Olivia sedikit menjauh dari mobilnya untuk memberi jarak agar dia lebih leluasa. Mereka yang berjumlah delapan orang pun maju secara bersamaan.
"Bos meminta kita untuk tidak membunuhnya," kata salah satu dari mereka.
Olivia semakin yakin, jika itu adalah suruhan bos mereka. Tapi Olivia tidak mengenali orang-orang itu.
Sementara anak buah bosnya semuanya Olivia kenal. Sementara orang yang ditugaskan untuk menjaga Olivia sudah disuruh kembali oleh Luna.
"Siapa kalian sebenarnya?" tanya Olivia lagi.
"Itu tidak penting Nona, kami hanya menjalankan perintah untuk menghancurkan mu," jawab salah satu dari mereka.
"Serang...!"
Mereka pun maju dan mengepung Olivia. Olivia pun menendang salah satu dari mereka sebagai perlawanan.
Salah satu dari mereka pun jatuh ke jalan aspal. Kemudian yang lainnya pun kembali menyerang.
Namun dengan cepat Olivia mengeluarkan pistolnya dan menodongkan nya kepada salah satu dari mereka.
"Maju lagi, maka peluru ini akan menembus kepala kalian!"
Mereka pun berhenti dan saling pandang. Mereka kemudian mengangguk bersamaan. Mereka tetap maju untuk menyerang Olivia.
Dor ... dor ... dor tiga tembakan pun melesat ke arah mereka. Namun Olivia hanya menembak kakinya. Olivia tidak pernah membunuh, jadi hanya menembak kakinya saja.
"Maju lagi, maka peluru ini akan benar membunuh kalian!"
Mereka jadi ragu untuk maju. Namun pandangan Olivia tertuju pada lampu mobil yang datang dan berhenti tidak jauh dari mereka.
Olivia tersenyum dan berpikir pemilik mobil itu akan membantunya. Karena yang datang adalah Luna.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Luna.
"Tidak," jawab Olivia.
Luna tersenyum manis seperti biasa. Jadi Olivia tidak curiga jika Luna memiliki niat jahat selama ini.
"Berikan berlian itu kepadaku," kata Luna.
"Maksudmu apa? Berlian itu tidak ada padaku. Aku gagal dalam misi kali ini," ujar Olivia berbohong.
Tidak mungkin dia mengatakan tentang berlian itu. Walaupun Luna temannya, karena dalam misi, tidak ada istilah teman.
"Jangan bohong, kamu pasti sudah mendapatkannya, kan? Kamu sembunyikan di mana?" tanya Luna.
Olivia memicingkan matanya, dia mulai curiga dengan Luna. Olivia tersenyum tipis lalu bertanya.
"Jadi, orang-orang ini suruhan mu? Benarkan?"
"Ya, ya, ya. Aku sudah bersusah payah untuk misi ini agar menjadi milikku. Tapi bos memang pilih kasih dengan meminta mu menjalankan misinya. Sekarang, kita lihat siapa yang lebih hebat!"
"Hah, hahaha. Aku pikir selama ini aku cerdik, namun aku salah," kata Olivia mentertawakan dirinya sendiri.
Olivia pun langsung menodongkan pistol ke arah Luna. Luna tidak bergeming sama sekali. Bahkan dia langsung menendang tangan Olivia sehingga pistolnya terlepas.
Olivia pun ikut menendang Luna. Luna menghindar. Sehingga tendangan Olivia tidak mengenai sasaran.
Olivia dan Luna pun kini bertarung. Sebagai seorang agen rahasia, mereka sama-sama tangguh dalam bertarung.
Belum ada satupun yang terluka. Hingga Luna dengan cepat menaburkan serbuk putih dari genggamannya.
Olivia tidak sempat menghindar. Sehingga serbuk putih itu terhirup olehnya. Olivia pun menjadi pusing.
"Sial, dia membius ku," batin Olivia.
Olivia semakin pusing. Dan untuk menyelamatkan diri, Olivia mengeluarkan kapsul dan melemparnya.
Sehingga saat kapsul itu menyentuh aspal. Kapsul itu mengeluarkan asap pekat. Dan kesempatan itu Olivia gunakan untuk meloloskan diri.
Saat asap itu menghilang, Olivia juga sudah tidak berada di situ. Luna hanya tersenyum, dia tahu Olivia tidak akan bisa lari jauh.
"Periksa mobilnya dan ambil berlian itu!" perintah Luna.
Mereka pun memeriksa mobil Olivia. Namun mereka tidak menemukan yang mereka cari. Karena gagal, Luna pun meminta anak buahnya untuk kembali.
"Di mana kamu menyembunyikan berlian itu, Olivia?" gumam Luna.
Luna mengepalkan tangannya kuat. Usahanya gagal karena tidak menemukan berlian berharga itu.
Siapapun yang mendapatkan berlian itu dan menjualnya, maka dia akan langsung menjadi orang yang kaya raya.
Sementara Olivia sedang berjalan terhuyung-huyung menahan rasa pusing dan rasa panas di tubuhnya.
Kemudian ada sebuah mobil berhenti di dekatnya. Olivia malah kabur dan masuk ke dalam semak-semak.
Melihat situasi itu, pemilik mobil pun mengejarnya. Karena kondisi Olivia sudah lemah. Pria itu pun berhasil mengejarnya.
"Bantu aku, panas, tolong," ucap Olivia pelan. "Aku tidak akan meminta pertanggung jawaban mu," tambahnya.
Dewa berpikir sejenak. Dia tidak kenal perempuan ini. Tapi sepertinya perempuan ini sangat menderita.
Dan cara satu-satunya hanya dengan berhubungan badan untuk menghilangkan efek obat tersebut.
"Kamu di jebak. Aku tidak ingin kamu nantinya menyesal," kata Dewa.
"Bantu aku, aku sudah tidak kuat." Olivia langsung menerkam Dewa. Pria yang tidak dikenalnya sama sekali. Tapi itu juga di luar kendali Olivia.
Olivia dengan ganas menciumi leher Dewa. Sebagai seorang pria normal, Dewa pun akhirnya luluh juga.
Akhirnya sesuatu yang tidak di sangka-sangka pun terjadi. Dewa sedikit kaget karena mendapati jika perempuan itu masih suci.
Karena sudah terlanjur melakukannya, mereka pun mengulanginya hingga beberapa kali.
Karena terlalu capek, mereka pun tertidur di tempat itu. Mereka tidak perduli walau ada nyamuk atau binatang berbisa menghampiri mereka.
Beberapa jam kemudian Olivia terbangun dan melihat ada seorang pria disampingnya. Olivia cukup kaget karena mereka sudah melakukan hubungan suami istri.
"Aku tidak begitu mengingat kejadiannya. Sebelum pria bangun, sebaiknya aku segera pergi," batin Olivia.
Hari masih gelap, Olivia pun segera pergi dari situ. Dia berjalan kembali ke mobilnya yang cukup jauh.
Olivia merasa beruntung karena mobilnya masih berada di situ. Olivia pun kembali ke rumahnya.
Sementara Dewa yang baru saja terbangun mendapati perempuan itu sudah tidak ada. Lalu dia pun segera kembali mobil dan akan kembali ke rumahnya.
Hari sudah terang saat Dewa tiba di rumahnya. Orang tuanya heran melihat penampilan Dewa yang masih berantakan.
"Apa yang terjadi padamu Nak? Semalam kamu tidak pulang?" tanya mamanya Dewa.
"Tidak ada apa-apa Ma, semalam aku dari pesta dan mabuk," jawab Dewa asal. Padahal dia tidak minum minuman beralkohol semalam.
"Aku istirahat dulu Ma," kata Dewa lagi.
Adelia hanya mengangguk. Namun dia masih heran karena yang dia tahu, Dewa tidak pernah minum minuman memabukkan.
Dewa masuk ke kamarnya dan langsung membuka pakaiannya. Dewa langsung ke kamar mandi.
Dewa mengguyur tubuhnya dengan air. Ingatannya kembali pada kejadian semalam. Dewa tidak tahu harus senang atau sedih.
Tapi yang jelas, kejadian semalam adalah pengalaman pertamanya. Entah kenapa Dewa juga tidak bisa menolak saat Olivia memaksanya.
Kemudian Dewa tersenyum. "Semalam cewek itu juga yang pertama kalinya. Tapi tunggu, aku seperti pernah melihatnya, tapi di mana?" gumam Dewa.
Dewa mencoba mengingat-ingat di mana dia dia bertemu cewek itu? Namun Dewa akhirnya teringat.
"Semalam cewek itu juga hadir di pameran berlian. Dan juga aku pernah bertemu dia di kafe," batin Dewa.
Dewa akan mencaritahu tentang cewek itu. Cewek yang memaksanya sehingga dia kehilangan keperjakaan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Astuti tutik2022
Kupikir cerita kel. kok Henderson thor, ternyta bukan.
2025-10-30
2
Ambu Rinddiany Thea
sama sama pada kehilamgan dewa intinya 🤭😆
2025-10-30
2
Rosmayanti 80
lanjut thoor yg bnyk update nya
2025-10-30
2