Part 3. Bukan istri tapi orang Lain

Hari sabtu waktunya libur kerja, biasanya di hari libur seperti ini aku akan menghabiskan waktu seharian bersama sahabatku Lena. Kami berdua banyak menghabiskan waktu untuk sekedar nonton di bioskop makan makan. Aku dan Lena sama sama penyuka film bollywood dan drama korea.

Aku sudah rapi dan siap untuk pergi bareng Lena, melepas penat sepekan bekerja. Itung itung menghilangkan kejenuhan di rumah yang penuh keharmonisan Lala dan Mas Alan.

"Nia, kamu mau pergi juga?" tanya gadis ayu di depanku yang juga berpakaian rapi. Dia sungguh sempurna wajah beralaskan bedak tipis, bibir terpoles lipstick berwarna pink. Dan dia memakai dress warna putih dan mengenakan flatshoes dengan warna yang senada. Rambut yang di gerai membuatnya semakin cantik, Satu kata untuknya 'Cantik'.

"iya, ingin menenangkan pikiran," jawabku jujur.

"kamu mau kemana? sama siapa? Gimana kalau berangkatnya bareng aku dan Mas Alan biar seru?" ajaknya bersahabat. Ku melirik ke arah Mas Alan yang tengah duduk di sofa dengan memainkan ponselnya tanpa melihatku. huhhh dinginnya wajah itu.

"tidak La, aku lebih suka naik motor kesayangku sendiri," tolakku halus.

"tapi Nia...," ucapannya terpotong oleh Mas Alan.

"sudahlah sayang," suara yang begitu lembut dari mulut Mas Alan. Kelembutan yang hanya dia berikan pada Lala.

"jangan mencampuri urusan orang lain, kita ada acara sendiri sayang. Biarkan dia pergi sendiri," cetusnya tanpa peduli bagaimana perasaanku.

Orang lain? Mas Alan menganggapku orang lain dan benar benar tidak menganggapku istrinya. Jangan tanya lagi, hatiku jelas sakit sekali.

Aku pun berlalu pergi meninggalkan rumah dengan mengendarai motor kesayanganku. Dengan pikiran yang tak karuan aku hampir hampir terjatuh saat ada nenek nenek menyebrangi jalan, untung saja aku masih bisa mengendalikan kemudiku.

"nenek tidak apa apa?" tanyaku cemas.

"tidak apa apa neng, maafin nenek ya nyebrang gak liat liat kanan kiri dulu," ucap nenek.

"nenek gak salah, saya yang salah nek. Gak hati hati saat mengendarai motor,"

"nenek yang salah neng, seharusnya nenek nunggu jalanan sepi dulu baru nyebrang. Nenek malah nyebrang dan lari gitu aja saat banyak kendaraan lewat," ya memang benar nenek nyebrang dan lari saat masih banyak kendaraan lewat.

"nenek gak salah, nenek mau kemana aku antar mau gak nek?" tanyaku mengalihkan agar nenek tak menyalahkan dirinya sendiri terus.

"nenek mau pulang, itu rumah nenek udah deket neng. Ayo kalau eneng mau mampir ke rumah nenek,"

"lain kali aja nek, aku pasti akan mampir nanti. Maaf ya nek aku lagi buru buru jadi gak bisa mampir," tolakku halus.

"gak apa apa neng, lain kali mampir ya. Nanti nenek kenalin sama cucu nenek,"

"iya nek, nanti aku pasti mampir. Aku pergi dulu ya nek," ucapku mengulurkan tangan pada nenek.

Aku mengendarai motorku kembali, menuju tempat Lena. Ku parkirkan motorku di depan kontrakan Lena.

"pagi Bu Basir," sapaku pada tetangga kontrakan Lena.

"pagi neng Nia cantik," sapanya ramah.

Aku tersenyum pada Bu Basir, dia sangat ramah begitu juga Ibu Ibu di kontrakan ini.

"assalamu'alakum," ucap salamku saat memasuki kontrakan Lena.

"waalaikumsalam," jawab Lena.

Air mata yang tadi tertahan, kini pun tak terbendung juga. Kulihat wajah Lena yang penuh ke khawatiran terhadapku.

"Nia, kamu kenapa?," tanyanya yang langsung memeluk tubuhku.

Aku masih diam dan terus menangis, Lena mengajaku untuk duduk dan memberiku minum.

"Nia, kamu kenapa nangis seperti ini? apa yang terjadi dan siap yang membuatmu nangis Nia," tanyanya panjang lebar, dia begitu perduli denganku.

"Mas Alan Len," ucapku dengan suara gemetar dan masih sesegukan.

"Mas Alan kenapa, dia menyakitimu lagi?"

"aku sudah terbiasa dengan rasa sakit itu Len, tapi ini lebih menyakitkan dari perlakuan dingin Mas Alan Len,"

"lalu apa Nia?"

"Mas Alan menganggapku orang lain Len, dia tidak menganggapku istrinya. Aku tidak masalah tidak di sentuh olehnya Len, mungkin dia jijik dengan diriku yang buruk rupa. Tapi saat dia bilang aku ini orang lain itu sungguh sungguh sangat sakit Len,"

"Alan benar benar keterlaluan Nia," ucap Lena geram dan mengepalkan kedua tangannya.

"Len malam ini aku boleh tidak nginap di sini?" tanyaku dan kuseka air mataku dengan pelan.

"tentu boleh, sebaiknya kamu tenangin dulu pikiranmu ya," tangannya dengan lembut mengusap usap pundakku.

"makasih ya Len, kau memang teman terbaikku. Maafin aku ya, udah sering ngerepotin kamu terus," kutatap mata indah milik Lena.

"kita kan sahabat, suka duka akan tetap bersama. Kita harus saling tolong menolong bukan," kita pun tertawa bersama.

"gitu dong, kau harus tetap tersenyum Nia," ucapnya lalu memelukku kembali.

"apa kau akan tetap melanjutkan pernikahan ini?,"

"entah Len, sampai kapan aku mampu bertahan. Aku masih bingung, aku mencemaskan kesehatan Ayah Len. Bagaimana pun aku menjalani pernikahan ini demi Ayah, dia satu satu orang tua yang ku punya Len, meskipun hanya Ayah mertua. Tapi beliau begitu menyayangiku Len, beliau dulu selalu menjagaku agar aku selalu baik baik saja. Jahat bukan jika aku membuat beliau sakit, hanya pernikahan ini yang beliau inginkan Len," ucapku panjang lebar.

"aku paham Nia, tapi terkadang memikirkan perasaan sendiri juga penting Nia. Aku tak bisa melihatmu seperti ini tersiksa demi menjaga hati seseorang yang sudah baik padamu. Rasanya ini tidaklah adil buatmu Nia, kau pantas bahagia Nia," kata kata yang sangat menyentuhku dan air mata meluncur kembali di pipiku.

Dia sahabat yang begitu menyayangiku dan sangat mengerti perasaanku, aku bersyukur mempunyai sahabat seperti Lena. 'Bahagia' kata kata sahabatku yang masih terngiang ngiang di telingaku. Apa mungkin bahagia itu akan ku rasakan kembali seperti bahagia saat bersama Ayah dan Ibu dulu.

Mereka selalu menyayangiku, tak pernah membiarkan orang lain menyakitiku. Andai Ayah dan Ibu masih ada, hidupku takkan sepahit ini. Mereka takkan membiarkan ku tersakiti apa lagi oleh Mas Alan. "ohh Ayah Ibu, anakmu merindukan kasih sayangmu".

Matahari yang fajar tadi memunculkan diri dari timur kini dia membenamkan dirinya di barat. Setelah sholat maghrib aku dan Lena memutuskan untuk keluar makan malam.

Hari ini aku dan Lena tak keluar jalan jalan seperti biasa, kami hanya menonton drama korea dan hollywood di laptop milik Lena.

Aku dan Lena sudah berada di warung tenda pinggir jalan, suasana yang sangat asyik buatku. Karna bisa melihat kendaraan lewat sambil makan.

Malam yang sangat indah, namun tak seindah hatiku.

Bintang berkerlap kerlip indah, namun tidak dengan hatiku.

Sinar Bulan terpancar indah, sedang hatiku terpancar luka tak berdarah.

Makanan sudah tersaji, aku dan Lena memakannya bersamaan. Lena tersenyum melihatku yang sudah sedikit tenang.

Terpopuler

Comments

Kristi Yani

Kristi Yani

cih apa kali ini,,,si Nia Ramadhani katanya udah kebal tapi nangis an

2022-11-21

0

Eka Yulianti

Eka Yulianti

serius tanya ini Thor, bekerja sbg staf administrasi perusahaan kosmetik tidak harus cantik ya?

2022-04-01

1

Cintari Ridodo

Cintari Ridodo

paling kalo pasbucin tr gak sebanding dengan siksaan dn sakit hati isyri ya minta maaf selesay..

2021-12-10

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1. Sakit
2 Part 2. Rasa bersalahku.
3 Part 3. Bukan istri tapi orang Lain
4 Part 4. Bimbang.
5 Part 5. Egois
6 Part 6. Cinta tak harus memiliki
7 Part 7. Ayah sakit
8 Part 8. Menantu baik dan cantik
9 Part 9. Berbohong atau jujur
10 Part 10. Kau anggap aku apa
11 Part 11. Aku pergi
12 Part 12. Mencintainya
13 Part 13. Rindu
14 Part 14. Cemburu
15 Part 15. Dia istriku
16 Part 16. Kecewa
17 Part 17. Merindukanmu
18 Part 18. Rencana Lena
19 Part 19. Banyak alasan
20 Part 20. Mas Alan dan Ello
21 Part 21. Munafik
22 Part 22. Tamu pagi hari
23 Part 23. Kedatangan Ayah
24 Part 24. Siapa dia
25 Part 25. Kamu di mana
26 Part 26. Ijin Cuti
27 Part 27. Dear Diary
28 Part 28. Prasangka Buruk
29 Part 29. Di Bandung
30 Part 30. Perdebatan lagi
31 Part 31. Pulang ke Bandung
32 Part 32. Bertemu
33 Part 33. Makan Siang Bersama
34 Part 34. Keputusan 1
35 Part 35. Keputusan 2
36 Part 36. Keputusan
37 Part 37. Pengacara
38 Part 38. Surat Gugatan
39 Part 39. Kembali Jakarta
40 Part 40. Di Permalukan Alan
41 Part 41. Di Permalukan Sinta.
42 Part 42. Aku di mana
43 Part 43. Lepaskan aku
44 Part 44. Terima kasih
45 Part 45. Terlambat Menyesalinya
46 Part 46. Sidang Keputusan
47 Part 47. Pecundang
48 Part 48. Merasa Iri
49 Part 49. Biarkan Aku Bahagia
50 Part 50. Pergi Dari Ibu Kota
51 Part 51. Memulai Kehidupan Baru
52 Part 52. Bertemu Nenek
53 Part 53. Berjumpa Dengan Mars
54 Part 54. Tersisih
55 Part 55. Terima Kasih Ayah
56 Part 56. Kutu Duit
57 Part 57. Dia Pria Baik
58 Part 58. Restu Ayah
59 Part 59. Ungkapan hati Ello
60 Part 60. Will you marry me?
61 Part 61. Jawaban Nia
62 Part 62. Calon Besan
63 Part 63. Akad Nikah
64 Part 64. Sakinah Mawaddah Warahmah
65 Part 65. Malam Pertama
66 Part 66. Kenapa kamu di sini
67 Part 67. Jangan ganggu istriku
68 Part 68. Kebohongan Alan.
69 Part 69. Mengetahui Rencana Busuk Alan
70 Part 70. Kedatangan Alan dan Lala ke Villa
71 Part 71.Kedatangan Alan dan Lala 2
72 Part 72. Kepergian Lala
73 Part 73. Kebahagiaan Keluarga Sanjaya
74 Part 74. Oma dan Mama yang posesif
75 Part 75. Ello Menggoda Nia
76 Part 76. Maafkan Aku Ayah
77 Part 77. Suami impian
78 Part 78. Debat di butik
79 Part 79. Ello kena batunya
80 Part 80. Nama planet atau zodiak
81 Part 81. Mochi dari Alan
82 Part 82. Oma dan Mama kembali berulah
83 Part 83. Lagi lagi ulah Oma dan Mama
84 Part 84. Kejutan
85 Part 85. Ayah kembali ke Bandung
86 Part 86. Lala
87 Part 87. Belajar memasak
88 Part 88. Acara kesukaan Nia
89 Part 89. Kapan menikah
90 Part 90. Nia ikut ke kentor
91 Part 91. Usaha Alan mendapat maaf Ayah
92 Part 92. Obrolan keluarga Sanjaya dengan Lena
93 Part 93. Mbak Kunti
94 Part 94. Singa kawakan
95 Part 95. Menuruti permintaan Nia
96 Part 96. Kisah sedih Bu Dina
97 Part 97. Gudeg dan sate kere
98 Part 98. Bendungan iler
99 Part 99. Kekasih Johan
100 Part 100. Kapan kau melamarnya
101 Part 101. Ingin membuat kejutan pada keluarga
102 Part 102. Kau membuat hidupku berwarna
103 Part 103. Ekspresi wajah Mama yang berbeda
104 Part 104. Salah paham
105 Part 105. Ayah memaafkan Alan
106 Part 106. Menunggu seseorang
107 Part 107. Melupakan tak semudah jatuh cinta
108 Part 108. Tante sakit (Lena dan Zacky)
109 Part 109. Lena dan Zacky
110 Part 110. Lena dan Zacky
111 Part 111. Menunggu Lena
112 Part 112. Kucing janda langka
113 Part 113. Kejutan untuk Ayah
114 Part 114. Bu Dina menemui Adella
115 Part 115. Melupakan
116 Part 116. Bintang hatiku
117 Part 117. Ucap Syukur
118 Part 118. Makan Pasta
119 Part 119. Akad Nikah Lena dan Zac
120 Part 120. Teman atau mantan?
121 Part 121. Malam pertama
122 Part 122. Keluarga besar
123 Part 123. Istrinya Nyamuk
124 Part 124. Wedding Johan dan Dessy
125 Part 125. Nia jatuh
126 Part 126. Begitu terpukul
127 Part 127. Gusar
128 Part 128. Bunda
129 Part 129. Melahirkan
130 Part 130. Siapa namanya?
131 Part 131. Kerusuhan Duo M
132 Part 132. Ambil mobil
133 Part 133. Tak sesuai harapan Zacky
134 Part 134. Darah tinggi Mama
135 Part 135. Tiupan angin
136 Part 136. Sabar Zac..!
137 Part 137. Kecurigaan Zacky
138 Part 138. Isi chat Ayah pada Nia.
139 Part 139. Kehangatan keluarga Besar
140 Part 140. Pov Nia.
141 Part 141. Tamat.
142 Extra Part 1.
143 Extra Part 2
144 Extra Part 3.
145 Extra Part 4
146 Extra Part 5
147 Pengumuman.
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Part 1. Sakit
2
Part 2. Rasa bersalahku.
3
Part 3. Bukan istri tapi orang Lain
4
Part 4. Bimbang.
5
Part 5. Egois
6
Part 6. Cinta tak harus memiliki
7
Part 7. Ayah sakit
8
Part 8. Menantu baik dan cantik
9
Part 9. Berbohong atau jujur
10
Part 10. Kau anggap aku apa
11
Part 11. Aku pergi
12
Part 12. Mencintainya
13
Part 13. Rindu
14
Part 14. Cemburu
15
Part 15. Dia istriku
16
Part 16. Kecewa
17
Part 17. Merindukanmu
18
Part 18. Rencana Lena
19
Part 19. Banyak alasan
20
Part 20. Mas Alan dan Ello
21
Part 21. Munafik
22
Part 22. Tamu pagi hari
23
Part 23. Kedatangan Ayah
24
Part 24. Siapa dia
25
Part 25. Kamu di mana
26
Part 26. Ijin Cuti
27
Part 27. Dear Diary
28
Part 28. Prasangka Buruk
29
Part 29. Di Bandung
30
Part 30. Perdebatan lagi
31
Part 31. Pulang ke Bandung
32
Part 32. Bertemu
33
Part 33. Makan Siang Bersama
34
Part 34. Keputusan 1
35
Part 35. Keputusan 2
36
Part 36. Keputusan
37
Part 37. Pengacara
38
Part 38. Surat Gugatan
39
Part 39. Kembali Jakarta
40
Part 40. Di Permalukan Alan
41
Part 41. Di Permalukan Sinta.
42
Part 42. Aku di mana
43
Part 43. Lepaskan aku
44
Part 44. Terima kasih
45
Part 45. Terlambat Menyesalinya
46
Part 46. Sidang Keputusan
47
Part 47. Pecundang
48
Part 48. Merasa Iri
49
Part 49. Biarkan Aku Bahagia
50
Part 50. Pergi Dari Ibu Kota
51
Part 51. Memulai Kehidupan Baru
52
Part 52. Bertemu Nenek
53
Part 53. Berjumpa Dengan Mars
54
Part 54. Tersisih
55
Part 55. Terima Kasih Ayah
56
Part 56. Kutu Duit
57
Part 57. Dia Pria Baik
58
Part 58. Restu Ayah
59
Part 59. Ungkapan hati Ello
60
Part 60. Will you marry me?
61
Part 61. Jawaban Nia
62
Part 62. Calon Besan
63
Part 63. Akad Nikah
64
Part 64. Sakinah Mawaddah Warahmah
65
Part 65. Malam Pertama
66
Part 66. Kenapa kamu di sini
67
Part 67. Jangan ganggu istriku
68
Part 68. Kebohongan Alan.
69
Part 69. Mengetahui Rencana Busuk Alan
70
Part 70. Kedatangan Alan dan Lala ke Villa
71
Part 71.Kedatangan Alan dan Lala 2
72
Part 72. Kepergian Lala
73
Part 73. Kebahagiaan Keluarga Sanjaya
74
Part 74. Oma dan Mama yang posesif
75
Part 75. Ello Menggoda Nia
76
Part 76. Maafkan Aku Ayah
77
Part 77. Suami impian
78
Part 78. Debat di butik
79
Part 79. Ello kena batunya
80
Part 80. Nama planet atau zodiak
81
Part 81. Mochi dari Alan
82
Part 82. Oma dan Mama kembali berulah
83
Part 83. Lagi lagi ulah Oma dan Mama
84
Part 84. Kejutan
85
Part 85. Ayah kembali ke Bandung
86
Part 86. Lala
87
Part 87. Belajar memasak
88
Part 88. Acara kesukaan Nia
89
Part 89. Kapan menikah
90
Part 90. Nia ikut ke kentor
91
Part 91. Usaha Alan mendapat maaf Ayah
92
Part 92. Obrolan keluarga Sanjaya dengan Lena
93
Part 93. Mbak Kunti
94
Part 94. Singa kawakan
95
Part 95. Menuruti permintaan Nia
96
Part 96. Kisah sedih Bu Dina
97
Part 97. Gudeg dan sate kere
98
Part 98. Bendungan iler
99
Part 99. Kekasih Johan
100
Part 100. Kapan kau melamarnya
101
Part 101. Ingin membuat kejutan pada keluarga
102
Part 102. Kau membuat hidupku berwarna
103
Part 103. Ekspresi wajah Mama yang berbeda
104
Part 104. Salah paham
105
Part 105. Ayah memaafkan Alan
106
Part 106. Menunggu seseorang
107
Part 107. Melupakan tak semudah jatuh cinta
108
Part 108. Tante sakit (Lena dan Zacky)
109
Part 109. Lena dan Zacky
110
Part 110. Lena dan Zacky
111
Part 111. Menunggu Lena
112
Part 112. Kucing janda langka
113
Part 113. Kejutan untuk Ayah
114
Part 114. Bu Dina menemui Adella
115
Part 115. Melupakan
116
Part 116. Bintang hatiku
117
Part 117. Ucap Syukur
118
Part 118. Makan Pasta
119
Part 119. Akad Nikah Lena dan Zac
120
Part 120. Teman atau mantan?
121
Part 121. Malam pertama
122
Part 122. Keluarga besar
123
Part 123. Istrinya Nyamuk
124
Part 124. Wedding Johan dan Dessy
125
Part 125. Nia jatuh
126
Part 126. Begitu terpukul
127
Part 127. Gusar
128
Part 128. Bunda
129
Part 129. Melahirkan
130
Part 130. Siapa namanya?
131
Part 131. Kerusuhan Duo M
132
Part 132. Ambil mobil
133
Part 133. Tak sesuai harapan Zacky
134
Part 134. Darah tinggi Mama
135
Part 135. Tiupan angin
136
Part 136. Sabar Zac..!
137
Part 137. Kecurigaan Zacky
138
Part 138. Isi chat Ayah pada Nia.
139
Part 139. Kehangatan keluarga Besar
140
Part 140. Pov Nia.
141
Part 141. Tamat.
142
Extra Part 1.
143
Extra Part 2
144
Extra Part 3.
145
Extra Part 4
146
Extra Part 5
147
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!