bab 2a

Bab 2a

Kringgg...kring.....

Andrea membolak-balik badannya lalu mengambil bantal dan menutup telinganya karena suara alarm yang sindi stel berbunyi begitu nyaring dan itu sangat mengganggu tidur andrea.

Sindi dengan malas membuka matanya dan mematikan alarmnya, dengan mata yang baru setengah terbuka sindi langsung membelakan matanya ketika jam menunjukan pukul 8 pagi.

“AKU TERLAMBAT!” teriak sindi membuat andrea semakin mengeratkan pegangan bantal ketelinga nya.

“SIAPA YANG MENYETEL ALARM KU PUKUL 8 PAGI!?” teriak sindi membuat andrea berdehem pelan.

“kau, astaga dhe. Ah, percuma saja berbicara padamu” ujar sindi menyerah, andrea memang sengaja menyetel alarm sindi karena pukul 5 pagi itu sangat pagi bagi andrea, walaupun sindi akan marah padanya karena terlambat tapi sindi tidak akan kena marah atasannya karena atasannya adalah kakak sindi sendiri. Sindi saja yang lebai sekali, lagian sindi masuk pukul 9 pagi karena memang ia bekerja pada jam segitu, dasar sindi saja yang lebai dan suka panikan. Andrea hanya membantu saja, tidak lebih selain tidurnya nyenyak sindi juga bisa berangkat kerja dengan santai.

Sindi dengan tergesa-gesa langsung kekamar mandi menggosok gigi dan memcuci wajah saja, mandi? sindi tidak ada waktu lagi untuk mandi karena ia sudah sangat-sangat terlambat bekerja sekarang.

Sindi mencari pakaian nya yang sengaja ia tinggal diapartemen andrea, setelah berpakaian rapi sindi menghampiri andrea yang masih berusaha melanjutkan tidurnya dan mengabaikan sindi yang berisik karena terlambat.

“mana kunci motormu?” tanya sindi membuat andrea dengan malas menunjuk meja riasnya tanpa membuka mata dan mengeluarkan suaranya karena nanti mengantuknya bisa hilang.

Sindi langsung mengambil kunci motor milik andrea dan langsung kebawah tanpa membereskan kekacauan yang telah ia buat.

Pukul 10 pagi andrea baru bangun dari tidurnya, ini lah yang andrea suka memiliki usaha sendiri karena ia bisa santai berangkat bekerja tidak seperti sindi yang tergesa-gesa. Selain itu andrea juga bisa tidak berangkat ke butik dan mengerjakan gambarannya dirumah saja, pergi kebutik hanya formalitas saja.

Andrea membelakan matanya karena kamar nya sudah seperti kapal pecah, dan tersangka utamanya sudah jelas dan tidak lain adalah sindi. Wanita tua itu selalu saja membuat apartemen ku berantakan.

Dengan sangat amat malas andrea memberesakan semua kekacauan yang terjadi, mulai dari bekas snak dan minuman mereka menonton horor malam tadi sampai pakaian yang berserak karena sindi mencar setelan kerja yang akan wanita itu gunakan.

Andrea masuk kedalam kamar mandi seteleh membersihkan kamarnya, ia harus mandi dan andrea harus melihat lagi lokasi pernikahannya nanti lalu setelah itu andrea akan pergi kebutik lagi.

Andrea sampai dihotel dimana nanti pernikahannaya dan samuel akan dilangsungkan, andrea sangat senang karena pernikahannya sudah menghitung hari. Kurang lebih 2 minggu lagi andrea dan samuel akan resmi menjadi sepasang suami istir, dari sepasang kekasih menjadi sepasang suami istri dan itu sangat imut bagi andrea.

Setelah mengecek persiapan pernikahannya andrea langsung kebutik ia harus menyelesaikan gambar gaun pengantinnya nanti.

Andrea sedang bermain dengan pensil dan juga notbooknya, andrea mengabaikan sekelilingnya ia dan sketsanya mempunyai dunia mereka sendiri. Sehingga mengabaikan hal disekitarnya, andrea begitu serius seakan dunia ini hanya miliknya yang sedang menganggambar sketsa.

Andrea tersenyum puas karena rancangannya sangat memuaskan, gaun yang ia gambar sangat elegan dan indah.

“kerja bagus dhea, kau memang genius” ujar andrea menuji dirinya sendiri sambil mengelus kelapanya, seakan-akan andrea sedang memuji dirinya sendiri.