Sheina Saputri. Usia saya dua puluh tahun. Tinggal di Gang Melati. Pendidikan terakhir saya SMA. Motivasi saya kerja disini untuk membantu keuangan keluarga.
Sheina menjawab dengan tenang. Ia sudah tidak gugup seperti tadi. Toh bosnya ini tidak galak sama sekali. Malah kalau dilihat-lihat lucu.
Raga
(Menopang dagu dengan tangan kanan)
Raga
Bicara dalam hati: Kasihan sekali perempuan cantik ini. Harusnya dia kuliah. Bukan bekerja sebagai babu seperti ini.
Raga
Kamu tinggal sama siapa?
Raga terus mengorek informasi dari Sheina. Entah mengapa, sejak pertama melihat Sheina, hati Raga merasa hangat.
Sheina
Sama ibu saja, Pak.
Sheina
Saya anak tunggal. Ayah saya sudah meninggal.
Sheina
(Menjawab sambil tersenyum sopan)
Raga
Nanti saat jam pulang kerja, kamu ke sini lagi!
Raga
Jangan pulang sebelum aku nyuruh kamu pulang!
Tanpa sadar Raga bicara aku kamu pada karyawannya. Tapi dalam hal ini Sheina tidak sadar sama sekali.
Sheina
(Merasa bingung, tapi akhirnya mengangguk patuh)
Sheina
Baik, Pak.
Sheina
Bicara dalam hati: Entah apa maksud Pak Raga ngelarang aku pulang duluan. Moga aja aku nggak dihukum atau apapun itu. Huh, serem!
Raga
Ya sudah, kamu boleh keluar!
Sheina
Baik, Pak.
Sheina
Saya permisi.
Sheina
(Membungkuk sopan lalu keluar dari ruang kerja Raga)
Setelah Sheina keluar dari ruang kerjanya, Raga tersenyum sendiri seperti orang yang kurang setengah
Comments