Aku terbangun dari tidur saat alam masih gelap. Sebentar lagi, mungkin matahari akan terbit. Kunang-kunang biru mulai berterbangan dari pepohonan sekitar.
Aku sengaja membuka tirai sejak malam karena aku menyukai alam luar. Berbeda dengan di lab penelitian, disini aku bisa melihat pemandangan yang indah ini. Tapi, hari ini perasaanku kurang baik. Atau lebih tepatnya, ini adalah sisa-sisa perasaan Lofiria yang asli.
Meski Lofiria yang asli telah hilang, beberapa memori masih melekat di tubuh ini. Dan ini adalah ingatannya. Ingatan dimana Lofiria melihat kunang-kunang biru bersama mendiang ratu dan adiknya, Sang Pangeran.
Dulu Lofiria sangat disayangi oleh mendiang Ratu atau lebih rincinya, ibu kandungnya. Sedangkan dengan adiknya, dia sangat akrab. Nama sang adik adalah Rengga Endelwish. Dia adalah pangeran kedua di Kekaisaran Endelwish.
Namun, semenjak Ratu mangkat, Lofiria terkena pukulan mental yang membuatnya menjadi tertutup. Karena itu dia akhirnya menelantarkan adiknya yang usianya 2 tahun lebih muda darinya.
Melihat hal itu, ratu yang sekarang menarik Rengga ke pihaknya. Dia yang dulunya hanyalah selir kaisar, kini mulai merangkak membangun kekuasaannya sebagai ratu. Dengan menggunakan Rengga sebagai batu loncatan, ratu ingin membuat putra kandungnya yaitu pangeran pertama menjadi kaisar berikutnya.
"Melihat adik kecilnya dimanfaatkan seperti itu, wajar saja Lofiria dalam novel sangat membenci ratu dan pangeran pertama. Walaupun tidak dijelaskan secara jelas mengapa Lofiria membenci mereka," ucapku bermonolog.
Rengga Endelwish sendiri digambarkan sebagai pria dingin yang tidak memiliki keinginan apapun di sepanjang novelnya. Dia juga bahkan tidak jatuh cinta kepada tokoh utama wanita. Hidup sebagai bidak catur ratu dan pangeran pertama, dunia Rengga terasa kelabu.
Jika memang disebutkan keinginan Rengga, maka itu ada di akhir cerita. Dan keinginannya itu adalah kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan kakaknya dari hukuman eksekusi. Karena disaat Lofiria di hukum mati, hanya Renggalah yang paling frustasi.
Dia merasa menyesal karena telah hidup dengan sangat pasif hingga tidak berkeinginan melawan ratu dan pangeran pertama. Padahal kedua orang itu jugalah salah satu penyebab utama kakaknya bisa dijatuhi hukuman mati.
"Mungkin kalau sekarang aku merebut kembali Rengga, itu masih tidak akan terlalu sulit. Karena bagaimanapun, kami adalah saudara kandung. Tapi sebelum itu, aku harus menempatkan dulu Ardan dengan benar. Dengan begitu salah satu fondasi kekuatanku akan kokoh untuk ke depannya."
...¤¤¤...
Hari kini telah terang. Matahari mulai terbit dari arah timur. Dengan kehangatan yang pas, Lofiria memilih berjemur dengan berjalan-jalan sebentar di taman. Masih mengenakan piyama dan hanya rambutnya saja yang ditata.
Sisa-sisa embun masih terasa disetiap langkah Lofiria. Dan udara yang sangat menyejukkan ini, membuatnya merasa lebih hidup.
Tidak ada yang lebih indah bagi Lofira selain berada di luar ruangan. Suasana yang pengap di dalam lab penelitian, sangat menyesakkan dan membuatnya menggila. Jadi, hanya sekedar jalan-jalan seperti ini saja sungguh menyenangkan baginya.
"Hem, aku berharap hari ini adalah hari yang menyenangkan," ucap Lofiria sambil menghadap ke langit.
Tak selang begitu lama, seorang pelayan datang menghampiri Lofiria. "Putri, seorang pengawal telah sampai di istana. Dia berkata bahwa dia adalah pengawal pribadi Anda. Dan dia bersama dengan seorang gadis seusia tuan putri. Kini mereka sedang menunggu Anda di ruang tamu."
"Baiklah, sampaikan kepada mereka bahwa aku akan segera kesana."
"Baik, putri," jawab pelayan itu lalu pergi melaksanakan perintah Lofiria.
"Siapkan bak mandiku sekarang," suruh Lofiria kepada pelayannya yang lain.
Segera setelah Lofiria mengeluarkan perintahnya, semua pelayan bergegas melakukan tugas. Sekarang terlihat jelas bahwa semua orang di istana Lofiria sangat tunduk kepadanya. Mengingat bagaimana tindakan Lofiria belakangan ini, semua orang memilih untuk patuh daripada kehilangan nyawa.
Bak mandi telah siap. Lofiria segera membersihkan diri dibantu oleh para pelayan. Rasa hangat menyelimuti dirinya hingga membuat tubuh dan pikirannya menjadi rileks. Dulu di kehidupan sebelumnya, sesekali dia ingin mandi air hangat dengan nyaman seperti ini. Dan sekarang harapannya menjadi nyata, Lofiria sangat bersyukur.
...¤¤¤...
Setelah selesai bersiap, kini Lofiria sedang dalam perjalanan menuju ruang tunggu Ardan. Di lorong, suara langkah kaki Lofiria yang dibalut dengan sepatu mewah menggema indah. Dengan pakaian yang sesuai, kharisma Lofiria memancar keluar membuat dirinya makin menawan.
Sedangkan kini di ruang tunggu sedang ada sepasang adik kakak yang menantikan seorang putri harapan. Seseorang yang mungkin nantinya akan menentukan nasib mereka ke depannya.
Ceklekk...!!
Pintu ruang tunggu akhirnya terbuka. Menampilkan sosok yang ditunggu dengan balutan gaun berwarna ungu. Warna yang senada dengan matanya dan selaras dengan warna rambutnya yang berwarna merah muda keungu-unguan.
Setelah Lofiria masuk, seorang gadis yang tengah duduk tampak sangat kagum melihat penampilannya. Layaknya melihat permata indah di depan mata, pandangannya tak beralih seinci pun. Sama halnya dengan Ardan, dia juga terlihat sangat takjub ketika melihat Lofiria. Dengan reaksi yang tenang dia memuji Lofiria di dalam hatinya.
“Wow, sangat cantik,” ceplos gadis lugu itu di hadapan Lofiria.
Lofiria yang mendengar pujian itu merasa sedikit senang dan akhirnya memberikan sebuah senyuman. “Terima kasih. Aku sangat tersanjung mendengarnya.”
“A-Ahh, maafkan atas ketidaksopanan saya, putri,” ucap gadis itu sambil tergagap lalu terburu-buru berdiri memberikan salam kepada Lofiria. Ardan yang sedari tadi duduk juga akhirnya ikut berdiri untuk memberikan salam kepada Lofiria.
“Tidak apa-apa, duduklah. Maaf karena telah membuat kalian menunggu lama,” ucap Lofiria sambil berjalan menuju sofa yang ada di depan keduanya. “Jadi, bisakah kamu memperkenalkan dirimu sekarang, nona?” lanjut Lofiria kepada gadis itu.
“Ah, iya. Nama saya Yukari Jekiolas. Kemarin kakak bilang bahwa tuan putri ingin saya datang ke istana, jadi saya ikut kemari,” jawab Yukari sambil malu-malu.
“Iya, aku yang memintamu untuk datang kemari. Aku membutuhkan seorang pelayan pribadi. Jadi aku ingin memberikan kesempatan kepadamu, karena kebetulan kakakmu bilang bahwa dia punya adik seusiaku.”
Pipi Yukari sedikit memerah. Dia tidak menyangka bahwa dia akan mendapatkan kesempatan untuk melayani seorang putri walaupun dia berasal dari keluarga Jekiolas.
“Apakah Anda bersungguh-sunguh tuan putri? T-Tapi seperti yang Anda tahu, saya berasal dari keluarga Jekiolas. Apakah saya layak untuk mendapatkan posisi itu?” tanya Yukari gugup, berharap bahwa Lofiria akan menjawab tidak masalah walaupun dia berasal dari Jekiolas. Dan harapan Yukari terwujud, Lofiria tersenyum lembut seperti malaikat di hadapannya.
“Tentu saja kamu layak. Bahkan kita bisa menjadi sahabat kalau kamu mau,” jawab Lofiria.
Yukari tersenyum bahagia bersamaan dengan jatuhnya air mata. Dia terharu mengetahui bahwa masih ada orang sebaik Lofiria di kekaisaran ini. Lofiria dan Ardan yang melihatnya kaget.
“Ada apa? Kenapa kamu menangis?” tanya Lofiria dengan raut wajah yang agak panik meski tidak terlalu terlihat.
“S-Saya hanya merasa terlalu senang, putri,” jawab Yukari. Sedangkan Ardan yang tadinya kaget kini tersenyum tipis. Yukari segera mengelap air matanya, lalu buru-buru dia meraih sebelah tangan Lofiria. "Tuan Putri, saya pasti akan berusaha untuk menjadi pelayan yang kompeten,” ucap Yukari dengan penuh semangat.
‘Di dalam novel dikatakan kalau Yukari merupakan korban penindasan. Tapi bukankah mentalnya terlihat sangat baik-baik saja untuk dikatakan sebagai korban penindasan?’ batin Lofiria kala melihat Yukari yang saat ini tengah tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya.
Bahkan di belakang Yukari terlihat seperti ada efek cahaya saking semangatnya dia. ‘Ya, terserahlah,’ pikirnya menyerah.
"Aku senang mendengarnya," balas Lofiria.
__ ____💮💮
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Puji Rahayu
mantaaap thoor
2021-05-26
5
Levy Ack
lagi thorrr
2021-05-25
4