Part 5

Zidan yang mendengar bahwa Viola bersedia menemaninya asalkan dibayar mahal, akhirnya memutuskan untuk mengajaknya ke sebuah rumah makan ternama langganannya.

Sesampainya di sana, Zidan mempersilakan Viola masuk. Mereka duduk saling berhadapan, lalu Zidan memesan dua gelas kopi dan sepiring camilan goreng.

"Kenapa kau membawaku ke sini? Bukankah kau ingin membayarku mahal untuk tidur bersamaku?" tanya Viola heran. Ini pertama kalinya ada pria yang membawanya ke rumah makan, bukan ke hotel.

Zidan hanya tersenyum miring. Saat ia mengajak Viola tadi, ia memang tidak pernah mengatakan ingin tidur dengannya. Ia hanya ingin menjalankan rencana yang sudah ia pikirkan sejak kemarin.

"Ya, sesuai janjiku. Aku akan membayarmu mahal untuk menemaniku minum kopi di sini," ucap Zidan tenang sambil tersenyum.

Viola menatapnya tak percaya. "Jadi kau membayarku mahal hanya untuk minum kopi? Kau tahu berapa tarifku per jam kalau untuk tidur?"

Zidan menatap Viola dengan penuh minat, lalu bersandar sambil menyilangkan tangan di dada. "Kenapa? Apa kau tak percaya aku akan membayarmu sesuai tarifmu?"

Viola mengerutkan kening. Ia tak menyangka pria di depannya ini tampak begitu tenang. Sementara Zidan memandang wajah Viola seorang wanita muda berparas cantik yang membuatnya merasa miris karena harus terjerumus ke dunia malam.

"Tentu saja aku tidak percaya. Bagiku semua pria itu sama saja, tak ada yang berbeda," jawab Viola sinis. "Dan kalau kau cuma ingin aku menemanimu minum kopi, aku tak bisa. Itu hanya buang-buang waktu."

Zidan menatapnya lurus. "Kalau aku membayarmu untuk selamanya, apa kau masih tidak percaya?"

Langkah Viola yang baru hendak pergi mendadak terhenti. Ia menatap Zidan dengan bingung, mencoba memahami maksud ucapannya. "Maksudmu? Kau mau menjadikanku simpananmu?" tanyanya pelan.

Zidan terkekeh kecil. "Aku tidak akan menjadikanmu simpanan. Tapi-- mungkin aku akan menjadikanmu istri, kalau istriku mengizinkannya."

Viola terkejut bukan main. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Tak mungkin ada pria yang mau menjadikan wanita malam seperti dirinya sebagai istri.

"Kau akan menjadikanku istrimu?" tanyanya lagi dengan wajah tak percaya.

"Ya," jawab Zidan mantap. "Aku ingin kau menjadi istriku. Tapi sebelum itu, aku akan menjelaskan alasan kenapa aku ingin menikahimu."

Viola melotot tidak percaya. "Apa kau sedang mabuk? Aku ini wanita malam! Kau yakin ingin menjadikanku istrimu?"

Zidan menatapnya dalam-dalam. "Ya. Aku yakin."

Keheningan sejenak menyelimuti mereka. Dalam hatinya, Zidan sadar dirinya sedang kehilangan arah. Kepergian Fahira telah menekan batinnya. Dorongan untuk segera memiliki keturunan membuatnya berada di ambang keputusasaan, hingga akhirnya ia memutuskan langkah gila malam itu , menawarkan pernikahan pada seorang wanita yang bahkan baru ia kenal.

Fahira mengatakan dirinya tidak mau bersamanya lagi jika Zidan tidak mau menikahi wanita lain. Ia tidak ingin terus-menerus dikatai buruk oleh ibu mertuanya. Jadi, Fahira menekan Zidan agar mau menikahi wanita lain, meskipun wanita itu adalah Najwa, sepupu yang dijodohkan oleh ibunya.

"Hey, sekali lagi aku bertanya, apa kau tahu siapa aku? Aku seorang non-muslim, dan dari cara berpakaianmu, aku tahu kau adalah seorang muslim. Kita tidak mungkin bisa menikah," ucap Viola menatap Zidan serius.

Viola akhirnya kembali duduk karena pembicaraan mereka mulai terasa tegang.

"Dengar! Tidak ada wanita, apalagi seorang istri, yang mau dimadu. Kau jangan mengada-ada. Kau pasti sedang mabuk. Lebih baik aku pulang sekarang, hanya buang-buang waktu saja," sambungnya kesal.

Saat Viola hendak berdiri, Zidan menahan pergelangan tangannya. Ia menatap Viola dalam-dalam.

"Tunggu! Jangan pergi dulu. Aku belum selesai bicara."

"Apa lagi, Tuan Zidan? Waktumu membawaku sudah lebih dari satu jam. Otomatis tarifku semakin bertambah. Kau tahu itu?" Viola mendengus kesal karena Zidan terus menahannya.

"Jangan banyak bicara. Aku akan membayarmu dua puluh juta untuk malam ini. Sekarang duduk dan dengarkan penjelasanku. Aku ingin kau mengerti alasan kenapa aku ingin menikahimu," ucap Zayn tenang.

Mendengar jumlah bayaran yang begitu besar membuat Viola menelan ludah tak percaya dan tak bisa lagi menolak. Viola akhirnya menuruti ucapan Zidan. Ia kembali duduk dan meletakkan tasnya di atas meja.

"Aku tidak bisa bermain-main dengan pria ini. Sepertinya dia bukan orang sembarangan. Lebih baik aku dengarkan dulu apa maunya," batin Viola.

Zidan kemudian mulai bercerita. Ia menjelaskan segalanya kepada Viola, termasuk tentang istrinya, Fahira. Dan ibunya yang selalu menekan perempuan itu di rumah. Tak ada yang disembunyikan. Zidan bahkan mengaku bahwa dirinya sudah tidak sanggup menghadapi tekanan itu sendirian. Ia butuh seseorang untuk diajak berbagi cerita. Ia tidak bisa hidup tanpa istrinya, tapi demi menuruti keinginan Fahira, Zidan akhirnya rela mencari istri kedua.

"Ck, lembut sekali istrimu itu. Seharusnya dia melawan kalau memang sudah ditindas begitu," celetuk Viola tanpa sadar.

Viola yang mendengar kisah Zidan perlahan ikut kesal. Namun, rasa iba juga muncul di hatinya.

"Baiklah," katanya kemudian. "Aku akan menerima tawaranmu itu. Kapan kita akan menikah?"

"Aku harus bicara dulu dengan istriku. Jika dia setuju, maka aku akan langsung menghubungimu."

"Kalau dia tidak setuju?" tanya Viola lagi.

"Kalau dia tidak setuju, aku akan membuatnya setuju. Daripada aku harus menikahi sepupuku, lebih baik aku menikahimu," jawab Zidan mantap.

Viola terdiam. Ucapan itu membuat wajahnya merona. Belum pernah ada pria yang berbicara sejujur dan seserius itu kepadanya.

"Mana nomor ponsel dan rekeningmu? Aku akan mentransfer tarifmu untuk malam ini. Anggap saja ini bayaran karena kau sudah bersedia menikah denganku," kata Zidan sambil mengeluarkan ponselnya.

Viola memberikan nomor ponsel dan rekening miliknya. Zidan pun memberikan kartu namanya kepada Viola. Setelah semuanya selesai, Zidan memutuskan untuk mengantarnya pulang ke kos yang disewa wanita itu.

Zidan akhirnya memutuskan untuk mengantar Viola pulang lebih dulu ke rumah kos yang disewanya.

~

Tak lama kemudian, mobil Zidan berhenti di depan kos Viola. Setelah turun, Viola sedikit menunduk lalu tersenyum sopan.

"Terima kasih, Tuan Zidan, sudah mau mengantarku. Jika suatu saat kau butuh teman bicara, kabari saja aku. Aku pasti datang," ucap Viola dengan nada ramah.

"Oke, aku pergi. Selamat malam," jawab Zidan.

"Oke, selamat malam--- baaaay."

Viola.melambaikan tangannya saat mobil Zidan perlahan meninggalkan halaman kos. Kini Zidan bisa bernapas lega. Satu langkah lagi rencananya berjalan sesuai harapan. Ia hanya perlu meyakinkan Fahira agar mau menerima keputusannya. Itu satu-satunya cara untuk menjalankan rencana yang sudah ia pikirkan sejak kemarin.

Sesampainya di rumah, Zidan sedikit terkejut saat melihat sosok yang membukakan pintu untuknya. Seharusnya di jam tengah malam seperti ini, gadis itu sudah tidur di kamarnya bersama Eva. Namun justru Najwa yang menyambut kedatangannya.

"Najwa, kau belum tidur?" tanya Zidan sambil menatapnya heran.

"Aku sudah biasa terbangun di jam segini, Kak. Ini kan sudah waktunya salat malam," jawab Najwa pelan.

Zidan melirik arloji di tangan kirinya. Benar saja, waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi, waktu Najwa biasanya melaksanakan salat tahajud. Gadis itu memang dikenal rajin dan disiplin, apalagi setelah lama menimba ilmu di Kairo.

"Oh-- aku kira kau disuruh Ibu untuk menungguku. Lain kali tak perlu menunggu, ya. Aku kan bawa kunci cadangan. Bisa masuk sendiri meski rumah sudah dikunci," ucap Zidan santai.

Najwa hanya mengangguk kecil sambil tersenyum tipis. Senyum samar yang terasa lembut di bawah cahaya lampu temaram ruang tamu. Zidan kemudian melangkah masuk menuju kamarnya tanpa menoleh lagi, sementara Najwa masih berdiri di depan pintu, menatap punggung pria itu perlahan menghilang di balik lorong rumah.

Kira-kira, apa yang sedang direncanakan Zidan bersama Viola?

Jangan lewatkan kelanjutan kisah antara Fahira dan Zidan di bab berikutnya, ya...

...----------------...

**Bersambung**...

Terpopuler

Comments

Deyuni12

Deyuni12

duh
ko jadi gini y,,hm

2025-11-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!