BAB III: Panggilan Tengah Malam

Arion telah memilih. Dengan keputusan untuk tetap tinggal, ia secara sadar melepaskan kebebasan logisnya dan mengikat dirinya pada benang-benang emosional Kyra yang kejam dan Luna yang rentan.

Setelah Arion mengklaim Kyra sebagai sekutunya (walau dengan nada dingin dan penuh tekad), Kyra melepaskan diri dengan senyum puas. Ia tahu Arion kini berada dalam kendalinya.

"Luna tidak mau makan. Dia mengunci diri. Kakak harus menenangkannya," ujar Kyra, nadanya kini penuh perintah, bukan permintaan.

Arion menghela napas. "Apa yang kalian berdua inginkan? Aku sudah memilih untuk tetap tinggal. Apa lagi?"

"Kami ingin Kakak memastikan kami aman," jawab Kyra. "Dan satu-satunya cara untuk aman adalah dengan menghancurkan semua rahasia yang mengancam kami. Termasuk rahasia yang Ibu sembunyikan di kamar Ayah. Dan rahasia yang Luna sembunyikan di kamarnya."

Kyra menunjuk ke pintu kamar Luna, yang kini tertutup rapat. "Luna menyimpan sesuatu. Sesuatu yang membuatnya takut, bahkan lebih dari Gelang itu. Aku tidak tahu apa itu. Aku hanya tahu dia tidak pernah mengizinkan siapa pun masuk ke sana, bahkan aku."

Arion menunggu hingga malam tiba. Setelah memohon pada Luna melalui pintu yang terkunci untuk memastikan adiknya itu masih hidup (dan Luna hanya menjawab dengan tangisan yang dibuat-buat), Arion tahu ia harus bergerak.

Pukul 01:00 dini hari. Rumah itu sunyi, hanya diterangi oleh lampu malam yang remang-remang.

Arion mengambil kunci duplikat yang ia temukan (kunci utama Ayahnya, Bab II yang diperbaiki), dan berjalan ke kamar Luna.

Ia memasukkan kunci itu, memutarnya perlahan. Klik.

Pintu kamar Luna terbuka.

Bau vanilla yang biasanya lembut, kini terasa pekat dan menyesakkan, seperti aroma yang digunakan untuk menutupi sesuatu yang busuk. Arion melangkah masuk.

Kamar Luna gelap, tirai jendelanya tertutup rapat. Cahaya bulan tidak dapat menembusnya. Arion menyalakan senter ponselnya.

Kamar itu adalah cerminan dari jiwa Luna: dekorasi serba putih, bantal-bantal mewah, boneka-boneka beruang, dan di tengahnya, ranjang besar dengan seprai sutra. Pemandangan yang sangat feminin dan polos, tetapi terasa artifisial.

Arion mengamati Luna. Ia tidur meringkuk, memeluk erat selimut beludru. Pergelangan tangannya yang memakai Gelang Perak itu tersembunyi di bawah bantal—sebuah refleks protektif.

Arion tidak berniat menyentuh Luna, tetapi ia harus mencari. Kyra mengatakan Luna menyembunyikan sesuatu.

Ia berjalan ke meja rias Luna. Di sana terdapat botol-botol parfum yang mahal. Arion ingat tebakan Kyra di bab sebelumnya (Bab XV yang sudah dihilangkan) tentang tempat penyimpanan kunci kecil Luna.

Arion memindahkan botol parfum di sudut. Tidak ada kunci kecil, tetapi ada sebuah kotak musik kecil dari kayu yang diukir rumit.

Arion mengambil kotak musik itu. Benda itu terasa dingin. Ia membukanya.

Musik lembut mulai mengalun—melodi sederhana yang sedih. Di dalamnya, tidak ada perhiasan. Hanya ada dua helai rambut hitam panjang yang dililit rapi, diikat dengan pita sutra merah. Rambut itu terasa tebal dan kasar saat Arion menyentuhnya.

Rambut. Kenapa Luna menyimpan rambut yang diikat seperti jimat di kotak musiknya?

Tiba-tiba, Arion merasakan sentuhan dingin di lehernya. Ia membeku.

Luna berdiri di belakangnya. Ia tidak lagi di ranjang. Arion tidak mendengar Luna berjalan, bahkan di lantai kayu.

"Kau melanggar batas, Jangkar," bisik Luna, suaranya sedingin es.

Arion berbalik, jantungnya berdegup kencang. Wajah Luna hanya berjarak beberapa sentimeter. Matanya terbuka lebar, memantulkan cahaya senter.

"Luna, aku hanya—"

"Kau tidak boleh menyentuh itu," potong Luna, tatapannya kini dipenuhi ancaman yang dalam.

Luna tidak menyerang Arion dengan kekuatan fisik yang brutal seperti di Bab XXVI. Ia menyerang Arion dengan tatapan emosional. Arion merasakan gelombang rasa takut yang bukan miliknya—rasa takut yang begitu kuat, ia nyaris menjatuhkan kotak musik itu.

"Apa ini?" tanya Arion, mencoba mengendalikan ketakutannya.

Luna tersenyum dingin. "Itu adalah saksi kami. Rambut dari wanita yang menjadi Pengawas sebelum Kyra. Wanita yang seharusnya menjadi Jangkar Ayah kandungku. Rambut yang dipotong sebelum dia dibunuh."

Rasa dingin yang merayap di leher Arion kini terasa nyata. Bukan hanya manipulasi, ini adalah ancaman pembunuhan dari masa lalu mereka.

Luna menjulurkan tangan ke kotak musik itu. Tangannya gemetar. "Aku tidak menyimpannya untuk kekuatan, Kak. Aku menyimpannya karena aku takut rambutku sendiri yang akan ada di sana berikutnya. Itu adalah pengingat."

Luna tiba-tiba memeluk Arion, membenamkan wajahnya di dada Arion. Pelukannya kuat, tetapi bukan karena nafsu, melainkan karena ketakutan yang mendalam. Arion merasakan air mata Luna membasahi kemejanya.

"Aku takut, Kak Arion. Rambut ini membuatku ingat Ayah kandungku. Dia akan datang mengambil kami. Kau harus menjadi Jangkar kami. Kau harus membunuh semua ketakutan ini," isak Luna.

Arion memeluknya erat, menenangkan Luna. Emosinya kini nyata, bukan lagi manja. Arion menyadari bahwa di balik ancaman Gelang, di balik rengekan, ada ketakutan yang begitu besar hingga Luna harus membangun benteng dari vanilla dan kepalsuan.

Saat Arion menenangkan Luna, ia merasakan ada sesuatu yang terselip di balik selimut di ranjang Luna.

Dengan satu tangan memeluk Luna, Arion menggunakan tangan yang lain untuk meraba-raba selimut itu.

Ia menemukan sebuah ponsel lama—bukan ponsel pintar, tetapi ponsel flip kuno. Ponsel yang tidak terhubung ke internet, tidak memiliki pelacak, tetapi sangat disembunyikan.

Luna adalah Korban yang Memantau dengan cermat.

Tiba-tiba, pintu kamar Luna terbuka. Kyra berdiri di sana, memegang pistol kecil.

"Kak Arion! Luna! Ada yang datang! Danu! Dia ada di gerbang! Dia datang sendiri!" teriak Kyra.

Kyra melihat Arion memeluk Luna di tengah ruangan. Ia melihat Luna menangis. Kecemburuannya langsung memuncak.

"Kau curang! Kau mengambil Luna! Kau tidak mendengarkanku!" teriak Kyra.

Arion tidak punya waktu untuk menjelaskan. Ia harus melindungi mereka berdua.

"Tinggalkan pistol itu, Kyra! Danu akan melihatnya!" perintah Arion.

Arion menatap kedua adik tiri yang kini saling bertentangan: Luna yang rapuh dan ketakutan, dan Kyra yang cemburu dan bersenjata. Danu sudah ada di gerbang.

Episodes
1 BAB I: Pintu Sekolah yang Kacau
2 BAB II: Gelang Perak dan Batas yang Retak
3 BAB III: Panggilan Tengah Malam
4 BAB IV: Ukiran Kuno dan Kebenaran yang Terlarang
5 BAB V: Pencurian Kunci di Bawah Pengawasan
6 BAB VI: Tarian di Bawah Cahaya Kota
7 BAB VII: Rahasia di Balik Ukiran
8 BAB VIII: Kotak Penyimpanan dan Bukti
9 BAB IX: Janji Sang Jangkar
10 BAB X: Pengawas dan Jaringan Tersembunyi
11 BAB XI: Konfrontasi di Kafe Mata Air
12 BAB XII: Ujian Kesetiaan
13 BAB XIII: Malam Tanpa Lampu
14 BAB XV: Kunci Emas dan Peta Keterikatan
15 BAB XVI: Pengkhianatan Sang Pengawas
16 BAB XVII: Membangun Sangkar
17 BAB XVIII: Ujian Terakhir: Risa
18 BAB XIX: Kebenaran di Rekaman Terakhir
19 BAB XX: Retaknya Persatuan (Titik Balik
20 BAB XXI: Strategi Sang Pengawas
21 BAB XXII: Cincin di Jari
22 BAB XXIII: Jalan Menuju Markas
23 BAB XXIV: Mata Buta
24 BAB XXV: U-Turn dan Penguasa
25 BAB XXVI: Keputusan Sang Pengantin
26 BAB XXVII: Kunci Pematian
27 BAB XXVIII: Bebas dan Kejam
28 BAB XXIX: Konsekuensi Kebebasan Luna pergi.
29 BAB XXX: Pertaruhan di Puncak Menara
30 BAB XXXI: Pelarian di Bawah Sumpah
31 BAB XXXII: Safehouse Sang Mata Buta
32 BAB XXXIII: Perang Saudara
33 BAB XXXIV: Perahu Cadangan
34 BAB XXXV: Rencana Pertaruhan Ganda
35 BAB XXXVI: Perangkap Arsitek
36 BAB 36: PERANGKAP ARSITEK
37 BAB 37: KEMENANGAN YANG PAHIT
38 BAB 38: BISIKAN TAHANAN
39 BAB 39: MEMUTUS RANTAI PENG AWAS
40 BAB 40: TITIK BALIK II: PILIHAN ELARA
41 BAB 41: KONFRONTASI DI BAWAH TANAH
42 BAB 42: WARISAN SANG ANTITESIS
43 BAB 43: DILEMA SANG JANGKAR ABADI
44 BAB 44: SANGKAR YANG TERKUAK
45 BAB 45: PERUBAHAN ARUS
46 BAB 46: PERTARUNGAN DI BALIK LAYAR
47 BAB 47: PERSIAPAN UNTUK BADAI
48 BAB 48: BENTENG TERTINGGAL
49 BAB 49: TITIK AWAL YANG BARU
50 BAB 50: SANGKAR DAN SUAR
51 BAB 51: UJIAN API DI CAHAYA TENANG
52 BAB 52: JEJAK MENUJU GELAP
53 BAB 53: LOLOS DARI KEGELAPAN
54 BAB 54: KEPULANGAN YANG GETIR
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB I: Pintu Sekolah yang Kacau
2
BAB II: Gelang Perak dan Batas yang Retak
3
BAB III: Panggilan Tengah Malam
4
BAB IV: Ukiran Kuno dan Kebenaran yang Terlarang
5
BAB V: Pencurian Kunci di Bawah Pengawasan
6
BAB VI: Tarian di Bawah Cahaya Kota
7
BAB VII: Rahasia di Balik Ukiran
8
BAB VIII: Kotak Penyimpanan dan Bukti
9
BAB IX: Janji Sang Jangkar
10
BAB X: Pengawas dan Jaringan Tersembunyi
11
BAB XI: Konfrontasi di Kafe Mata Air
12
BAB XII: Ujian Kesetiaan
13
BAB XIII: Malam Tanpa Lampu
14
BAB XV: Kunci Emas dan Peta Keterikatan
15
BAB XVI: Pengkhianatan Sang Pengawas
16
BAB XVII: Membangun Sangkar
17
BAB XVIII: Ujian Terakhir: Risa
18
BAB XIX: Kebenaran di Rekaman Terakhir
19
BAB XX: Retaknya Persatuan (Titik Balik
20
BAB XXI: Strategi Sang Pengawas
21
BAB XXII: Cincin di Jari
22
BAB XXIII: Jalan Menuju Markas
23
BAB XXIV: Mata Buta
24
BAB XXV: U-Turn dan Penguasa
25
BAB XXVI: Keputusan Sang Pengantin
26
BAB XXVII: Kunci Pematian
27
BAB XXVIII: Bebas dan Kejam
28
BAB XXIX: Konsekuensi Kebebasan Luna pergi.
29
BAB XXX: Pertaruhan di Puncak Menara
30
BAB XXXI: Pelarian di Bawah Sumpah
31
BAB XXXII: Safehouse Sang Mata Buta
32
BAB XXXIII: Perang Saudara
33
BAB XXXIV: Perahu Cadangan
34
BAB XXXV: Rencana Pertaruhan Ganda
35
BAB XXXVI: Perangkap Arsitek
36
BAB 36: PERANGKAP ARSITEK
37
BAB 37: KEMENANGAN YANG PAHIT
38
BAB 38: BISIKAN TAHANAN
39
BAB 39: MEMUTUS RANTAI PENG AWAS
40
BAB 40: TITIK BALIK II: PILIHAN ELARA
41
BAB 41: KONFRONTASI DI BAWAH TANAH
42
BAB 42: WARISAN SANG ANTITESIS
43
BAB 43: DILEMA SANG JANGKAR ABADI
44
BAB 44: SANGKAR YANG TERKUAK
45
BAB 45: PERUBAHAN ARUS
46
BAB 46: PERTARUNGAN DI BALIK LAYAR
47
BAB 47: PERSIAPAN UNTUK BADAI
48
BAB 48: BENTENG TERTINGGAL
49
BAB 49: TITIK AWAL YANG BARU
50
BAB 50: SANGKAR DAN SUAR
51
BAB 51: UJIAN API DI CAHAYA TENANG
52
BAB 52: JEJAK MENUJU GELAP
53
BAB 53: LOLOS DARI KEGELAPAN
54
BAB 54: KEPULANGAN YANG GETIR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!