... Hiks... Ke.. kemarin ak... Aku... Sedang... Hiks... Jalan jalan, Hiks... Te... Tetapi tiba tiba... Hiks... Ak... Aku... Hiks... Disekap dari belakang! Huaaa.....!" Jawabnya sambil menangis keras.
"Terus apa yang terjadi setelah itu?" Teriak Bryan Alto memanas manas'i suasana yang sudah diatur.
"A... aku ti.. tidak tahu ke.. hiks... Kelanjutannya hiks..., Se... Setelah aku bangun... Huaa... Aku ternodai!!! Huaa...." Ucap Fania keras agar semua orang di ruangan itu terdengar sambil melanjutkan aktingnya seakan merasakan penderitaannya, padahal kesenangan.
Semua orang tercengang dan bertanya tanya, siapa orang yang begitu berani menodai nona keluarga Alto yang cantik dan terhormat?
Tanpa orang ketahui, yang menodai Nona Keluarga Alto, Fania Alto tidak lain adalah ayahnya sendiri. Beginilah si j@l@ng di nodai.
"Apa? Katakan! Katakan kepada kami, siapa yang melakukan hal ini Fania??!!!" Teriak Bryan Alto seakan dia tidak mengetahui.
Raynold Sopran tidak bisa menahan amarahnya lagi, dia ingin sekali memukul orang yang berani mengambil mahkota kekasihnya.
Orang orang yang disekitar situ juga sama, tetapi mereka masih menahan agar bisa mendengar siapa pelakunya.
"Yang melakukan itu adalah ..."
Tidak ada yang menyadarinya, dua orang yang melihat itu tersenyum tipis dan merasa bahwa rencana mereka akan lancar dengan l\*cur cantik disisinya.
Note : Nah, disini yang aneh, kenapa tidak ada yang menyadarinya, dia mengatakan bahwa dia di sekap dari belakang, lalu setelah bangun dia hanya tahu bahwa dirinya telah ternodai, bagaimana dia tahu bahwa siapa yang menodainya? Apakah jaman dulu sudah ada alat cek DNA?
Sedangkan suasana di rumah reyot milik Geffrey Sopran tetap terlihat damai meski terdengar keributan diluar kediamannya.
Saat ini sinar matahari terlihat dan bersinar dengan hangatnya. Geffrey Sopran telah terbangun dan memulai kegiatannya, berlari 10 KM dengan 5KG/ beban, berlatih gerakan dasar beladiri.
Walaupun dia tidak bisa berkultivasi, bukan berarti dia akan menyerah dan melatih tubuhnya setiap hari, dia masih bisa melatih kekuatan fisik agar bisa menyeimbangi para kultivator agar bisa menjaga dirinya sendiri.
Ia berlatih keras tanpa mengetahui kejadian di Aula, walaupun dia mengetahui apa yang terjadi, tetap saja dia tidak bisa melakukan apapun, jadi dia hanya mengabaikannya dan terus berlatih keras.
Ia sebenarnya sudah memperkirakan kalau keributan akan terjadi cepat atau lambat di kediaman Klan Sopran dan kota vokal semenjak dia melihat Raynold Sopran dan Fania Alto bersama.
Geffrey Sopran memiliki sepasang mata spesial, dia tidak tahu juga mengapa bisa seperti itu, yang dia tahu adalah dirinya bisa melihat sifat asli seseorang dan terkadang di bisa melihat masa depan seseorang walau sedikit dan tidak spesifik.
Setelah berlatih, ia beristirahat dan bermain main dengan kucing kucing yang biasa berkeliaran di pekarangan rumahnya.
"Selamat pagi Frey kecil!" Sapa seseorang.
Frey menengok kebelakang, terdapat seorang pria paruh baya menyapanya dengan lembut, dia adalah Adam Sopran. kepala keluarga dari salah satu cabang keluarga Sopran. Hanya dia satu satunya orang yang baik kepada Frey.
"Selamat pagi juga Paman Adam." Balas Frey sambil tersenyum ramah.
Adam lalu menyerahkan sepotong roti kepada Frey dan memintanya untuk menghabiskan dengan cepat. Mereka berbicara sejenak sebelum Adam Sopran meminta izin untuk kembali ke kediamannya.
Tak lama setelah kepergian Adam Sopran, terdengar suara beramai ramai kerumunan orang orang di depan halaman kediaman Frey.
'Brraakkk'
Dobrakan pintuterdengar keras di kediamannya yang membuat Frey terperanjat dari tempat tidurnya.
Frey segera menghampiri kerumunan orang orang itu, tampak pintu rumahnya sudah hancur berantakan tersebar di tanah.
"Geffrey Sopran! Sebaiknya kau cepat keluar menuju sini!" Teriak seseorang.
Wajah para orang orang itu tampak memerah karena marah. Disusul dengan sahutan sahutan orang terdengar di kediaman itu.
"Dasar sampah! Cepat keluar sampah!"
"Sampah bau @njing!"
"Kau pikir aku mau? Kalau bukan karena uang aku juga ngak mau!"
"Yups!"
"Sini kau bancingan! Keluar sini!"
"Jangan hanya bersembunyi saja kau!"
"Keluar! Keluar! Atau aku ratakan dengan tanah rumah jelekmu!"
"Kamu sungguh berani membuat hal gila seperti itu?"
"Beraninya kau tidak ajak ajak kami!"
"Goblok! Kita itu lagi marah, dasar mesum!"
"Bebas dong! Mumpung ada yang cantik!"
Sementara itu Frey memandangi mereka dengan wajah datar dan aneh. Dia dari tadi berada tepat di depan mereka tanpa bergerak sedikitpun, apakah mereka tidak bisa melihatnya?
Sebenarnya penampilan Frey saat ini berbeda, ini karena ia tidak memakai ikat kepalanya dan rambutnya terurai rapi yang membuat dia sedikit berbeda dari biasanya.
"Ekhm, mengapa kalian memintaku keluar? Sedangkan aku sudah berada disini dari tadi! Apakah kalian buta?" Ucap Frey sinis.
"Eh..?" Semua orang saling berpandangan.
Pertanyaan Frey membuat semua orang mengeluarkan ekspresi bodohnya, apalagi Raynold dan Fania yang melihat di antara kerumunan dengan wajah tak percaya karena dia sangat berbeda dari biasanya.
"Ehemm... Geffrey Sopran! Hari ini kami disini untuk mengadilimu! Kamu telah membuat tindakan tercela" Ucap Max Sopran dengan lantang menyadarkan mereka yang masih bengong.
"Ya! Ya! Kamu disini untuk mengadilimu!" Teriak mereka bersahutan.
"Apa yang telah aku perbuat hingga aku di adili?" Tanya Frey dengan ekspresi bingung diwajahnya.
Geffrey Sopran heran, dia jelas sangat jarang keluar rumah, apalagi berbuat onar? Sepertinya ada yang aneh?
"Jangan berpura - pura kamu! Kamu pasti irikan Fania Alto bersama Saya!" Teriak Raynold Sopran marah karena melihat Frey dengan wajah tak bersalahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments