Olivia kembali ke mejanya setelah selesai membayar pesanannya. Olivia duduk di tempatnya semula.
"Ada lagi yang ingin kamu katakan?" tanya Olivia.
"Tidak ada, aku cuma mau bilang jika aku ingin ikut kamu ke pameran berlian itu," jawab Luna.
"Kirain masalah penting apa? Sampai mengajak ketemuan segala," ujar Olivia. "Kalau tidak ada lagi aku cabut," sambungnya.
Olivia segera bangkit dari duduknya tanpa menunggu jawaban dari Luna. Dia pun segera pergi dari situ. Ternyata Luna menyusul nya dari belakang.
Olivia langsung tancap gas, motornya pun melaju di jalan raya. Sementara Luna mengikuti motor Olivia dari belakang.
Olivia tiba di rumahnya dan disusul oleh Luna. Olivia pun meminta Luna untuk masuk. Karena mereka teman satu tim, jadi Olivia tidak menaruh curiga.
"Apa rencanamu?" tanya Luna setelah mereka berada di dalam rumah.
"Seperti biasa, setelah misi selesai aku akan menerima bayaran," jawab Olivia.
Olivia cukup teliti untuk tidak membeberkan rencananya. Olivia tidak ingin orang lain tahu rencananya. Itu sebabnya dia tidak mau mengatakan yang sebenarnya.
"Mau minum ambil sendiri. Lagian kamu sudah terbiasa di sini," kata Olivia.
Luna mengangguk. Dia memang sudah terbiasa di rumah Olivia. Hanya satu tempat yang tidak pernah dimasukinya, yaitu kamar Olivia.
Kamar Olivia selalu terkunci, sehingga Luna tidak bisa masuk sembarangan. Sementara bagian lain dari rumah Olivia sudah di ketahui oleh Luna.
"Liv, aku pinjam gaun mu," kata Luna.
Tanpa berkata, Olivia langsung mengambil beberapa gaun miliknya. Dan semua sudah dia pakai sebelumnya.
"Nih, pilih saja yang menurutmu cocok," kata Olivia.
"Tidak ada yang cocok, mending aku beli sendiri," kata Luna.
Olivia hanya tersenyum tipis. Luna tidak mau karena dari beberapa gaun sudah pernah dipakai oleh Olivia.
Luna maunya gaun baru yang belum dipakai sama sekali. Olivia sengaja memberikan gaun-gaun itu.
"Ya sudah, ini aku simpan kembali. Kalau kamu ingin beli sendiri, datang ke butik ini," kata Olivia sambil menyerahkan alamat butik tersebut.
Luna pun melihat alamat tersebut. Hanya sekali baca dia sudah tahu alamat itu. Luna pun segera pergi dari situ.
"Luna, Luna. Aku tahu kamu mau enaknya saja," gumam Olivia setelah Luna pergi.
Walaupun mereka teman, tapi adakalanya Olivia merasa tidak senang dengan sikap Luna.
Malam pun tiba ...
Olivia sudah bersiap-siap untuk pergi ke tempat pameran berlian. Di dalam tas kecil miliknya sudah tersedia peralatan yang nantinya dibutuhkan.
Tidak lupa senjata, seperti pisau dan pistol yang dia simpan di pahanya. Olivia terlihat anggun, namun siapa sangka dia gadis beracun.
Olivia pun keluar dari rumahnya, namun baru saja dia keluar, sebuah mobil datang. Olivia tidak terlalu perduli, karena dia tahu pemilik mobil itu.
Olivia masuk ke garasi, pintu garasi terbuka dan tertutup secara otomatis. Jadi Olivia tidak perlu repot-repot lagi untuk membuka atau menutupnya.
Tanpa menyapa Luna, Olivia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Luna pun menyusul dengan kecepatan tinggi juga.
Jadi, mereka seperti sedang kejar-kejaran di jalan. Hingga mereka pun tiba di sebuah gedung tempat pameran berlian itu.
"Ternyata pemeriksaannya cukup ketat," batin Olivia.
Olivia yang membawa pistol dan juga pisau pun terpaksa menyimpannya di mobil. Jika tidak. Bisa-bisa dia tertangkap sebelum menyelesaikan misinya.
"Apa boleh buat," gumamnya.
Olivia akhirnya tidak membawa senjata saat masuk ke dalam. Olivia menghela nafas karena dia lolos dari pemeriksaan.
"Kamu tidak bawa senjata?" tanya Luna.
"Kamu tidak lihat? Penjagaan sangat ketat," jawab Olivia.
Tapi Olivia tidak menyerah, dia tetap yakin akan berhasil dengan misi ini. Saat di dalam, Olivia mengamati sekitar untuk mencari celah. Kemudian dia pun ke toilet.
Olivia mengunci kamar kecil di toilet dan duduk di kloset. Olivia mengeluarkan ponselnya. Lalu mengutak-atik ponselnya.
Pertama-tama, Olivia meretas cctv. Olivia memanipulasi cctv untuk mengalihkan perhatian.
Setelah selesai, Olivia pun mulai beraksi. Topeng untuk menutupi wajahnya, dan gaunnya pun dibuka dan berganti dengan pakaian ketat berwarna hitam.
Olivia menyelinap masuk ke dalam ruangan tempat berlian itu disimpan sebelum nantinya di pamerkan.
Keadaan terlihat aman, namun saat Olivia hendak mengambil berlian itu, alarm pun berbunyi pertanda bahaya.
Para penjaga pun bergegas dengan senjata di tangan pergi ke ruangan itu. Dua orang yang menjaga pintu masuk ke dalam ruangan itu sudah tergeletak pingsan karena tadi dipukul oleh Olivia.
Saat penjaga masuk, mereka semua heboh karena berlian itu sudah tidak ada. Mereka pun berpencar untuk mencari pelakunya.
Olivia sudah keluar dengan cara menyusup. Dia ingin mengamankan berlian tersebut terlebih dahulu. Baru setelah itu Olivia kembali ke toilet dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
Disaat mereka sedang sibuk mencari pelakunya, Olivia bersikap biasa saja. Dan semua pengunjung pun diperiksa. Namun mereka tidak mendapatkan apa-apa.
Bahkan saat cctv diperiksa. Mereka juga tidak menemukan kejanggalan. Namun Luna tahu jika Olivia sudah berhasil.
"Tuan, sepertinya kita terlambat," kata Jerry sang asisten.
"Hmm, aku tahu siapa pelakunya. Dia pasti teratai putih," ujar Dewa.
Dewa yang juga seorang agen rahasia yang menjalankan misi untuk mencuri berlian itu harus kalah dari teratai putih.
"Aku yakin dia, karena dia selalu bergerak cepat," gumam Dewa.
Sementara Olivia sudah sudah keluar dari gedung itu. Dia kembali ke mobil dan akan segera kembali ke rumah.
Masalah berlian itu dia tidak perlu khawatir. Olivia yakin, jika berlian itu sudah dia simpan dengan aman.
"Halo, sekarang saatnya," kata Luna saat menghubungi seseorang. Kemudian Luna tersenyum miring. Dia ingin mendapatkan berlian itu dan sekaligus menyingkirkan Olivia.
"Sekali dayung, dua pulau terlampaui," katanya. Kemudian menjalankan mobilnya dan segera pergi dari situ.
Sementara Olivia yang tidak curiga pun dengan santai menjalankan mobilnya. Namun beberapa saat kemudian, dia merasa ada yang mengikutinya.
"Siapa mereka? Apa jangan-jangan aku sudah ketahuan?" batin Olivia.
Olivia pun melajukan mobilnya untuk mengetes mobil di belakangnya. Dan benar saja, mobil di belakangnya juga melaju mengejarnya.
Olivia pun akhirnya di kepung oleh mobil yang mengejarnya. Tidak ada pilihan lain, Olivia harus melawan mereka.
"Siapa kalian? Dan mau apa kalian?" tanya Olivia.
"Bos kami menginginkan mu mati. Tapi sebelum itu, serahkan berlian itu," kata salah satu dari mereka.
"Kalian salah orang, aku tidak memiliki berlian itu," kata Olivia.
"Jangan menyangkal nona, kami sudah tahu semuanya," kata pria itu.
"Apa jangan-jangan mereka suruhan Brian?" batin Olivia.
"Ayo Nona, atau kami akan bertindak lebih jauh," kata pria itu.
"Siapa bos kalian?" tanya Olivia.
Mereka malah tertawa dan tidak ingin memberitahu. Mereka semua mendekat ke arah Olivia.
Olivia pun bersiap-siap untuk melawan mereka. Biar bagaimanapun, dia harus bisa meloloskan diri. Tapi sekarang tidak ada cara lain selain melawan mereka terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Rai Gojess
lanjut Thor, ini kisah Dexter kan
2025-10-30
4
StAr 1086
Selalu saja ada penghianatan didalam pertemanan....
2025-10-30
2
Leny Wijaya
selesai cerita ini , lanjut karya baru thor tntng klurga henderson lagi🤣🤣👍👍
semngat thor karya2 mu sllu disukai👍
2025-10-30
3