Naima 5

Pagi ini Naima bangun dengan wajah dan perasaan yang lebih lega dan juga terlihat tenang. Setelah semalaman dia mengadu kepada Yang Maha Kuasa.

"Kamu mau kemana nak?"tanya Bu Hani saat melihat anaknya sudah bersiap-siap.

"Nay mau bertemu dengan seseorang dulu Bu, ayah ke kebun?"tanya Naima sata Tidka melihat keberadaan Ayahnya disana.

"Iya Nak, ayahmu pergi ke kebun tadi. Apa Arga ada menghubungimu nak?"tanya Bu Hani.

"Semalaman dia menghubungi Nay Bu. Mungkin karena dia juga melihat keberadaan Nay saat kemi bersampingan saat di lampu merah. Saat dia bersama dengan wanita itu di dalam mobil. Sedang bercanda,"jawab Naima sambil tersenyum. Senyum yang ibunya tahu jika itu adalah senyum yang di paksakan.

"Lalu kamu menerima panggilannya?"tanya Bu Hani. Naima menggeleng.

"Nay akan menemuinya langsung. Nay ingin mendengar alasannya secara langsung Bu. Dan Nay sekalian meminta dia untuk memutuskan hubungan kami secara resmi kepada ayah dan ibu. Walau bagaimanapun dulu dia meminta menikah dengan Nay secara baik-baik,"jawab Naima.

"Apa kamu tidak masalah pergi sendiri? Minta temani Widya saja. Atau biar ibu susul dulu ayah ke kebun untuk mengantarkan kamu,"ujar Bu Hani khawatir jika anak perempuannya akan berbuat sesuatu yang tidak-tidak karena frustasi.

"ibu tidak usah khawatir, insyaallah Nay tak akan melakukan perbuatan yang akan merugikan diri Nay sendiri. Nay masih memiliki iman, Nay kuat Bu,"jawab Naima yang tau kekhawatiran ibunya.

"Baiklah kalau begitu nak, berhati-hatilah. Kalau ada apa-apa kamu langsung hubungi ibu ya nak ...,"ujar Bu Hani walau dengan berat hati karena Khawatir.

Naima pergi keluar dari rumah dengan langkah tegap. Dia sudah memikirkan semuanya matang-matang. Dia akan bertemu dengan orang tua dari wanita yang bernama Gisel. Wanita yang tak lain adalah anak pemilik perusahaan. Walau mungkin akan sulit dia bertemu dengan pemilik perusahaan bernama Pak Angkasa itu. Tapi dia harus bertemu bagaimana pun caranya.

Tiba di depan kantor Angkasa membuat langkah kaki Nay terasa berat. Teringat kejadian kemarin saat melihat Arga berciu-man dengan wanita lain. Padahal pria itu mengatakan akan melakukan hal seperti itu jika sudah menikah. Namun nyatanya, Arga tak bisa menepati janjinya.

Mungkin karena wanita itu jauh lebih cantik dan juga berpakaian terbuka tidak seperti dirinya. Yang memang sedari kecil sudah di ajarkan oleh kedua orang tuanya untuk menjaga diri sebagai seorang wanita dengan menggunakan hijab.

"Maaf mbak saya mau bertemu dengan Pak Angkasa,"ujar Naima saat berada di depan resepsionis.

"Apa anda sudah ada janji sebelumnya?"tanya Resepsionis.

"Sudah Bu, katakan saja saya Naima teman dari Gisel dan pacarnya,"ujar Naima membuat resepsionis mengerutkan sebelah keningnya.

Seolah dia berfikir apa mungkin seorang Gisel memiliki teman berjilbab dan dengan pakaian sederhana seperti Naima? Apalagi setahu mereka Gisel berpenampilan modis kekinian yang kebanyakan terbuka sana sini.

"Mbak? Maaf apa sudah di beri tahu kepada Pak Angkasa? Kalau boleh tahu lantai berapa ya Pak Angkasa? Soalnya saya harus segera cepat bertemu dengan dia. Karena ada hal penting yang harus segera saya sampaikan,"ujar Naima cepat-cepat karena dia melihat keberadaan Arga yang sedang berjalan bersama dengan temannya.

"Cepetan mbak!"pinta Naima buru-buru.

"Lantai 37. Tapi itu Pak Angkasa ...,"ujar resepsionis tapi Naima keburu kabur dan naik ke dalam lift.

"Alhamdulillah ya Allah, akhinya bisa masuk juga ke dalam lift. Semoga dia tidak melihat keberadaan aku tadi di sana,"ucap Naima lega menghela nafas di lift.

"Anda karyawan disini juga?",tanya seorang pria membuat Naima kaget bukan main.

Dia kira di dalam lift itu dia sendirian. Ternyata ada dua orang pria mengenakan pakaian formal berdiri di sana. Salah satunya terlihat tak peduli dan sibuk dengan ponselnya.

"Ah iya pak. Maaf saya bukan karyawan di sini. Tapi saya mau bertemu dengan Pak Angkasa. Benar kan ya dia bekerja di lantai 37?"jawab Naima sedikit takut apalagi pria itu menatap sedikit tajam ke arah Naima.

"Maksudmu Pak Angkasa pemilik perusahaan ini?"tanyanya memastikan.

Membuat Pria yang sedari tadi sibuk dengan ponsel di tangannya menatap ke arah wanita bertubuh mungil di depannya.

"Iya betul pak, saya mau bertemu dengan Pak Angkasa yang itu. Katanya pemilik perusahaan ini,"jawab Naima sedikit tergugup.

"Apa kamu sudah ada janji dengan Pak Angkasa? Kenapa bisa kamu pergi ke lantai Pak Angkasa tanpa izin terlebih dahulu?"tanyanya kembali.

"Oh iya, maaf tadi saya memang kabur setelah tahu lantai Pak Angkasa. Karena saya benar-benar ada hal yang sangat penting yang harus di bicarakan dengan Pak Angkasa. Tolong jangan panggil security ya pak! Biarkan saya bertemu dengan dia sebentar saja. Setelah mengatakan hal sangat penting terutama untuk hidup saya ini. Saya akan pergi dan tak akan datang lagi kesini.s. Saya mohon pak,"ujar Naima dengan wajah memelas membuat pria itu menghela napas panjang dan melirik ke arah pria di sebelahnya.

Naima juga ikut melirik ke arah pria yang sedari tadi berdiri diam di sampingnya. Membuat sang pria malah mendelikkan matanya ke arah Naima.

"Maaf pak, jangan galak-galak matanya, saya kesini hanya ingin bertemu dengan Pak Angkasa sebentar saja,"ujar Naima sambil merengut.

Jangan sampai kali ini dia gagal bertemu dengan Pria bernama Pak Angkasa. Ayah Gisel harus tahu apa yang di lakukan anaknya di kantor bersama dengan karyawannya. Seharusnya dia ikut malu dengan kelakuan anaknya yang seperti itu. Masa anak pemilik perusahaan besar minus akhlak. Itu yang ada dalam fikiran Naima.

"Baiklah aku akan membiarkan kamu bertemu dengan Pak Angkasa kali ini. Tapi tidak dengan lain kali. Karena dia orang yang sangat sibuk dan kalau bertemu harus dengan janji. Tidak sembarang orang bisa bertemu begitu saja dengan dia!"ujar pria yang sedari tadi bertanya kepada Naima.

"Alhamdulillah terima kasih pak, karena anda masih memiliki belas kasih dan perasaan kepada wanita yang sedang di dzalimi ini,"jawab Naima membuat pria itu semakin bingung saja dengan ucapan Naima.

"Anda turun di lantai 37 juga? Apa anda berdua juga akan bertemu dengan Pak Angkasa?"tanya Naima saat menyadari jika mereka juga akan ke lantai yang sama dengan dirinya.

"Iya, nggak usah berisik. sebentar lagi pintu nya terbuka. Jangan sampai kamu malah ketinggalan di dalam Lift ini sendirian! Dan melewatkan lantai Pak Angkasa!"ujarnya iseng.

"Oh iya anda benar juga, terima kasih sudah mengingatkan,"jawab Naima sambil tersenyum manis membuat pria itu kaget dan memalingkan wajahnya.

Terpopuler

Comments

Ambu Rinddiany Thea

Ambu Rinddiany Thea

untung ga ngomng yg aneh2 ya nay , itu pa angkasa satu lif bareng ma kmu 🤭

2025-10-29

2

nely_48

nely_48

naima kocak jg,, hati² nanti saat bertutur kata pd pak angkasa ya nay,, jaga sikap n sing sopan, d bumbui sedikit drama mewek jg boleh nay,, sesuganan pak angkasa lgsg simpati n karunyaeun sm km nay🤭

2025-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!