"Dik, maaf boleh ikut gabung duduk di sini?" Seseorang tiba-tiba meminta izin untuk duduk di sebelahnya, ketika ia masih menunggu gojek pesanannya lewat aplikasi.
Wajah Syapala mendongak, lalu menoleh ke arah orang itu. Seketika Syapala terkejut, dia ingat orang itu adalah pria bertabrakan tadi dengannya di taman. Lalu untuk apa dia mengejarnya sampai di sini?
Syapala bangkit dan berdiri, menatap lekat pria itu dari balik kaca mata hitamnya. Rasa kesal masih terbenam dalam hatinya terhadap pengkhianatan sang kekasih, sehingga ketika melihat pria tadi sudah berada di sampingnya, lagi-lagi emosinya terpancing.
"Anda?! Kenapa menyusul saya, ada apa?" tanyanya heran campur takut. Yang ada dalam pikiran Syapala adalah dugaan negatif. Jangan-jangan pria di dekatnya ini orang jahat. Kaki Syapala bergeser satu langkah ke samping, untuk menjaga jarak dengan pria asing.
"Jangan takut, saya tidak jahat. Tenanglah dulu. Saya menyusul kamu kesini, karena memang ada sesuatu yang ingin saya tanyakan," basa-basinya berharap gadis muda di dekatnya percaya dan mau berbaik hati bicara sebentar dengannya.
"Maaf, saya tidak kenal Anda. Jadi, tidak ada hal yang bisa dibicarakan." Gestur tubuh Syapala mengisyaratkan keengganan untuk bicara atau berdekatan dengan pria itu. Tangannya sibuk mengutak-atik HP ditambah gerakan bibir yang BT.
"Ihhh, ya ampun. Gojek pada ke mana sih? Tumben lama banget," gerutunya dalam hati, sudah tidak sabar menunggu gojek pesanan yang sudah lima menit dia pesan lewat aplikasi.
Mana Syapala sudah takut dengan pria di dekatnya yang tiba-tiba menghampiri. Syapala tetap pada keyakinannya bahwa pria itu berniat jahat. Sebisa mungkin dia waspada. Anehnya gojek dan kendaraan pribadi, tumben tidak banyak berkeliaran di kawasan itu. Memang kawasan taman itu, jalannya tidak dilintasi rute angkutan umum, sehingga Syapala hanya bisa mengandalkan jasa gojek online.
Pria itu terlihat bingung, bagaimana caranya dia mengajak bicara baik-baik pada gadis itu, sementara gadis itu menghindar dan takut.
"Ya ampun, padahal aku mau niat baik lho," gumamnya pelan. Matanya tidak lepas mengamati gerak-gerik Syapala. Dia tahu, gadis itu sedang memendam amarah yang tinggi, yang bisa saja meledak tiba-tiba. Gestur tubuh dan gerakan bibirnya mampu dia baca, meskipun gadis itu berkacamata hitam sekalipun.
Tiba-tiba Syapala berjalan menjauh dari tempat itu, gerakannya gelisah dan tidak sabar. Pria itu sangat menyesal, tapi dia tidak mau menyerah, pokoknya hari itu juga dia harus mendapatkan penjelasan dari gadis itu.
"Adik, tunggu sebentar!" kejarnya, dengan refleks tangannya meraih lengan Syapala. Sontak Syapala yang kaget, menepis dengan kuat cekalan tangan pria itu. Dia tidak suka, seperti sedang diikuti.
"Keterlaluan, apa-apaan Anda ini, Pak? Mau Anda apa?" tegurnya galak.
"Ya Tuhan, baru saja pulang ke tanah kelahiran, justru bertemu gadis galak dan patah hati," rutuknya.
Syapala menahan langkahnya, merasa pria itu sedang menyindirnya. Emosinya kini semakin naik di ubun-ubun. Dia tidak terima pria asing itu sok tahu dengan keadaan dirinya.
"Maaf, ya. Jangan sok tahu," tegurnya sambil lalu. Hati gadis muda itu semakin dibuat kesal dengan ucapan pria matang itu.
Pria itu tidak mau menyerah, mau seperti apapun keadaannya, dia harus berhasil mencari tahu ada hubungan apa gadis itu dengan pria di dalam foto yang tadi sudah disobeknya.
Pria itu berjalan dengan cepat, langkah panjangnya mampu menghadang langkah Syapala.
"Tunggu sebentar. Bagaimana dengan foto ini?" ucap pria itu sambil memperlihatkan foto di dalam Hpnya. Foto kebersamaan Syapala dengan Erlaga yang tadi sudah dia sobek di taman.
"Lho, apa-apaan Anda ini, kenapa Anda ikut campur dengan urusan saya? Kenal juga nggak, tapi ingin tahu urusan orang. Hapus foto itu, tolong." Syapala memohon dengan pasang wajah geram. Tapi dia tidak berani buka kacamatanya, sebab kacamata itu melindungi matanya dari tatapan orang lain. Syapala tidak ingin orang lain tahu kalau dia habis menangisi dua orang pengkhianat sekaligus dalam dua hari ini.
"Maaf, saya tidak akan ikut campur kalau saya tidak kenal dengan orang yang berada di dalam foto itu," ungkapnya.
Syapala tercenung, sejak kapan ia kenal dengan pria matang di depannya ini. Bertemu saja baru kali ini.
"Sumpah, saya nggak kenal dengan Anda. Sudahlah, saya mohon hapus foto itu. Tidak ada kaitannya diri Anda dengan saya. Hapus." Syapala keukeuh meminta pria itu menghapus foto yang dia ambil dengan jepretan Hp nya.
"Saya mengenal pria di dalam foto itu," tekan pria itu penuh keyakinan.
Syapala membalikkan badan, lalu menatap penasaran ke arah pria itu.
"Mengenal? Katakan, ada hubungan apa Anda dengan pria di dalam foto itu?" Syapala tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Sejauh apa pria itu tahu tentang Erlaga mantan kekasih yang sudah menghancurkan hatinya.
"Baik. Tapi, duduklah dulu. Saya akan ceritakan, ada hubungan apa saya dengan pria di dalam foto itu dan sejauh mana saya mengenalnya," tuturnya dengan santai.
"Jangan banyak basa-basi. Katakan saja. Saya tidak mau mendengar ocehan yang tidak penting." Syapala membalas dengan nada tidak sabar.
Pria matang berkacamata itu tersenyum, lalu perlahan tangannya meraih kacamata yang menutupi mata tegasnya dari pandangan Syapala.
Dengan perlahan kacamata itu dia lepas, penuh rasa percaya serta elegan maskulin ciri khas laki-laki.
Syapala menatap dengan leluasa dari balik kacamata gerakan pria itu sembari mencibir dengan gerakan bibir, "Sok keren, punya muka pas-pasan saja gayanya selangit." Begitu kira-kira cibiran yang dilayangkan Syapala.
Begitu kacamata itu dibuka, seketika mata Syapala terbeliak. Jauh dari dugaannya, ternyata pria matang itu diakuinya berwajah tampan dan kharismatik.
Tiba-tiba saja, seperti ada getaran aneh di dalam hatinya. Bukan cinta, tapi rasa takjub. Sejauh ini ada nilai positif yang Syapala ambil ketika melihat wajah asli pria asing itu.
"Tampan dan kharismatik. Tapi, sorot mata itu...." batinnya. Kalimatnya menggantung. Untung saja Syapala memakai kacamata hitam, sehingga pria asing itu tidak bisa melihat apa sebenarnya yang ia lihat.
Pria itu tersenyum, sangat manis. Tampan dan penuh daya pikat. Memang dari segi usia, Syapala bisa menaksir pria itu berada di atas kepala tiga. Jauh dengan dirinya yang tahun ini baru menginjak usia 22 tahun, masih sangat muda.
"Bagaimana, pasti terpesona dengan saya? Maksud saya, sudah tidak sabar menunggu apa kelanjutan cerita saya tentang foto itu?" celoteh pria kharismatik itu sungguh percaya diri.
Dari pujian tadi, kini timbul rasa muak. Rasanya Syapala ingin muntah mendengar seorang pria asing berkata dengan percaya diri tentang dirinya. Sangat narsis, batinnya.
"Pak, lebih baik Anda katakan saja apa yang Anda tahu. Jangan berbelit-belit begini. Saya tidak suka dengan orang yang bertele-tele seperti ini," tukas Syapala kesal.
"Ok. Baiklah. Saya akan katakan. Tapi adik harus janji dulu. Setelah saya katakan siapa pria di dalam foto itu, adik janji mau berteman dengan saya."
"Maksudnya?" Syapala melotot dan bermaksud pergi.
"Ok. Saya cerita. Tapi, adik harus janji."
"Janji? Saya tidak punya kewajiban untuk berjanji apa-apa. Sekarang katakan siapa sebenarnya pria di dalam foto itu dan apa hubungannya dengan Anda?"
Pria itu terdiam untuk beberapa saat. "Sebenarnya, dia adalah...."
Kalimat pria itu terputus, deringan ponsel di saku celananya menghentikan ucapannya. Dia mengangkat tangannya ke atas, memberi kode supaya Syapala menunggu.
"Halo, kenapa? Sebentar lagi abang pulang ke rumah mama."
Setelah itu dia buru-buru memutuskan sambungan telpon. "Laga-laga. Dia sudah tidak sabar sepertinya pamer di hadapanku memperkenalkan tunangannya. Pasti dia mau memanas-manasi aku yang masih jomblo," gumamnya sembari menoleh ke arah Syapala.
Sayangnya Syapala sudah pergi dari tempat itu. "Hah, dia pergi. Adikkkk, tunggu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Aniza
klo erlangga ma arkala saudara
pasti susah lah arkala dekatin sapala
aku panasaran thooor arkala anak sakala ma lava nggak thooor🥰?
kepo aku
2025-10-30
2
Rina
Apakah Arkala itu kakaknya Erlaga , siapapun itu semoga Arkala bisa menyembuhkan patah hati nya Syapala 🫢🫢🫢🫢
2025-10-23
3
Rama's mom
koq salah ya tebakanku kemarin.
apakah justru Erlaga adiknya Arkala yaa...
2025-10-23
2